Anda di halaman 1dari 35

FILSAFAT ILMU

Kajian Bidang-bidang Filsafat

KELOMPOK 9 :
> Rendibagus Ranianto (22309259012)
> Khaeriyah Anwar (22309259016)
Kajian Bidang-bidang Filsafat
1.
Ontologi
2
1. Pengertian ontologi
Ontologi berdasarkan bahasa
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu
On (Ontos) merupakan ada dan
logos merupakan ilmu sehingga
ontologi merupakan ilmu yang
membahas mengenai keberadaan.

3
1. Pengertian ontologi
Ontologi dalam filsafat ilmu merupakan
studi atau pengkajian mengenai sifat dasar
ilmu yang memiliki arti, struktur, dan
prinsip ilmu. Ontologi sering digunakan
oleh para filsuf sebagai sinonim dari
istilah yang digunakan oleh Aristoteles
untuk merujuk pada apa yang Aristoteles
sendiri sebut yaitu ‘filsafat pertama’.

4
2. Aspek ontologi
Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan secara:
• Metodis : menggunakan cara ilmiah
• Sistematis : saling berkaitan satu sama lain secara teratur
• Koheren : unsur-unsurnya harus bertautan
• Rasional : harus berdasarkan pada kaidah berpikir yang benar/logis
• Komprehensif : melihat objek secara multidimensional atau keseluruhan
• Radikal : diuraikan sampai akar persoalannya
• Universal : kebenarannya sampai tingkat umum berlaku dimana saja

5
3. Fungsi dan manfaat ontologi
Fungsi dan manfaat mempelajari ontologi, yaitu sebagai refleksi kritis
atas objek atau bidang garapan, konsep-konsep, asumsi-asumsi, dan
postulat-postulat ilmu.

4. Metode ontologi
Metode ini termasuk pengembangan teori ruang lingkup yang lebih
luas atau sempit dan pengujian serta penyempurnaan dari teori-teori
tersebut dengan memahami metode filsafat terhadap hasil ilmu
pengetahuan. Metode ini digunakan oleh Aristoteles sendiri.

6
Pandangan-pandangan pokok didalam pemahaman antara lain :

a. Monoisme
Paham ini merupakan paham yang menganggap bahwa hakikat yang asal dari
seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Istilah monoisme
oleh Thomas Davidson disebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian
terbagi ke dalam dua aliran :
1) Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan
rohani.
2) Idealisme
Idealisme berasal dari kata “Idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran
ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu berasal dari
roh (sukma), yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang.
7
b. Dualisme

Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri atas dua macam hakikat sebagai
asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat rohani, benda dan roh,
jasad dan spirit, materi bukan muncul dari roh, serta roh bukan muncul dari
benda.

c. Pluralisme

Paham ini berpandangan bahwa segala macam bentuk merupakan


kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa
segenap macam bentuk ini semuanya nyata.
8
d. Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada.
Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang positif.

e. Agnotisisme
Agnostisisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan terhadap
kemampuan manusia dalam mengetahui hakikat benda, baik materi
maupun rohani. Timbulnya aliran ini disebabkan belum diperoleh
seseorang yang mampu menerangkan secara konkret akan adanya
kenyataan yang berdiri sendiri dan dapat dikenal.

9
5. Ontologi dalam struktur ilmu, posisi, dan
peran penting ontologi
Ontologi menempati posisi
yang penting karena ontologi
menempati posisi landasan
yang terdasar dari segitiga
ilmu dan merupakan letak
“undang-undang dasarnya”
Bagan ilmu (ontologi merupakan dasar ilmu)
dunia ilmu.
10
Kajian Bidang-bidang Filsafat
2.
Epistemologi
11
1. Pengertian epistemologi
Epistemologi berasal dari bahasa
Yunani “Episteme” dan “logos”.
“Episteme” berarti pengetahuan
(knowledge) dan “logos” berarti teori.
Epistomologi mengkaji mengenai apa
sesungguhnya ilmu, dari mana sumber
ilmu, serta bagaimana proses
terjadinya.
12
1. Pengertian epistemologi
Epistemologi adalah bagian filsafat yang
meneliti asal-usul, asumsi dasar, sifat-sifat,
dan bagaimana memperoleh pengetahuan,
menentukan karakter pengetahuan, bahkan
menentukan kebenaran mengenai hal yang
dianggap patut diterima dan apa yang patut
ditolak.

13
2. Cakupan epistemologi
a. Pokok bahasan, yakni apakah subjek epistemologi adalah ilmu secara
umum atau ilmu dalam pengertian khusus.

b. Sudut pembahasan, yakni apabila subjek epistemologi adalah ilmu dan


makrifat, dari sudut mana subjek ini dibahas karena ilmu dan makrifat
juga dikaji dalam ontologi, logika, dan psikologi. Yang menjadi titik
tekan adalah dari sisi hakikat keberadaan ilmu, sisi pengungkapan dan
kesesuaian ilmu dengan realitas eksternal juga menjadi pokok kajian
epistemologi.
14
3. Sejarah epistemologi
Keberadaan epistemologi sebagai cabang mandiri dari filsafat tidak terlalu
banyak menyisakan alur sejarah yang panjang. Secara historis hal itu hanya
dapat dilacak hingga abad ke-17 atau 18 M.

Perkembangan epistemilogi dapat dibagi dalam tiga perspektif utama :

a. perspektif klasik;

b. perspektif modern; dan

c. perspektof kontemporer.

15
Aliran-aliran dalam epistemologi.
a. Rasionalisme

Aliran ini berpendapat semua pengetahuan bersumber dari akal pikiran atau rasio.
Tokohnya antara lain Rene Descrates (1596–1650), yang membedakan adanya tiga
ide, yaitu innate ideas (ide bawaan) sejak manusia lahir atau juga dikenal dengan
adventitinous ideas, yaitu ide yang berasal dari luar manusia, dan faktitinousideas,
atau ide yang dihasilkan oleh pikiran itu sendiri.

b. Empirisme

Aliran ini berpendirian bahwa semua pengetahuan manusia diperoleh melalui


pengalaman indra. Indra memperoleh pengalaman dari alam empiris, selanjutnya
kesan-kesan tersebut terkumpul dalam diri manusia menjadi pengalaman.
16
Aliran-aliran dalam epistemologi.
c. Realisme

Realisme merupakan suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa objek yang kita
serap lewat indra adalah nyata dalam diri objek tersebut.

d. Kritisisme

Menyatakan bahwa akal menerima bahan-bahan pengetahuan dari empiri (yang


meliputi indra dan pengalaman). Kemudian akal akan menempatkan, mengatur,
dan menertibkan dalam bentuk-bentuk pengamatan yakni ruang dan waktu.
Pengamatan merupakan permulaan pengetahuan sedangkan pengolahan akal
merupakan pembentukannya.
17
Aliran-aliran dalam epistemologi.

e. Positivisme

Tokoh aliran ini di antaranya August Comte, memiliki pandangan sejarah perkembangan pemikiran
manusia dapat dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu :

1. Tahap Theologis

2. Tahap Metafisis

3. Tahap Positif

f. Skeptisisme

Menyatakan bahwa indra adalah bersifat menipu atau menyesatkan. Pada zaman modern
berkembang menjadi skeptisisme medotis (sistematis) yang mensyaratkan adanya bukti sebelum
suatu pengalaman diakui benar.
18
Aliran-aliran dalam epistemologi.
g. Pragmatisme

Aliran ini tidak mempersoalkan tentang hakikat pengetahuan, namun


mempertanyakan tentang pengetahuan dengan manfaat atau guna dari
pengetahuan tersebut. Dengan kata lain kebenaran pengetahuan hendaklah
dikaitkan dengan manfaat dan sebagai sarana bagi suatu perbuatan.

19
4. Metodologi memperoleh pengetahuan
• Metode indukatif : suatu metode yang menyimpulkan pernyataan
hasil observasi dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
• Metode Deduktif: suatu metode yang menyimpulkan bahwa data
empirik diolah lebih lanjut dalam sistem pernyataan yang runtut.
• Metode positivisme: Metode ini berpangkal dari apa yang telah
diketahui, yang faktual dan positif.
• Metode kontemplatif: Metode yang dilakukan dengan jalan
merenungkan objek yang akan diketahui dengan mempergunakan
kemampuan berpikir.
• Metode dialektis: metode tanya jawab (diskusi logika) untuk
mencapai kejernihan filsafat.
20
5. Jenis-Jenis Pengetahuan
Pengetahuan dipandang dari jenis pengetahuan yang
dibangun dapat dibedakan sebagai berikut :
• Pengetahuan biasa: pengetahuan yang didapatkan dari
pengalaman sehari-hari yang dapat diterima dengan baik
dan masuk akal
• Pengetahuan ilmiah: Pengetahuan yang menerapkan
pendekatan metodologi ilmiah.
• Pengetahuan filsafat: pengetahuan yang bersifat
mendasar dan menyeluruh dengan model pemikiran
yang analitis, kritis, dan spekulatif.

• Pengetahuan agama: Pengetahuan yang didasarkan


pada keyakinan dan ajaran agama tertentu. 21
Pengetahuan dipandang atas dasar kriteria karakteristiknya

dapat dibedakan sebagai berikut :

• Pengetahuan indrawi, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas sense


(indra) atau pengalaman manusia sehari-hari.
• Pengetahuan akal budi, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas kekuatan
rasio.
• Pengetahuan intuitif, yaitu pengetahuan yang memuat pemahaman secara
cepat.
• Pengetahuan otoritatif, yaitu pengetahuan yang dibangun atas dasar
kredibilitas seorang tokoh atau sekelompok orang yang dianggap
professional dalam bidangnya.
22
6. Hubungan epistemologi dengan ilmu-ilmu lain

• Hubungan Epistemologi
dengan Ilmu Logika
• Hubungan Epistemologi
dengan filsafat
• Hubungan epistemologi
dengan teologi dan ilmu
tafsir

23
3.
Kajian Bidang-bidang Filsafat

Aksiologi
24
1. Pengertian Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata ‘axios’ dalam Bahasa Yunani artinya nilai dan logos yang
artinya ilmu. Aksiologi dapat diartikan sebagai teori mengenai sesuatu yang bernilai.

