Anda di halaman 1dari 16

FILSAFAT ILMU

PROF. DR. SOEKIDJO NOTOATMODJO


GURU BESAR EMERITUS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
REKTOR
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
(URINDO)
LINGKUP PEMBAHASAN
FILSAFAT ILMU
• Ilmu dan Filsafat

• Dasar-Dasar Ilmu (Ilmu Pengetahuan)

• Nilai Kegunaan Ilmu dan Bahasa

• Tujuan dan Manfaat Penulisan Ilmiah


ILMU DAN FILSAFAT
• Pengetahuan

• Ilmu

• Filsafat dan Filsafat Ilmu

• Agama
A. PENGETAHUAN

• PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) :

– Pengetahuan = hasil “tahu” manusia


– Pengetahuan terjadi”:
• Persentuhan indera dengan obyek alam
sekitar:
Pengetahuan indera.
• Hasil pengetahuan indera bila diolah oleh
pikiran (budi):-Pengetahuan budi
PENGETAHUAN KHUSUS
DAN UMUM
• Pengetahuan Khusus: hanya mengenai
yang satu saja, tidak ada jenis atau
macam-macamnya. Contoh: Segitiga
lancip, meja makan, rumah joglo, dsb.

• Pengetahuan Umum: berlaku bagi seluruh


macam dan masing-masing dalam
macamnya sendiri. Contoh: segi tiga, meja,
rumah, dsb.
TINGKAT-TINGKAT
PENGETAHUAN
1. Tahu akan:
(Pengetahuan langsung melalui pengenalan pribadi)
1. Tahu bahwa:
(Pengetahuan terhadap obyek yang masih bersifat
umum)
1. Tahu mengapa:
(Pengetahuan terhadap obyek, sudah merupakan
refleksi, abstraksi, penjelasan)
1. Tahu bagaimana:
(Pengetahuan : pemechan, penerapan, tindakan)
Pengetahuan Biasa dan Pengetahuan Tidak
Biasa:
– Pengetahuan biasa dalam kehidupan sehari-
hari, tanpa megetahui lebih lanjut atau seluk
beluk yang diketahui tersebut, misalnya: tahu
tentang air, binatang, laut, dan sebagainya.
(Tahu tentang apa dan bahwa)
=PENGETAHUAN=

– Pengetahuan tidak biasa: pengetauan yang


tidak sekedar “apanya” sesuatu, tetapi sampai
pada “mengapa” dan “bagaimana” sesuatu
tersebut ada.
(Tahu tentang mengapa dan bagaimana)
=ILMU=
B. ILMU
• ILMU adalah PENGETAHUAN yang sudah
mendalam, bukan sekedar tahu obyeknya saja, tetapi
mengapa terjadi seperti itu. Misalnya: air, mengapa
air kalau direbus mendidih, mengapa biji ditanam
tumbuh, tetapi mengapa kerikil kalau ditanam tidak
tumbuh
• Untuk menjawab tersebut memerlukan penyelidikan
atau penelitian dengan cara atau metoda tertentu.
• Dari hasil penyelidikan tersebut diasusun teori yang
sitimatis, logis, obyektif, dsb.
• ILMU adalah PENGETAHUAN yang
mempunyai ciri:
• ada obyeknya
• mempunyai metoda
• disusun secara sistimatis
• bersifat universal
– Obyek Ilmu:
• Obyek materia = yang diselidiki
• Obyek forma= dari sudut mana ilmu itu
dikaji
OBYEK ILMU PENGETAHUAN

Psikologi
Antropologi
MANUSIA
Hasil budi daya Kejiwaan
(psikhis)

hubungan dengan
Ilmu kesehatan Kondisi fisik/mental manusia lain
Sosiologi
Dan sebagainya

Kebudayaan, psikis,
Kondisi fisik, aspek so
Sial, dsb = OBYEK MATERIA
OBYEK FORMA
C. FILSAFAT
• Filsafat:
– Philosophia (Latin)
– Philosophy (Inggris)
– Philosophic (Jerman, Belanda, Perancis)
– Falsafah (Arab)
• Philosophia, dari kata
– philein, philia, atau philo = mencintai
– Sophia atau sophos = bijaksana , kebijaksanaan
FILSAFAT:
– Filsafat menjawab “why”-nya “why” tersebut tidak
hanya terbatas pada fakta empiris, tetapi sampai
sebatas “budi” atau daya nalar manusia.
– Filsafat adalah ilmu yang mencari sebab yang
sedalam-dalamnya (penyebab utama /sebab yang
terakhir) tentang suatu hal atau obyek: Contoh:
Hujan----mendung-----uap air----sinar mata hari----?
-----penyebab pertama dan utama yang tidak dapat
dibuktikan secara empiris.
– Pertanyaan pada setiap jawaban (Questions for
Answers)
– Seumum-umumnya ilmu masih mendasarkan
pada pembuktian pengalaman empiris (fakta).
Artinya ilmu dibatasi oleh sifat fenomena yang
menyentuh indera (empiris), sedangkan
filsafat batasnya adalah sejauh kemampuan
penalaran atau berpikir manusia.
– Filsafat = Pemikiran yang mencari sebab
yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
yang ada atau yang mungkin ada.
FILSAFAT ILMU
• Segala pemikiran yang mendalam terhadap
segala hal yang menyangkut ladasan ilmu
maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari
kehidupan manusia

• Landasan Ilmu:
– Ontologi : apanya ilmu
– Epestimologi: cara atau metodenya ilmu
– Aksilogi: manfaat atau kegunaan ilmu bagi
umat manusia
D. AGAMA
AGAMA:
Apabila filasafat mencari sebab yang sedalam-dalamnya terbatas
pada penalaran atau akal budi manusia, agama membatasinya
pada “keyakinan” atau pada “wahyu Tuhan Allah”.
• Agama adalah keseluruhan pendapat tentang Tuhan, dunia,
manusia, hidup dan mati, dan sebagainya berdasarkan wahyu.
Kebenaran diyakininya sebagi dogma.

KEBENARAN:
– Pengetahuan---->sesuai dengan obyeknya
– Ilmu--------------> sesuai dengan pembuktian empiris.
– Filsafat-----------> sesuai dengan pembuktian akal budi atau
penalaran (logika=jalan pikiran)
– Agama-----------> sesuai dengan “dogma” atau wahyu Tuhan.
ILMU, FILSAFAT DAN AGAMA
F
P
A
I K
K
K E
T
I Y
A
R A
ILMU E FILSA AGAMA
A K
M FAT
N I
P
= N
I
B A
R
U N
I
D
S
I

Anda mungkin juga menyukai