Anda di halaman 1dari 3

Ilmu pengetahuan dan masyarakat

Ilmu pengetahuan senantiasa berkembang secara tanpa pamrih. Di mana disebabkan oleh dua
hal, yang pertama, karena erosi pengetahuan menjadi dasar terdalam dari metode pengetahuan
yang kita bangun sendiri. Kedua, karena alam sebagai objek dari pengetahuan kita bersifat
dinamis, selalu mengalami perubahan dan perkembangan,  dan perkembangan itu selalu
terarah pada regularitas yang semakin lama semakin dapat dimengerti.
Ilmu pengetahuan dan Life World
1. Permasalahan
Melalui C.P snow dalam bukunya The Two Cultures, Dunia ilmu pengetahuan adalah
dunia fakta,  sedangkan  Life World  mencakup pengalaman subjektif-praktis manusia
ketika ia lahir,  hidup dan mati,  pengalaman cinta dan kebencian,  harapan dan putus
asa,  penderitaan dan kegembiraan,  kebodohan dan kebijaksanaan.  Dunia ilmu
pengetahuan adalah  dunia objektif,  universal,  rasional,  sedangkan life world  adalah
dunia sehari-hari yang subjektif,  praktis,  dance itu  situasional.  yang ingin
ditunjukkan adalah bahwa kita hidup dalam  dua dunia ini,  yakni dunia ilmu
pengetahuan dan dunia praktis.  Ilmu  pengetahuan menawarkan  cara kerja rasional. 
Prinsip kausalitas misalnya menjadi prinsip rasional dari ilmu pengetahuan. 
Sementara itu kita juga tidak bisa melepaskan diri dari dunia sehari-hari dan tradisi
dengan segala macam bentuk kepercayaannya dan prakteknya.  Ilmu pengetahuan
merupakan produk dari kebudayaan enlightment  atau pencerahan. Dampak ilmu
pengetahuan terhadap life world masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori. Pertama, dampak intelektual langsung  terutama perubahan cara pandang
tradisional terhadap realitas.  Kedua, dampak tidak langsung,  melalui mediasi teknik-
teknik ilmiah,  terutama teknik-teknik produksi dan organisasi sosial.
2.  Dampak Intelektual
Sebagai sistem berpikir rasional,  ilmu pengetahuan menjadi sebab terdalam dari
lenyapnya banyak kepercayaan tradisional.  Secara umum,  dapat dikatakan empat hal
baru dari ilmu pengetahuan yang menyebabkan lenyapnya kepercayaan kepercayaan
tradisional.  Yang pertama,  pengamatan lawan otoritas atau ilmu pengetahuan tidak
didasarkan pada otoritas melainkan Pada pengamatan terhadap gejala-gejala alam atau
sosial.  Ilmu pengetahuan menuntut agar orang tidak mudah percaya begitu saja pada
tradisi atau otoritas tetapi percaya pada pengamatan dengan teknik-teknik yang
rasional.  Kedua.  otonomi dunia fisik  atau selain percaya pada pengamatan sendiri,
ilmu pengetahuan juga berangkat dari suatu filosofi tentang alam sebagai Sesuatu
yang otonom, yang memiliki hukumnya sendiri.  Ketiga,  disingkirkannya konsep
tujuan atau lain dari agama ilmu pengetahuan hanya mengenal sebab efisien dari suatu
peristiwa.  Oleh karena itu ilmu pengetahuan akan lebih memperhatikan konsep
kausalitas dibandingkan dengan konsep finalitas. Keempat,  tempat manusia dalam
alam.  Dari segi kontemplasi,  tampaknyanya  ilmu pengetahuan merendahkan
manusia.  Namun dari segi praktis,  ilmu pengetahuan dapat mengangkat manusia
Justru karena dengan ilmu pengetahuan manusia dapat berbuat banyak dengan
meningkatkan kesadaran akan kekuasaan.
3.  Dampak Sosial Praktis
 Kausalitas merupakan hukum yang terdapat dalam alam.  Hubungan antara sebab dan
akibat, memungkinkan bahwa akibat tertentu dapat dicapai kalau sebabnya dapat
diadakan atau diciptakan dengan sengaja. Oleh karena itu,  suatu teori ilmiah di satu
sisi dapat menjadi suatu theory of knowledge atau teori pengetahuan, di sisi lain dapat
menjadi theory of action atau teori tindakan.  Teori ilmiah tidak dapat menjadi teori
tindakan selain melalui teknik-teknik ilmiah yang digunakan dalam konteks interaksi
komunitas manusia . Dalam konteks inilah, kita dapat berbicara tentang manfaat ilmu
pengetahuan bagi kemajuan dan cara untuk memperbesar kekuasaan manusia. Maka
teori-teori ilmiah,  melalui teknik,  dapat menjadi instrumen yang ampuh untuk
memperbesar kekuasaan manusia atas alam dan atas masyarakat.  Kekuatan-kekuatan
teknik inilah itu Semakin menjadi nyata ketika dikembangkan dalam interaksi
komunitas manusia.  Tetapi,  Kemampuan untuk mengontrol atau kemampuan untuk
berkuasa tidak sama dengan kemampuan untuk hidup dan bertindak sebagaimana
diharapkan dari orang-orang yang dididik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. 
Atau lebih jelas,  kemampuan untuk mengontrol alam dengan ilmu pengetahuan
merupakan hal yang berbeda dengan kemampuan untuk melakukan enlightened
action.
4. Watak Intelektual
Ciri-ciri dari watak intelektual dapat dirinci sebagai berikut.  Pertama, adanya
keinginan untuk mengetahui faktor-faktor penting dan keengganan untuk menyetujui
ilusi-ilusi yang menyenangkan (yang disajikan oleh ajaran ajaran yang fanatik, dukun-
dukun, dan minuman keras atau obat bius).  Yang kedua,  menjunjung tinggi
keterbukaan. Ilmu pengetahuan selalu didasarkan pada pengamatan. Pernyataan-
pernyataannya seperti sudah dibicarakan sebelumnya, tidak pernah pasti benar,
melainkan hanya mengklaim probabilitas berdasarkan bukti yang ada sampai
sekarang. Jadi, tidak ada kepastian subjektif yang menyesatkan dalam ilmu
pengetahuan. Seorang  ilmuwan harus membuka diri pada fakta-fakta baru dan
Mencoba berusaha memahaminya demi kebahagiaan umat manusia.  Dengan ini perlu
ditegaskan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara cinta dan kejujuran ilmiah.
Mencintai demi kebahagiaan umat manusia merupakan sikap ilmiah yang otentik.
Namun, cinta yang diberikan oleh ilmuwan berbeda dengan kaum sentimentalistis,
yang peka dan penuh perasaan terhadap penderitaan orang lain. Ilmuwan tahu bahwa
ia tidak dapat mengumbar perasaan tanpa mencari  jalan untuk memecahkan masalah
penderitaan. Cinta untuk seorang ilmuwan berarti merasa iba, berusaha untuk benar-
benar memahami penderitaan agar mampu menyembuhkannya.
Efektivitas dari ilmu pengetahuan untuk memberikan harapan itu tidak dapat
diragukan lagi. Ilmu pengetahuan dapat menawarkan kemungkinan-kemungkinan
kesejahteraan hidup yang jauh lebih besar bagi umat manusia dengan syarat:
penghapusan perang, distribusi kekuasaan, dan pembatasan pertumbuhan penduduk.
Maka, jika perdamaian dan demokrasi diciptakan dan pertumbuhan penduduk dapat
mendekati 0%, kemakmuran material akan tumbuh sangat cepat, dan hal ini dapat
menciptakan kemurahan hati. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan
dapat menciptakan suatu masyarakat yang enlightened, hanya bila masyarakat itu
mengikuti rasionalitas ilmu pengetahuan yang taat pada rasio. 

Anda mungkin juga menyukai