Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT ILMU

A. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan

Filsafat ditegakkan atas dasar Ilmu Pengetahuan tentang matematika dan alam, bukan atas

dasar agama.

Ketahuilah apa yang akan tahu dan ketahuilah apa yang akan tidak tahu.

Filsafat berasal dari kata Philos dan Sopies yang berarti cinta kebenaran.

Filsafat mencakup tiga segi yakni

Logika yaitu Apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah.

Etika yaitu Mangapa yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk.

Estetika yaitu Apa yang termasuk indah dan yang termasuk jelek.

Kemudian bertambah lagi dengan:

Metafisika yaitu Teori tentang ada: Tentang hakekat keberadaan zat, tentang

hakekat pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran.

Politik yaitu kajian mengenai organisasi sosial/pemerintah yang ideal.

Kelima cabang utama ini kemudian berkembang dengan filsafat bidang kajian yang lebih

spesifik, seperti: Efistimologi, etika, estetika, metafisika, politik, filsafat agama, filsafat

ilmu, filsafat pendidikan, filsafat hukum, filsafat sejarah dan filsafat matematika.

Filsafat ilmu merupakan bagian dari Efistimologi:

Ontologis (objek dari pengetahuan)

Efistimologi (cara memeperoleh pengetahuan)


Aksiologi (untuk apa pengetahuan itu dipergunakan).

B. Dasar-dasar Pengetahuan

1. Penalaran

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mengembangkan pengetahuan penalaran

merupakan suatu proses berfikir dalam menarik sesuatu kesimpulan yang berupa

pengetahuan. Dalam penalaran ini kita harus berfikir.

Ciri-ciri Penalaran :

- Adanya suatu pola berpikir yang secara luas (logika)

- Sifat analitik dari proses berfikirnya (analisis ada langkah-langkah dalam

berfikir yaitu harus rasional [pikiran] dan empiris [fakta-takta]).

2. Logika (cara menarik kesimpulan)

Dalam logika ada yang dilakukan secara induktif dan deduktif. Secara induktif

kesimpulan yang bersifat umum, deduktif kesimpulan yang berisifat khusus. Induktif

merupakan cara berfikir dimana ditarik ksimpulan yang bersifat umum dari kasus yang

bersifat khusus. dan Deduktif sebaliknya.

3. Sumber Pengetahuan

Pengetahuan itu didapat dalam proses penalaran baik yang berdasarkan rasio atau dari

pengalaman.

4. Kriteria Kebenaran

Ontologi (Hakekat apaya yang dikaji)

Metafisika, Asumsi, Peluang, beberapapa asumsi dalam ilmu, batas-batas

penjelajahan ilmu.
Ilmu berkembang dengan sangat pesat. Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut

berkembang dari dua cabang utama yaitu Filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun Ilmu-

ilmu Alam dan Filsafat moral yang kemudian berkembang kedalam ilmu-ilmu sosial. Ilmu

alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alamm semesta sedangkan ilmu sosial

memperlajari tentang manusia.

Efoistimologi (Cara mendapatkan pengetahuan)

Dari pengalaman-pengalaman yang dialami atau dirasakan (intuisi)

Metoda Ilmiah

Berfikir merupakan kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan.

Pengetahuan Ilmiah yaitu sifat rasional dan diuji yang memungkinkan pengetahuan itu

disusun dan dapat diadakan.

Teori Ilmiah harus memenuhi dua syarat Ilmu yaitu :

Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak

terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan dan cocok dengan

fakta-fakta empiris.

Syarat-syarat Metode Ilmiah :

1. Harus Objektif yaitu sesuai dengan objeknya melalui pengindraan dan fakta empiris.

2. Metodik yaitu cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.

3. Sistematik yaitu tersusun dalam suatu sistem tidak berdiri sendiri tapi saling berkaitan.

4. Universal yaitu berlaku umum dimana semua orang akan memperoleh hasil yang sama

dengan eksperimen yang sama.


Langkah-langkah Metode Ilmiah

1. Perumusan Masalah

Yaitu merupakan pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat

diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait. Pertanyaan terhadap objek (What, Why,

How).

2. Penyusunan Kerangka Berfikir dalam Pengujian Hipotesa

Yaitu argumentasi yang menjelaskan hubungan yang memungkinkan terdapat faktor yang

saling berkaitan dan membentuk konstelasi permasalahan.

3. Perumusan Hipotesis

Yaitu Jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan.

4. Pengujian Hipotesis

Yaitu merupakan usaha mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesa dengan

hipotesis untuk memperlihatkan fakta-fakta pendukung.

5. Penarikan Kesimpulan

Penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima. Hipotesis yang

diterima merupakan pengetahuan ilmiah.

Pengetahuan ilmiah yaitu pengetahuan yang tersusun secara sistematis.

Struktur pengetahuan ilmiah :

Konsep

Fakta

Generalisasi

Teori

Hukum yaitu kebenarannya sudah teruji dan tinkat kebenarannya tertinggi.


Aksiologi ( Nilai Guna Ilmu)

Ilmu dan moral

Tanggungjawab sosial.

Keunggulan metode ilmiah

Dapat membentuk sikap ilmiah

a. Objektif dan adil

b. Menyadari bahwa kebenaran ilmiah tidak absolut (kebenaran ilmu sifatnya sensitif).

c. Tidak percaya pada tahyul, astrologi

d. Mendorong rasa ingin tahu lebih banyak.

e. Tidak menyebabkan berprasangka dan dapat menerima pendapat orang lain.

Keterbasan Metode ilmiah

a. Keterbatasan panca indra

b. Kekeliruan mengumpulkan fakta sehingga keliru menarik kesimpulan.

Merasa yaitu banyak menggunakan filing (berasal dari pengalaman)

Berfikir yaitu tidak menggunakan filing tapi menggunaka fakta.

Apriori yaitu penilaian terhadap fakta tanpa observasi, wawancara dan eksprimen.

Berfikir kritis yaitu berfikir dengan membuat jarak dengan objek.

Kritis yaitu membuat jarak

Subjektif yaitu menilai sesuatu sesuai dengan kita

Objektif yaitu menilai sesuatu sesuai dengan objek.


C. Islam dan Filsafat

D. Perodesasi Filsafat

1. Filsfat Barat Klasik

Filsafat barat ini berasal dari Yunani (Greece). Beberapa filosof terkenal dari Yunani

yaitu :

a. Sokrates (469 399 SM)

Sokrates mendasarkan seluruh argumentasi atas definisi yang objektif dan valid

(sah). Pemikiran Sokrates bergerak kedua arah yaitu ke luar dan ke dalam. Ke luar

untuk mencari definisi objektif dan ke dalam untuk menemukan hakikat diri, jiwa

yang menurut dia adalah sumber kebenaran.

b. Plato (427 347 SM)

Tema yang dominanmuncul adalah dualisme metafisika yaitu antara real dan

aktual. Pandangannya terhadap ketuhanan adalah bahwa Tuhan adalah dzat

primordial yang berisikan seluruh unsur asli alam.

c. Aristoteles (384 322 SM)

Beliau murid Plato selama 20 tahun, mulai sejak usia 18 tahun. Arsitoteles

membagi filsafat kepada divisi teoritis, praktis dan puitis. Filsafat teoritis terdiri

dari matematika, fisika dan methafisika. Filsafat praktis membahas praktek atau

penerapan teori etika dan politik. Sedangkan filsafat puitis menganalisa estetika,

reaksi emosional, syair, seni dan drama.

d. Plotinus (205 70 SM)

Doktrin sentral Plotinus adalah tiga realitas yaitu Jiwa (soul), Akal (nous) dan

Yang Baik (the god).


2. Filsafat Barat Skolastik

Filosof-filosof terkenal semasa Skolastik :

a. John Scotus Erigena (810 877)

b. Santo Anselm (1033 1109)

c. Roscellinus (1050 1121)

d. Peter Abelard (1079 1142)

Yang di atas adalah periode pertama yang mengarah pada Neo Platonisme, sedangkan

priode kedua adalah Aristotelianisme dengan tokoh sebagai berikut :

a. Albertus Magnus (1193 1280)

b. Thomas Aquino (1296 1650)

c. William Occam (1280 1347)

d. Roger Bacon (1214 1294)

3. Filsafat Barat Modern

Tokoh-tokohnya antara lain :

a. Francis Bacon (1561 1626)

b. Rene Descartes (1596 1650)

c. John Locke (1632 1704)

d. Jean Jaques Rousseau (1712 1778)

Aliran-aliran dalam filsafat modern :

a. Rasionalisme

b. Empirisme

c. Idealisme

d. Utilitarianisme

e. Positivisme
4. Filsafat Barat Kontemporer

Pemikiran ini adalah pragmatisme, dengan pelopornya Charles Peirce (1939 1914).

5. Filsafat Timur

Para pakar membagi pemikiran Hindu kepada emat episode :

a. Periode Weda (1500 600 SM)

Diawali dengan perkembangan Hindu yang banyak menyerap mitologi, ritual dan

doktrin.

b. Periode Wiracarita (600 200 SM)

Berkembangnya karya epik kepahlawanan, Hiakayat Ramayana dan Mahabrata

timbul pada episode ini.

c. Periode Sutra-stra (200 SM abad ke-16)

d. Periode Skolastik Modern (abad 9 sampai sekarang)

Pemikiran ini berawal dari Arab-Islam kemudian Persia dan Belakangan Barat.

Kemudian adalagi filsafat Cina yang sudah cukup tua dan dimulai jauh sebelum

Masehi. Periode ini Periode Kuno, pertengahan dan Modern Kontemporer.

Adalagi filsafat Japang yang tak kalah pentingnya yang banyak dipengaruhi oleh

Konfusianisme, peradaban Cina, Buddhieme dan Kebudayaan India, serta

belakangan banyak dipengaruhi oleh Barat.

6. Filsafat Islam

Filosofis masuk ke dalam Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai ahli-ahli pikir

Islam di Suria, Mesopotamia, Persia dan Mesir. Kemudian timbullah pusat


kebudayaan Yunani di Timur seperti Alexandria di Mesir, Antioch di Suria,

Jundisyapur di Mesopotamia dan Bectra di Persia.

Perhatian kepada filsafat meningkat pada zaman Khalifah Al Mamun (813 833 M)

putra Harun al Rasyid. Golongan yang banyak tertarik pada filsafat Yunani adalah

kaum Mutazilah seperti Abu al Huzail, al Nazzam, al Jahiz, al JubbaI dll yang dapat

dilihat dari pemikiran teologi mereka.

Filosof-filosof Islam lain yang terkenal sepeerti Ibnu Sina, Ibnu Miskawaih, Imam

Ghazali, Ibnu Tufail, Ibnu Rusyd dll.

Al Ghazali berbeda dengan filosof-filosof lain, ia tidak mementingkan filsafat saja tapi

juga soal hukum, teologi dan sufisme.

E. Metode Filsafat

Sepanjang sejarah filsafat telah dikembangkan berbagai metode berfilsafat, tapi yang

menonjol sbb:

1. Metode Kritis

2. Metode Intuitif

3. Metode Skolastik

4. Metode Matematis

5. Metode Empiris Eksperimental

6. Metode Transedental

7. Metode Dialektis

8. Metode Fenomenologis

9. Metode Eksistensialisme

10. Metode Analitika Bahasa

Anda mungkin juga menyukai