Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 1

PENELITIAN PENDIDIKAN

NAMA ANGGOTA
Annisa Afriani BatuBara (19129139)
Devi Rahmadani (19129205)
Dilla Yuspita Sari (19129104)
Nadiatul Husna (19129005)
Hakikat Ilmu Pengetahuan (Ontologi,epistemologi,aksiologi )
A. Hakikat Ilmu Pendidikan

Kata Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi menurut bahasa berasal dari bahasa Yunani.
Kata Ontologi berasal dari kata “Ontos” yang berarti “berada (yang ada)”. Kata Epistemologi
berasal dari bahasa Yunani artinya knowledge yaitu pengetahuan. Kata tersebut terdiri dari dua
suku kata yaitu logia artinya pengetahuan dan episteme artinya tentang pengetahuan. Jadi
pengertian etimologi tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa epistemologi merupakan
pengetahuan tentang pengetahuan. Dan kata Aksiologi berasal dari kata “Axios” yang berarti
“bermanfaat”. Ketiga kata tersebut ditambah dengan kata “logos” berarti”ilmu pengetahuan,
ajaran dan teori”.
1. ONTOLOGI
Ontologi adalah bagian filsafat yang paling umum, atau merupakan bagian dari metafisika, dan
metafisika merupakan salah satu bab dari filsafat. Obyek telaah ontologi adalah yang ada tidak terikat
pada satu perwujudan tertentu, ontologi membahas tentang yang ada secara universal, yaitu berusaha
mencari inti yang dimuat setiap kenyataan yang meliputi segala realitas dalam semua bentuknya.
Ditinjau dari segi ontologi, ilmu membatasi diri pada kajian yang bersifat empiris. Objek
penelaah ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa hal-hal yang sudah berada diluar jangkauan manusia tidak dibahas
oleh ilmu karena tidak dapat dibuktikan secara metodologis dan empiris, sedangkan ilmu itu
mempunyai ciri tersendiri yakni berorientasi pada dunia empiris.
Berdasarkan objek yang ditelaah dalam ilmu pengetahuan dua macam:
a. Obyek material (obiectum materiale, material object) ialah seluruh lapangan atau bahan yang dijadikan objek
penyelidikan suatu ilmu.
b. Obyek formal (obiectum formale , formal object ) ialah penentuan titik pandang terhadap obyek material.
2. Epistemologi
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses mendapatkan ilmu pengetahuan, hal-
hal apakah yang harus diperhatikan agar mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut
kebenaran dan apa kriterianya.
Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana sesuatu itu datang, bagaimana kita
mengetahuinya, bagaimana kita membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi
ruang serta waktu mengenai sesuatu hal.
Jadi yang menjadi landasan dalam tataran epistemologi ini adalah proses apa yang
memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika, estetika, bagaimana cara dan prosedur
memperoleh kebenaran ilmiah, kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran
ilmiah, keindahan seni dan kebaikan moral.
Dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukup dengan berpikir secara
rasional ataupun sebaliknya berpikir secara empirik saja karena keduanya mempunyai keterbatasan
dalam mencapai kebenaran ilmu pengetahuan. Jadi pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan
didapatkan melalui metode ilmiah yang merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme
dengan empirisme sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi .
3. Aksiologi
Yang menjadi landasan dalam tataran aksiologi adalah untuk apa pengetahuan itu digunakan?
Bagaimana hubungan penggunaan ilmiah dengan moral etika? Bagaimana penentuan obyek yang diteliti
secara moral? Bagimana kaitan prosedur ilmiah dan metode ilmiah dengan kaidah moral?Dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penemuan nuklir dapat menimbulkan bencana perang,
penemuan detektor dapat mengembangkan alat pengintai kenyamanan orang lain, penemuan cara-cara licik
ilmuan politik dapat menimbulkan bencana bagi suatu bangsa, dan penemuan bayi tabung dapat
menimbulkan bancana bagi terancamnya perdaban perkawinan.

Berkaitan dengan etika, moral, dan estetika maka ilmu itu dapat dibagi menjadi dua kelompok:

Ilmu Bebas Nilai


Berbicara tentang ilmu akan membicarakan pula tentang etika, karena sesungguhnya etika erat
hubungannya dengan ilmu. Bebas nilai atau tidaknya ilmu merupakan masalah rumit, jawabannya bukan
sekadar ya atau tidak.

Teori tentang nilai

Pembahasan tentang nilai akan dibicarakan tentang nilai sesuatu, nilai perbuatan, nilai situasi, dan nilai
kondisi. Segala sesuatu kita beri nilai. Pemandangan yang indah, akhlak anak terhadap orang tuanya dengan sopan
santun, suasana lingkungan dengan menyenangkan dan kondisi badan dengan nilai sehat. Teori tentang nilai dapat
dibagi menjadi dua yaitu nilai etika dan nilai estetika
PENGERTIAN DASAR KEILMUAN (FAKTA,KONSEP,PRINSIP,TEORI,HUKUM)

B.PENGERTIAN DASAR KEILMUAN


Srini M. Iskandar (1997: 2) menyatakan bahwa :
• fakta adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-
peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Fakta diperoleh dari hasil
observasi secara intensif dan kontinu/terus-menerus. Contoh dari fakta Sains adalah garam rasanya
asin, besi tengelam dalam air, tanggal 27 Mei 2006 terjadi gempa bumi di Bantul (DIY) dan lain
sebagainya
• Konsep merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau
dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan.
Contoh konsep tentang zat cair (kelompok benda-benda seperti air, minyak, alkohol, bensin, dan
spiritus) adalah zat yang mempunyai ciri-ciri bentuk selalu berubah sesuai bentuk wadah/tempat yang
ditempatinya,
• Prinsip adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan. Prinsip IPA
bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang
merupakan prinsip adalah air jika dipanaskan akan menguap.
• Hukum adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima meskipun bersifat tentatif (dapat berubah), tetapi lebih bersifat kekal
dari pada prinsip karena telah berkali-kali mengalami pengujian
• Teori adalah generalisasi tentang berbagai prinsip yang dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena alam.

1.FAKTA
Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang
benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif. karena fakta-fakta diperoleh dari hasil observasi, maka fakta-
fakta merepresentasikan apa yang dapat dilihat. Seringkali, dua buah kriteria berikut ini digunakan untuk mengidentifikasi
sebuah fakta yaitu :
a. dapat diamatai secara langsung

b. dapat didemonstrasikan kapan saja

Contoh dari fakta :

1.Gunung Galunggung meletus pada tahun 1982.


2.Jakarta adalah ibu Kota Indonesia.
3.Proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggal 17 agustus 1945.
2.KONSEP
Konsep adalah abstraksi dari kejadian-kejadian, banda-benda, atau gejala yang memiliki
sifat tertentu atau lambang. Konsep juga merupakan konstruksi mental yang digunakan untuk
menginterprestasika hasil observasi ikan, misalnya, memiliki karakteristik tertentu yang
membedakannya dengan reptil dan mamalia
Contoh
Konsep tentang perpindahan. Nama dari konsep adalah perpindahan, definisinya adalah
sebuah vektor yang arahnya dari benda pada kedudukan awal menuju kedudukan akhir dan
mempunyai besar yang sama dengan jarak terpendek antara dua kedudukan.
3.TEORI
Menurut Kerlinger (1973) yang terjemahannya sebagai berikut. “Suatu teori adalah seperangkat
pengertian (konsepsi) definisi dan proposisi yang saling berkaitan yang menyajikan suatu
pandangan yang sistematis dari berbagai fenomena dengan mengungkapkan adanya hubungan
yang spesifik antar variabel, dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena-
fenomena tersebut.”
Contoh
Misalnya, Teori meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan
bagaimana kabut dan awan terbentuk.
4.PRINSIP
Prinsip merupakan pernyataan yang berlaku bagi sekolompok gejala tertentu yang
mampu menjelaskan suatu kejadian. Prinsip diperoleh lewat proses induksi dari hasil berbagai
macam observasi.
Contoh
• Logam bila dipanaskan memuai
• Semakin besar besar intensitas cahaya, semakin efektif proses fotosintesis
5.HUKUM
Hukum pada hakikatnya merupakan pernyataan hubungan antara dua variable atau lebih
dalam suatu kaitan sebab akibat. Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik. Kekhasan
hukum dapat ditunjukkan dari hal berikut :
• Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian
• Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variable
Contoh
Hukum ohm menunjukkan hubungan antara hambatan dengan kuat arus dan tegangan listrik, yaitu
”besarnya hambatan sebanding dengan besarnya tegangan listrik tetapi berbanding terbalik
dengan kuat arusnya”
Teori – teori Kebenaran
1.Teori Koherensi (coherence theory)
Teori ini dikembangkan oleh kaum idealis dan sering disebut teori konsistensi atau teori saling
berhubungan.Dikatakan demikian karena teori ini menyatakan bahwa kebenaran tergantung pada
adanya saling hubungan secara tepat antara ide – ide yang sebelumnya telah diakui kebenarannya.
Misalnya :
Pernyataan bahwa ”di luar hujan turun”, adalah benar apabila pengetahuan tentang hujan
(air yang turun dari langit) bersesuaian dengan keadaan cuaca yang mendung,gelap dan
temperatur dingin dan fakta –fakta yang menunjang.
Pernyataan bahwa ”Semua manusia pasti mati adalah sebuah pernyataan yang benar,
maka pernyataan bahwa si fulan adalah manusia dan si fulan pasti mati adalah benar pula,
sebab pernyataan kedua konsisten dengan pernyataan pertama.

2.Teori Korespondensi (correspondence heory)


Teori ini diterima oleh kaum realistis dan kebanyakan orang. Teori ini menyatakan bahwa jika suatu
pernyataan sesuai dengan fakta, maka pernyataan itu benar, jika tidak maka pernyataan itu salah
menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu keadaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian
antara arti yang dimaksud suatu pernyataan/pendapat dengan objek yang dituju/dimaksud oleh
pernyataan/pendapat tersebut.
Misalnya :

Bila ada orang yang menyatakan bahwa sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia, maka
pernyataan itu adalah benar sebab pernyataan itu sesuai dengan fakta.Karena secara faktual sungai Nil
adalah sungai terpanjang di dunia.

3.Teori Pragmatis (pragmatic theory)

Teori ini menganggap suatu pernyataan, teori atau dalil itu memiliki kebenaran bila
memiliki kegunaan dan manfaat bagi kehidupan manusia.Kaum pragmatis menggunakan
kriteria kebenarannya dengan kegunaan(utility), dapat dikerjakan(workability), dan akibat
yang memuaskan (satisfactory consequence). Oleh karena itu tidak ada kebenaran yang
mutlak/tetap, kebenarannya tergantung pada kerja, manfaat dan akibatnya.

Misalnya :

1. Teori tentang partikel tidak akan berumur lebih dari 4 tahun.


2. Ilmu Embriologi diharapkan mengalami revisi setiap kurun waktu 15 tahun.
SARANA BERFIKIR ILMIAH
Pengertian sarana berpikir ilmiah
Surisumantri (2003:165), ”Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh”. Sarana ilmiah merupakan suatu alat, dengan alat
ini manusia melaksanakan kegiatan ilmiah. Pada saat manusia melakukan tahapan kegiatan ilmiah
diperlukan alat berpikir yang sesuai dengan tahapan tersebut.
Tujuan sarana berpikir ilmiah
Suriasumantri (2003:167), Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah kita sehari-hari.
Fungsi sarana berpikir ilmiah
Suriasumantri (2003:167), ”... fungsi sarana ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan
bukan merupakan ilmu itu sendiri”.
1.Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah
Bahasa merupakan lambang serangkaian bunyi yang membentuk suatu arti tertentu
(Suriasumantri, 2003:175). Bahasa merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat komunikasi
manusia yang terdiri dari kata-kata atau istilah-istilah dan sintaksis. Kata atau istilah merupakan simbol
dari arti sesuatu, sedangkan sintaksis merupakan cara menyusun kata-kata menjadi kalimat yang
bermakna (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010:98).
Suatu obyek dapat dilambangkan dengan bunyi tertentu. Misalnya, suatu alat berbentuk runcing
yang diisi tinta dan digunakan untuk menulis dilambangkan dengan bunyi ”pena”. Untuk melambangkan
warna yang sama dengan darah digunakan bunyi ”merah”. Dari kedua kata tersebut (pena dan merah)
dapat dibuat sebuah kalimat bermakna menjadi ”Andi membeli sebuah pena merah”.
2. Matematika sebagai sarana berpikir ilmiah
Suriasumantri (2003:191), ”Matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat
kubur (pen: kabur), majemuk dan emosional dari bahasa verbal”.
Matematika sebagai sarana berpikir deduktif menggunakan bahasa artifisial, yakni murni bahasa
buatan manusia. Keistimewaan bahasa ini adalah terbebas dari aspek emotif dan efektif serta jelas
terlihat bentuk hubungannya. Matematika lebih mementingkan kelogisan pernyataanpernyataannya yang
mempunyai sifat yang jelas (Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM, 2010:107).
3. Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah

Suriasumantri (2003:225), Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk


memproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah maka statistika
membantu kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara
lebih pasti dan bukan terjadai secara kebetulan.
Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah tidak memberikan kepastian namun memberi tingkat
peluang bahwa untuk premis-premis tertentu dapat ditarik suatu kesimpulan, dan kesimpulannya
mungkin benar mungkin juga salah. Langkah yang ditempuh dalam logika induktif menggunakan
statistika adalah:
1. Observasi dan eksperimen,
2. Memunculkan hipotesis ilmiah,
3. Verifikasi dan pengukuran, dan
4. Sebuah teori dan hukum ilmiah. (Sumarna, 2008:146)
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai