Anda di halaman 1dari 29

ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN

AKSIOLOGI DALAM PENGETAHUAN


FILSAFAT
28/11/2012 AFID BURHANUDDIN 1 KOMENTAR

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa mencari kebenaran. Filsafat juga disebut
sebagai induk dari ilmu pengetahaun, banyak ilmu pengetahuan yang terlahir dari filsafat.
Imanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan yang menjadi pokok pangkal segala
pengetahuan yang di dalamnya tercakup empat persoalan yakni apa yang dapat diketahui?
(jawabnya metafisika), apa yang seharusnya di ketahui? (jawabnya etika), sampai dimana
harapan kita? (jawabnya agama) apa itu manusia? (jawabnya antropologi). (Ahmad Tafsir, 2001 :
11). Disisi lain, filsafat membahas segala sesuatu yang ada bahkan yang mungkin ada baik
bersifat abstrak maupun riil meliputi Tuhan, manusia dan alam semesta. Sehingga untuk paham
betul semua masalah filsafat sangatlah sulit tanpa adanya pemetaan-pemetaan dan mungkin kita
hanya bisa menguasai sebagian dari luasnya ruang lingkup filsafat.

Sedangkan, pengetahuan adalah persepsi subyek (manusia terhadap obyek (riil dan gaib) atau
fakta. Dan ilmu pengetahuan itu sendiri adalah kumpulan pengetahuan yang benar disusun
dengan sistem dan metode untuk mencapai tujuan yang berlaku niversal dapat
diuji/diverifikasi kebenaranya.Ilmu pengetahuan tidak hanya satu, melaikan banyak (plural)
bersifat terbuka berkaitan dalam memecahkan masalah. Jadi, Pengetahuan filsafat mempelajari
esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu secara rasional.
Dalam hal ini berkaitan sekali dengan cabang – cabang ilmu filsafat. Cabang – cabang ilmu
filsafat di antaranya Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi. Ontologi adalah cabang ilmu yang
membahas hakikat segala sesuatu yang ada. Epistimologi adalah cabang ilmu menjelaskan
tentang bagaimana mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut. Aksiologi
membahas tentang untuk apa ilmu itu digunakan.

ONTOLOGI

Ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Ontos berarti yang berada (being) dan Logos berarti
pikiran (logic). Jadi, Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang hakiket sesuatu yang
ada/berada atau dengan kata lain artinya ilmu yang mempelajari tentang “yang ada” atau dapat
dikatakan berwujud dan berdasarkan pada logika. Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang
membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Disis lain, ontologi
filsafat adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang paling dasar atau paling
dalam dari sesuatu yang ada.

Objek kajian Ontologi disebut “ Ada” maksudnya berupa benda yang terdiri dari alam , manusia
individu, umum, terbatas dan tidak terbatas (jiwa). Di dalam ontologi juga terdapat aliran
yaitu aliran monoisme yaitu segala sesuatu yang ada berasal dari satu sumber (1 hakekat).
Dalam aspek Ontologi diperlukan landasan-landasan dari sebuah pernyataan – pernyataan dalam
sebuah ilmu. Landasan-landasan itu biasanya kita sebut dengan Metafisika. Metafisika
merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki gerakan atau perubahan yang berkaitan dengan
yang ada (being).

Dalam hal ini, aspek Ontologi menguak beberapa hal, diantaranya:

1. Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?


2. Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut?
3. Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya
tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan
mengindera) yang membuahkan pengetahuan?
4. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu?
Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara :

1. Metodis : menggunakan cara ilmiah.


2. Sistematis :saling berkaitan satu sama lain secara
teratur dalam satu keseluruhan.
3. Koheren : Unsur – unsur harus bertautan tidak boleh
mengandung uraian yang bertentangan.

1. Rasional : Harus berdasarkan pada kaidah berfikir


yang benar (logis)
2. Komprehensif : Melihat obyek tidak hanya dari satu
sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional
atau secara keseluruhan.
3. Radikal : Diuraikan sampai akar persoalan, atau
esensinya.
4. Universal : Muatan kebenaranya sampai tingkat
umum yang berlaku dimana saja.
Hakikat dari Ontologi Ilmu Pengetahuan

1. Ilmu berasal dari riset (penelitian)


2. Tidak ada konsep wahyu
3. Adanya konsep pengetahuan empiris
4. Pengetahuan rasional, bukan keyakinan
5. Pengetahuan metodologis
6. Pengetahuan observatif
7. Menghargai asas verifikasi (pembuktian)
8. Menghargai asas skeptisisme yang redikal.
Jadi, Ontologi pengetahuan filsafat adalah ilmu yang mempelajari suatu yang ada atau berwujud
berdasarkan logika sehigga dapat diterima oleh banyak orang yang bersifat rasional dapat
difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya.
EPISTIMOLOGI

Secara etimologi, epistemologi merupakan kata gabungan yang diangkat dari dua kata dalam
bahasa Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan atau kebenaran dan
logos berarti pikiran, kata atau teori. Dengan demikian epistimologi dapat diartikan
sebagai pengetahuan sistematik mengenahi pengetahuan. Epistimologi dapat juga diartikan
sebagai teori pengetahuan yang benar (teori of knowledges). Epistimologi adalah cabang filsafat
yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan validitas atau kebenaran
pengetahuan.

Istilah epistimologi dipakai pertama kali oleh J. F. Feriere untuk membedakannya dengan cabang
filsafat lain yaitu ontologi (metafisika umum). Filsafat pengetahuan (Epistimologi) merupakan
salah satu cabang filsafat yang mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Epistomogi
merupakan bagian dari filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber
pengetahuan asal mula pengetahuan, batas – batas, sifat sifat dan kesahihan pengetahuan. Objeck
material epistimologi adalah pengetahuan . Objek formal epistemologi adalah hakekat
pengetahuan.

1. Logika Material adalah usaha untuk menetapkan kebenaran


dari suatu pemikiran di tinjau dari segi isinya. Lawannya
adalah logika formal (menyelidiki bentuk pemikiran yang
masuk akal). Apabila logika formal bersangkutan dengan
bentuk-bentuk pemikiran, maka logika material
bersangkutan dengan isi pemikiran. Dengan kata lain,
apabila logika formal yang biasanya disebut
istilah’logika’berusaha untuk menyelidiki dan menetapkan
bentuk pemikiran yang masuk akal, maka logika material
berusaha untuk menetapkan kebenaran dari suatu
pemikiran ditinjau dari segi isinya. Maka dapat
disimpulkan bahwa logika formal bersangkutan dengan
masalah kebenaran formal sering disebut keabsahan (jalan)
pemikiran. Sedangkan logika material bersangkutan
dengan kebenaran materiil yang sering juga disebut sebagai
kebenaran autentik atau otentisitas isi pemikiran.
2. Kriteriologia berasal dari kata kriterium yang berarti
ukuran. Ukuran yang dimaksud adalah ukuran untuk
menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan
tertentu. Dengan demikian kriteriologia merupakan suatu
cabang filsafat yang berusaha untuk menetapkan benar
tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan berdasarkan
ukuran tentang kebenaran.
3. Kritika Pengetahuan adalah pengetahuan yang berdasarkan
tinjauan secara mendalam, berusaha menentukan benar
tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan manusia.
4. Gnoseologia (gnosis = keilahian, logos = ilmu
pengetahuan) adalah ilmu pengetahuan atau cabang filsafat
yang berusaha untuk memperoleh pengetahuan mengenai
hakikat pengetahuan, khususnya mengenahi pengetahuan
yang bersifat keilahian.
5. Filsafat pengetahuan menjelaskan tentang ilmu
pengetahuan kefilsafatan yang secara khusus akan
memperoleh pengetahuan tentang hakikat pengetahuan.
J.A.Niels Mulder menjelaskan bahwa epistimologi adalah
cabang filsafat yang mempelajari tentang watak, batas-
batas dan berlakunya dari ilmu pengetahuan. Abbas
Hamami Mintarejo berpendapat bahwa epistemologi adlah
bagian filsafat atau cabang filsafat yang membicarakan
tentang terjadinya pengetahuan dan mengadakan penilaian
atau pembenaran dari pengetahuan yang telah terjadi itu.
Epistimologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya pengetahuan, sumber
pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas, sifat, metode dan kesahihan pengetahuan. Jadi,
objek material epistimologi adalah pengetahuan, sedangkan objek formalnya adalah hakikat
pengetahuan itu.

Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini
membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut.
Dalam aspek epistemologi ini terdapat beberapa logika, yaitu: analogi, silogisme, premis mayor,
dan premis minor.

1. Analogi dalam ilmu bahasa adalah persaaman antar bentuk


yang menjadi dasar terjadinya bentuk – bentuk yang lain.
2. Silogisme adalah penarikan kesimpilan konklusi secara
deduktif tidak langsung, yang konklusinya ditarik dari
premis yang di sediakan sekaligus.
3. Premis mayor bersifat umum yang berisi tentang
pengetahuan, kebenaran, dan kepastian.
4. Premis Minor bersifat spesifik yang berisi sebuah struktur
berpikir dan dalil – dalilnya.
Dalam epistimologi dikenal dengan 2 aliran, yaitu:

1. Rasionalisme : Pentingnya akal yang menentukan


hasil/keputusan.
2. Empirisme : Realita kebenaran terletak pada benda
kongrit yang dapat diindra karena ilmu atau pengalam
impiris.
AKSIOLOGI

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axiosyang berarti nilai. Sedangkan
logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun
S.suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilali merujuk
pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri
adalah sesuatu yang berharga yang diidamkan oleh setiap insan.

Aksioloagi adalah ilmu yang membecirakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Jadi,
aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa
memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan dijalan yang baik pula
karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu
dimanfaatkan dijalan yang tidak benar.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya
pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral
suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana.
Dalam aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu:

1. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis masalah-masalah moral.
Kajian etika lebih fokus pada perilkau, norma dan adat istiadat manusia. Etika merupakan salah
satu cabang filsafat tertua. Setidaknya ia telah menjadi pembahasan menarik sejak masa sokrates
dan para kaum shopis.disitu dipersoalkan mengenai masalah kebaikan, keutamaan, keadilan dan
sebagainya. Etika sendiri dalam buku etika dasar yang ditulis oleh Franz Magnis Suzeno
diartikan sebagai pemikiran kritis, sistematis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-
pandangan moral ini sebagaimana telah dijelaskan diatas adalah norma adat, wejangan dan
adatistiadat manusia. Berbeda dengan norma itu sendiri etika tidak menghasilkan suatu kebaikan
atau perintah dan larangan, melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan dari
etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa yang ia
lakukan.

Di dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan. Maksudnya
adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggungjawab, baik tanggung jawab terhadap diri
sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap Tuhan sebagai sang pencipta. Dalam perkembangan
sejarah etika ada 4 teori etika sebagai sistem filsafat moral yaitu hedonism, eudemonisme,
utiliterisme dan deontologi. Hedoisme adalah pandangan moral yang menyamakan baik menurut
pandangan moral dengan kesenangan. Eudemonisme menegaskan setiap kegiatan manusia
mengejar tujuan. Dan adapun tujuan dari amnesia itu sendiri adalah kebahagiaan.

Selanjutnya utilitarisme yang berpendapat bahwa tujuan hukum adalah memajukan kepentingan
para warga negara dan bukan memaksakan perintah-perintah illahi atau melindungi apa yang
disebut hak-hak kodrati. Selanjutnya deontologi adalah pemikiran tentang moral yang diciptakan
oleh Immanuel Kant. Menurut Kant, yang bisa disebut baik secara terbatas atau dengan syarat.
Misalnya kekayaan manusia apabila digunakan dengan baik oleh kehendak manusia.

1. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai keindahan.
Keindahan mengandung arti bahwa didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata
secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang utuh menyeluruh. Maksudnya
adalah suatu objek yang indah bukan semata-mata bersifat selaras serta berpola baik melainkan
harus juga mempunyai kepribadian.

Sebenarnya keindahan bukanlah merupakan suatu kulaitas objek, melainkan sesuatu yang
senantiasa bersangkutan dengan perasaan. Misalnya kita bangun pagi, matahari memancarkan
sinarnya kita merasa sehat dan secara umum kita merasakn kenikmatan. Meskipun sesungguhnya
pagi itu sendiri tidak indah tetapi kita mengalaminya dengan perasaan nikmat. Dalam hal ini
orang cenderung mengalihkan perasaan tadi menjadi sifat objek itu, artinya memandang
keindahan sebagai sifat objek yang kita serap. Padahal sebenarnya tetap merupakan perasaan.

Aksiologi berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupun ilmu agama, tak dapat
dibantak lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia, dengan ilmu
seseorang dapat mengubah wajah dunia. Berkaitan dengan hal ini, menurut Francis Bacon seperti
yang dikutip oleh Jujun S. suriasumantri yaitu bahwa “pengetahuan adalah kekuasaan” apakah
kekuasaan itu merupakan berkat atau justru malapetaka bagi umat manusia. Memang kalaupun
terjadi malapetaka yang disebabkan oleh ilmu, bahwa kita tidak bissa mengatakan bahwa itu
merupakan kesalahan ilmu, karena itu sendiri ilmu merupakan alat bagi manusia untuk mencapai
kebahagiaan hidupnya, lagipula ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun
buruk melainkan tergantung pada pemilik dalam menggunakannya. Nilai kegunaan ilmu untuk
mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafat ilmu itu digunakan, kita dapat
memulainya dengan melihat filsafat sebagai tiga hal yaitu:

1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami


mereaksi dunia pemikiran.
Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang membentuk
suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem ekonomi atau sistem
politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah kegunaan mempelajari teori-
teori filsafat ilmu.

1. Filsafat sebagai pandangan hidup.


Filsafat dalam posisi yang kedua ini semua teori ajarannya diterima kebenarannya dan
dilaksanakan dalam kehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya ialah untuk
petunjuk dalam menjalani kehidupan.

1. Filsafat sebagi metodologi dalam memecahkan masalah


Dalam hidup ini kita menghadapi banyak masalah. Bila ada batu di depan pintu, setiap keluar
dari pintu itu kaki kita tersandung, maka batu itu masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak
bila masalah-masalah itu dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, mulai
dari cara yang sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang diguna amat sederhana maka
biasanya masalah tidak terselessaikan secara tuntas. Penyelesaian secara detail itu biasanya dapat
mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupan manusia.
Nilai itu bersifat objektif tapi kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai
tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan berada pada
objeknya, bukan pada subjek yang melakuakn penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada
kebenaran pada pendapat individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi
subjektif, apabila subjek berperan dalam member penilaian, kesadaran manusia menjadi tolak
ukur penialian. Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang
dimiliki akal budi manusia seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka,
senang atau tidak senang.

Bagaimana dengan objektifitas ilmu? Sudah menjadi ketentuan umum dan diterima oleh
berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektif. Salah satu faktor yang membedakan
anatara pernyataan ilmiah dengan anggapan umum ialah terletak pada objektivitasnya. Seorang
ilmuwan harus melihat realitas empiris dengan mengesampingkan kesadaran yang bersifat
ideologis, agama dan budaya. Seorang ilmuan haruslah bebas dalam mennetukan topic
penelitiannya, bebas melakukan eksperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia
hanya tertuju kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan baik.
Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terkait pada nilai subjektif

PENUTUP

Ontologi berarti ilmu yang membahas tentang hakiket sesuatu yang ada/berada atau dengan kata
lain artinya ilmu yang mempelajari tentang yang ada. Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu
yang membahas sesuatu yang telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Epistimologi
adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan
validitas atau kebenaran pengetahuan. Dalam hal ini, aspek estimologi merupakan aspek yang
membahas tentang pengetahuan filsafat. Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari
pengetahuan dan seperti apa pengetahuan tersebut. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu
yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Disisi lain, aksiologi sebagai
teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh

DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia.Jakarta: Bumu Aksara

Penyusun:

1. Avip Nurfita
2. Eli Fatmawati
3. Havida Fitri M
4. Puput Dwi C
5. Yussi Aprilia A.
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris

Dosen Pengampu : Afid Burhanuddin, M. Pd

Report this ad

Report this ad

BAGIKAN INI:

 Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)


 Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
 6Bagikan pada Facebook(Membuka di jendela yang baru)6
 Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
 Klik untuk berbagi via Google+(Membuka di jendela yang baru)

ARSIP
Pilih Bulan
Arsip
TAUTAN

E-JOURNAL

S S R K J S M

« Sep Des »

1 2 3 4

5 6 7 8 9 10 11

12 13 14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25

26 27 28 29 30

NOVEMBER 2012

STATISTIK

MAU GABUNG?

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang pos baru melalui surat
elektronik.

Bergabunglah dengan 141 pengikut lainnya


Ikuti

STKIP PACITAN
 Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.
CATATAN DAHLAN ISKAN
 Setelah Istri Membawa Rezeki Scaffolding
 Pengakuan dari Tangis dalam Pelukan
 Di Saat Ali Meninggal, Komedi Tidak Mati
 Tahun Lalu Berkunjung, Sekarang Melayat
 Humor Tinggi dan Marahnya Seorang Presiden Santun
 Kembali ke Kesukuan dengan Alat Keglobalan
OKEZONE KAMPUS
 Tips Jitu Lolos Seleksi Esai Beasiswa LPDP
 4 Tips Lolos Assessment Online Beasiswa LPDP
 Ini Sanksi Bagi Sekolah Maupun Siswa yang Berani Curangi SNMPTN
 Tips Lolos Seleksi Administrasi Beasiswa LPDP
 UGM Raih Predikat Kampus Terbaik di Indonesia versi 4ICU
INFO PACITAN
 Angin Kencang Rusak Kantor PDAM Kebonagung, Jalur Pacitan-Ponorogo Diterjang Longsor
 Longsor, Akses Jalur Tokawi Nawangan-Karangtengah Wonogiri Putus
 Film Pacitan Bangkit: 2017 Pacitan Flood and Landslide
 Lima Desa di Arjosari Terdampak Banjir, Puluhan Hektar Lahan Pertanian Rusak
 Jembatan Amblas, Akses ke Pemandian Air Hangat Arjosari tak Bisa Dilalui Kendaraan Besar
 Manajemen Operasi atau Produksi
 Produksi adalah penciptaan atau penambahan faedah, bentuk, waktu dan tempat atas
faktor-faktor produksi sehingga lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.
 Pengertian Manajemen Produksi menurut para ahli :
 1) Agus Ahyari
 Manajemen Produksi atau operasi merupakan proses kegiatan untuk mengadakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dari produksi dan proses produksi.
 2) Sukanto
 Manajemen Produksi atau operasi merupakan usaha mengelola dengan cara optimal terhadap
faktor-faktor produksi atau sumber seperti manusia, tenaga kerja, mesin dan bahan baku yang
ada.
 3) Reksohadiprodjo, dan Soedarmo
 Manajemen produksi adalah usaha pengelolaan secara optimal terhadap faktor-faktor produksi
(resources) yang terbatas adanya untuk mendapatkan hasil tertentu dengan menggunakan
prinsip-prinsip ekonomi yaitu dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang
sebanyak-banyaknya atau dengan tingkat hasil tertentu diusahakan dengan pengorbanan yang
sekccil-kccilnya.
 4) Handoko
 Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal
penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut faktor-faktor produksi) tenaga kerja,
mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya, dalam proses transformasi bahan
mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk dan jasa.
 5) Assauri
 Manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber
daya-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang
berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
 Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Perencanaan sistem produksi Sistem pengendalian produksi Sistem informasi produksi
Perencanaan produksi Pengendalian proses produksi Struktur organisasi
Perencanaan lokasi produksi Pengendalian bahan baku Produksi atas dasar pesanan
Perencanaan letak fasilitas produksi Pengendalian tenaga kerja Produksi untuk persediaan
Perencanaan lingkungan kerja Pengendalian biaya produksi
Perencanaan standar produksi Pengendalian kualitas pemeliharaan
BAB I

PENDAHULUAN

Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan itu maka manajemen produksi dan operasimerupakan
proses pengambilan keputusan didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat
sasaran yang berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh karena itu
manajemen produksi dan operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam fungsi produksi dan operasi.

Pelaksanaan kegiatan manajemen merupakan tanggung jawab seorang manajer diartikan


sebagai orang yang bertanggung jawab lebih besar dari pada apa yang dia dapat lakukan sendiri.
Sehingga membutuhkan bantuan orang lain dalam mencapai tujuan organisasi, sedangkan manajer
produksi dan operasilah yang akan menentukan keberhasilan organisasi perusahaan sebagai produsen
yang baik, selanjutnya keberhasilan usaha suatu perusahaan dalam mencapai tujuan dan sasarannya
ditentukan oleh kemampuan manajer produksi dan operasi, serta kemampuan manajer pemasaran dan
manajer keuangan disamping kemampuan majemen puncak atau direksi untuk menciptakan hasil sinergi
dari seluruh kegiatan bersama perusahaan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

2.1.1 Pengertian Produksi Dan Operasi

Istilah produksi dan operasi sering dipakai dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran
output, baik berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan atau
proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dengan dasar
pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur kemampuan
menghasilkan atau transformasinya, yang sering dikenal dengan apa yang disebut dengan produktivitas
untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan, kecuali bahan.

Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan
barang, baik barang jadi, barang setengah jadi, bahan industri, suku cadang, dan komponen. Karena
adanya batasan pengertian produksi dalam arti sempit, maka dipergunakanlah istilah produksi dan
operasi, sehingga mencakup pembahasan dalam arti luas untuk kegiatan masukan (inputs) menjadi
keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.

Pengertian produksi dan operasi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang berhubungan
dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. Yang
terkait dalam pengertian produksi dan operasi adalah penambahan atau penciptaan kegunaan atau
utilitas karena bentuk dan tempat, sehingga membutuhkan faktor-faktor produksi. Dalam ilmu ekonomi
faktor-faktor produksi terdiri atas tanah atau alam, modal, tenaga kerja, dan keterampilan
manajerial (managerial skills) serta keterampilan teknis dan teknologi.

2.1.2 Pengertian Manajemen Produksi Dan Operasi

Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan atau mengkordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain. Dalam pengertian ini terdapat tiga
unsur penting, yaitu adanya orang lebih dari satu, adanya tujuan yang ingin dicapai, dan orang yang
bertanggung jawab akan tercapainya tujuan tersebut.

Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber
daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah
kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa. Dari uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa manajemen
produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk
memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai usaha untuk
mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Sasaran dari organisasi itu antara lain adalah untuk mempeoleh
tingkat laba tertentu atau memaksimalisasi laba, memberikan pelayanan dengan tingkat pelayanan yang
baik, serta berupaya dan berusaha untuk menjamin eksistensi dari organisasi tersebut.
Ada dua permasalahan yang penting dalam peningkatan produktivitas, yaitu: pertama,
produktivitas baru meningkat bila terdapat peningkatan kondisi kerja dari kondisi yang kurang baik
menjadi kondisi yang lebih baik. Kedua, beberapa hasil peningkatan produktivitas tidak dapat
membantu organisasi secara keseluruhan, karena hasil tersebut hanya terkait dengan perbaikan pada
bidang tertentu saja, sedangkan bidang yang lainnya mungkin tetap tidak terpengaruh.

Manajer produksi dan operasi dalam mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-
sumber daya, perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan, agar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat dengan apa yang
diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu yang direncanakan,
serta dengan biaya yang rendah.

2.1.3 Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi Dan Operasi

Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memudahkan proses pemilihan alternatif atau


penggunaan peralatan analisis, bagi penentuan keputusan, sehingga dapat diketahui bagaimana
keputusan-keputusan yang rasional harus diambil, dan dengan demikian dapat ditentukan dan disusun
rencana-rencana logis dari keputusan-keputusan yang diambil atas dasar peralatan ilmu pengetahuan
dan matematika atau analisis kuantitatif serta kenyataan yang terjadi.

Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, maka terdapat empat
macam pengambilan keputusan, yaitu:

a. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti

b. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko

c. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainly)

d. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.

Dalam kerangka kerja pengambilan keputusan, bidang produksi dan operasi mempunyai lima
tanggung jawab keputusan utama, yaitu: proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu atau
kualitas. Masing-masing kerangka tanggung jawab keputusan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Proses

Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan
untuk memproduksikan produk berupa barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis peralatan dan
teknologi, arus dari proses, tata letak (lay out) dari peralatan dan seluruh aspek dari fisik pabrik atau
fasilitas jasa pelayanan. Banyak keputusan tentang proses ini merupakan keputusan jangka panjang dan
tidak dapat dengan mudah diubah atau direvisi.

b. Kapasitas

Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk memberikan besarnya jumlah kapasitas yang tepat dan
penyedian pada waktu yang tepat.
c. Persediaan

Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi dan operasi,


mengenai apa yang dipesan, berapa banyak yang dipesan, dan kapan pemesanan dilakukan.

d. Tenaga kerja

Dalam menajemen produksi dan operasi, pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia
merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini karena tidak akan terjadi proses produksi dan
operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan.

e. Mutu atau kualitas

Fungsi produksi dan operasi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar
terhadap mutu atau kuliatas dari barang atau jasa yang dihasilkan.

2.1.4 Ruang Lingkup Manajemen Produksi Dan Operasi

Manajemen Produksi dan operasi seprti yang telah dibahas pada oint sebelumnya setidaknya
mengajarkan kita bagaimana utuk mencapai suatu tujuan dengan perencanaan dan keberhasilan
rencana yang telah kita rancang. Untuk itu, dalam manajemen produksi dan operasi terdapat:

a. Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi.

b. Seleksi dan perancangan proses dan peralatan.

c. Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi.

d. Rancangan tata letak (layout) dan arus kerja atau proses.

e. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas.

Penambahan dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi akan mencakup:

a. Penyusunan rencana produksi dan operasi.

b. Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.

c. Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.

d. Pengendalian mutu.

e. Manajemen tenaga kerja (Sumber Daya Manusia)

2.2 PERKEMBANGAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI


2.2.1 Sejarah

Orang pertama yang memberikan perhatian terhadap cara berproduksi efisien adalah Adam
Smith, dengan menulis buku The Wealth of Nations (1776). Adam Smith mengemukakan keuntungan
dari adanya pembagian kerja (division of labor), yaitu:

1. Bertambahnya kecakapan atau ketrampilan seseorang apabila orang itu mengerjakan pekerjaan secara
beruang ulang,

2. Diperoleh penghematan waktu, karena sering bergantinya pekerjaandari pekerjaan satu ke pekerjaan
yang lain,

3. Ditemukannya mesin-mesin spesialisasi yang hanya mengerjakan satu macam pekerjaan saja dalam suatu
rangkaian pekerjaan.

Pada masa ini kemudian terjadi perubahan sistem produksi, dari sistem produksi rumahan menuju
sistem produksi dengan mesin, misalnya ditemukannya alat pintal, alat tenun, dan mesin uap.
Perkembangan produksi menjadi semakin maju dari berkembangnya pabrik-pabrik, kemudian diikuti
dengan perkembangan tenaga kerja.

Eli Whitney (1880) dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan komponen yang dapat
dibongkar pasang, yang didapat melalui standardisasi dan pengendalian mutu. Ia berhasil memenangkan
kontrak pemerintah Amerika Serikat untuk 10.000 pucuk senjata, yang dijual dengan harga tinggi karena
senjata tersebut dibongkar pasang.

Pada 1852, Charles Babbage mengemukakan pendapat bahwa pada proses produksi barang
terdapat kegiatan yang tidak ekonomis dalam hal pemakaian mesin-mesin dan tenaga manusia, pada
bukunya On the Economy of Machinery and Manufacturers. Pada masa ini sistem produksi
diharapkan ekonomis sehingga tidak terjadi pemborosan faktor produksi.

Disusul kemudian oleh FW Taylor tahun 1881 dengan mengemukakan "metode kerja dengan
pembagian gerak dan waktu secara minimum atau dikenal dengan time and motions study. FW Taylor
mengemukakan empat tugas pokok manajemen, yaitu:

1. Mengganti metode rule of thumb (metode yang tidak berdasar


ilmu) dengan metode ilmiah yang disebut motions study untuk memperhatikan gerak
minimum, sehingga diperoleh hasil maksimum.

2. Manajer harus mengadakan seleksi dan pelatihan terhadap buruh


atau tenaga kerja secara ilmiah serta menghilangkan sifat individualis diantara para pekerja.

3. Mengembangkan semangat kerjasama yang erat antara buruh,pegawai, dan manajer.

4. Mengadakan pembagian kerja secara jelas antara buruh dan majikan,sehingga jelas pembagian tugas dan
tanggung jawabnya.

Tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan pengetahuan mereka terhadap komponen
yang distandardisasi dengan lini produksi semu pada proses pengepakan daging dan industri mail order, dan juga
menambahkan konsep baru pada lini produksi, dimana para pekerja berdiri sementara bahan bergerak. Carles
Sonersen menderek sasis mobil pada sebuah tambang di bahunya melintasi lini produksi di pabrik Foord, saat
yang lainnya menambahkan komponen pada mobil tersebut.

Pengendalian mutu juga berperan besar dalam sejarah manajemen operasi. Walter shewhart tahun 1924
memadukan pengetahuan statistiknya dengan kebutuhan akan pengendalian mutu dan menemukan dasar-
dasar perhitungan statistik dan pengambilan sampel untuk mengendalikan mutu.Perkembangan manajemen
operasi dilanjutkan kemudian dengan munculnya revolusi industri Pada masa ini, terjadi
perkembangan-perkembangan yang mengarah ke persaingan hebat dalam bidang hasil produksi. Para
penguasa mulai memikirkan arti pentingnya ramalan permintaan, peningkatan mutu produk
dan forecasting sebagai dampak lanjut dari kemajuan niaga dan politik pemasaran.

Arah kegiatan produksi berpandangan pada:

1. Mencari pasar yang strategis

2. Mengembangkan fasilitas produksi dengan perkembangan teknologi

3. Mempromosikan hasil-hasil produksi.

Pada sesudah dan teriadi depresi, tahun 1930, perkembangan manajemen operasi mengarah ke
penggunaan Scientific Management,ditandai oleh pengenalan dan pengembangan Statistical Quality oleh
Walter Stewart, tahun 1931, dan pengembangan Work Sampling oleh DHC Tippet, tahun 1934, yang
menemukan prosedur sampling untuk mengetahui standar atas kelambatan proses produksi, waktu kerja,
yang dikenal denganstandard of delays.

W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor berpendapat bahwa manajemen harus berbuat lebih
banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja dan proses agar mutu menjadi lebih baik. Manajemen operasi
terus berkembang dengan adanya sumbangan dari ilmu lain, termasuk teknik industri dan
management science. Ilmu ini seiring dengan statistik juga manajemen dan ilmu ekonomi telah berkontribusi
pada peningkatan produktivitas.

Setelah Perang Dunia II, perkembangan manajemen operasi menjadi semakin cepat, ditandai dengan
ditemukannya metode Linear Programming, Waiting Line Theory, yang dikembangkan dalam analisa
industri, serta mulai digunakannya komputer dalam desain-desain system operasi seperti Computer Aided
Design, dan Computer Models for Operating Management.

Kontribusi terpenting bagi manajemen operasi adalah dari ilmu informatika, yang didefinisikan oleh Jay
Heizer dan Barry Render sebagai proses sistematis yang dilakukan pada data untuk mendapatkan
informasi. Ilmu informatika, internet, dan e-commerce memberikan sumbangan dalam peningkatan
produktivitas dan menyajikan barang dan jasa yang lebih bervariasi pada masyarakat.

2.2.2 Faktor Pesatnya perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi

Pesatnya perkembangan manajemen produksi dan operasi disebabkan antara lain oleh faktor di
bawah ini:
1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi.

2. Revolusi industri

3. Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup standardisasi parts dan komponen serta penggunaan
komputer.

4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup ilmiah , hubungan antar manusia dan model
keputusan.

2.2.3 Perkembangan Ilmu dan Metode bagi Manajemen Menurut Taylor

1. Manajemen harus mengganti metode coba-coba yang berdasarkan ilmu dan ngawur.

2. Manajemen harus mengadakan pemilihan dan harus melatih serta mengembangka pekerja atau buruh
secara ilmiah.

3. Manajemen harus mengembangkan semangat kerjasama yang erat antara pekerja, buruh dan pegawai.

4. Menejemen harus mengadakan pembagian kerja antara kaum buruh atau pekerja dengan majikan atau
manager.

2.3 FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI

Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya manajemen pabrik manufaktur. Dalam
pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan organisasi pabrik
manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, seperti perbankan, rumah sakit dan jasa
transportasi. Perusahaan atau organisasi jasa, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil
penemuan dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat
dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan atau
dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang mengubah masukan (inputs)
dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa barang
atau jasa.

Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi harus mampu
membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran (output), serta mengelola
penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar kegiatan dan fungsi produksi dan operasi dapat
lebih efektif, maka para manajer harus mampu mendeteksi masalah-masalah penting serta mampu
mengendalikan dan mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas. Manajer produksi dan
operasi harus dapat merencanakan secara efektif penggunaan sumber-sumber daya yang sangat
terbatas, memperkirakan dampak pada sasaran dan mengorganisasikan pengimplementasian dari
rencana. Berdasarkan rencana yang disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat,
seperti besarnya partai (batch) dari produk untuk macam-macam yang berbeda, waktu-waktu lembur
dan variabel-variabel tenaga kerja yang lain, prosedur pengendalian mutu, pemesanan bahan dan
banyak prosedur-prosedur lain yang harus diterapkan atau diimplementasikan. Rencana tidak harus
selalu diikuti ketidak tepatan peramalan atau prakiraan penjualan serta banyak alasan-alasan lain.

Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi dan
operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian yang
penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi yaitu fungsi, sistem dan
keputusan.

Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi
bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan barang
atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang menghasilkan
barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau
pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.

Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang
menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi dan
operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk perancangan dan penganalisisan
operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan. Dalam hal kita
berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan bidang-bidang fungsi
lain diluar produksi dan operasi.

Akhirnya, tentang keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi dan
operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan tidak terlepas
dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam pembahasan manajemen produksi
dan operasi adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam manajemen produksi
dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu.

Ada empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah :
1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolalahan
masukan (inputs)

2. Jasa-jasa penunjang, merupakan saran yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan teknik
dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.

3. Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan
operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu

4. Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlasananya kegiatan sesuai dengan
yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk pengunaan dan pengolahan
masukan(inputs) pada kenyataannya dapat dilaksanakan.

2.4 PERAMALAN (FORECASTING)

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang
meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Selain itu peramalan juga didefinisikan sebagai seni dan
ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan
pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk
model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau bias juga dengan
menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari
seorang manajer.

Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif
dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa
eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen seperti: ekonomi, pelanggan, pesaing,
pemerintah dan lain sebagainya.

Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan


keputusan khususnya dibidang produksi. Aktivitas manajemen operasi menggunakan peramalan
permintaan dalam perencanaan yang menyangkut skedul produksi, perencanaan pemenuhan
kebutuhan bahan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas produksi, perencanaan
layout fasilitas, penentuan lokasi, pemenuhan metode proses, penentuan jumlah mesin, desain aliran
bahan dan lain sebagainya. Peranan ini disebabkan adanya tenggang waktu antara suatu peristiwa
dengan kebutuhan mendatang.

Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan permintaan, namun
aktivitas manajemen operasi di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan permintaan baik
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Perusahaan perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang meliputi:

1. Identifikasi dan definisi masalah peramalan


2. Aplikasi metode peramalan

3. Pemilihan metode peramalan yang tepat untuk situasi tertentu

4. Dukungan manajemen untuk menggunakan metode peramalan tertentu

Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena
perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi
permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Hanya sedikit bisnis yang dapat menghindari proses
peramalan dan hanya menunggu apa yang terjadi untuk kemudian mengambil kesempatan.
Perencanaan yang efektif baik untuk jangka panjang maupun bergantung pada peramalan permintaan
untuk produk perusahaan tersebut.

Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dicakupnya.
Horison waktu teragi atas beberapa kategori :

1. Peramalan jangka pendek, peramalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya
kurang dari bulan. Peramalan ini dugunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja,
penugasan kerja dan tingkat produksi.

2. Peramalan jangka menengah, umumnya mencakup hitungan bulanan hingga 3 tahun. Peramalan ini
berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, dan
menganalisis bermacam-macam rencana operasi.

3. Peramalan jangka panjang, umumnya untuk perencanan masa 3 tahun atau lebih. Peramalan jangka
panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau pengembangan
fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.

Peramalan jangka menengah dan jangka panjang dapat di bedakan dari peramalan jangka
pendek dengan melihat tiga hal :

1. Jangka menengah dan jangka panjang berkaian dengan permasalahan yang lebih menyeluruh dan
mendukung keputuan manajemen yang berkaitan dengan perencanaan produk, pabrik dan proses.
Misalnya keputusanakan fasilitas parik seperti membuka pabrik atau gedung baru.

2. Peramalan jangka pendek biasanya menerapkan metodologi yang berbeda di bandingkan peramalan
jangka panjang.

3. Peramalan jangka pendek cenderung lebih tepat dibandingkan peramalan jangka panjang. Faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan permintaan berubah setiap hari. Dengan demikian, sejalan dengan
semakin panjangnya horizon waktu, ketepatan peramalan seseorang cenderung semakin berkurang.
Peramalan penjualan harus diperbaharui secara berkala untuk menjaga nilai dan integritasnya.
Peramalan harus selalu dikaji ulang dan direvisi pada setiap akhir periode penjualan.

Faktor lain yang harus dipertimbangkan saat membuat ramalan penjualan, terutama peramalan
penjualan jangka panjang adalah siklus hidup produk. Penjualan produk dan bahkan jasa, tidak terjadi
pada tingkat yang konstan sepanjang hidupnya. Hampir semua produk yang berhasil melalui empat
tahapan : Perkenalan, pertumbuhan, kematangan dan penurunan.
2.4.1 Jenis Peramalan

Organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan
operasi di masa depan :

1. Peramalan Ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi,
ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indicator perencanaan
lainnya.

2. Peramalan Terknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat
meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

3. Peramalan Permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu
perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas,
serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya
manusia.

Peramalan yang baik sagat penting dalam semua aspek bisnis : peramalan merupakan satu-
satunya prediksi atas permintaan hingga permintaan yang sebenarnya diketahui. Peramalan permintaan
mengendalikan keputusan dibanyak bidang. Berikut ini akan diahasa dampak peramalan produk pada
tiga aktivitas :

1. Sumber Daya Manusia

Mempekerjakan, melatih dan memberhentikan pekerja, semua tergantung pada permintaan.


Jika departemen sumber daya manusia harus mempekerjakan pekerja tambahan tanpa adanya
persiapan, akiatnya kualitas pelatihan menurun dan kualitas pekerja juga menurun.

2. Kapasitas

Saat kapasitas tidak mencukupi, kekurangan yang diakibatkannya bisa berarti tidak
terjaminnyapengiriman, kehilangan konsumen dan kehilangan pangsa pasar.

3. Manajemen Rantai Pasokan

Hubungan yang baik dengan pemasok dan harga barang dan komponen yang bersaing,
bergantung pada peramalan yang akurat. Sebagai contoh, manufaktur pembuat mobil yang
menginginkan TRW Corp. menjamin keteresediaan kantung udara yang cukup, harus menyediakan
ramalan yang akurat untuk membenarkan ekspansi pabrik TRW.
2.5 PENENTUAN LOKASI SUATU PABRIK

Tujuan penentuan lokasi suatu pabrik dengan tepat ialah untuk dapat membantu pabrik
beroperasi atau berproduksi dengan lancar, efektif dan efisien. Dengan adanya penentuan lokasi suatu
pabrik yang tepat atau baik akan menentukan :

1. Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan

2. Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinue dengan harga yang layak / memuaskan.

3. Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.

4. Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik dikemudian hari.

Adapun yang menjadi masalah dalam plant location ini adalah :

1. Karena berubahnya adat kebiasaan masyarakat.

2. Dengan berpindahnya pusat-pusat penduduk dan perdagangan

3. Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.

2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik

1. Faktor-faktor utama / primer (Primary Factors)

a. Letak dari pasar

b. Letak dari sumber-sumber bahan mentah

c. Terdapatnya fasilitas pengangkutan

d. Supply dari buruh atau tenaga kerja yang tersedia

e. Terdapatnya pembangkit tenaga listrik (power station)

2. Faktor-faktor skunder (Scondary Factors)

a. Rencana masa depan

b. Biaya dari tanah dan gedung, terutama dlam hubungannya dengan rencana masa depan

c. Kemungkinan perluasan

d. Terdapatnya fasilitas service

e. Terdapatnya fasilitas pembelanjaan

f. Water supply (persediaan air)


g. Tinggi rendahnya pajak dan undang-undang perburuhan

h. Masyarakat di daerah itu (sikap, besar dan keamanan)

i. Iklim

j. Tanah

k. Perumahan yang ada dan fasilitas-fasilitas lainnya

2.5.2 Tahap-tahap yang dapat dilakukan dalam memilih lokasi suatu pabrik

Ada 3 tahap yang dapat dilakukan dalam memilih lokasi suatu pabrik, yaitu:

1. Melihat kemungkinan daerah-daerah mana yang dapat ditentukan sebagai daerah-daerah alternatif
dengan melihat ketentuan dari pemerintah daerah setempat mengenai daerah-daerah mana yang
diperkenankan untuk mendirikan pabrik tertentu. Dalam hal ini pemerintah daerah setempat perlu
dihubungi untuk mendapatkan informasi kemungkinan-kemungkinan daerah yang dapat dipilih.

2. Melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam menentukan lokasi pabrik. Dalam hal
ini jenis barang hasil produksi dan proses pengerjaanya selalu akan menentukan kekhususan pabrik
tersebut, seperti mengenai lokasi, powernya, transportasinya serta faktor-faktor lain yang dianggap
penting.

3. Mempertimbangkan dan menilai masyarakat-masyarakat dari daerah-daerah yang ada pada tahap kedua
telah dipilih untuk daerah lokasi pabrik karena dianggap paling menguntungkan.

2.6 PERENCANAAN BANGUNAN PABRIK (Planning The Building)

2.6.1 Economic Factors' yang dapat mempengaruhi pembuatan bangunan.

Suatu bangunan yang direncanakan secara baik akan memberikan banyak keuntungan. Sebagai
contoh suatu bangunan yang mempunyai design dan perencanaan yang baik akan dapat membantu
mengurangi biaya pengolahan dengan jalan :

1. Mengurangi work in process inventory

2. Menekan biaya pemindahan bahan-bahan (material handling cost)

3. Menakan biaya-biaya penyimpanan

4. Mengurangi waktu pengerjaan (manufacturing cycle time)

5. Menyederhanakan prosedur pengawasan atas pengolahan dan pegawai

6. Mengurangi biaya pemeliharaan pabrik


7. Mengurangi kemacetan-kemacetan dan gangguan-gangguan atas pekerjaan

8. Memperbesar fleksibilitas dan kegunaan dari suatu pabrik

9. Mengurangi upah dan biaya-biaya untuk melatih buruh

10. Memperbesar kesenangan kerja dan mempertinggi moril para pekerja serta mengurangi turn over
buruh.

2.6.2 Jenis-jenis bangunan

Pada dasarnya sebagian besar dari bangunan-bangunan industri dapat dikelompokkan sebagai
berikut :

1. Gedung yang tidak bertingkat dengan pelbagai macam susunan / bentuk atap (single story).

2. High bay and monitor types

3. Gedung yang bertingkat (multy story)

4. Gedung dengan bentuk-bentuk khusus / tertentu (special types)

2.6.3 Jenis-jenis konstruksi

Banyak jenis-jenis konstruksi (types of construktion) yang terdapat pada gedung / bangunan pada
dewasa ini, terutama dalam gedung / bangunan untuk industri seperti dengan digunakannya kerangka-
kerangka kayu, batu bata dan kerangka-kerangka baja.

2.6.4 Pertimbangan-pertimbangan dalam pembuatan design bangunan (design building)

Adapun pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan design


bangunan adalah :

1. Fleksibilitas

2. Kemungkinan perluasan / ekspansi

3. Fasilitas bagi para karyawan / pegawai

4. Fasilitas bagi kendaraan maupun tempat-tempat lain seperti istirahat pekerja, kamar kecil (WC),
cafetaria dan sebagainya.

5. Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan keamanan pekerja.

6. Hal-hal yang dapat merusak kesehatan

7. Kekuatan dan kapasitas lantai


8. Hal-hal lain

2.7 PENYUSUNAN PERALATAN PABRIK (Plant Lay Out)

Plant lay out adalah fase yang termasuk dalam design dari suatu sistem produksi. Tujuan
daripada lay out adalah untuk memperkembangkan sistem produksi sehingga dapat mencapai
kebutuhan kapasitas dan kwalitas dengan rencana yang paling ekonomis.

Lay out yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan effisien semua fasilitas-
fasilitas pabrik dan buruh yang ada dalam pabrik. Plant lay out yang baik dapat membantu kita dalam
produksi, dimana dengan penempatan fasilitas yang baik maka material handling dan material
movement dapat ditekan sedikit mungkin sehingga menurunkan cost yang berarti perusahaan lebih
efisien.

2.7.1 Tujuan lay out yang baik

1. Mengurangi jarak pengangkutan material dan produk yang telah jadi sehingga mengurangi material
handling

2. Memperhatikan frekwensi arus pekerjaan

3. Mengurangi ongkos produksi, karena cost ditekan seminimum mungkin.

4. Mempertinggi keselamatan kerja sehingga kemanan bekerja semakin terjamin

5. Memberikan hasil produksi yang baik

6. Memberikan service yang baik bagi konsumen

7. Memperbaiki moral pekerja

8. Mengurangi delays (kelambatan) dalam pekerjaan

2.7.2 Cara-cara pengaturan dari pada lay out

Ada 2 cara pengaturan lay out yang dipakai yaitu :

1. Atas dasar proses

2. Atas dasar arus atau flow

Oleh karena itu, ada 2 pola lay out yang utama, yaitu :

1. Proses lay out

Dalam proses lay out semua mesin-mesin dan peralatan yang sama dikelompokkan dalam suatu area
yang sama. Jadi hanya terdapat satu jenis proses disetiap bagian.
Keuntungan dari proses lay out adalah :

a. Investasi yang lebih rendah di dalam equipment (mesin-mesin), karena dalam proses lay outlebih
memungkinakan untuk menggunakan mesin pada tingkat penggunaan yang cukup tinggi karena
mengerjakan satu jenis pekerjaan saja.

b. Sangat flexsible, karena mesinnya general purpose machine, sehingga dapat mengikuti dengan cepat
perubahan dari satu jenis produk.

c. Manufacturing cost biasanya lebih rendah.

Kerugian dari proses lay out adalah :

a. Material handling dan material transportation cost tinggi karena biasanya di sini kita tidak bisa
menggunakan ban berjalan atau mesin-mesin otomatis.

b. Kordinasi dan pengawasan sukar

2. Product lay out

Product lay out adalah dimana msin-mesin dan fasilitas manufacturing yang lain diatur menurut urutan-
urutan dari proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk.

Keuntungan-keuntungan dari product lay out adalah:

a. Dapat digunakannya alat-alat yang otomatis.

b. Dapat digunakannya ban berjalan

c. Inspeksi yang diperlukan lebih sedikit

d. Kebutuhan material dapat dijadwalkan lebih tepat.

Sedangkan kerugian dari product lay out adalah :

a. Pekerjaan mudah berhenti

b. Karena sifatnya tidak flexsible maka kalau terjadi perubahan-perubahan akan memakan biaya yang
besar.

c. Tingkat produksinya sudah fixed.

d. Sifat pekerjaan adalah satu irama saja sehingga dapat membosankan, maka efisiensi pekerja akan
menurun.

e. Investasinya tinggi
2.8 PENERANGAN, SUARA RIBUT DAN UDARA DALAM PABRIK

2.8.1 Penerangan (Lighting) pabrik

Adapun keuntungan-keuntungan dari adanya penerangan yang baik adalah:

1. Menaikkan produksi dan menekan biaya

2. Meningkatkan pemeliharaan gedung dan kebersihan pabrik

3. Mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi

4. Memudahlkan pengamatan / pengawasan

5. Memperbaiki moril para pekerja

6. Lebih mudah untuk melihat

Hubungan produktivitas dengan penerangan adalah:

1. Bila terdapat penerangan yang cukup akan memberikan pertambahan produksi

2. Pabrik texstil memperoleh pertambahan out put sebesar 9% dan mengurangi biaya perbaikan sebesar
33%.

Ciri-ciri penerangan yang baik adalah :

1. Sinar / cahaya yang cukup

2. Sinar yang tidak berkilauan atau menyilaukan

3. Tidak terdapat kontras yang tajam

4. Cahaya terang

5. Distribusi cahaya yang merata

6. Warna yang sesuai

Sumber-sumber penerangan yang digunakan :

1. Lampu pijar / listrik biasa

2. Lampu mercury

3. Lampu neon
2.8.2 Suara ribut

Bunyi ribut ini perlu dipertimbangkan karena mengganggu kesenangan kerja, merusak
pendengaran pekerja dan menimbulkan komunikasi yang salah.

1. Pengukuran suara atau bunyi ribut

Kemampuan telinga untuk mendengar secara ekstrim berkisar antara 7 sampai 20.000 cycles /
detik getar suara. Suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur suara adalah bel atau decibel. 1 decibel
= 1/10 bel. Decibel adalah suatu istilah yang relatip digunakan untuk menyatakan suatu logaritma dari
pada perbandingan antara 2 kekuatan suara / bunyi yaitu intensitas atau tekanannya.

2. Pengaturan suara

Tujuan dari pada pengendalian suara atau bunyi di samping untuk menghemat uang yang
dikeluarkan untuk pengaturan ini adalah untuk menjaga agar pendengaran buruh / pekerja tetap baik.

2.8.3 Udara dalam pabrik

Salah satu sistem yang penting dalam hal ini adalah air conditioning (AC).

1. AC (Air Conditioning)

AC tidak mendinginkan udara tapi dengan suatu sistem juga digunakan untuk mengontrol
temperatur, kelembaban udara dan kebersihannya.

Alasan perusahaan memasang AC system dan memperhatikan kondisi pekerja, yaitu karena
ruang kerja yang baik akan memberikan kemungkinan :

a. Memperbesar hasil (out put)

b. Memperbaiki kwalitas pekerjaan dan kecakapan bekerja dari karyawan

c. Menambah kebersihan pabrik

d. Mengurangi biaya pemeliharaan

e. Mengurangi turn over buruh

f. Mengurangi pemborosan

g. Merupakan daya tarik untuk bekerja lebih baik

2. Pemanasan (Heating)
Untuk pemanasan dalam pabrik, banyak pabrik yang menggunakan unit pemanasan dari langit-
langit (ceiling) pabrik yang terdiri dari sirkulasi (lingkaran pemanas) dengan gas, elektrik, air atau uap
dengan suatu blower untuk mempengaruhi sirkulasi udara.

Anda mungkin juga menyukai