Anda di halaman 1dari 29

ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN

AKSIOLOGI
ONTOLOGI

• Menurut bahasa, ontologi berasal dari Bahasa


Yunani, yaitu
– On/Ontos=ada, On=being
– Logos=ilmu. Logos=logic
– Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
– The Theory of Being Qua Being (teori tentang
keberadaan sebagai keberadaan)
teori hakikat (ontologi) ; “ Apa”

• ontologi sebagi dasar ilmu  untuk menjawab


“apa” yang menurut Aristoteles merupakan
The First Philosophy dan merupakan ilmu
mengenai esensi benda.
• Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat.
• Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu
yang bersifat realitas dengan apa adanya.
• Pembahasan mengenai ontologi berarti
membahas kebenaran suatu fakta.
• Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi
memerlukan proses bagaimana realitas tersebut
dapat diakui kebenarannya. Untuk itu proses
tersebut memerlukan dasar pola berfikir yang
digunakan sebagai dasar pembahasan realitas.
• Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui,
seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu
pengkajian mengenai teori tentang “ada”.
• Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :
– apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,
– bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut,
– bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya
tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan
mengindera) yang membuahkan pengetahuan.
– “Apakah yang ada itu? (What is being?)”,
– “Bagaimanakah yang ada itu? (How is being?)”,
– “Dimanakah yang ada itu? (What is being?)”
beberapa manfaat Ontologi
– Membantu untuk mengembangkan dan
mengkritisi berbagai bangunan sistem pemikiran
yang ada.
– Membantu memecahkan masalah pola relasi
antar berbagai eksistensi.
– Bisa mengeksplorasi secara mendalam dan jauh
pada berbagai ranah keilmuan maupun masalah,
baik itu sains hingga etika.
• Dalam ontologi ditemukan pandangan-pandangan pokok
pemikiran, yaitu monoisme, dualisme, pluralisme, nihilisme,
dan agnostisisme.
– Monoisme adalah paham yang menganggap bahwa
hakikat asalnya sesuatu itu hanyalah satu. Asal sesuatu itu
bisa berupa materi (air, udara) maupun ruhani (spirit, ruh).
– Dualisme adalah aliran yang berpendapat bahwa asal
benda terdiri dari dua hakikat (hakikat materi dan ruhani,
hakikat benda dan ruh, hakikat jasad dan spirit).
– Pluralisme adalah paham yang mengatakan bahwa segala
hal merupakan kenyataan.
– Nihilisme adalah paham yang tidak mengakui validitas
alternatif yang positif.
– Agnostisisme adalah paham yang mengingkari terhadap
kemampuan manusia dalam mengetahui hakikat benda.
EPISTEMOLOGI; “ Bagaimana”
• Epistemologi,
– dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos
(kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang
berkaitan dengan asal, sifat, karakter dan jenis
pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang
paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam
bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan,
bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta
hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.
• Epistemologi atau Teori Pengetahuan yang
berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan
• Epistemologi dalam mengkaji sebuah
kebenaran epistemologi perlu mengetahui
ciri-ciri umum sebuah pengetahuan seperti
– Bagaimanan dasar sebuah ilmu pengetahuan?
– Bagaimana ruang lingkup?
– Kritis mengkaji pengandaian / syarat logis dengan
mempertanggungjawabkan secara rasional.
• epistemologi juga disebut ilmu yang evaluatif,
normatif, dan kritis.
– Evaluatif di sini berarti mampu menilai kebenaran yang
objektif dan mampu membuktikan bahwa pengetahuan
tersebut benar-benar sebuah kebenaran.
– Normatif berarti imu tersebut dapat memberikan sebuah
tolak ukur kebenaran, maksudnya sampai dimanakan
sesuatu pengetahuan tersebut dapat diakui sebagai
sebuah kebenaran.
– kritis yaitu mampu mempertanyakan asumsi asumsi,
pendekatan-pendekatan, dan kesimpulan-kesimpulan.
Adapun tujuan adanya kritis di sini adalah untuk
mempertanggunjawabkan kebenaran yang mampu
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
• filsafat yang sering membicarakan epistemologi adalah
filsafat sains.
• filsafat sains ini adalah langkah awal yang mendorong
adanya ilmu pengetahuan.
• Terdapat dua hal yang harus diperhatikan dalam filsafat
sains yaitu metodologi dan manfaat.
– Metodologi di sini maksudnya dalam filsafat sains sudah
terdapat suatu cara-cara yang sah dalam menemukah
pengetahuan yang ilmiah yang tercantum dalam metodologi
penelitian. Dengan metodologi penelitian tersebut maka
sebagai akademisi jika pengetahuan yang dimiliki ingin dijadikan
sebuah ilmu pengetahuan haruslah memenuhi unsur-unsur
yang ada di dalam metodologi tersebut.
– Manfaat, yaitu bahwa sesuatu yang dianggap sebagai ilmu
pengetahuan tersebut selain benar juga harus bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Manfaat ini nantinya juga akan berguna jika
terdapat seseorang yang ingin mengembangkan ilmu
pengetahuan yang telah ditemukan.
Mengenai jenis jenis epistemologi terdapat
tiga jenis epistemologi berdasarkan titik
pendekatannya yaitu epistemologi metafisis,
epistemologi skeptis, dan epistemologi kritis.
• Epistemologi metafisis adalah epistemologi yang
membahas tentang suatu paham, ide, atau ses uatu yang
tidak bisa dilihat secara kasat mata misalkan seperti
kejahatan. Kejahatan dibahas oleh epistemologi metafisis
sebagai sesuatu hal yang tidak bisa dilihat namun
dampaknya dapat dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat.
• Epistemologi skeptis yaitu epistemologi yang membahas
tentang sesuatu yang terlihat oleh panca indera, maka dari
itu segala hal yang diluar diinderawi manusia akan
diragukan dalam pendekatan ini.
• Epistemologi kritis yang tidak memprioritaskan metafisis
dan skeptis namun lebih melihat pada pendekatan asumsi,
prosedur, kesimpulan dan disesuaikan dengan akal sehat
manusia. Epistemologi kritis tentunya selama ini
merupakan pendekatan yang terbaik antara kedua
pendekatan sebelumnya.
• Dilihat dari objek yang dipelajari, epistemologi terdiri
dari dua jenis yaitu epistemologi individual dan sosial.
– Epistemologi individual adalah sebuah kajian terhadap
bagaimana proses individu menemukan dan mengetahui
pengetahuan manusia. Epistemologi macam ini telah
memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi ilmu
psikologi kognitif. Salah satu cabang dari epistemologi
individual ini adalah epistemologi evolusioner.
– Epistemologi sosial adalah kajian terhadap proses
menemukan sebuah pengetahuan dalam konteks sosial
dengan melihat faktor-faktor dan hubungan-hubungan
dalam masyarakat.
Metode-metode untuk memperoleh
pengetahuan

• Empirisme
– Empirisme adalah suatu cara/metode dalam
filsafat yang mendasarkan cara memperoleh
pengetahuan dengan melalui pengalaman.
• Rasionalisme
– Sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan
karena rasionalisme mengingkari nilai
pengalaman, melainkan pengalaman dipandang
sebagai sejenis perangsang bagi pikiran.
• Fenomenalisme 
– pengetahuan tentang gejala (Phenomenon).
• Intusionisme 
– intuisi adalah suatu sarana untuk mengetahui
secara langsung dan seketika. Analisa, atau
pengetahuan yang diperoleh dengan jalan
pelukisan, tidak akan dapat menggantikan hasil
pengenalan secara langsung dari pengetahuan
intuitif.
• Dialektis
– Yaitu tahap logika yang mengajarkan kaidah-kaidah
dan metode penuturan serta analisis sistematik
tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung
dalam pandangan.
– Dalam kehidupan sehari-hari dialektika berarti
kecakapan untuk melekukan perdebatan. Dalam teori
pengetahuan ini merupakan bentuk pemikiran yang
tidak tersusun dari satu pikiran tetapi pemikiran itu
seperti dalam percakapan, bertolak paling kurang dua
kutub
• Menurut Sudarminta, terdapat tiga alasan mengapa
mempelajari epistemologi:
– 1. Pertimbangan strategis: kajian epistemologi perlu
karena pengetahuan sendiri sangatlah strategis bagi
kehidupan manusia.
– 2. Pertimbangan kebudayaan: bahwa epistemologi
mencari tahu pengetahuan dari unsur-unsur dan sistem
kebudayaan yang dianggap penting bagi kehidupan
manusia.
– 3. Pertimbangan pendidikan: sebagai usaha sadar untuk
membantuk peserta didik mengembangkan pandangan
hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup untuk tidak
lepas dari penguasaan pengetahuaan.
Berikut merupakan dasar-dasar munculnya
sebuah pengetahuan:
• 1. Pengalaman: adalah keseluruhan peristiwa perjumpaan
dan apa yang terjadi pada manusia dalam interaksinya
dengan alam, diri sendiri, lingkungan sosial sekitarnya dan
seluruh kenyataan termasuk dengan Tuhan.
• 2. Ingatan: pengalaman tidak dapat berdiri sendiri,
dibutuhkan ingatan untuk menyimpan pengalaman.
Adapun ingatan dapat menjadi sebuah pengetahuan yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya apabila
memiliki kesaksian atas peristiwa dan ingatan harus
bersifat konsisten.
• 3. Kesaksian: suatu penegasan sesuatu sebagai benar oleh
seseorang saksi kejadian atau peristiwa dan diajukan
sebagai menerima sesuatu sebagai benar berdasarkan
keyakinan akan kewenangan atau jaminan otoritas.
• 4. Minat dan rasa ingin tahu: Minat mengarahkan pada perhatian
terhadap sesuatu yang penting dan rasa ingin tahu adalah
keinginan yang mendorong untuk bertanya melakukan penyelidikan
atas apa yang dialami dan menarik minatnya.
• 5. Pikiran dan penalaran: kedua hal tersebut saling berkaitan
bahwa dalam proses berpikir membutuhkan penalaran untuk
memungkinkan timbul pengetahuan.
• 6. Logika: logika sebagai sarana penalaran untuk mencapai suatu
kebenaran.
• 7. Bahasa: bahasa merupakan landasan untuk memungkinkan
manusia untuk melakukan penalaran hingga timbul sebuah
pengetahuan.
• 8. Kebutuhan hidup manusia: pengetahuan muncul sebagai
dimensi pragmatis dimana pengetahuan muncul sebagai tuntutan
pemenuhan kebutuhan.
AKSIOLOGI ; “Untuk apa?”
• Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani
yaitu; axios yang berarti sesuai atau wajar. Sedangkan
logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori
nilai yang membicarakan kegunaan pengetahuan itu
sendiri
• Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya.
• theory of value atau teori nilai. aksiologi terdiri dari
analisis tentang kepercayaan, keputusan, dan konsep-
konsep moral dalam rangka menciptakan atau
menemukan suatu teori nilai
Karakteristik dan Tingkatan Nilai
• 1. Nilai objektif atau subjektif
Nilai itu objektif jika ia tidak bergantung pada subjek atau
kesadaran yang menilai; sebaliknya nilai itu subjektif jika
eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada
reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa
mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik.
• 2. Nilai absolute atau berubah
Suatu nilai dikatakan absolute atau abadi, apabila nilai yang
berlaku sekarang sudah berlaku sejak masa lampau dan
akan berlaku serta abash sepanjang masa, serta akan
berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupun
kelas social. Dipihak lain ada yang beranggapan bahwa
semua nilai relative sesuai dengan keinginan atau harapan
manusia.(9)
Kegunaan Aksiologi Terhadap Tujuan Ilmu
Pengetahuan

• Nilai kegunaan ilmu, dilihat dari tiga hal, yaitu:


1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan
memahami ilmu
2. Filsafat sebagai pandangan hidup.
Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup gunanya
ialah untuk petunjuk dalam menjalani kehidupan.
3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan
masalah.
Terdapat beberapa pandangan yang
berkaitan dengan tingkatan/hierarki nilai :
• 1. Kaum Idealis
Mereka berpandangan secara pasti terhadap tingkatan nilai, dimana
nilai spiritual lebih tinggi daripada nilai non spiritual (niai material).
• 2. Kaum Realis
Mereka menempatkan niai rasional dan empiris pada tingkatan atas,
sebab membantu manusia menemukan realitas objektif, hukum-
hukum alam dan aturan berfikir logis.
• 3. Kaum Pragmatis
Menurut mereka, suatu aktifitas dikatakan baik seperti yang lainnya,
apabila memuaskan kebutuhan yang penting, dan memiliki nilai
instrumental. Mereka sangat sensitive terhadap nilai-nilai yang
meghargai masyarakat.
• Aksiologi sebagai cabang filsafat dapat kita
bedakan menjadi 2 yaitu :
– Etika dan Pendidikan
– Estetika dan Pendidikan
• Etika
Istilah etika berasal dari kata “ethos” (Yunani) yang
berarti adat kebiasaan. Dalam istilah lain, para ahli
yang bergerak dalam bidang etika menyebutkan
dengan moral, berasal dari bahasa Yunani, juga berarti
kebiasaan.
• Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara
kritis dan sistematis masalah-masalah moral. Kajian
etika lebih fokus pada prilaku, norma dan adat istiadat
manusia. Tujuan dari etika adalah agar manusia
mengetahui dan mampu mempertanggung jawabkan
apa yang ia lakukan.
• etika merupakan cabang filsafat yang
membicarakan perbutan manusia. Cara
memandangnya dari sudut baik dan tidak baik,
etika merupakan filsafat tentang perilaku
manusia.
• Perkembangan iptek harus ada kendali dari nilai-
nilai etika agama. Untuk itulah kemudian ada
rumusan pendekatan konseptual yang dapat
dipergunakan sebagai jalan pemecahannya, yakni
dengan menggunakan pendekatan etik-moral,
• Estetika
Estetika merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan
kreasi seni dengan pengalaman-pengalaman kita
yang berhubungan dengan seni. Hasil-hasil ciptaan
seni didasarkan atas prinsip-prinsip yang dapat
dikelompokkan sebagai rekayasa, pola, bentuk dsb.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai