Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manusia, Sains, Teknologi dan Seni

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
keadaannya. Selain diberi bentuk atau rupa yang paling baik dan sempurna, manusia
juga dibekali dengan kemampuan akalnya. Dengan dibekali kemampuan akal inilah
manusia mampu menciptakan berbagai macam peralatan hidup, berbagai
pengetahuan, membentuk masyarakat, menyelenggarakan pemerintahan, melakukan
perdagangan, dan lain-lain. Singkat kata, manusia mampu menciptakan berbagai
macam kebudayaan atau peradaban dengan akal atau budinya.

Dalam sejarah kehidupannya, manusia telah berhasil menciptakan berbagai


ragam kebudayaan di dunia ini. Di mana, ragam kebudayaan tersebut hanya memiliki
tujuh unsur pokok kebudayaan yang di kutip dalam buku Koentjaraningrat (1996)
menurut Kluchkhon, bahwa tujuh unsur pokok kebudayaan meliputi peralatan hidup
(teknologi), sistem mata pencaharian hidup (ekonomi), sistem kemasyarakatan
(organisasi sosial), sistem bahasa, kesenian (seni), sistem pengetahuan (ilmu
pengetahuan/sains), serta sistem kepercayaan (religi).

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni atau biasa disingkat Ipteks adalah salah
satu contoh dari hasil olah pikiran atau akal budi manusia yang kemudian disebut
dengan nama kebudayaan. Ipteks yang merupakan salah satu hasil dari kebudayaan
manusia itu juga terus berkembang, terlebih lagi dari pada era sekarang ini, di mana
Ipteks telah mencapai tahapan perkembangan yang sangat pesat tersebut.

Dengan perkembangannya itu sendiri kini Ipteks telah bercabang menjadi


banyak disiplin ilmu ataupun teknologi yang masing-masing memiliki karakterisitik
serta dasar keilmiahannya sendiri-sendiri.

3
4

Sains berasal dari kata scire, artinya mengetahui atau belajar. Dalam bahasa
Indonesia kata sains sendiri merupakan istilah baku dari ilmu pengetahuan.

Sains atau ilmu pengetahuan memiliki tiga karakteristik pokok, yaitu objektif,
netral, dan bebas nilai. Bebas nilai yang akan difokuskan ini dimaksudkan bebas dari
pertimbangan-pertimbangan nilai (values judgement). Dalam pandangan sebagian
ahli mengatakan bahwa hubungan langsung antara fakta dan nilai sebenarnya tidak
ada, karena sains sendiri hanya menangani fakta. Namun, sebuah fakta hanya akan
menjadi relevan dan signifikan apabila melalui sebuah sistem nilai.

Sains dibangun diatas fakta dan fakta sendiri tidak luput dari interpretasi atau
penafsiran-penafsiran. Karena itu, sains terbentuk adaanya pertemuan dua orde
pengalaman, yakni orde observasi yang didasari pada hasil observasi fakta sedangkan
orde konsepsi didasari pada hasil pemahaman manusia mengenai alam semesta yang
sifatnya akan menjadi sangat subjektif. Dengan itu dikatakan sains tidak bisa bebas
dari nilai nilai dan dengan demikian pula sains kebenarannya sendiri bersifat tidak
mutlak.

Berikut ini merupakan penjelasan yang lebih rinci mengenai masing masing
dasar keilmiahan dari ilmu pengetahuan.

1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam diri setiap


orang. Pengetahuan dapat dikembangkan manusia karena dua hal. Pertama,
manusia mempunyai bahasa yang dapat mengkomunikasikan informasi dan
jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua, menusia
mempunyai kemampuan berpikir menurut suatu alur pikir tertentu yang
merupakan kemampuan menalar.

Pengetahuan memiliki sifat acak yang hanya saja dalam kehidupan ini
yang semakin berkembang, kompleks, dan penuh tantangan, pengetahuan
5

bersifat acak ini nilai fungsionalnya tidak mencapai tingkatan yang optimum
untuk menghadapi rintangan tersebut. Karena itu, pengetahuan perlu
ditingkatkan kualitas keilmiahannya sehingga berubah menjadi ilmu.

2. Ilmu

Ilmu merupakan pengetahuan yang sudah mencapai taraf tertentu yang


telah memenuhi sistematika, memiliki objek kajian dan metode pembahasan
akan penerapannya. Ilmu memiliki kandungan unsur-unsur pokok sebagai
berikut.

a. Berisi pengetahuan (knowledge);


b. Tersusun secara sistematis;
c. Menggunakan penalaran;
d. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain.

Ilmu bersifat fungsional. Dengan pengetahuan, maka pemanfaatan


benda atau alat menjadi lebih mudah serta terarah untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Namun, dengan adanya ilmu, pemanfaatan akan menjadi lebih
baik lagi.

