Anda di halaman 1dari 10

MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI, DAN SENI

1. Pendahuluan
Dengan mempelajari Modul 6 ini mahasiswa akan lebih memahami prinsip-prinsip
pengetahuan, teknologi, dan seni. Sains, teknologi dan seni dipunyai manusia dalam rangka
memenuhi kebutuhan baik material maupun spiritual manusia. Dalam modul 7 ini mahasiswa
akan dikenalkan konsep-konsep ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Setelah mempelajari
konsep-konsep tersebut di atas diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan-
persoalan yang ada dalam masyarakat dalam perpsektif kebudayaan.
Agar berhasil dengan baik mempelajri modul 7 ini, ikuti petunjuk belajar sebagai berikut:
1) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sehingga anda memahami kerangka
umum model, manfaat, dan bagaimana mempelajarinya.
2) Bacalah secara global atau sepintas dan cari kata-kata kunci, atau kata-kata kunci, atau
kata-kata yang menurut anda asing. Carilah maksudnya dalam glosarium atau kamus
yang ada.
1. Bacalah secara cermat. Ulangi bacaan and ajika menemukan konsep yang menurut
anda sulit dipahami.
2. Kerjakanlah Latihan-latihan yang ditawarkan.
3. Lakukan diskusi masalah-masalah social yang paling urgen untuk ditangani saat ini
dengan menggunakan perspektif kebudayaan.

2. Manusia, Sains, Teknologi dan Seni


Manusia dengan komponen fisik maupun psikis mampu memenuhi kebutuhan fisik
maupun psikisnya. upaya untuk memenuhi kebutuhan belum tentu mudah. Manusia harus
menyesuaikan diri dengan alam seperti yang tercermin dalam pandangan-pandangan hidup
tradisional. Dengan kearifan alam seperti yang tercermin dalam pandangan-pandangan hidup
tradisional. Dengan kearifan tradisionalnya manusia tidak mengeksploitasi alam tetapi
mengambil sesuatu dari alam berdasarkan kebutuhannya saat tertentu. Manusia “modern”
yang dibekali dengan ilmu pengetahuan modern Ketika berhadapan dengan alam,
mempertanyakan bagaimana kita mengolah alam tersebut. Di sini muncul pertanyaan
teknologi apa yang harus dipersiapkan dalam mengeksploitasi alam untuk memenuhi
kebutuhan yang makin kompleks. Dalam rangka interaksi dengan alam tersebut, manusia
modern melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai instrumennya. Dimulai dari
pengamatan terhadap gejala-gejala ini timbul, kemudian membuat penjelasan mengapa pola-
pola gejala tersebut berulang, melahirkan ilmu-ilmu alam yang sifatnya eksak. Seiring
dengan berjalannya waktu dan kuantitas kegiatan pemahaman manusia terhadap alam
semakin bertambah kendati masih banyak rahasia rahasia alam masih menjadi misteri bagi
manusia. Kemudian penjelasan-penjelasan yang terdapat dalam ilmu alam yang eksak
tersebut digunakan juga untuk menjawab rahasia-rahasia kemanusiaan maka lahirlah ilmu-
ilmu social.
Dalam mengatasi hambatan fisik, tangan yang lemah dan tumpul tidak memungkinkan
untuk merobohkan pohon besar. Untuk merobohkan pohon besar tersebut manusia
menggunakan kampak, parang, atau gergaji yang merupakan hasil ciptaan manusia. Alat-alat
manusia yang paling purba salah satunya adalah kampak dari batu yang digunakan untuk
berburu dan memotong daging buruan. Alat-alat ini merupakan perpanjangan (ekstensi) dari
keterbatasan fisik manusia. Tindakan manusia dalam membuat dan menghasilkan alat-alat
tersebut berarti manusia bertingkahlaku secara teknologi. Sedangkan alat-alat yang
disebutkan di atas adalah artefak teknologi.
Satu hal selain ilmu, teknologi yang merupakan paket manusia untuk memenuhi
kebutuhan akan keindahan yaitu seni. Seni berkembang dari kebutuhan untuk menciptakan
symbol-simbol, suara, ranah presepsi yang mengekspresikan lebih dari sekedar hedonitas dan
kebutuhan untuk bertahan hidup. Di bawah ini akan diuraikan satu persatu mengenai ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka memenuhi segi-segi kebutuhan manusia.

2.1. Ilmu Pengetahuan


Apa itu ilmu pengetahuan? Apa yang menjadikannya berbeda dengan pengetahuan-
pengetahuan lain. Dalam inggris dibedakan pengertian science dn knowledge. Science
diartikan sebagai ilmu pengetahuan sedangkan knowledge diartikan sebagai pengetahuan.
Apakah pengetahuan itu? Pengetahuan banyak variasinya. Misalnya saya tahu cara menyetel
karburator. Saya mengetahui si A (person). Saya tahu bahwa campurann antara bleach dan
amonia berbahaya bagi manusia. Yang pertama artinya saya mempunyai skill. Yang kedua
berarti saya mengenal. Yang ketiga saya mengetahui fakta atau disebut juga sebagai
pengetahuan proposisional. Kita mengetahui fakta jika kita percaya akan kebenarannya.
Namun pertanyaannya adalah kapan kepercayaan tersebut menjadi pengetahuan pertama
adalah kepercayaan tersebut mempunyai dasar yang logis, memadai dalam generalisasinya,
benar dan tidak bersifat tidak sengaja dari sudut kognitif. [Craig (ed), 2005 : 524-525].
Adalah benar jika pagi hari pada jam kerja dan jam sekolah terjadi kemacetan lalu lintas
karena jalan tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang melebihi daya tamping jalan
merupakan pengetahuan. Bukanlah suatu pengetahuan jika salah, misalnya, etnis X adalah
pencopet karena anda menemui sepuluh pencopet yang ditangkap polisi kebetulan berasal
dari etnis X.
Ada alasan yang mendasari mengapa ahli-ahli membedakan antara pengetahuan
(knowledge) dan ilmu pengetahuan (science) walaupun kedua-duanya harus mengandung
kebenaran. Kebenaran dalam ilmu pengetahuan akan menghasilkan output yaitu model atau
teori. Secara sederhana ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan yang disusun
secara sistematik dengan menggunakan metode yang benar untuk menjelaskan fenomena-
fenomena alam maupun social yang berpola teratur. Teori evolusi menekankan perubahan
kearah yang lebih baik dan sempurna dan dari yang sederhana menjadi kompleks. Dalam
biologi, perubahan ini dikaitkan dengan evolusi dari makhluk hidup yang sederhana menjadi
makhluk yang lebih kompleks karena kemampuan adaptasinya. Dalam ilmu social, teori
evolusi menjelaskan bahwa perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan dari
masyarakat pemburu berevolusi menjadi masyarakat pertanian hortikultura. Dari masyarakat
pertanian hortikultura menjadi masyarakat pertanian intensif. Dari pertanian intensif menjadi
masyarakat industry.
Dalam memperoleh pengetahuan yang merupakan penjelasan terhadap fenomena alam
maupun social ada etika yang harus ditaati yaitu:
1. Objekttif. Dalam praktek objektif artinya secara terus menerus memperbaiki
pengukuran agar semakin akurat dan kemudian meminta kepada rekan sejawat untuk
me-review.
2. Metode. Masing-masing disiplin ilmu pengetahuan mengembangkan seperangkat
Teknik-teknik dalam mengumpulkan dan mengolah data. Namun secara umum
metode penelitian berasumsi bahwa (a) realitas harus ditemukan; (b) observasi
langsung menemukannya; (c) penjelasan material dari fenomena yang dapat
diobservasi harus selalu memadai sedangkan penjelasan metafisik tidak diperlukan.
3. Dapat dipercaya. Sesuatu yang benar di Rusia benar pula di Amerika. Tidak pernah
ada “fisika orang Venezuela”, “kimia orang Amerika” atau “geologi orang Kenya”
(Bernard, 1994: 3).
Dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan agar berlaku universal, kita tidak dapat
mengandalkan metode induktif dengan menarik suatu kesimpulan umum dari statement yang
bersifat tunggal. Menurut Karl Popper, suatu ilmu pengetahuan haruslah tidak menggunakan
logika induktif melainkan deduktif. Dengan menggunakan logika deduktif maka ilmu
pengetahuan tidaklah harus dapat dibuktikan benar (verifiability) tetapi juga harus bisa
dibuktikan salah (falsifikasi). Ilmu pengetahuan harus terbuka untuk dapat disalahkan agar
pengetahuan akin mendekati kebenaran. Jika suatu hipotesa terbukti salah maka harus diganti
dengan hipotesa baru. Dengan demikian ilmu pengetahuan semakin mendekati kebenaran
kendati demikian azaz falsabilitas tetap berlaku.

2.2 Apakah Pengetahuan Bebas Nilai


Sesuatu yang umum di kalangan kaum terdidik mengatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah
bebas nilai. Apakah ini suatu fakta atau nilai. Kuhn dalam Lasey (1999) mengatakan bahwa ada
hukum yang tak tertulis dalam kehidupan ilmiah yaitu pemerintah atau warga kebnyakan tidak
boleh melarang dalam kegiatan-kegiatan sains. Kelompok anggota professional ilmuwan adalah
pemilik tunggal hukum-hukum permainan.
Pemikiran ilmu pengetahuan bebas nilai berasal dari pendapat tentang fakta fakta alam yang
nerupakan tatanan utama yang mengandung struktur, proses, dan hukum. Semua objek-objek
alam dapat dihitung melalui persamaan-persamaan matematis sehingga kita mendapatkan
hukum-hukum alam. Kesemua hukum-hukum alam adalah fakta tidak berhubungan dengan
kehidupan manusia. Selain dari hukum-hukum alam, kiranya alasan metodologi turut
menyumbang bahwa ilmu pengetahuan adalah bebas nilai. Alasan metodologinya adalah suatu
hipotesis dapat diterima atau ditolak berdasarkan bukti empirik tidak ada pertimbangan nilai di
sana. “stock” ilmu pengetahuan semakin lama semakin bertambah sehingga melahirkan
penemuan-penemua atom radiasi elektromagnetik, virus gen, dan lain-lain. Teori-teori tentang
gerak planet, kimia molekurel, teori-teori tentang virus dan lain-lain. Kebanyakan hasil
penemuan tersebut telah diterapkan dalam teknologi kedokteran (Lacey, 1999).
Lacey mempertanyakan bahwa ilmu pengetahuan sebagai bebas nilai adalah fakta, idealisasi,
atau nilai. Untuk menjawab pertanyaan ini Lasey mengemukakan gagasan tentang isi dan
konsekuensi dari produl teoretik. Tidaklah cukup mengisolasi ilmu pengetahuan sebagai teori
saja. Teori-teori ilmiah adalah produk dari dan dari kepentingan instrumental kepada praktek-
praktek ilmiah sehinga sikap-sikap kognitif kita dibentuk melalui praktek-praktek ini. Komunitas
ilmiah diarahkan dalam berbagai institusi-institusi ilmiah. Institusi ini tergantung pada institusi-
institusi lain di masyarakat luas demi suplai materi kebutuhan mereka dan kondisi-kondisi social
(Lacey, 1999). Bolehlah Ketika kegiatan ilmiah diisolasi hanya sampai mengkontruksi teori
dengan metode yang khas dia bebas nilai, tapi bagaimana dengan penerapan sebuah teori. Bisa
dilihay bagaimana reaksi orang Ketika produl tanaman pangan hasil rekayasa genetic.
Bagaimana reaksi dunia barat Ketika Iran berhasil memperkaya uraniumnya. Reaksi barat
terhadap Iran dan Korea Utara sangat keras mulai dari sanksi ekonomi sampai kepada ancaman
militer. Sanksi yang keras terhadap kedua negara ini dikarenakan nilai-nilai dari kedua negara
(islam dan komunis) tidak kompatibel atau bertentangan dengan nilai-nilai barat. Bagaimana
pula reaksi barat terhadap Israel yang telah mempunyai senjata nuklir.
Dalam ilmu social misalnya etnologi (antropologi menurut orang Amerika) Perancis pada
masa colonial meneliti pengetahuan-pengetahuan local dan visi-visi masyarakat Afrika untuk
memberdayakan masyarakat Afrika (de Sarden, 2005:42). Dalam ilmu social seperti antropologi
pengembangan isu bebas nilai kurang signifikan karena tujuan penelitiannya adalah
pemberdayaan masyarakat. Penelitian dengan tema-temma secara ilmiah untuk kepentingan
langsung maupun tidak langsung dari pemberi dana. Dari pada meneliti subject matter tradisional
antropologi seperti (kekerabatan, mitos, ritual) lebih memfokuskan pada tema-tema kontemporer
seperti: korupsi, arena publuk, pemerintah local, dan pelayanan public (de Sarden, 2005 : 222).
Berkaitan dengan kepentingan pembelajaran ISBD kita berkepentingan untuk memenuhi
kompetensi yang telah dicanangkan sangatlah tergantung kepada kepedulian mahasiswa dan
dosen terhadap masalah-masalah social dan budaya: misalnya saja persoalan-persoalan dunia
Pendidikan kontemporer, mengembangkan etika-etika ilmiah pada era digital yang memudahkan,
isu-isu korupsi, lingkungan dan lain-lain. Dengan demikian kita terlibat dalam persoalan nilai.

2.3. Ilmu Pengetahuan dan Pengaruhnya Terhadap Dunia:


Beberapa decade sekitar 1600 terjadi perubahan yang sebelumnya tidak kelihatan dalam
filsafat alam. Perubahan itu menyangkut tig acara dalam mendapatkan pengetahuan tentang
alam yaitu:
1. Galileo dan Kepler menjadikan matenatika yang merupakan warisan Yunani dan
diperkaya oleh peradaban islam serta Renaissance, sebagai matematisasi alam yang
prosesnya didukung dan diartikulasi melalui eksperimen.
2. Descartes memperkaya pengetahuan tentang atom, sehingga warisan paling tua Yunani,
dengan korupsi matematika tentang gerak oleh
3. Francis Bacon melakukan reformasi pengetahuan dengan menjadi seorang empirikis dan
berorientasi praktek dari sains eksperimental (Cohen, 2005 : 9-42).
Tiga cara ini dianggap Cohen sebagai Revolusi Ilmiah yang menentukan perkembangan dunia
ilmiah selanjutnya. Eksperimen-eksperimen yang telah melahirkan metode dan teori-teori yang
lebih mutakhir. Ilmiah pengetahuan dapat merencanakan teknologi baru berdasarkan matematika
abstrak yang memberikan arah kepada penerapan yang berbeda dari teknologi yang memberikan
arah kepada penerapan yang berbeda dari teknologi yang bersifat trial dan error dari teknologi
premodern. Contohnya adalah atom yang bisa dijadikan sumber energi dan born di mana
penemuan atom berdasarkan teori bukan trial dan error, eksperimen tetap dilakukan tetapi hanya
sebatas uji coba keberhasilan yang bersifat Teknik (lihat Ferre, 2005: 179-190).
Manusia dengan akumulasi ilmu pengetahuan yang mempunyai daya prediksi, mempunyai
bayangan ke depan, bagaimana menata dunia ini demi kesenangan manusia yang hidup di dunia.
Alam dan juga social telah dimodifikasi oleh manusia. Refleksivitas yang didasarkan oleh ilmu
pengetahuan modern dalam praktek-praktek social, secara terus menerus diuji dan direformasi
secara konstitutif, reformasi tersebut merubah karakter hubungan social sehingga jauh dari
kekakuan tradisi (lihat Giddens, 1990).

2.4. Pemahaman Tentang Teknologi.


2.4.1. Secara tradisional:
Pada masalalu sebelum revolusi industry teknologi didefinisikan secara luas bahkan
berkaitan dengan konsep seni. Plato mengkategorisasi teknologi sebagai berikut:

Technology of
learning / knowledge
/ profit
Technology
of
acquisition
Technique of agon /
Hunting technology
Dalam arti sempit teknologi menyangkut cara untuk mencapai tujuan penggunanya dalam
menggunakan alat-alat bersifat artifisial dan merupakan hasil implementasi kecerdasan manusia
(lihat Nye, 2006; Ferre dalam Griffin, 2005: 179-190). Dengan demikian teknologi secara umum
merupakan sebuah cara. Secara terbatas teknologi adalah hasil manifestasi manusia yang berupa
artefak, misalnya bajak, tractor, computer, dan lain-lain.
Pengertian yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pengertian terbatas yang berhubungan
dengan persoalan pengetahuan yang telah dibahas di atas. Banyak orang memahami teknologi
sebagai ilmu terapan. Apakah benar? Coba kita uji Bersama pernyataan ini. Dari data-data
arkeologis kira-kira 1,6 juta tahun yang lalu Homo erectus mampu membuat kapak genggam.
Homo sapiens pertama telah membuat alat-alat untuk mrmbuat api dan kapak yang lebih
canggih. Meloncat ke abad 20 Thomas Alfa Edison menemukan sistem elektrik tanpa bantuan
analisis matematik untuk menjelaskan pelaku elektrik. Belakangan Charles Steinmetz
mengembangkan pengetahuan teoritis tentang elektrik. Ini semua setelah perusahaan Thomas
Alfa Edison memasarkan produk-produk seperti generator, sistem kabel, lampu pijar, dan soket
(Nye, 2006: 2). Sebaliknya teknologi atom didahului dengan penalaran teorits. Surat Einsten
kepada presiden Roosevelt yang memberikan gambaran tentang sebuah bom sebagai sumber
energi baru yang secara teoritis dimungkinkan menggunakan matematika abstrak dan didukung
oleh beberapa eksperimen yang sangat tidak konsklusif, hanya satu contoh saja meskipun cukup
mengerikan tentang suatu penalaran teoritis modern yang bisa memberikan arah ke
penerapannya (Ferre dalam Griffin, 2005: 179-190).
Ferre membagi teknologi berdasarkan penalaran praktis dan penerapan teoritis. Teknologi pra
modern merupakan penerapan praktis sedangkan teknologi modern merupakan penerapan
teoritis. Penelitian praktis adalah kemampuan untuk merancang memahami dan mengulang
metode metode yang efektif untuk mencapai tujuan tujuan yang sudah dibayangkan secara
mental. Metode-metode dibuat melalui proses coba coba dan kesalahan dilestarikan oleh tradisi
dan aturan umum. Kebijaksanaan para petani, keahlian para ahli logam, rahasia para tukang jamu
teknik gilda, kesemuanya ini diteruskan dari guru ke pemagang, dari ibu ke anak, dari pendeta ke
murid. Semua metode ini penting karena merekam dan melestarikan kebetulan penemuan masa
lalu yang bagus.
Teknologi pramodern seperti resep terbaik nenek adalah teknologi pramodern pada umumnya
bersifat tidak eksak. Tambahkan “sejempit” ini, bakarlah di dalam oven dengan panas
“secukupnya” pukul-pukul sampai di rasanya enak penawaran praktis sudah cukup puas dengan
pendekatan tanpa adanya peralatan Presisi akan tetapi akibat tradisi yang stabil dalam jangka
waktu yang panjang semua pendekatan ini di rata rata kan dan menghapuskan kesalahan yang
bersifat Acak dan lagi perang modern didasarkan hanya pada pengetahuan praktis bahwa sesuatu
bisa berjalan bukan mengapa itu bisa berjalan dengan kata lain teori ini mengikuti bukannya
mendahului keberhasilan praktis. (Ferre dalam Griffin, 2005: 179-190)
Sebaliknya Penalaran teoritis merupakan teori yang mulai mengarah kepada aplikasi
teknologi dan munculnya penemuan baru yang menurut whitehead sebagai metode penemuan.
Teknologi tidak lagi harus muncul melalui peristiwa peristiwa pada saat krisis, dan dilestarikan
oleh tradisi. Teknologi modern dikembangkan dan “kebutuhan” potensial “atau paling tidak oleh
pasar potensialnya” dibayangkan oleh pemikiran teoritis tentang hal-hal yang bisa berjalan, apa
yang mungkin bisa dilakukan atau dibuat (Ferre dalam Griffin, 2005: 179-190).
Selama abad industri, definisi teknologi semakin dipersempit menjadi sebagai cara untuk
menguasai alam, mengontrol alam, cara mengubah dan mengontrol lingkungan eksternal. Selama
abad industri produksi material memainkan peranan penting dalam ekonomi. Ilmu alam dan
teknologi telah membuat kontribusi nyata untuk memperbaiki produktivitas material. Dengan
penemuan penemuan dan aplikasi teknologi baru seperti mesin uap, teknologi elektrik, rekayasa
kimia, telepon, komunikasi, wireless, komputer dan lain lain, telah mempromosikan
produktivitas merubah kondisi keberlangsungan manusia dan gaya hidup baru (Jin, 2006:21).
Di dalam industri efisiensi sangat diperlukan, Namun dalam kenyataannya terdapat faktor-
faktor “non-teknologis” yang mempengaruhi produktivitas. Pada akhir tahun tujuh puluhan
Departemen Pertahanan Amerika menemukan 70% kegagalan karena ketidakefisienan
manajemen dan kekurangan pengetahuan teknis. Faktor-faktor non teknologis tersebut antara
lain: gangguan ekosistem, polusi lingkungan, Kriminalitas, penyakit mental, dan lain lain (Jin,
2006: 22)
Manusia selalu berusaha untuk tidak gagal sehingga perlu perencanaan matang dalam
menjalankan perekonomian dan industri berkenaan dengan teknologi para ahli dalam sistem
kapitalis berusaha untuk merumuskan kembali teknologi itu sendiri. Ketika itu arti teknologi
dipersempit sebagai sistem alat dan penggunaan nya untuk efisiensi industri, namun dalam
perjalanannya ternyata efisiensi tidak tercapai karena tidak menyangkut faktor faktor lainnya.
Akhirnya, lagi-lagi dalam rangka efisiensi dalam industri definisi tentang teknologi meluas
kembali kendati berlainan dengan kategori teknologi dari Plato.

2.4.2. Pemahaman baru tentang teknologi:


Teknologi bisa di definisikan secara luas dan secara terbatas. Secara luas teknologi adalah
sebuah metode tentang bagaimana cara-cara mencapai tujuan dan yang menyangkut penggunaan
cara-cara. Sebuah cara adalah sebuah medium yang menengahi antara titik awal dan nasi yang
diinginkan. Dengan demikian seseorang dapat menyebut teknologi sosial (contohnya psikoterapi)
sebagai sebuah teknologi [Herdin (et.al) dalam Hongladarom dan Ess (2007: 55-67)]. Mesin
mesin, peralatan-peralatan lain untuk menguasai alam dan efisiensi yang disebut hard technology
terbukti gagal dalam memenuhi efisiensi. Kegagalan ini memaksa orang untuk merubah
pradigma tentang teknologi sehingga menimbulkan pemahaman baru tentang teknologi yang
tidak saja bersifat hard technology melainkan juga soft technology. Kalau hard technology lebih
menekankan sistem peralatan sedangkan soft technology meningkatkan segi manusia dari aspek
simbolik dan manajerial. Jin (2006:22) membuat kategori soft technology.
1) Teknologi software: Teknologi ini merupakan hasil rekayasa simbol-simbol digital untuk
menghasilkan program-program komputer. Teknologi ini sangat strategis pagi industri
dan mendominasi sebanyak 61% sedangkan hard technology hanya 39%.
2) Teknologi tentang transfer teknologi. Demi kepentingan efisiensi industri pembagian
kerja internasional adalah perlu. Teknologi ini menyangkut bagaimana membangun
kerjasama dengan perusahaan-perusahaan lain, sharing dalam flatform, investasi asing,
regulasi standar mutu. Kesemuanya bermuara kepada efisiensi industri.
3) Teknologi komersial seperti manajemen global, penanaman modal dalam perusahaan atau
(venture capital), inovasi pasar uang, teknik-teknik merger transnasional, teknik
organisasi melalui dunia maya, dan bioteknologi.
4) Teknologi sosial. Teknologi ini merupakan cara mengatasi problem-problem sosial
sebagai dampak dari industri. Teknologi ini mengelola spriritual manusia, etika,
pendidikan, psikologi.
5) Teknologi kultural. Teknologi ini menekankan pemenuhan kebutuhan batin dan gaya
hidup tertentu. Yang masuk kategori ini adalah puisi, lukisan, musik, dan lain lain.
6) Pengobatan Cina.
7) Teknologi human mind. Teknologi ini memfokuskan pikiran manusia dalam rangka
mencari keseimbangan psikis dan fisik untuk mencapai kesehatan jiwa.
Dari pelajaran di atas pengertian teknologi bisa disimpulkan menurut kategori jaman,
teknologi dibagi menjadi dua yaitu pramodern dan modern dari segi metodenya, teknologi dibagi
menjadi dua yaitu penularan praktis atau pramodern dan penularan teoritis atau (teknologi
modern). Dari segi sifatnya, ada teknologi hard technology dan ada soft technology.
Dalam rangka pembelajaran ISBD kita bisa mengidentifikasi masalah masalah tersebut
sehingga dapat memberi solusi permasalahan-permasalahan dan juga merubah tingkah laku kita
dalam menghadapi kondisi-kondisi teknologi kontemporer. Perlu juga memperluas wawasan
yang tidak hanya sebatas teks books ini dalam rangka perbaikan mutu pendidikan yang semakin
lama menghadapi tantangan berat untuk mengejar ketertinggalan kita dalam segala bidang
dengan negara-negara lain.

2. Seni
Seni menjadi bagian yang tak terlepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita menonton tv,
kita mendengar lagu, menikmati seni peran (performance) dan tayangan iklan, baik iklan produk
industri maupun perumahan. Jika menonton TVRI masih sering dapat disaksikan tampilan
kesenian-kesenian tradisional. Kalau pergi ke kota kita dapat menyempatkan diri mengunjungi
galeri untuk menonton pameran seni rupa. Dari kegiatan seperti dapat dipertanyakan bagaimana
reaksi pemirsa terhadap kesenian-kesenian yang ditonton tersebut dan bagaimana hubungan
antara seniman dan pemirsanya. Persoalan ini menjadi kajian teoretasi seni. Persoalan-persoalan
lain misalnya bagaimana keterkaitan kondisi sosial budaya di mana seni itu dilahirkan dan fungsi
seni bagi individu dan masyarakat. Juga dapat dipertanyakan bagaimana pertemuan seni dengan
Iptek dan bagaimana seni berperan dalam kehidupan kita. Pokok-pokok pikiran itulah yang kita
bahas di sini.
Setelah manusia hidup dalam keadaan yang lebih daripada sekedar bertahan hidup ia mempunyai
dorongan untuk elaborasi kreatif. Rumah tidak hanya sekedar untuk tempat berlindung tetapi
perlu memberikan sebuah tempat berlindung dengan cita rasa keindahan. (Manfredi, 1982: 20).
Seni adalah produk yang bekerja dalam pengalaman dan dengan pengalaman. Produknya dapat
saja berupa pertunjukan, obyek fisik, atau text (drama, lukisan, patung atau sastra). Produk-
produk ini agar berfungsi sebagai seni harus mempunyai materi ekspresi dan kongkrit dalam
pengalaman manusia agar dapat membangkitkan perasaan: senang, cemas, atau takut baik dari
sudut pembuat maupun audiennya. Perasaan perasaan ini menyatu antara pembuat seni dan
audiennya karena pengalaman antara kedua belah pihak menjadi tertata (tuned) (Eldrige, R,
2003: 8). Keindahan merupakan nilai hakiki dari suatu seni. Merupakan cita rasa yang timbul
dari pilihan rasional dalam penggunaan materialnya dan, selain itu subject matter-nya terkontrol
sehingga membangun bentuk dan isi dari suatu karya seni. Ketika seseorang akrab dengan sistem
simbolik dan kebudayaan di mana seni tersebut dilahirkan bukanlah suatu seni yang bersifat
sembarangan. Semua tradisi artistik mempunyai konvensi baik secara sadar maupun secara
otomatis tertanam dalam praktik-praktik. Seni yang sukses sukses haruslah mengandung bentuk,
struktur, dan konvensi yang baik. Struktur adalah cara-cara elemen seni misalnya garis, warna,
bunyi, kata kata ditata pada level alam bawah sadar sehingga menimbulkan dampak emosional
dan kognitif. Sedangkan konvensi adalah seperangkat aturan dan gaya atau style dikontrol oleh
budaya (Alland, Jr, 1977:99).

3.1. Seni sebagai interaestetik dan extraestetik:


Seseorang ingin mengerti seni atau menghayati keindahan suatu seni memiliki perangkat-
perangkat model untuk mendekatinya. Seni rupa barat misalnya mempunyai aturan-aturan yang
digunakan untuk mendekati suatu seni.
3.1.1. Seni sebagai intraestetik

Anda mungkin juga menyukai