Anda di halaman 1dari 24

LANDASAN ILMU

PENGETAHUAN
(SAIN)
1. ONTOLOGI
2. EPISTEMOLOGI
3. AKSIOLOGI
LANDASAN ILMU (SAINS)
METODA

EPISTIMOLOGI (cara menimba ilmu)

AKSIOLOGI
OBYEK MANUSIA
PENALARAN PEMANFAATAN (MASYARAKAT)
(KAJIAN)
ONTOLOGI (bid kajian ilmu)
A. ONTOLOGI
(BIDANG KAJIAN ILMU)

Apa yang menjadi bidang telaah ilmu


Penentuan batas/ruang lingkup yang
menjadi obyek penalaran
Penafsiran tentang hakekat realitas
dari ujud yang yang menjadi obyek
penalaran
 Azas: Penafsiran tentang hakekat
sebagaimana adanya
ONTOLOGI ILMU
 Hakikat ilmu:
 Menjelaskan tentang apa sebenarnya ilmu
(sain) itu.
 Struktur ilmu:
 Menjelaskan tentang cabang-cabang, ranting-
ranting sain serta isi dari setiap cabang dan
ranting ilmu
HAKIKAT ILMU:
RASIONAL DAN EMPIRIS
 Ilmu itu rasional:
 Rasional adalah berdasarkan ratio.
 Berdasarkan ratio itu berarti logis (deduktif-induktif)
 Sesuatu itu ada hubungan sebab akibat
 Apa sebab hujan karena ada mendung yang mencair,
lalu jatuh bumi, mengapa ada mendung…, dst.
 Ilmu itu empiris:
 Hipotesis adalah dugaan adanya hubungan 2
fenomena atau lebih yang rasional.
 Kalau hipotesis yang rational itu benar adanya harus
bisa dibuktikan (empiris).
LOGICO-HIPOTHETICO-VERIFIKATIF
 Deduksi

Hipotesis

Verivikasi

Induksi
STRUKTUR ILMU
1. Ilmu Kealaman (natural sciences)
- Fisika, - Biologi
- Geografi - Kimia, dsb.
2. Ilmu Sosial (social sciences):
- Antropologi - Sosiologi
- Psikologo - Ekonomi, dsb
3. Humaniora (humanities):
- Seni - Bahasa
- Agama - Etika
- Hukum dsb

Dari 3 pohon besar ilmu ini akhirnya masing-masing


berkembang menjadi cabang-cabang dan ranting-ranting. Saat
ini telah bekembang menjadi sekitar 700 ilmu pengetahuan.
STRUKTUR ILMU (SUMBER)
INDUK ILSAFAT ILMU
(ONTOLOGI FILSAFAT ILMU)

Ada umum: Filsafat ada umum (Ontologia)

Ada khusus Mutlak: filsafat


ADA Theologia Naturalis

Ada khusus
Ada khusus tak mutlak
.Alam : Cosmologiasegala ilmu yang
berobyek fisika (ilmu eksata)
.Manusia:Filsafat Manusiasegala ilmu
yang berobyek manusia (ilmu sosial)
SKEMA KLASIFIKASI ILMU (B.A.
SIDHARTA)
 Ilmu-Ilmu Teoritikal:
 Mempelajari suatu aspek tertentu dari realitas
secara teoritikal.
 Ilmu-Ilmu Empirikal:
 Mempelajari suatu aspek tertentu untuk
menambah, mengembangkan, dan mengoreksi
teori/ilmu
 Ilmu-Ilmu Praktikal:
 Terarah untuk menwarkan alternatif penyelesaian
masalah secara konkrit
 CONTOH:
 Ilmu –Ilmu Teoritikal:
 Logika

 Matematika

 Ilmu-Ilmu Empirik:
 Fisika

 Bilogi

 Sosiologi

 Anripologi, dsb

 Ilmu-Ilmu Praktikal:
 Kedokteran

 Kesehatan masyarakat

 Teknologi

 Ekonomi

 Komunikasi

 Manajemen, dsb.
B. EPISTEMOLOGI
(CARA MENIMBA ILMU)
 Episteme=pengetahuan, logos=teori
 Cabang filsafat yangmenyelidiki tentang:
asal, susunan, metoda, dan kebenaran ilmu
 Segenap proses dalam usaha untuk
memperoleh ilmu
 Proses yang digunakan untuk memperoleh
kebenaran ilmu
EPISTEMOLOGI ILMU

 Cara memperoleh ilmu:


 Ilmu dimulai sejak munculnya paham humanisme
pada zaman Yunani kuno (kurang lebih tahun 600
B.C)
 Paham ini mengajarkan bahwa manusia harus
mampu mengatur dirinya dan alam.
 Manusia sendiri perlu aturan untuk mengatur
alam
 Manusia menginginkan alam itu dapat
mempermudah kehidupannya.
SUMBER CARA MEMPEROLEH ILMU
 1. Mitos:
ALIRAN HUMANISME

 Mitos : ternyata tidak mencukupi untuk


dijadikan sumber membuat aturan
 Kepercayaan atau Agama:
 Kepercayaan atau agama juga tidak dapat
dijadikan sumber aturan bersama, karena
masing-masin orang atau kelompok mempunyai
kepercayaan berbeda.
 Akal, mengapa?:
 Akal pada setiap orang bekerja berdasarkan
aturan yang sama.
 Aturan itu adalah logika (ratio)
 Aliran humanisme melahirkan aliran
rationalisme.
2. ALIRAN EMPIRISME
 Semula orang mengira bahwa aturan yang
dibuat bersumber pada akal (ratio) ini benar,
karena logika itu ada pada setiap orang.
 Tetapi ternyata tidak, karena walaupun aturan
dibuat berdasarkan logika sering menimbulkan
perbedaan, bahkan sering bertentangan.
 Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
persepsi atau iterpretasi.
 Aturan atau hukum yang dibuat sudah
berdasarkan aturan logika tetapi sering masih
menimbulkan pertentangan.
3. ALIRAN POSITIVISME
 Aliran ini mengajarkan bahwa kebenaran
adalah yang logis, ada bukti empiris yang
terukur. Misal: air mendidih pada suhu 100
derajat C, besi mendidih pada suhi 1000
derajad C.
 Ukuran-ukuran ini operasional, kuantitatif
dan tidak ada menimbulkan perbedaan
pendapat, bila dibandingkan dengan suhu
politik memanas, susana telah kondusif
setelah terjadi pertengkaran antar etnis.
UKURAN KEBENARAN ILMU
 Ilmu berisi teori-teori, karena memang ilmu
itu kumpulan dari teori.
 Apa ukuran ukuran kebenaran sains, maka
apa sebenarnya kebenaran teori-teori.
Contoh hukum ekonomi “suplay and demand”
 Teori atau hukum sains dapat dibuktikan
secara:
 Logika
 Empiris
HIPOTESISTESIS (TEORI)
 Sains (Teori): kumpulan teori
 Teori berasal dari logika yang secara empiris
benar adanya.
 Proses sains:
 Mengambilsatu atau bagian hutan belantara
masalah atau fenomena alam atau masyarakat.
 Deduktif
 Hipotesis
 Pembuktian empiris:
 Induktif
 Teori atau tesis
C. AKSIOLOGI SAINS
 Kegunaan sains
 Cara sains menyelesaikan masalah
 Netralitas sains
KEGUNAAN SAINS
1.Sebagai alat membuat penjelasan (eksplanasi):
Sains merupakan alat untuk menjelaskan dan memahami
fenomena alam maupun fenomena sosial yang terjadi. Misal:
gempa bumi, tsunami, kemiskinan, korupsi, kenkalan remaja, dsb.
2. Sebagai alat peramal:
Dengan sains kita dapat meramal kejadaian atau peristiwa alam
serta peristiwa sosial dengan manalisis gejala atau peristiwa alam
atau sosial yang terjadi saat ini.
3. Sebagai alat pengontorol:
Dengan sains kita juga dapat mengontrol kondisi atau peristiwa
yang akan datang, dan dapat mengantisipasinya secara tepat.
CARA SAINS MENYELESAIKAN
MASALAH
 Sains yang berisi tentang teori dan aplikasi
dapat memudahkan kehidupan umat
manusia.
 Cara sains menyelesaikan masalah:
 Mengidentifikasimaslah
 Menganalisis masalah
 Memverifikasi masalah (bila diperlukan) dengan
mejalakukan penelitian atau penyelidikan.
 Membandingkan dengan teori dari litertur
 Menemukan penyebab inti masalah
 Melakukan pemecahan masalah
NETRALITAS SAINS
 Sains itu netral, artinya tidak beriphak
kepada kebaikan atau berpihak kepada
kejahatan.
 Sains ibarat pisau bermata dua, bisa untuk
memotong kebawah dan keatas
 Kenyataannya memang demikian.
Ditemukannya “nuklir” misalnya. Nuklir saat
ini bisa digunakan untuk kebaikan umat
manusia, tetapi juga bisa untuk kejahatan.
SAINS ITU TERIKAT (TIDAK NETRAL)
(VALUE BOUND)
 Sains itu tidak netral, melainkan terikat pada
nilai-nilai kemanusiaan (value bound).
 Sains terikat terhadap nilai-nilai agama,
bahkan nilai-nilai budaya dan adat
masyarakat.
 Contoh kasus-kasus bahwa ilmu terkait nilai-
nilai kemanusiaan, agama, sosio budaya, dsb.
 Bayitabung
 Keluarga berencana
 Operasi ganti kelamin, dsb
ETIKA SAINS
(AZAS MORAL YANG TERKANDUNG DALAM ILMU)
 1. Tujuan: menemukan kebenaran
 2. Dilakukan dengan penuh kejujuran
 3. Tanpa kepentingan langsung dari
individu/kelompok tetertentu
 4. Berdasarkan kekutan argumentasi
 6. Mempercayai cara berpikir rasional
 6. Bersifat terbuka terhadap kritik dan
kebenaran yang lain
 7. Bersifat pragmatis dengan didasari sifat-
sifat:
 Tidak merubah kodrat manusia
 Tidak merendahkan martabat manusia
 Tidak mencampuri permasalahan tentang kehidupan
 Netral dari nilai yang bersifat dogmatis dalam
menafsirkan hakekat realitas

Anda mungkin juga menyukai