Sebuah pengetahuan dikatakan ilmu apabila memenuhi tiga kriteria


pokok sebagai berikut.

a. Adanya aspek ontologis, artinya bidang studi yang bersangkutan


telah memiliki objek studi yang jelas. Maksudnya, objek studi itu
haruslah yang jelas, artinya dapat diidentifikasikan, dapat diberi
alasan, serta dapat diuraikan sifat-sifatnya yang esensial. Objek
studi tersebut terdapat dua macam, yaitu objek material dan
formal.
6

b. Adanya aspek epistemologi, artinya bidang studi yang


bersangkutan telah memiliki metode kerja yang jelas. Dalam hal
ini terdapat tiga metode, yaitu deduksi, induksi serta eduksi.
c. Adanya aspek aksiologi, artinya bidang studi yang bersangkutan
memiliki nilai guna atau manfaat.

Jika pengetahuan dan ilmu pengetahuan diterapkan dalam kehidupan sehari-


hari dalam rangka menghasilkan sesuatu, maka akan menghasilkan kemampuan yang
disbut dengan teknologi. Menurut Brown dan Brown (1990), teknologi merupakan
penerapan pengetahuan oleh manusia untuk mengerjakan suatu tugas yang
dikehendakinya. Ditegaskan oleh Marwah Daud Ibrahim, ilmu pengetahuan adalah
suatu jawaban sistematis atas kata atau petanyaan “mengapa” (know why), sedangkan
teknologi adalah jawaban praktis dari pentanyaan “bagaimana” (know how).

Seni berasal dari bahasa Latin yaitu ars, yang artinya kemahiran. Secara
etimologis, seni berarti suatu kemahiran dalam membuat barang atau mengerjakan
sesuatu. Pengertian lainnya mengenai seni yaitu seni diartikan sebagai kegiatan
manusia, yaitu proses kegiatan manusia dalam menciptakan benda-benda yang
bernilai estetik. Jadi dengan sentuhan seni, teknologi sebagai hasil karya ilmu
pengetahuan manusia tidak sekedar menjadi alat, tetapi juga bernilai indah.

Sains hanya mampu mengajarkan fakta dan nonfakta pada manusia, ia tidak
mampu mengajarkan apa yang harus atau tidak boleh dilakukan manusia atau dengan
kata lain sains hanyalah mengoordinasikan semua pengalaman manusia dan
menempatkannya ke dalam sistem yang logis, sedangkan fungsi seni sebagai pemberi
persepsi mengenai suatu keberaturan dalma hidup dengan menepatkan suatu
keberaturan padanya.

2.2 Dampak Penyalahgunaan Ipteks pada Kehidupan


7

Dengan adanya perkembangan Ipteks, ada beberapa kemudahan dan manfaat


yang diperoleh, misalnya dibidang informasi dan komunikasi, teknologi dengan
mudahnya mengubah jarak yang tadinya jauh menjadi semakin dekat, wilayah yang
tadinya terasa luas menjadi semakin sempit. Namun di sisi lain, Ipteks juga dapat
membawa kita kepada hal-hal lain yang bersifat merusak (negatif). Hal-hal negatif ini
seperti terjadinya bencana alam berupa tanah longsor, banjir, kebakaran hutan,
kekeringan, polusi udara dan air, kerusakan lingkungan sampai nantinya muncul
berbagai macam gangguan pada manusia, baik yang bersifat fisik, psikis, maupun
moralitas, serta baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung dirasakan oleh
seluruh umat manusia. Perkembangan Ipteks yang demikian pesat mampu
menciptakan perubahan-perubahan yang berpengaruh langsung pada kehidupan
masyarakat, khususnya dalam elemen-elemen sebagai berikut.

1. Perubahan di bidang intelektual; masyarakat meninggalkan kebiasaan


lama atau kepercayaan tradisional, mereka mulai mengambil kebiasaan
serta kepercayaan baru, setidaknya mereka telah melakukan reaktualisasi
2. Perubahan dalam organisasi sosial yang mengarah pada kehidupan politik.
3. Perubahan dan benturan-benturan terhadap tata nilai dan tata
lingkungannya.
4. Perubahan di bidang industri dan kemampuan di medan perang.

Keempat persoalan di atas kini secara langsung telah menyentuh sendi-sendi


kehidupan manusia yang menuntut keterlibatan semua pihak, yang pada akhirnya ikut
menentukan pula kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi ini.

Seperti sudah menjadi huku alam, di samping ada sisi positif juga muncul sisi
negatif dari kemajuan Ipteks. Adanya sisi positif dan sisi negatif Ipteks maka sering
dikatakan bahwa kemajuan Ipteks bertama dua atau bersifat dilematis. Di satu sisi,
Ipteks telah mendatangkan rahmat, dalam arti dapat meningkatkan kesejahteraan
manusia. Oleh karena itu, ada pihak yang menyatakan bahwa Ipteks menjadi “tulang
8

punggung kesejahteraan”. Namun di sisi lain, seperti dapat kita amati dalam
kehidupan, penerapan dan pemanfaatan Ipteks juga telah membawa dampak negatif
atau membawa laknat dalam membentuk munculnya masalah lingkungan. Oleh
karena itu, kita sebagai umat manusia tentunya harus penuh kewaspadaan dan kehati-
hatian dalam menerapkan dan memanfaatkan Ipteks, yakni yang sesuai dengan asas-
asas keserasian, keseimbangan, maupun kelestarian. Dengan demikian, kehidupan di
bumi ini akan tetap berjalan secara seimbang dan lestari.

