Anda di halaman 1dari 24

EPISTEMOLOGI:

CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN


YANG BENAR
CAPAIAN PEMBELAJARAN
 Mahasiswa setelah mempelajari materi ini mampu menjelaskan konsep
epistemologi dan penerapannya
FAKTA ALAM
 Gunung meletus, Banjir bandang, Stunami,
Kebakaran hutan, Bertebaran candi-candi
(Borobudur, Prambanan, dsb), Kemiskinan,
Penyakit, Tatanan masyarakat yang rukun,
dan masih banyak lainnya.
 Mengapa semua itu ada atau terjadi?
Bagaimana cara manusia menjelaskan dan
menemukan bahwa itu benar adanya?
TAHAP BERPIKIR
 Awalnya manusia berpikir bahwa kejadian alam seperti gunung meletus,
banjir bandang, penyakit, gagal panen, dsb, karena para dewa marah
kepada kita sebab tidak ada “sesajen” yang disuguhkan kepada mereka.
Manusia percaya pada mitos. Pengetahuan didasarkan pada mitos-mitos,
lahir mitologi.
 Berikutnya manusia memberdayakan otak atau akal pikirannya. Semua
berbasis pada akal sehat untuk membaca kejadian alam. Kelemahan
akal sehat ialah miskin analisis.
 Berikutnya ialah akal sehat yang terdidik. Analisis sudah ada,
berkembang rasionalisme. Dilain sisi ada aliran idealisme. Keduanya
miskin fakta/empiris.
 Berikutnya ialah pemikiran yang bertumpu pada fakta empiris.
Lahir pendekatan empirical.
 Akhirnya berkembang metode ilmiah (gabungan idealisme,
rasionalisme, dan empirisme).
JARUM SEJARAH
PENGETAHUAN
 Abad pertengahan: “ilmu pengetahuan” numpuk pada
satu orang karena status orang tersebut (misalnya Kepala
Suku dianggap orang serba bisa, bisa ngobati, meramal,
bercocok tanam, dsb). Kata kunci: tidak ada perbedaan /
diferensiasi / spesialisasi. Kebenaran monopoli orang
berstatus sosial tinggi.
 Abad penalaran (the age of reason): ada
perbedaan/diferensiasi/spesialisasi. Pohon pengetahuan
dapat dibedakan dari sisi ontologi, epistemologi, dan
aksiologi.
 Displin ilmu pengetahuan makin spesifik. Pengembangan
ilmu bisa melalui monodisiplin, interdisiplin, dan
transdisiplin.
PENGETAHUAN
 Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang
kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk
kedalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu merupakan bagian dari
pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping
berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.
 Ilmu digunakan oleh manusia untuk memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi (empirik). Ilmu dapat dipakai untuk
meramal dan mengontrol gejala alam.
 Bagaimana cara kita membangun ilmu yang benar
sehingga berguna bagi manusia? Misalnya Ilmu
Administrasi?
JENIS KEBENARAN
Hakiki: kebenaran absolut, mutlak, tidak perlu diragukan
sampai akhir jaman. Misalnya wahyu Tuhan, surah dan
ayat-ayat dalam kitab suci agama (misalnya Al Qur’an)
Universal: kebenaran yang “berlaku” di alam semesta.
Misalnya bumi mengelilingi matahari.
Relatif: kebenaran yang hanya berlalu “sesaat” ketika
kebenaran yang berlaku saat itu gugur dikarenakan
adanya temuan baru yang membuktikan kebenaran masa
lalu itu keliru.
Jenis kebenaran yang ada di Ilmu Administrasi?
MENGUJI/MENCARI
KEBENARAN
Kebenaran hakiki: harus percaya karena
indra kita (lahir) tidak mampu menjangkau.
Kebenaran di luar kebenaran hakiki: bisa
dibuktikan melalui serangkaian pembuktian
empirik.
Pembuktian empirik: melahirkan ilmu
pengetahuan.
SUMBER PENGETAHUAN
 Pada dasarnya sumber pengetahuan manusia mendasarkan
pada rasio (akal) dan pengalaman empiris. Adakah sumber
lain?
 Kaum yang mendasarkan rasio (rasionalis atau paham
idealisme) menggunakan metode deduktif untuk menyusun
pengetahuan.
 Kaum yang mendasarkan pada pengalaman empiris
membangun pengetahuan lewat pengalaman yang konkrit
(induktif).
KRITERIA KEBENARAN
 Teori kebenaran:

1. Teori koherensi (deduktif)


2. Teori korespondensi (induktif)
3. Teori pragmatis
 Contoh teori koherensi: “Semua manusia pasti akan mati”, ini benar. “si
Fulan seorang manusia”, ini benar. “si Fulan pasti akan mati”, ini juga
benar.
 Contoh teori korespondensi: “Ibukota Indonesia adalah Jakarta”, ketika
dicek difaktanya memang benar adanya.
 Contoh teori pragmatis?
METODE MENCARI
KEBENARAN
 Penalaran
 Logika
 Sumber-sumber pengetahuan
PENALARAN
 Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir merupakan suatu
kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar.
 Penalaran mempunyai sejumlah ciri:

a) Logika (suatu pola berpikir tertentu).


b) Analitik (mengikuti logika tertentu).
 Penalaran ilmiah menggunakan gabungan penalaran deduktif dan
induktif.
 Bagaimana dengan perasaan dan intuisi?
LOGIKA
 Logika dapat didefinisikan sebagai pengkajian
untuk berpikir secara sahih (logika induktif dan
deduktif).
 Logika induktif: cara berpikir dimana ditariknya
suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai
kasus empiris yang bersifat individual.
 Logika deduktif: cara berpikir dimana dari
pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus.
LOGIKA INDUKTIF
 Contoh 1: Kambing punya mata, gajah punya mata, singa, kucing, sapi,
kerbau, gajah, dan binatang lainnya punya mata. Dari kenyataan-
kenyataan ini dapat disimpulkan yang bersifat umum yakni semua
binatang punya mata.
 Manfaat kesimpulan umum: ekonomis dan dimungkinkan proses
penalaran selanjutnya, baik secara induktif dan deduktif.
 Contoh 2: Semua binatang dan manusia punya mata, maka
kesimpulannya semua makhluk punya mata.
 Penalaran ini memungkinkan disusunnya pengetahuan secara sistematis
yang mengarah ke pernyataan-pernyataan yang semakin bersifat
fundamental.
 Pengetahuan yang dikumpulkan manusia bukanlah merupakan koleksi
dari berbagai fakta melainkan esensi dari fakta-fakta tersebut. Demikian
juga dalam pernyataan mengenai fakta yang dipaparkan, pengetahuan
tidak bermaksud membuat reproduksi dari obyek tertentu, melainkan
menekankan kepada struktur dasar yang menyangga ujud fakta tersebut.
 Pernyataan yang bagaimanapun lengkap dan cermatnya tidak bisa
mereproduksikan betapa manisnya segelas kopi atau pahitnya pil kina.
Pengetahuan cukup dengan pernyataan elementer yang bersifat
kategoris: kopi itu manis, pil kina pahit.
LOGIKA DEDUKTIF
 Contoh silogisme (disusun dari dua buah pernyataan dan
sebuah kesimpulan):
 Semua makhluk punya mata (premis mayor)
 si Fulan seorang makhluk (premis minor)
 Jadi si Fulan punya mata (kesimpulan).
METODE ILMIAH
 Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan
yang disebut ilmu.
 Metode merupakan prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang
mempunyai langkah-langkah yang sistematis.
 Metodologi merupakan suatu pengkajian dari peraturan-peraturan yang
terdapat dalam metode ilmiah. Jadi metodologi ilmiah merupakan
pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah.
 Metodologi ini secara filsafati termasuk apa yang dinamakan
epistemologi.
 Epistemologi (dari kata episteme = pengetahuan dan logos =
pengetahuan sistematis) merupakan pembahasan mengenai bagaimana
kita mendapatkan pengetahuan:
1. Apakah sumber-sumber pengetahuan?
2. Apakah hakekat, jangkauan dan ruang lingkup pengetahuan?
3. Apakah manusia dimungkinkan untuk mendapatkan pengetahuan?
4. Sampai tahap mana pengetahuan yang mungkin untuk ditangkap
manusia?
 Metode ilmiah menggabungkan metode:
1. deduktif, dan
2. induktif.
o Apa itu metode deduktif dan induktif? Silahkan baca materi
kuliah sebelumnya.
o Kajian lain menyatakan metode ilmiah bisa didekati oleh:

1. Mainstream paradigm
2. Non-mainstream paradigm
METODE ILMIAH
PERUMUSAN
MASALAH

KHASANAH Deduksi PENYUSUNAN


PENGETAHUAN Koherensi
KERANGKA
ILMIAH BERPIKIR

PERUMUSAN
Pragmatisme

HIPOTESIS
Korespondensi
Induksi

DITERIM PENGUJIAN DITOLA


A HIPOTESIS K
REFERENSI
Husaini, Adrian., et al., 2013, Filsafat Ilmu:
Perspektif Barat dan Islam, Gema Insani,
Jakarta.
Lubis, Akhyar Yusuf, 2015, Filsafat Ilmu:
Klasik Hingga Kontemporer, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Suriasumantri, Jujun S., 2000, Filsafat Ilmu:
Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta.
Suriasumantri , et al., 2012, Ilmu Dalam
Perspektif, Yayasan Pustaka Obor, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai