Anda di halaman 1dari 3

HUKUM DAN TEORI ILMIAH

1. Hukum: Hubungan Sebab Akibat

Ilmu pengetahuan sesuangguhnya bertujuan untuk mengkaji hubungan khusus antara


peristiwa satu dengan peristiwa lainnya. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan adalah
kegiatan ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah yang telah dibahas sebelumnya
dengan tujuan menjelaskan berbagai peristiwa atau fenomena alam. Yang akan dijelaskan
adalah “apakah ada kaitan antara peristiwa atau fenomena yang satu dengan peristiwa
atau fenomena yang lain” dan “apa hubungan antar kaitan tersebut”. Hubungan di antara
kedua peristiwa ini kemdian ditemmukan sebagai hubungan sebab akibat, yaitu bahwa
ternyata peristiwa yang satu menjadi sebab dari peristiwa yang lain, atau bahwa yang satu
menjadi akibat dan yang lain menjadi sebabnya.

Tujuan utama dari ilmu pengetahuan adalah untuk menemukan hukum ilmiah yang bisa
menjelaskan suatu peristiwa yang menjadi sebuah masalah. Dengan kata lain, hukkum
ilmiah merupakan hasil akhir yang bersifat sementara dari suatu proses kegiatan ilmiah.
Yang menarik adalah, dengan ditemukan atau disingkapkannya hukum yang ada dalam
alam ini, hukum tersebut kemudian dapat dipakai sebagai agenda perubahan atau
rekayasa tertentu. Hukum lallu berguna sebagai problem sloving. Hanya saja, tidak semua
peristiwa yang terjadi secara susul-menyusul tanpa terkecuali mempunyai hubungan sebab
akibat. Tidak semua peristiwa yang terjadi susul-menyusul adalah sebab-akibat atau
mengungkapkan suatu hukum ilmiah.

2. Sifat-sifat Hukum Ilmiah

a. Lebih pasti

Hukum ilmiah sesungguhnya adalah perkembangan lebih lanjut dari hipotesis.


Hukum ilmiah yang mengungkapkan hubungan sebab akibat antara peristiwa satu
dengan peristiwa lainnya, sesungguhnya tidak lain adalah lanjutan dari hipotesis yang
telah mendapat status yang lebih pasti sifatnya, karena telah terbukti benar dengan
didukung oleh fakta dan data yang tidak terbantahkan. Hanya saja, perlu selalu diingat
bahwa setiap hukum ilmiah bagaimana pun juga tetap mengandung unsur hipotesis.
Dengan demikian, walaupun bersifat lebih pasti, selalu saja kebenarannya bersifat
sementara atau tidak defiinitif. Selalu saja ada kemungkinan, kendati sangat kecil
sekali, bahwa hukum tersebut kelak akan dibantah atau gugur oleh penemuan ilmiah
yang baru. Karena sifatnya lebih pasti, hukum ilmiah dapat dipakai untuk merancang
kebijaksanaan tertentu yang bermaksud untuk memecahkan persoalan-persoalan
tertentu, namun juga dapat dipakai untuk melancarkan aksi jahat tertentu dengan
mengkondisikan hal tertentu sebagai sebab, dan dengan demikian akan terjadi akbiat
tertentu sebagaimana yang diinginkan, sekana terjadi secara alamiah.

b. Berlaku umum dan universal


Hukum mengungkapkan hubungan yang bersifat universal antara dua peristiwa -
tidak hanya tejadi pada kasus partikular tertentu- atau antara sua peristiwa khusus
dalam kurun waktu dan tempat tertentu saja. Melainkan, berlaku untuk semua peristiwa
sejenis lainnya kapan dan dimana saja.

c. Punya daya terang yang lebih luas

Dengan hukum ilmiah, peristiwa-peritiwa dalam alam ini yang sebelumnya


terlihat seakan berdiri sendiri-sendiri, menjadi jelas bahwa ternyata punya hubungan
satu dengan yang lainnya. Dengan itu, dapat terlihat jelas apabila alam semesta dan
segala peristiwa yang ada di dalam alam ini, bukannya merupakan peristiwa yang acak,
yang kacau balau, melainkan adalah peristiwa yang sangat teratur karena di balik
peristiwa-peristiwa yang kelihatannya berdiri sendiri dan acak ini, ada hukum yang
menyatukan dan memngaitkannya satu sama lain. Dengan kata lain, hukum
memperlihatkan dan menjelaskan keteraturan tadi, manusia dapat meramalkan
berbagai peristiwa tertentu yang belum terjadi dan dengan demikian dapat
merencanakan hidupnya secara lebih pasti dan teratur.

3. Hukum, Kebetulan, dan Kontinuitas Alam


Hukum berkembang dari kebetulan, dalam pengertian bahwa variasi kebetulan secara
bertahap tunduk pada hukum dan pada gilirannya akan menjadi mantap dalam pola-pola
yang regular dan karena itu dapat dipahami. Hal ini terjadi secara kontinu. Kontinuitas
membuat peristiwa dan benda semakin lama semakin mencapai status hukum. Maka
penjelasan tentang hukum juga dapat diperlihatkan dengan menunjukkan bagaimana ia
berkembang dari irregularitas atau kebetulan. Pada kenyataan perkembangan atau
pemunculan regularitas itu dari chaos. Kita hanya bisa menjelaskannya secara figuratif
dengan memperhatikan langkah-langkah dari metode ilmiah. Pada tahap penemuan
danperumusan hipotesis, kita mula dengan mereka-reka tendensi benda-benda untuk
membiasakan diri menurut pola-pola yang sesuai dengan suatu regularitas. Dengan kata
lain, pada tahap ini kita berusaha untuk memhami kebiasaan benda-benda atau peristiwa
untuk mengulang pola-pola yang sama sehingga menjadi suatu hukum yang tetap. Habit
gradualli strengthens itslef into a law. Kita sebenarnya tidak dapat berbicara tentang hukum
yang tetap, karena alam selalu berkembang dan mengalami diversotas. Dengan argumen
tersebut, kita boleh mengatakan bahwa kebetulan merupakan kenyataan yang absolut.
Kontinuitas merupakan unsur yang penting dalam perkembangan alam atau benda-benda
tertentu, yakni kontinuitas dari chaos kepada formation of habits, dari kebetulan kepada
hukum.
4. Evolusi dan Kontinuitas Pengetahuan

Suatu persoalan serius berkaitan dengan masalah evolusi alam adalah apakah
pengetahuan ilmiah kita juga mengalami evolusi. Evolusi dan kontinuitas tidak hanya
merupakan kenyataa alam, melainkan kenyataan pengetahuan itu sendiri. Hal ini
disebabkan karena pemikiran manusia selalu mengalami perkembangan.Selain itu, metode
ilmu pengetahuan juga mengalami perkembangan dari zaman ke zaman.
5. Aktivitas Pikiran dan Alam

Dasar dari kesuksesan ilmu pengetahuan itu adalah afinitas antara budi manusia
dengan alam. Every single truth of science is due to the affinity of the human soul and the
soul of the universe. Keberhasilan ilmu pengetahuan dalam memilih hipotesis juga
merupakan akibat dari fakta bahwa pikiran manusia berjalan bersamaan dengan alam.
Atau dalam rumusan Kant, pengetahuan manusia terjadi karena ada kategori-kategori
tertentu dalam akal budi manusia yang memungkinkannya untuk menangkap alam sebagai
objek pengetahuan. Keberhasilan ilmu pengetahuan berangkat dari kepercayaan dasar
bahwa budi manusia memiliki kemampuan natural untuk mengenal realitas alam.

6. Dari Hukum Menuju Teori

Fungsi dari teori adalah untuk menjelaskan hukum ilmiah. Oleh karena itu, antara hukum
dan teori ada kaitan yang sangat erat. Namun demikian ada perbedaan yang besar di
antara keduanya. Hukum lebih bersifat empiris yang harus diperiksa dan ditolak
berdasarkan fakta empiris. Sebaliknya, teori lebih merupakan pandangan umum yang sulit
diperiksa langsung secara empiris. Teori terutama dimaksudkan sebagai himpunan
pengetahuan yang meliputi banyak kenyataan dan hukum yang sudah diketahui dan
diperiksa berdasarkan kenyataan empiris. Jadi, teori mencakup pula hukum. Adapun fungsi
teori sebagai upaya untuk membangun hubungan yanng cukup luas antara sejumlah
hukum ilmiah dan menjelaskan hukkum-hukum yang mempunyai hubungan satu sama lain
itu sehingga hukum-hukum tersebut dapat dipahami sebagai masuk akal. Lalu apa ertinya
teori menjelaskan tentang hukum? Pertama, maksudnya, jika kita menerima teori tersebut
sebagai benar, maka kita dapat membuktikan bahwa hukum yang harus dijelaskannya juga
benar dengan sendirinya. Dalam hal ini, hukum dideduksikan dari teori yang bersangkutan.
Kedua, teori menjelaskan hukum dengan memberi pernyataan yang jauh lebih dikenal
umum atau diterima.

Anda mungkin juga menyukai