2.3 Problematika Pemanfaatan Iptek di Indonesia

Ipteks dimanfaatkan oleh manusia terutama dalam memudahkan pemenuhan


kebutuhan hidup. Contoh sederhana adalah dengan dikembangkannya sarana
transpotasi, manusia bisa bergerak dan melakukan mobilisasi dengan cepat.
Kemajuan yang dicapai manusia melalui ipteks telah memberikan dampak positif
dalam hidupnya. Ipteks memberi rahmat dalam arti memicu kemajuan dan
kesejahteraan. Namun demikian, pemanfaatan ipteks oleh manusia dapat pula
berdampak buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia itu sendiri. Gejala
negative itu sebagai akibat dari penyalahgunaan dalam hal pemanfaatannya,
berlebihan dalam penggunaannya, ataupun tidak mempunyai manusia dalam
mengendalikan kekuatan teknologi itu sendiri.

Pengembangan ilmu pengetahuan berjalan aktif di segala bidang, yaitu


kesehatan, pertanian, ilmu ekonomi, ilmu sosial, ilmu pengetahuan alam, dan
sebagainya. Akan tetapi, jika diamati lebih teliti ada empat bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi strategis yang akan menentukan masa depan dunia, yaitu material,
energy, mikroelektronik dan bioteknologi (Rahardi Ramelan, 2004). Dari bidang-
bidang tersebut menghasilkan pula empat macam teknologi yaitu teknologi bahan,
teknologi energi, teknologi mikroelektronika, dan teknologi hayati.

Teknologi bahan adalah teknologi yang memanfaatkan material, terutama


logam seperti besi dan baja untuk pemenuhan kebutuhan manusia yang menggunakan
9

bahan material tersebut. Dewasa ini, inovasi penciptaan material baru terus
berkembang dan tidak lagi mengandalkan logam atau komponen baku yang sudah
dibentuk alam (konvensional). Berbagai komposisi baru atau pemurnian dilakukan
untuk memanfaatkan material organik dan anorganik sebagai structural material, tool
material, atau electronic/ electromagnetic materials. Pembentukan material komposit
yang semula hanya menggunakan jenis-jenis polimer sebagai serat penguat/matriks
juga digunakan pada struktur pesawat terbang, printed circuit board, dan lain-lainnya,
telah berkembang dan akan terus berkembang dengan menggunakan bahan-bahan
serat lainnya, seperti kaca/gelas, karbon, logam, ataupun keramik.

Teknologi energi adalah teknologi dengan memanfaatkan sumber-sumber


energi. Sumber energi konvensional di dunia adalah minyak, gas alam, batu bara,
tenaga air, geothermal, dan kayu. Sumber dan teknologi modern sudah mulai
dikembangkan, termasuk tenaga nuklir, gambut, tenaga surya, gelombang laut, tenaga
panas laut, angit dan sebagainya.

Teknologi mikroelektronika atau yang berkembang sekarang ini sebagai


teknologi informasi atau informatika. Teknologi informasi ialah teknologi yang
digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, dan menyebarluaskan
informasi. Informasi yang dimaksudkan mencakup numerik, seperti angka, audio,
teks, dan citra seperti gambar dan sandi. Teknologi informasi merupakan salah satu
jenis teknologi yang dikembangkan dari ilmu-ilmu dasar, seperti matematika, fisika,
dan sebagainya. Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi ini
menghasilkan ciptaan baru berupa komputer, internet, rekayasa perangkat lunak
(program), termasuk kecerdasan buatan.

Teknologi hayati atau bioteknologi adalah teknologi yang berusaha secara


sistematis menggunakan serta mengarahkan sistem atau komune biologis, terutama
organisme kecil, untuk menghasilkan barang atau jasa secara efisien. Untuk
memengaruhi dan mengarahkan itu, kini digunakan berbagai teknik dan alat yang
10

dikembangkan di cabang-cabang ilmu pengetahuan dan teknologi lainnya, seperti


mikrobiologi, bioengineering, genetic engineering, dan sebagainya.

Bangsa Indonesia dari dulu sudah menyadari akan pentingnya peranan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan. Faktor yang paling menentukan
dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah manusia, yaitu para
pelaku seperti perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan serta
rancang bangun perekayasaan. Pembinaan terhadap para pelaku seperti perguruan
tinggi dan lembaga penelitian, bahkan pembinaan kemampuan di sektor industri
mulai dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai