AKSIOLOGI
ONTOLOGI
• Empirisme
– Empirisme adalah suatu cara/metode dalam
filsafat yang mendasarkan cara memperoleh
pengetahuan dengan melalui pengalaman.
• Rasionalisme
– Sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan
karena rasionalisme mengingkari nilai
pengalaman, melainkan pengalaman dipandang
sebagai sejenis perangsang bagi pikiran.
• Fenomenalisme
– pengetahuan tentang gejala (Phenomenon).
• Intusionisme
– intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui
secara langsung dan seketika. Analisa, atau
pengetahuan yang diperoleh dengan jalan
pelukisan, tidak akan dapat menggantikan hasil
pengenalan secara langsung dari pengetahuan
intuitif.
• Dialektis
– Yaitu tahap logika yang mengajarkan kaidah-kaidah
dan metode penuturan serta analisis sistematik
tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung
dalam pandangan.
– Dalam kehidupan sehari-hari dialektika berarti
kecakapan untuk melekukan perdebatan. Dalam teori
pengetahuan ini merupakan bentuk pemikiran yang
tidak tersusun dari satu pikiran tetapi pemikiran itu
seperti dalam percakapan, bertolak paling kurang dua
kutub
• Menurut Sudarminta, terdapat tiga alasan mengapa
mempelajari epistemologi:
– 1. Pertimbangan strategis: kajian epistemologi perlu
karena pengetahuan sendiri sangatlah strategis bagi
kehidupan manusia.
– 2. Pertimbangan kebudayaan: bahwa epistemologi
mencari tahu pengetahuan dari unsur-unsur dan sistem
kebudayaan yang dianggap penting bagi kehidupan
manusia.
– 3. Pertimbangan pendidikan: sebagai usaha sadar untuk
membantuk peserta didik mengembangkan pandangan
hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup untuk tidak
lepas dari penguasaan pengetahuaan.
Berikut merupakan dasar-dasar munculnya
sebuah pengetahuan:
• 1. Pengalaman: adalah keseluruhan peristiwa perjumpaan
dan apa yang terjadi pada manusia dalam interaksinya
dengan alam, diri sendiri, lingkungan sosial sekitarnya dan
seluruh kenyataan termasuk dengan Tuhan.
• 2. Ingatan: pengalaman tidak dapat berdiri sendiri,
dibutuhkan ingatan untuk menyimpan pengalaman.
Adapun ingatan dapat menjadi sebuah pengetahuan yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya apabila
memiliki kesaksian atas peristiwa dan ingatan harus
bersifat konsisten.
• 3. Kesaksian: suatu penegasan sesuatu sebagai benar oleh
seseorang saksi kejadian atau peristiwa dan diajukan
sebagai menerima sesuatu sebagai benar berdasarkan
keyakinan akan kewenangan atau jaminan otoritas.
• 4. Minat dan rasa ingin tahu: Minat mengarahkan pada perhatian
terhadap sesuatu yang penting dan rasa ingin tahu adalah
keinginan yang mendorong untuk bertanya melakukan penyelidikan
atas apa yang dialami dan menarik minatnya.
• 5. Pikiran dan penalaran: kedua hal tersebut saling berkaitan
bahwa dalam proses berpikir membutuhkan penalaran untuk
memungkinkan timbul pengetahuan.
• 6. Logika: logika sebagai sarana penalaran untuk mencapai suatu
kebenaran.
• 7. Bahasa: bahasa merupakan landasan untuk memungkinkan
manusia untuk melakukan penalaran hingga timbul sebuah
pengetahuan.
• 8. Kebutuhan hidup manusia: pengetahuan muncul sebagai
dimensi pragmatis dimana pengetahuan muncul sebagai tuntutan
pemenuhan kebutuhan.
AKSIOLOGI ; “Untuk apa?”
• Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani
yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan
logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori
nilai yang membicarakan kegunaan pengetahuan itu
sendiri
• Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya.
• theory of value atau teori nilai. aksiologi terdiri dari
analisis tentang kepercayaan, keputusan, dan konsep-
konsep moral dalam rangka menciptakan atau
menemukan suatu teori nilai
Karakteristik dan Tingkatan Nilai
• 1. Nilai objektif atau subjektif
Nilai itu objektif jika ia tidak bergantung pada subjek atau
kesadaran yang menilai; sebaliknya nilai itu subjektif jika
eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada
reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa
mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik.
• 2. Nilai absolute atau berubah
Suatu nilai dikatakan absolute atau abadi, apabila nilai yang
berlaku sekarang sudah berlaku sejak masa lampau dan
akan berlaku serta abash sepanjang masa, serta akan
berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupun
kelas social. Dipihak lain ada yang beranggapan bahwa
semua nilai relative sesuai dengan keinginan atau harapan
manusia.(9)
Kegunaan Aksiologi Terhadap Tujuan Ilmu
Pengetahuan