Anda di halaman 1dari 7

Nama : Hana Prima Zakiyya

NIM : 2283180005
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan
Dosen : Dr. Irwanto, S.Pd.T., MT., MM., M.Pd., M.Si. M.M.Psi., MA

RESENSI BUKU FILSAFAT ILMU (MENGURANGI ONTOLOGI,


EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN)

Manusia dikenal sebagai makhluk berfikir. Dan hal inilah yang

menjadikan manusia istimewa dibandingkan makhluk lainnya.

Kemampuan berpikir atau daya nalar manusialah yang menyebabkannya

mampu mengembangkan pengetahuan berfilsafatnya. Dia mengetahui

mana yang benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang

buruk, yang indah dan yang jelek. Secara terus menerus manusia
diberikan berbagai pilihan. Dalam melakukan pilihan ini manusia

berpegang pada filsafat atau pengetahuan.

Secara historis filsafat merupakan induk ilmu, dalam

perkembangannya ilmu makin terspesifikasi dan mandiri, namun

mengingat banyaknya masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh

ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk menjawabnya. Filsafat memberi

penjelasan atau jawaban substansial dan radikal atas masalah tersebut.

Sementara ilmu terus mengembangakan dirinya dalam batas-batas

wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal. Proses atau interaksi

tersebut pada dasarnya merupakan bidang kajian Filsafat Ilmu, oleh

karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai upaya menjembatani

jurang pemisah antara filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak

menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat tidak memandang ilmu

sebagai suatu pemahaman atas alam secara dangkal.

Pada dasarnya filsafat ilmu merupakan kajian filosofis terhadap hal-

hal yang berkaitan dengan ilmu, dengan kata lain filsafat ilmu merupakan

upaya pengkajian dan pendalaman mengenai ilmu (Ilmu

Pengetahuan/Sains), baik itu ciri substansinya, pemerolehannya, ataupun

manfaat ilmu bagi kehidupan manusia. Pengkajian tersebut tidak terlepas

dari acuan pokok filsafat yang tercakup dalam bidang ontologi,

epistemologi, dan axiologi dengan berbagai pengembangan dan

pendalaman yang dilakukan oleh para ahli.


I. Pengetahuan Sain
Pengetahuan sain adalah pengetahuan rasional empiris, berikut akan
dijelaskan tentang ontologi, epistimologi dan aksiologi sain
A. Ontologi Sain
1. Hakikat pengetahuan sain
Pengetahuan sain itu rasional empiris. Rumus baku metode
ilmiah ialah : logico-hypothetico-verificatif (buktikan bahwa itu logis,
tarik hipotesis, ajukan bukti empiris) logis di sini dalam artian logis
rasional. Pada dasarnya cara kerja sain adalah cara kerja mencari
hubungan sebab akibat atau mencari pengaruh sesuatu terhadap
yang lain. Asumsi dasar sain adalah tidak ada kejadian tanpa
sebab. Ilmu atau sain berisi teori. Teori pada dasarnya
menerangkan hubungan sebab akibat
2. Struktur Sain
Dalam garis besarnya sain dibagi dua, yaitu sain ke-alaman
dan sain sosial dan ditambah satu Humaniora. Berikut akan
dijelaskan struktur sain dalam bentuk nama-nama ilmu :
 Sains Ke-alaman : Astronomi, Fisika, Kimia, Ilmu Bumi, Ilmu
Hayati
 Sain Sosial : Sosiologi, Antropologi, Psikologi, Ekonomi, Politik
 Humaniora : Seni, Hukum, Filsafat, Bahasa, Agama, Sejarah
B. Epistimologi Sain
Akan diuraikan cara memperoleh pengetahuan sain dan
cara mengukur benar tidaknya pengetahuan sain.
1) Objek Pengetahuan Sain
Objek pengetahuan sain (yaitu objek-objek yang diteliti sain)
ialah semua objek yang empiris, objek kajian sain hanyalah objek
yang berada dalam ruang lingkup pengalaman manusia. Yang
dimaksud pengalaman di sisni adalah pengalaman indera.yanng
dapat diteliti oleh sain diantaranya adalah, hewan, tumbuhan,
manusia serta kejadian-kejadian alam dan semua yang dapat
diteliti oleh sain.
2) Cara Memperoleh Pengetahuan Sain
Untuk memperoleh pengetahuan sain dibutuhkan metode,
metode yang digunakan adalah Metode ilmiah. Menurut metode ini
untuk memperoleh pengetahuan yang benar lakukan langkah
berikut : logico-hypothetico-verificatif. Maksudnya buktikan bahwa
itu logis, kemudian ajukan hipotesis (berdasarkan logika) kemudian
lakukan pembuktian secara empiris. Metode ini secara teknis dan
rinci dijelaskan dalam bidang ilmu yang disebut metode riset.
Metode ini menghasilkan model-model penelitian.
3) Ukuran Kebenaran Pengetahuan Sain
Ukuran kebenaran dalam pengetahuan sains adalah logis
empiris menurut masing-masing ilmu.
C. Aksiologi Sain
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang kegunaan sain, cara
menyelesaikan masalah , dan netralitas sain.
1) Kegunaan Pengetahuan Sain
Sekurang-kurangnya ada tiga kegunaan sain yaitu: sebagai
alat membuat eksplanasi, sebagai alat peramal, dan sebagai alat
pengontrol. Sain merupakan suatu sistem eksplanasi yang paling
dapat diandalkan dibandingkan dengan sistem lainnya dalam
memahami masa lampau, sekarang serta mengubah masa depan.
Tatkala membuat ekplanasi , biasanya ilmuan telah mengetahui
juga faktor penyebab terjadinya gejala itu. Dengan “mengutak-atik”
penyebab itu, ilmuwan dapat membuat ramalan. Selain mampu
membuat ramalan berdasarkan eksplanasi gejala, juga dapat
membuat kontrol.
2) Cara Sain dalam Menyelesaikan Masalah
Untuk menyelesaikan masalah para ilmuan melakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Mengidentifikasi masalah. Identifikasi biasanya dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian, hasil penelitian kemudian dianalisis.
b) Mencari teori tentang sebab permasalahan yang terjadi
c) Menetapkan tindakan penyelesaiannya

II. Pengetahuan Filsafat


A. Ontologi Filsafat
1) Hakikat pengetahuan Filsafat
Filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha mencari
sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan
akal pikiran belaka. Filsafat itu pengetahuan yang diperoleh dari
berfikir. Ciri khas filsafat ialah ia diperoleh dengan berfikir dan
hasilnya berupa pemikiran (yang logis tetapi tidak empiris)
2) Struktur Filsafat
Filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu : ontologi,
epistimologi, dan aksiologi.
 Ontologi, membicarakan hakikat (segala sesuatu); ini berupa
pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu,
 Epistimologi cara memperoleh pengetahuan
 Aksiologi membicarakan guna pengetahuan, ini berlaku bagi semua
cabang filsafat
B. Epistimologi Filsafat
Epistimologi filsafat membicarakan tiga hal, yaitu objek filsafat
(yaitu yang dipikirkan), cara memperoleh pengetahuan filsafat dan
ukuran kebenaran (pengetahuan) filsafat
1) Objek Pengetahuan Filsafat
Objek pengetahuan filsafat lebih luas dari objek penelitian sain.
Sain hanya meneliti objek yang ada, sedangkan filsafat meneliti objek
yang ada dan mungkin ada. Filsafat meneliti objek yang ada tetapi
abstrak, adapun yang mungkin ada, sudah jelas abstrak, itu pun jika
ada.
2) Cara Memperoleh Pengetahuan Filsafat
Bagaimana manusia memperoleh pengetahuan filsafat?
Dengan berfikir secara mendalam, tentang sesuatu yang abstrak.
Mungkin juga objek pemikirannya sesuatu yang konkret, tetapi yang
henddak diketaahuinya ialah bagian belakang objek konkret itu.
Secara mendalam artinya hendak mengetahui bagian yang abstrak
sesuatu itu, ia ingin mengetahui sedalam-dalamnya. Dapat dikatakan
bahwa cara memperoleh filsafat adalah dengan cara berfikir secara
mendalam menggunakan akal.
3) Ukuran Kebenaran Pengetahuan Filsafat
Ukuran kebenaran dalam pengetahuan filsafat ialah logis
tidaknya pengetahuan itu bila logis benar, bila tidak logis salah.
Kebenaran teori filsafat ditentukan oleh logis tidaknya teori itu. Ukuan
logis tidaknya tersebut akan terlihat pada argumen yang menghasilkan
kesimpulan teori itu
C. Aksiologi Filsafat
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang kegunaan filsafat, cara
filsafat menyelesaikan masalah.
1) Kegunaan Pengetahuan Filsafat
Untuk mengetahui kegunaan filsafat, kita dapat memulai dengan
melihat filsafat sebagai tiga hal, pertama filsafat sebagai kumpulan
teori filsafat, Mengetahui teori-teori sangat perlu karena dunia dibentuk
oleh teori-teori filsafat. kedua filsafat sebagai metode pemecahan
masalah yang dihadapi, di sini filsafat digunakan sebagai satu cara
atau model pemecahan masalah secara mendalam dan universal,
ketiga filsafat sebagai pandangan hidup, sama dengan agama dalam
hal mempengaruhi sikap dan tindakan penganutnya. Bila agama dari
Tuhan atau dari langit, maka filsafat ( sebagai pandangan
hidup)berasal dari pemikiran manusia.
2) Cara Sain dalam Menyelesaikan Masalah
Sesuai dengan sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara
mendalam dan universal. Penyelesaian filsafat bersifat mendalam,
artinya ia ingin mencari asal masalah. Universal artinya filsafat ingin
masalah itu dilihat dalam hubunngan seluas-luasnya agar nantinya
penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.
III. Pengetahuan Mistik
A. Ontologi Pengetahuan Mistik
1) Hakikat pengetahuan Mistik
Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional. Pengetahuan
mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio,
maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami
rasio. Pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tetapi
kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris.
2) Struktur Pengetahuan Mistik
Dilihat dari segi sifatnya kita membagi mistik menjadi dua, yaitu
mistik biasa dan mistik magis. Mistik biasa adalah mistik tanpa
kekuatan tertentu, dalam islam mistik ini disebut tasawuf. Mistik magis
ialah mistik yang menganduk kekuatan tertentu dan biasanya untuk
mencapai tujuan tertentu.
B. Epistimologi Pengetahuan Mistik
Pengetahuan mistik ialah pengetahuan yang diperoleh tidak
melalui indera dan bukan melalui rasio. Pengetahuan ini diperoleh
melalui rasa, melalui hati sebagai alat merasa.
1) Objek Pengetahuan Mistik
Objek pengetahuan pengetahuan mistik ialah objek yang
abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib termasuk, Tuhan, malaikat,
surga, neraka, jin dan lain-lain
2) Cara Memperoleh Pengetahuan Mistik
Kaum sufi memperoleh pengetahuan mistik dengan cara
membersihkan diri atau disebut thariqat. Pada umumnya cara
memperoleh pengetahuan pengetahuan mistik adalah latihan yang
disebut juga riyadhah. Dari riyadhoh itu manusia memperoleh
pencerahan, memperoleh pengetahuan yang dalam tasawuf disebut
ma’rifat
3) Ukuran Kebenaran Pengetahuan Mistik
Kebenaran pengetahuan mistik diukur dengan berbagai ukuran.
Bila pengetahuan mistik itu berasal dari Tuhan, maka ukurannya ialah
teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Ada kalanya ukuran
kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Adakalanya juga
ukuran kebenaran pengetahuan mistik adalah bukti empiris.
C. Aksiologi Mistik
Di sini dibahan kegunaan pengetahuan mistik dan cara pengetahuan
mistik menyelesaikan masalah
1) Kegunaan Pengetahuan Mistik
Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya
ialah pemiliknya. Secara kasar kita dapat mengetahui bahwa mistik yang
biasa digunakan untuk memperkuat keimanan, dapat digunakan untuk
kebaikan ataupun kejahatan
2) Cara Mistik dalam Menyelesaikan Masalah
Cara mistik menyelesaikan masalah dengan cara supra-rasional,
menggunakan kekuatan rohaniah. Menggunakan kekuatan supra- natural
yang terdapat dalam wirid dan doa, wafaq atau isim untuk tujuan tertentu.
D. Contoh Pengetahuan Mistik
Berikut adalah beberapa contoh pengetahuan mistik, yaitu :
 Mukasyafah
 Ilmu Laduni
 Saefi
 Jangjawokan
 Sihir
 Ilmu Kebal
 Santet
 Pelet, dll

Anda mungkin juga menyukai