1. Pendahuluan
Dengan mempelajari Modul 6 ini mahasiswa akan lebih memahami prinsip-prinsip
pengetahuan, teknologi, dan seni. Sains, teknologi dan seni dipunyai manusia dalam rangka
memenuhi kebutuhan baik material maupun spiritual manusia. Dalam modul 7 ini mahasiswa
akan dikenalkan konsep-konsep ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Setelah mempelajari
konsep-konsep tersebut di atas diharapkan mahasiswa mampu menyelesaikan persoalan-
persoalan yang ada dalam masyarakat dalam perpsektif kebudayaan.
Agar berhasil dengan baik mempelajri modul 7 ini, ikuti petunjuk belajar sebagai berikut:
1) Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sehingga anda memahami kerangka
umum model, manfaat, dan bagaimana mempelajarinya.
2) Bacalah secara global atau sepintas dan cari kata-kata kunci, atau kata-kata kunci, atau
kata-kata yang menurut anda asing. Carilah maksudnya dalam glosarium atau kamus
yang ada.
1. Bacalah secara cermat. Ulangi bacaan and ajika menemukan konsep yang menurut
anda sulit dipahami.
2. Kerjakanlah Latihan-latihan yang ditawarkan.
3. Lakukan diskusi masalah-masalah social yang paling urgen untuk ditangani saat ini
dengan menggunakan perspektif kebudayaan.
Technology of
learning / knowledge
/ profit
Technology
of
acquisition
Technique of agon /
Hunting technology
Dalam arti sempit teknologi menyangkut cara untuk mencapai tujuan penggunanya dalam
menggunakan alat-alat bersifat artifisial dan merupakan hasil implementasi kecerdasan manusia
(lihat Nye, 2006; Ferre dalam Griffin, 2005: 179-190). Dengan demikian teknologi secara umum
merupakan sebuah cara. Secara terbatas teknologi adalah hasil manifestasi manusia yang berupa
artefak, misalnya bajak, tractor, computer, dan lain-lain.
Pengertian yang dimaksud dalam tulisan ini adalah pengertian terbatas yang berhubungan
dengan persoalan pengetahuan yang telah dibahas di atas. Banyak orang memahami teknologi
sebagai ilmu terapan. Apakah benar? Coba kita uji Bersama pernyataan ini. Dari data-data
arkeologis kira-kira 1,6 juta tahun yang lalu Homo erectus mampu membuat kapak genggam.
Homo sapiens pertama telah membuat alat-alat untuk mrmbuat api dan kapak yang lebih
canggih. Meloncat ke abad 20 Thomas Alfa Edison menemukan sistem elektrik tanpa bantuan
analisis matematik untuk menjelaskan pelaku elektrik. Belakangan Charles Steinmetz
mengembangkan pengetahuan teoritis tentang elektrik. Ini semua setelah perusahaan Thomas
Alfa Edison memasarkan produk-produk seperti generator, sistem kabel, lampu pijar, dan soket
(Nye, 2006: 2). Sebaliknya teknologi atom didahului dengan penalaran teorits. Surat Einsten
kepada presiden Roosevelt yang memberikan gambaran tentang sebuah bom sebagai sumber
energi baru yang secara teoritis dimungkinkan menggunakan matematika abstrak dan didukung
oleh beberapa eksperimen yang sangat tidak konsklusif, hanya satu contoh saja meskipun cukup
mengerikan tentang suatu penalaran teoritis modern yang bisa memberikan arah ke
penerapannya (Ferre dalam Griffin, 2005: 179-190).
Ferre membagi teknologi berdasarkan penalaran praktis dan penerapan teoritis. Teknologi pra
modern merupakan penerapan praktis sedangkan teknologi modern merupakan penerapan
teoritis. Penelitian praktis adalah kemampuan untuk merancang memahami dan mengulang
metode metode yang efektif untuk mencapai tujuan tujuan yang sudah dibayangkan secara
mental. Metode-metode dibuat melalui proses coba coba dan kesalahan dilestarikan oleh tradisi
dan aturan umum. Kebijaksanaan para petani, keahlian para ahli logam, rahasia para tukang jamu
teknik gilda, kesemuanya ini diteruskan dari guru ke pemagang, dari ibu ke anak, dari pendeta ke
murid. Semua metode ini penting karena merekam dan melestarikan kebetulan penemuan masa
lalu yang bagus.
Teknologi pramodern seperti resep terbaik nenek adalah teknologi pramodern pada umumnya
bersifat tidak eksak. Tambahkan “sejempit” ini, bakarlah di dalam oven dengan panas
“secukupnya” pukul-pukul sampai di rasanya enak penawaran praktis sudah cukup puas dengan
pendekatan tanpa adanya peralatan Presisi akan tetapi akibat tradisi yang stabil dalam jangka
waktu yang panjang semua pendekatan ini di rata rata kan dan menghapuskan kesalahan yang
bersifat Acak dan lagi perang modern didasarkan hanya pada pengetahuan praktis bahwa sesuatu
bisa berjalan bukan mengapa itu bisa berjalan dengan kata lain teori ini mengikuti bukannya
mendahului keberhasilan praktis. (Ferre dalam Griffin, 2005: 179-190)
Sebaliknya Penalaran teoritis merupakan teori yang mulai mengarah kepada aplikasi
teknologi dan munculnya penemuan baru yang menurut whitehead sebagai metode penemuan.
Teknologi tidak lagi harus muncul melalui peristiwa peristiwa pada saat krisis, dan dilestarikan
oleh tradisi. Teknologi modern dikembangkan dan “kebutuhan” potensial “atau paling tidak oleh
pasar potensialnya” dibayangkan oleh pemikiran teoritis tentang hal-hal yang bisa berjalan, apa
yang mungkin bisa dilakukan atau dibuat (Ferre dalam Griffin, 2005: 179-190).
Selama abad industri, definisi teknologi semakin dipersempit menjadi sebagai cara untuk
menguasai alam, mengontrol alam, cara mengubah dan mengontrol lingkungan eksternal. Selama
abad industri produksi material memainkan peranan penting dalam ekonomi. Ilmu alam dan
teknologi telah membuat kontribusi nyata untuk memperbaiki produktivitas material. Dengan
penemuan penemuan dan aplikasi teknologi baru seperti mesin uap, teknologi elektrik, rekayasa
kimia, telepon, komunikasi, wireless, komputer dan lain lain, telah mempromosikan
produktivitas merubah kondisi keberlangsungan manusia dan gaya hidup baru (Jin, 2006:21).
Di dalam industri efisiensi sangat diperlukan, Namun dalam kenyataannya terdapat faktor-
faktor “non-teknologis” yang mempengaruhi produktivitas. Pada akhir tahun tujuh puluhan
Departemen Pertahanan Amerika menemukan 70% kegagalan karena ketidakefisienan
manajemen dan kekurangan pengetahuan teknis. Faktor-faktor non teknologis tersebut antara
lain: gangguan ekosistem, polusi lingkungan, Kriminalitas, penyakit mental, dan lain lain (Jin,
2006: 22)
Manusia selalu berusaha untuk tidak gagal sehingga perlu perencanaan matang dalam
menjalankan perekonomian dan industri berkenaan dengan teknologi para ahli dalam sistem
kapitalis berusaha untuk merumuskan kembali teknologi itu sendiri. Ketika itu arti teknologi
dipersempit sebagai sistem alat dan penggunaan nya untuk efisiensi industri, namun dalam
perjalanannya ternyata efisiensi tidak tercapai karena tidak menyangkut faktor faktor lainnya.
Akhirnya, lagi-lagi dalam rangka efisiensi dalam industri definisi tentang teknologi meluas
kembali kendati berlainan dengan kategori teknologi dari Plato.
2. Seni
Seni menjadi bagian yang tak terlepaskan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita menonton tv,
kita mendengar lagu, menikmati seni peran (performance) dan tayangan iklan, baik iklan produk
industri maupun perumahan. Jika menonton TVRI masih sering dapat disaksikan tampilan
kesenian-kesenian tradisional. Kalau pergi ke kota kita dapat menyempatkan diri mengunjungi
galeri untuk menonton pameran seni rupa. Dari kegiatan seperti dapat dipertanyakan bagaimana
reaksi pemirsa terhadap kesenian-kesenian yang ditonton tersebut dan bagaimana hubungan
antara seniman dan pemirsanya. Persoalan ini menjadi kajian teoretasi seni. Persoalan-persoalan
lain misalnya bagaimana keterkaitan kondisi sosial budaya di mana seni itu dilahirkan dan fungsi
seni bagi individu dan masyarakat. Juga dapat dipertanyakan bagaimana pertemuan seni dengan
Iptek dan bagaimana seni berperan dalam kehidupan kita. Pokok-pokok pikiran itulah yang kita
bahas di sini.
Setelah manusia hidup dalam keadaan yang lebih daripada sekedar bertahan hidup ia mempunyai
dorongan untuk elaborasi kreatif. Rumah tidak hanya sekedar untuk tempat berlindung tetapi
perlu memberikan sebuah tempat berlindung dengan cita rasa keindahan. (Manfredi, 1982: 20).
Seni adalah produk yang bekerja dalam pengalaman dan dengan pengalaman. Produknya dapat
saja berupa pertunjukan, obyek fisik, atau text (drama, lukisan, patung atau sastra). Produk-
produk ini agar berfungsi sebagai seni harus mempunyai materi ekspresi dan kongkrit dalam
pengalaman manusia agar dapat membangkitkan perasaan: senang, cemas, atau takut baik dari
sudut pembuat maupun audiennya. Perasaan perasaan ini menyatu antara pembuat seni dan
audiennya karena pengalaman antara kedua belah pihak menjadi tertata (tuned) (Eldrige, R,
2003: 8). Keindahan merupakan nilai hakiki dari suatu seni. Merupakan cita rasa yang timbul
dari pilihan rasional dalam penggunaan materialnya dan, selain itu subject matter-nya terkontrol
sehingga membangun bentuk dan isi dari suatu karya seni. Ketika seseorang akrab dengan sistem
simbolik dan kebudayaan di mana seni tersebut dilahirkan bukanlah suatu seni yang bersifat
sembarangan. Semua tradisi artistik mempunyai konvensi baik secara sadar maupun secara
otomatis tertanam dalam praktik-praktik. Seni yang sukses sukses haruslah mengandung bentuk,
struktur, dan konvensi yang baik. Struktur adalah cara-cara elemen seni misalnya garis, warna,
bunyi, kata kata ditata pada level alam bawah sadar sehingga menimbulkan dampak emosional
dan kognitif. Sedangkan konvensi adalah seperangkat aturan dan gaya atau style dikontrol oleh
budaya (Alland, Jr, 1977:99).