Anda di halaman 1dari 17

DESAIN INSTRUKSIONAL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MODEL

BANATHY

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum Pendidikan


Kejuruan
Dosen Pengampu: Dr. Irwanto, MT, MM, M.Pd, MA.

Disusun oleh :

Dannisa Deza Azkia (2283170028)


Juliarni Clarisa Dewi Rajagukguk (2283170020)
Leogi (2283170031)
Mochamad Asep Soedarma (2283170032)
Reza Prasetya Putra (2283170009)
Roga dinar Prabustya (2283170027)
Syahrir (2283170021)
Yolandha Saviraningsih (2283170018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2020

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah memberikan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya pada kita semua, sehingga sampai saat ini kita
semua masih dalam keadaan sehat wal al-fiat. Shalawat dan salam semoga tetap
terkirimkan pada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, para keluarga, para
sahabat, dan semua kaum muslimin & muslimat.
Alhamdulillah, kami bisa menyelesikan tugas makalah tentang “ Desain
Instruksional Pengembangan Pembelajaran Model Banathy” ini tentunya berbekal pada
kesungguhan usaha, keyakinan dan kemantapan. kami menyadari bahwa masih
banyak kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu
kami sangat berharap saran,masukan serta bimbingan dari para pembaca untuk
menyumbangkan idenya, partisipasinya dan pikiran-pikirannya.
Akhir kalimat, kami hanya memohon kepada Allah SWT, semoga
makalah ini memberi manfa’at pada kita semua dan khususnya pada semua
Mahasiswa atau Mahasiswi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Sehingga dapat
mengantar jiwa pemuda yang bermanfaat, berguna bagi masyarakat, bangsa dan
agama, Amin.

Serang, 19 April 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Desain dan Pengembangan Pembelajaran............................3

B. Hubungan Desain Pembelajaran Model Banathy dengan Pendidikan. 5

C. Model Desain Model Banathy yang Dikembangkan Dalam


Pembelajaran......................................................................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil


interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya[ CITATION Roh13 \l 1033 ] . Sedangkan menurut Santrock dan
Yussen [ CITATION Roh13 \l 1033 ] belajar sebagai perubahan yang relatif
permanen karena adanya pengalaman. Belajar bisa dilaksanakan secara
formal maupun non formal, untuk belajar yang formal dilaksanakan di
sekolah. Di sekolah setiap anak atau peserta didik melakukan proses
pembelajaran yang harus dilaksanakan.

Masalah prestasi belajar siswa ada banyak faktor yang menyebabkan,


seperti faktor yang ada di luar peserta didik tersebut, antara lain intelegensi
yang rendah, kurangnya motivasi belajar, cara belajar yang kurang efektif,
minimnya frekuensi dan jumlah waktu belajar, tingkat disiplin yang
rendah dan media belajar atau bahan ajar yang masih kurang, Oleh karna
itu dibutuhkanya desain pembelajaran yang dapat menanggulangi itu
semua. Model Banathy yang berorientasi pada tujuan pembelajaran dapat
membantu guru dalam proses pembelajaran. Karena guru sebagai
fasilitator untuk siswa, sebaiknya mampu memilih memilih dan
merancang atau membuat multimedia pembelajaran interaktif yang sesuai
dengan karakteristik siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar
dan siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan.

Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang,


misalnya sebagai disiplin, sebagai ilmu, sebagai sistem, dan sebagai
proses. Sebagai disiplin, desain pembelajaran membahas berbagai
penelitian dan teori tentang strategi serta proses pengembengan
pembelajaran dan pelaksanaannya. Pendidikan berbasis kompetensi

1
2

menitikberatkan pada pengembangan kemampuan untuk melakukan


(kompetensi) tugas-tugas tertentu yang sesuai dengan standar performansi
yang telah ditetapkan Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu
untuk menciptakan spesifikasi pengembangan, pelaksanaan, penilaian,
serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan
pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran
pada berbagai tingkatan kompleksitas.

Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan tentang


kebutuhan dan tujuan belajar serta sistem penyampaiannya. Termasuk di
dalamnya adalah pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran, uji
coba dan penilaian bahan, serta pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
Dan Model instruksional adalah seperangkat pengalaman dengan maksud
memberikan fasilitas kepada para siswa untuk mengembangkan
kompetensi.

Dengan demikian dapat disimpulkan desain pembelajaran adalah


praktek penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu
agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik. Proses ini berisi penentuan status awal dari pemahaman
peserta didik, perumusan tujuan pembelajaran, dan merancang "perlakuan"
berbasis-media untuk membantu terjadinya transisi. Idealnya proses ini
berdasar pada informasi dari teori belajar yang sudah teruji secara
pedagogis dan dapat terjadi hanya pada siswa, dipandu oleh guru, atau
dalam latar berbasis komunitas.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai


berikut:
1. Apa pengertian desain dan pengembangan pembelajaran?
2. Apa hubungan desain pembelajaran model Banathy dengan
pendidikan?
3

3. Bagaimana model desain Banathy yang dikembangkan dalam


pembelajaran?
C. Tujuan
Tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian desain dan pengembangan pembelajaran.
2. Untuk mengetahui apa hubungan desain pembelajaran model Banathy
dengan Pendidikan.
3. Untuk mengetahui bagaimana model desain model Banathy yang
dikembangkan dalam pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain dan Pengembangan Pembelajaran

Dalam literatur-literatur bahasa Inggris, Desain Pembelajaran dikenal


dengan istilah instructional Design, Instructional Sistem Design,
Instructional Development, dan Instructional Sistem Development. Pada
zaman dulu untuk menyebut Desain Pembelajaran digunakan istilah
Desain Pengajaran. Tapi kerena istlah Pengajaran diganti dengan
Pembelajaran, maka istilah Desain Pengajaran diganti dengan Desain
Pembelajaran.

Guru sebagai pengembang media pembelajaran seharusnya


mengetahui perbedaan pendekatan-pendekatan dalam belajar agar dapat
memilih strategi pembelajaran yang tepat. Strategi pembelajaran haruslah
dipilih untuk memotivasi para pesera didik, memfasilitasi proses belajar
peserta didik, membentuk manusia seutuhnya, mendorong terjadinya
interaksi, dan memfasilitasi belajar kontekstual, Terdapat beberapa teori
belajar yang melandasi penggunaan teknologi/komputer dalam
pembelajaran yaitu teori behaviorisme, kognitifisme dan konstruktivisme.

Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional system


development) dan desain instruksional (instructional design) sering
dianggap sama, atau setidak-tidaknya tidak dibedakan secara tegas dalam
penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada perbedaan antara
“desain” dan “pengembangan”. Kata “desain” berarti membuat sketsa atau
pola atau outline atau rencana pendahuluan. Sedang “Pengembangan”
berarti membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih
besar, lebih baik, lebih efektif dan sebagainya[ CITATION Har08 \l 1057 ].

3
4

Beberapa definisi yang menunjukkan persamaan antara keduanya


adalah sebagai berikut :

a. Pengembangan sistem intruksional adalah suatu proses secara


sistematis dan logis untuk mempelajari problem-problem
pembelajaran, agar mendapatkan pemecahan yang teruji
validitasnya dan praktis bisa dilaksanakan [ CITATION Don78 \l
1057 ].
b. Sistem Intruksional adalah semua materi pelajaran dan metode
yang telah diuji dalam praktek yang dipersiapkan untuk mencapai
tujuan dalam keadaansenyatanya. Dengan kata lain bahwa sistem
intruksional merupakan tatanan aktifitas belajar
mengajar[ CITATION Bak71 \l 1057 ]
c. Desain intruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan
dan tujuan belajar serta pengembangan tekhnik mengajar dan
materi pengajarannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Termasuk di dalamnya adalah pengembangan paket pembelajaran,
kegiatan mengajar, uji coba, revisi dan kegiatan mengevaluasi hasil
belajar [ CITATION Bri79 \l 1057 ].
d. Desain sistem instruksional ialah pendekatan secara sistematis
dalam perencanaan dan pengembangan sarana serta alat untuk
mencapai kebutuhan dan tujuan intruksional. Semua konsep sistem
ini (tujuan, materi, metode, media, alat, evaluasi) dalam
hubungannya satu sama lai dipandang sebagai kesatuan yang
teratur sistematis. Komponen-komponen tersebut lebih dahulu diuji
coba efektifitasnya sebelum disebarluaskan penggunaannya.
[ CITATION Bri79 \l 1057 ].
e. Pengembangan sistem intruksional adalah suatu proses
menentukan dan menciptakan situasi dan kondisi tertentu yang
menyebabkan siswa dapat berinteraksi sedemikian rupa sehingga
5

terjadi perubahan di dalam tingkah lakunya.[ CITATION Dic79 \l


1057 ]

Desain Pembelajaran merupakan disiplin yang berhubungan dengan


pemahaman dan perbaikan satu aspek dalam pendidikan serta proses
pembelajaran. Tujuan kegiatan membuat desain pembelajaran adalah
menciptakan sarana yang optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang dikehendaki. Sehingga disiplin desain pembelajaran terutama
berkenaan dengan perumusan metode-metode pembelajaran yang
menghasilkan perubahan yang diinginkan dalam pengetahuan dan
keterampilan siswa.

John Dewey (1900) menyatakan bahwa pendidikan memerlukan


“linking science” antara teori belajar dan praksis pendidikan. Desain
pembelajaran dianggap sebagai penghubung antara keduanya karena
desain pembelajaran adalah pengetahuan yang merumuskan tindakan
pembelajaran untuk mencapai outcome pembelajaran. Aspek desain
pembelajaran meliputi dua wilayah utama, yaitu;

1. Psikologi, khususnya teori belajar


2. Media dan komunikasi.
Tetapi media dan komunikasi memberikan kontribusi prinsip dan
strategi secara terpisah pada desain pembelajaran, tidak seperti teori
belajar yang memberikan model terintegrasi. Desain pembelajaran lebih
banyak didukung oleh teori belajar.

B. Hubungan Desain Pembelajaran Model Banathy dengan Pendidikan

Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy.


Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran,
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni
pendekatan yang didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar
mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak
6

komponen yang satu sama lain harus bekerja sama secara baik untuk
mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Model pengembangan sistem
pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran [ CITATION Bel92 \l
1033 ]

Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran terdiri dari 6


jenis kegiatan. Model desain ini bertitik tolak dari pendekatan sistem
(system approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang
saling berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Pada langkah terakhir para pengembang diharapkan
dapat melakukan perubahan dan perbaikan sehingga tercipta suatu desain
yang diinginkan.[ CITATION Bel92 \l 1033 ].

1. Tahap pertama merumuskan tujuan (formulate objectives)


Langkah pertama adalah merumuskan tujuan, yaitu pernyataan
pengalaman belajar yang menyatakan apa yang kita harapkan dari
siswa untuk dikerjakan, diketahui, dan dirasakan sebagai hasil dari
pengalaman belajarnya.
Yang diharapkan dari tahap pertama adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan proses membandingkan
keadaan sekarang dengan keadaan yang seharusnya. Hasilnya akan
menunjukkan kesenjangan antara kedua keadaan tersebut.
Kesenjangan ini disebut kebutuhan (needs). Bila kesenjangan ke
dua keadaan tersebut besar, kebutuhan itu perlu diperhatikan atau
di selesaikan. Kebutuhan yang besar dan di tetapkan untuk diatasi
itu di sebut masalah, sedangkan kebutuhan yang lebih kecil
mungkin untuk sementara atau seterusnya diabaikan. Ia merupakan
kebutuhan yang tidak dianggap sebagai masalah. Hasil akhir dari
identifikasi masalah adalah perumusan tujuan umum, dalam model
desain pembelajaran menurut Banathy menggunakan istilah
maksud sistem.
7

b. Spesifikasi tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dapat dikerjakan oleh
peserta didik setelah menyelesaikan proses belajar dan merupakan
tujuan yang bermanfaat bagi peserta didik. Tujuan ini kemudian
diuraikan menjadi tujuan-tujuan khusus, yaitu tujuan yang lebih
rinci dan spesifik. Selanjutnya tujuan khusus ini disusun dalam
urutan yang logis. Atas dasar tujuan inilah isi pelajaran dipilih dan
disajikan kepada peserta didik kelak. Dalam Model Banathy
menggunakan istilah spesifikasi tujuan.
c. Tes acuan patokan
Tes acuan patokan dalam istilah umum adalah pembuatan
prototipe. Pembuatan prototipe merupakan permulaan produksi
untuk menghasilkan barang yang sesungguhnya. Di samping itu,
pada kesempatan ini pula dimulai pengembangan desain evaluasi
dan permulaan reviu teknis terhadap sistem tersebut oleh para ahli
serta penyusunan tes yang akan digunakan untuk mengukur
perilaku peserta didik, baik sebelum maupun setelah uji coba nanti.
2. Tahap kedua mengembangkan tes (develop test)
Dalam tahap kedua ini dikembangkan suatu tes yang didasarkan pada
tujuan yang diinginkan dan digunakan untuk mengetahui kemampuan
yang diharapkan dapat di capai sebagai hasil dari pengalaman
belajarnya. Dengan mengembangkan tes pada tahap awal bertujuan
untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik. Pada dasarnya
peserta didik sudah memiliki kemampuan awal yang berbeda-beda
yang di dapatkan sebelum masuk sekolah. Sehingga, salah apabila
beranggapan peserta didik kosong dan tidak memiliki kemampuan
awal sebelum peserta didik masuk sekolah.
3. Tahap ketiga menganalisis kegiatan pembelajaran (analyze learning
task)
Dalam tahap ketiga ini menganalisis kegiatan belajar menggunakan
hasil pengembangan tes yang dilakukan pada tahap kedua, yaitu
8

berupa kemampuan awal siswa. Kemampuan awal siswa di analisis


atau di nilai. Dari analisis kemampuan awal siswa akan di ketahui apa
yang perlu di pelajari dan yang tidak perlu di pelajari. Kemampuan
yang sudah dimiliki oleh siswa tidak perlu di pelajari kembali, hal
yang perlu dipelajari kemampuan yang belum dimiliki atau di kuasai
oleh siswa. Sehingga akan lebih efektif dan efisisen dalam proses
pembelajaran. Pada tahap ini dirumuskan untuk :
a. Menentukan tugas-tugas belajar
b. Menilai kompetensi masukan
c. Melakukan tes masukan
d. Mengidentifikasi dan karakterisasi tugas-tugas belajar yang aktual
4. Tahap keempat mendesain sistem instruksional (design system)
Pada tahap keempat ini di pertimbangkan alternatif-alternatif dan
identifikasi apa yang harus dikerjakan untuk menjamin bahwa siswa
akan menguasai kegiatan-kegiatan yang telah di analisis pada tahap 3
(hal ini di sebut oleh Banathy dengan istilah function analysis). Juga
perlu di tentukan siapa atau apa yang mempunyai potensi paling baik
untuk mencapai fungsi-fungsi tersebut (disebut component analysis)
dan di tentukan pula kapan dan dimana fungsi-fungsi tersebut harus
dilaksanakan (disebut design of the system)
Tahap mendesain sistem intruksional merupakan penentuan
metode dan media intruksional yang sangat penting untuk
memungkinkan peserta didik mencapai tujuan intrusional, yang
meliputi:
a. Analisis fungsi, isi dan urutan
b. Analisis komponen
c. Distribusi fungsi antar komponen
d. Penjadwalan
Metode yang diidentifikasi dapat lebih dari satu, atau beberapa
alteratif metode, karena dalam uji coba ada kemungkinan metode yang
digunakan tidak efektif sehingga perlu diganti dengan metode lain.
9

5. Tahap kelima melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil


Tahap kelima system yang sudah didesain pada tahap ini akan
diujicoba atau dites dan di laksanakan. Apa yang dapat dilaksanakan
atau dikerjakan siswa sebagai hasil implementasi sistem, harus di nilai
agar dapat di ketahui seberapa jauh siswa telah menunjukan tingkah
laku seperti yang dimaksudkan dalam rumusan tersebut.
6. Tahap keenam mengadakan perbaikan (change to improve)
Pada tahap keenam ini hasil yang diperoleh dari interpretasi data
hasil uji coba revisi dilakukan dari revisi kecil sampai revisi total.
Untuk mengakhiri uji coba ulang yang kemudian akan
diimplementasikan harus di ambil suatu keputusan.
Hasil-hasil yang diperoleh dari evaluasi merupakan umpan balik
(feedback) untuk keseluruhan sistem sehingga perubahan-perubahan,
jika di perlukan dapat dilakukan untuk memperbaiki sistem
instruksional.
Kendatipun 6 komponen tersebut tampaknya sangat sederhana, namun
untuk mengembangkan rancangan sistem pembelajaran model ini
memerlukan kemampuan akademik yang cukup tinggi serta pengalaman
yang memadai serta wawasan yang luas. Selain dari itu, proses
pengembangan suatu sistem menuntut partisipasi pihak-pihak terkait,
seperti kepala sekolah, administrator, supervisor dan kelompok guru,
sehingga rancangan kurikulum yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan
pendidikan di sekolah dan dapat diterapkan dalam sistem sekolah.

C. Model Desain Model Banathy yang Dikembangkan Dalam


Pembelajaran
Model Pengembangan sistem pembelajaran ini berorientasi pada
tujuan pembelajaran. Model pembelajaran ini bertitik tolak dari
pendekatan sistem (system approach) yang mencakup 6 langkah untuk
mencapai tujuan pembelajaran.[ CITATION Sob18 \l 1033 ]
10

Model Banathy jusrtu memandang bahwa penyusunan sistem


pembelajaran dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas, terdiri dari:
[ CITATION And17 \l 1033 ]
1. Menganalisis dan merumuskan tujuan
Langkah Pertama ini merupakan suatu pernyataan apa yang kita
harapkan dari mahasiswa untuk dikerjakan diketahui dan dirasakan
sebagai hasil dari pengalaman belajar.[ CITATION Mie19 \l 1033 ]
2. Merumuskan kriteria tes yang sesuai tujuan yang hendak dicapai
Dalam langkah ini dikembangkan suatu tes yang didasarkan atas
tujuan yang diinginkan dan digunakan untuk mengetahui kemampuan
yan diharapkan tercapai.[ CITATION Mie19 \l 1033 ]
3. Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar
Dalam hal ini merumuskan apa yang harus dipelajari sehingga
dapat menunjukkan tingkah laku seperti yang digambarkan dalam
tujuan yang telah dirumuska dkegiatan ini.[ CITATION Mie19 \l 1033 ]
4. Merancang sistem
Setelah itu perlu dipertimbangkan alternative dan identifikasi apa
yang harus dikerjakan, untuk menjamin mahasiswa akan menguasai
kegiatan yang sudah dianalisis.[ CITATION Mie19 \l 1033 ]
5. Mengimplentasikan dan mengontrol kualitas
Apa yang dapat dilaksanakan mahasiswa sebagai hasil implemetasi
sistem harus dinilai agar dapat terukur tingkahlaku yang terjadi
terhadap tujuan pembelajaran.[ CITATION Mie19 \l 1033 ]
6. Perbaikan dan perubahan berdasarkan evaluasi
Hasil yang diperoleh dari evaluasi kemudian diolah untuk
perubahan perubahan untuk memperbaiki sistem.[ CITATION Mie19 \l
1033 ]
11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pada pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut;


1. Desain Pembelajaran adalah disiplin yang berhubungan dengan
pemahaman dan perbaikan satu aspek dalam pendidikan yaitu
proses pembelajaran. Tujuan kegiatan membuat desain
pembelajaran adalah menciptakan sarana yang optimal untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
2. Model Banathy merupakan model yang dikembangkan dengan
berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan sistem. Model pengembangan sistem
pembelajaran ini berorientasi pada tujuan pembelajaran. Dan
terdapat Langkah-langkah pengembangan sistem pembelajaran
terdiri dari 6 jenis kegiatan. Model desain ini bertitik tolak dari
pendekatan sistem (system approach), yang mencakup keenam
komponen (langkah) yang saling berinterelasi dan berinteraksi
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. Model Pengembangan sistem pembelajaran Banathy berorientasi
pada tujuan pembelajaran. Model pembelajaran ini bertitik tolak
dari pendekatan sistem (system approach) yang mencakup 6
langkah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model Banathy
jusrtu memandang bahwa penyusunan sistem pembelajaran
dilakukan melalui tahapan-tahapan yang jelas

11
DAFTAR PUSTAKA

Baker, Robert L , & Richard R Schutz. (1971). Instructional Product Development . New
York: Van Nostrand Reinhold Company.

Banahty, B. H. (1992). Systems design of education: A journey to create the future.


Engglewood Cliffs: NJ.

Briggs & Leslie, J. (1979). Instruksional Design: Prinsiples and Aplication. Englewood
Cliffs, N.J: Educational Technology Publicatios .

Dick, W. &. (1979). The Systematic Design .

Ely, D. P. (1978). Instruktional Design & Development. New York: Syracuse University
Public.

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Mieke. (2019). Model dan rencana pembelajaran. Malang: Cv. Seribu Bintang.

Prastowo, A. (2017). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik terpadu


IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. JAKARTA: KENCANA.

Rohman, M. d. (2013). Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran.


Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Sobri. (2018). Menulis Ilmiah. Surabaya: CV. Jakad Publishing surabya.

Anda mungkin juga menyukai