Jujun. S Suriasumantri: aksiologi berarti teori nilai yang berkaitan dengan

kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.

Wibisono: aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur kebenaran, etika serta
moral sebagai dasar normatif penelitian , penggalian dan juga penerapan ilmu.

Kattsoff: aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai


25

yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.


2. Nilai
Dalam pembahasan aksiologi, nilai menjadi fokus utama. Nilai dipahami sebagai
pandangan, cita-cita, adat, kebiasaan, dan lain-lain yang menimbulkan tanggapan
emosional pada seseorang atau masyarakat tertentu. Dalam filsafat, nilai akan
berkaitan dengan logika, etika, estetika (Salam 1997).

26
Sumber aspek-aspek yang dijadikan standar rujukan bagi penetapan
nilai :

a. Logika
Logika  merupakan  cabang  ilmu filsafat  yang  membahas
tentang aturan penalaran yang tepat dan pola pikiran yang masuk
akal.

Dengan memahami logika, setidaknya seorang tidak akan


terjerumus ke dalam jurang kesesatan atau kekeliruan.

Francis Bacon dalam bukunya“Novum Organum” mengatakan


tentang beberapa jenis kekeliruan:
• The idols of the cave
• The idols of the tribe
• The idols of the forum
• The idols of the market 27
b. Etika
Etika merupakan cabang dari Filsafat yang merupakan proses berpikir mengenai penilaian
baik buruknya perilaku manusia. Etika berbicara mengenai nilai kebenaran, yaitu antara
yang pantas dan tidak pantas, antara yang baik dan tidak baik

Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan
apa yang ia lakukan.

28
Ada 4 teori etika sebagai sistem filsafat moral:

• Hedonisme : suatu pandangan yang menganggap bahwa sesuatu yang baik jika
mengandung kenikmatan bagi manusia

• Eudemonisme : menegaskan setiap kegiatan manusia mengejar tujuan. Adapun


tujuan dari eudemonisme itu sendiri adalah kebahagiaan.

• Utiliterisme: teori etika yang menyatakan bahwa suatu tindakan dianggap baik
bila tindakan itu meningkatkan derajat manusia.

• Pragmatisme: suatu pemikiran yang menganggap bahwa sesuatu yang baik


adalah yang berguna secara praktis dalam kehidupan.

29
c. Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang membahas mengenai keindahan yang
terdapat pada alam dan seni.
Estetika menyangkut perasaan indah. Nilai keindahan tidak semata-mata pada
bentuk atau kualitas objeknya, tetapi juga isi atau makna yang dikandungnya.
Dengan demikian sebuah estetika akan ditemukan dalam sisi lahirnya maupun
batinnya. (Katsoft)
Estetika biasanya berkaitan erat dengan karya seni.
30
llmu, Amal, dan Tanggung Jawab Sosial Ilmuan

Sikap sosial yang dilakukan ilmuwan sebagai cermin tanggung jawab sosial antara lain:
• Menjelaskan semua permasalahan yang tidak diketahui masyarakat dengan bahasa yang
mudah dicerna.
• Memengaruhi opini agar memunculkan masalah yang penting untuk segera dipecahkan.
• Meramalkan apa yang terjadi dengan sebuah fenomena.
• Menemukan alternatif dari objek permasalahan yang menjadi pusat perhatian.
• Dalam etika, ilmuwan tidak hanya memberikan informasi tetapi juga memberikan contoh

(Sumantri 2003). 31
Kegunaan Aksiologi Terhadap Tujuan Ilmu Pengetahuan

Digunakan untuk membangun sumber daya manusia yang memiliki etika, estetika dan
logika dalam menilai suatu hal. Aksiologi menjadi pembahasan penting untuk
diketahui, agar bisa mengetahui hakikat dari ilmu pengetahuan dan kegunaannya. 

Untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu, kita dapat memulainya dengan melihat
filsafat sebagai tiga hal, yaitu:
• Filsafat sebagai kumpulan teori
• Filsafat sebagai pandangan hidup
• Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah
32
Kaitan Aksiologi dengan Filsafat Ilmu

Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang membicarakan


tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Aksiologi
memberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu
itu digunakan dan bagaimana kaitan antara cara penggunaan
ilmu tersebut dengan kaidah-kaidah nilai.

33
KESIMPULAN
• Kajian bidang-bidang filsafat terdiri dari ontologi, epistemologi dan aksiologi

• Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang hakikat sesuatu yang ada. Menurut
istilah ontologi adalah ilmu yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara
jasmani maupun secara rohani.

• Epistimologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal,


sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran pengetahuan. Aspek ini
membahas bagaimana cara kita mendapatkan pengetahuan.

• Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana


manusia menggunakan ilmunya. Disisi lain,  aksiologi sebagai teori nilai yang
berkaitan dengan manfaat atau kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
34
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai