Anda di halaman 1dari 5

NAMA : TRESYA MAMGEMPA

NIM : 221011050273

KLS : FARMASI C

SOAL.

1. Ilmu adalah ...............?


b. Obyek materi ilmu adalah ............?
c. Metode ilmu adalah .............?
d. Aspek teleologis ilmu adalah .................................?
2. Mengapa ilmu bukan satu-satunya sumber pengetahuan?
Masih adakah sumber pengetahuan yang lain? Jelaskan.
3. Jelaskan 3 asumsi ilmu tentang obyek-obyek empiris disertai contoh-contoh.
4. a. Mengapa dalam kajian-kajiannya ilmu bertolak dari realita dan berhenti juga pada
batas pengalaman ?
b. Mengapa hidup sebelum dan sesudah hidup ini di luar jelajah/kajian ilmu?
5. Salah satu sifat ilmiah dari ilmu adalah ilmu memiliki "sistem". Jelaskan dengan
contoh.
6. a. Apa itu "ilmu abstrak/simbolik? Contoh.
b. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu
alam disertai contoh.

JAWABAN.

1. A. Kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis tentang alam semesta yang
diperoleh melalui pengamatan opyektif.Ilmu pengetahuan atau sains adalah suatu
usaha sistematis dengan metode ilmiah dalam pengembangan dan penataan
pengetahuan yang dibuktikan dengan penjelasan dan prediksi yang teruji sebagai
pemahaman manusia tentang alam semesta dan dunianya. Segi-segi ini dibatasi agar
dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Ilmu adalah pengetahuan, pengetahuan yang berasaskan kenyataan dan telah disusun
dengan baik. Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkumi
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu
B. Seluru aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pencaindera”
ilmu= pengetahuan empiris
Tujuan= tahu mengapa hal itu terjadi?
Peras hakikat abyek empiris tahu o itu
Ada 3 kelompok yaitu
• Ilmu abstark / simbolik
• Ilmu kemanusiaan = ilmu2 sosial
• Ilmu alam = deterministik
Ii2 kemam + Ii2 alam = ilmu2 empiris / positif asumsi ilmu.
Ilmu punya beberapa asumsi tntng abyek2 empiris
• Keragaman
• Terjadi berulang & saling jalin sacara teratur
1. Obyek2 tertentu punya keserupaan satu sama lain misalnya bentuk,struktur,sifat,dll
Klasifikasi (taxonomi)
Linneaeus (1707-1778) hewan
Tumbuhan
Individu2 dalam kelas tertentu punya ciri2 serupa ilmu bicara : kelas tertentu bukan kasus
individu
2. Suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu kelestarian
relatif
3. Determinisme
Bukan hubungan sebab akibat mutlak bukan selalu harus peluang ( probabilistrik )
C. Teleologi berasal dari akar kata Yunani τέλος, telos, yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan
λόγος, logos, perkataan.[1] Teleologi adalah ajaran yang menerangkan bahwa segala sesuatu dan
segala kejadian menuju pada tujuan tertentu.[1][2] Istilah teleologi dikemukakan oleh Christian
Wolff, seorang filsuf Jerman abad ke-18.[3][4] Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-
gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan,
sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan.[3] Dalam arti
umum, teleologi merupakan sebuah studi filosofis mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau
tujuan di alam maupun dalam sejarah.[5] Dalam bidang lain, teleologi merupakan ajaran filosofis-
religius tentang eksistensi tujuan dan "kebijaksanaan" objektif di luar manusia.
2. Pengetahuan tidak dapat dipelajari oleh umum karena belum diuji kebenarannya. Oleh karena
itu, objek dari suatu pengetahuan belum dapat disusun secara sistematis seperti ilmu.
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu saja berasal dari berbagai sumber. Berikut
adalah sumber pengetahuan:[1]
Kepercayaan yang didasarkan dari tradisi
Kebiasaan-kebiasaan dan agama
Pancaindra/pengalaman
Akal pikiran
Intuisi individual
Akal
Sunting
Dalam pandangan para filsuf, akal merupakan sumber pengetahuan. Pandangan ini timbul dari
kenyataan bahwa pengetahuan tidak terbentuk oleh jiwa dan materi. Karenanya, pengetahuan
harus bersumber dari suatu substansi yang bersifat bukan materi dari segi zat maupun aktualisasi.
Derajat dari sumber pengetahuan ini harus lebih tinggi dibandingkan dengan jiwa. Hal ini didasari
oleh pandangan bahwa jiwa dalam aktualisasinya masih terikat dengan materi. Substansi ini
kemudian disebut sebagai akal.
3. Determinisme
Kelompok penganut paham ini menganggap hukum alam tunduk kepada hukum alam
yang bersifat universal (determinisme). William Hamilton dan Thomas Hobbes dua orang
tokoh yang menyimpulkan bahwa pengetahuan bersifat empiris yang dicerminkan oleh zat
dan gerak yang bersifat universal. Faham determinisme ini bertentangan dengan penganut
pilihan bebas yang menyatakan bahwa manusia mempunyai kebebasan dalam
menentukan pilihannya tidak terikat pada hukum alam yang tidak memberikan alternatif.
2. Pilihan Bebas (Free will)

Kelompok penganut paham ini menganggap hukum yang mengatur itu tanpa sebab karena
setiap gejala alam merupakan pilihan bebas. Penganut ini menyatakan bahwa manusia
memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya tanpa terikat hukum alam. Kebalikan
dari deterministik bahwa ilmu social menemukan banyak karakteristiknya disini
dibandingkan dengan ilmu sains
3. Probabilistik

Kelompok penganut paham ini berada diantara deterministik dan pilihan bebas yang
menyatakan bahwa gejala umum yang universal itu memang ada namun sifatnya berupa
peluang (probabilistik). Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa hukum alam tunduk
kepada hukum alam (deterministik) akan tetapi suatu kejadian tertentu tidak harus selalu
mengikuti pola tersebut. Jujun (1992) memaparkan bahwa ilmu itu tidak mengemukakan
kalau X selalu mengakibatkan Y, melainkan X memiliki peluang yang besar untuk
mengakibatkan terjadinya Y

Ilmu pengetahuan yang berfungsi membantu manusia dalam memecahkan masalah


praktis sehari-hari, tidaklah perlu memiliki kemutlakan seperti agama yang berfungsi
memberikan pedoman terhadap hal-hal yang paling hakiki dari kehidupan ini. Walaupun
demikian sampai tahap tertentu ilmu perlu memiliki keabsahan dalam melakukan
generalisasi, sebab ilmu pengetahuan yang bersifat personal dan individual seperti upaya
seni, tidaklah bersifat praktis. Jadi diantara kutub determinisme dan pilihan bebas ilmu
menjatuhkan pilihannya terhadap penafsiran probabilistik.

Dalam mengembangkan asumsi maka harus diperhatikan beberapa hal. Pertama, asumsi
harus relevan dengan bidang ilmu dan tujuan pengkajian disiplin keilmuan. Kedua, asumsi
ini harus disimpulkan dari “keadaan sebagaimana adanya“ bukan “bagaimana keadaan
seharusnya” asumsi yang pertama adalah asumsi yang mendasari telaah ilmiah sedangkan
asumsi kedua adalah asumsi yang mendasar telah moral. Sekiranya dalam kegiatan
ekonomis maka manusia yang berperan adalah manusia “yang mencari keuntungan yang
sebesar- besarnya dengan korbanan sekecil- kecilnya” maka itu sajalah yang kita jadikan
pegangan tidak usah ditambah sebaiknya begini, atau seharusnya begitu. Sekiranya
asumsi semacam ini digunakan dalam penyusunan kebijaksanaan (policy), atau strategi
serta penjabaran peraturan lainnya maka hal ini bisa saja dilakukan asal semua itu
membantu kita dalam menganalisis permasalahan. Namun penetapan asumsi yang
berdasarkan keadaan yang seharusnya ini seyogyanya tidak dilakukan dalam analisis teori
keilmuan sebab metafisika keilmuan berdasarkan kenyataan sesungguhnya sebagaimana
adanya. (Jujun, 2007)

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa asumsi ilmu sangat diperlukan
karena setiap ilmu memerlukan asumsi. Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan
suatu permasalahan menjadi lebar. Dan Asumsi inilah yang memberi arah dan landasan
bagi kegiatan penelaahan kita.
ilmu= pengetahuan empiris
Tujuan= tahu mengapa hal itu terjadi?
Peras hakikat abyek empiris tahu o itu
Ada 3 kelompok yaitu
• Ilmu abstark / simbolik
• Ilmu kemanusiaan = ilmu2 sosial
• Ilmu alam = deterministik
Ii2 kemam + Ii2 alam = ilmu2 empiris / positif asumsi ilmu.
Ilmu punya beberapa asumsi tntng abyek2 empiris
• Keragaman
• Terjadi berulang & saling jalin sacara teratur
1. Obyek2 tertentu punya keserupaan satu sama lain misalnya bentuk,struktur,sifat,dll
Klasifikasi (taxonomi)
Linneaeus (1707-1778) hewan
Tumbuhan
Individu2 dalam kelas tertentu punya ciri2 serupa ilmu bicara : kelas tertentu bukan kasus
individu
2. Suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu kelestarian
relatif
3. Determinisme
Bukan hubungan sebab akibat mutlak bukan selalu harus peluang ( probabilistrik )

4. Ilmu pengetahuan yakni sebuah bentuk kajian,dimana dalam hal tersebut dapat di gunakan
penelitian sebagai suatu sumber penyelidikan tentang berbagai macam hal yang ada dan terjadi di
muka bumi ini di dalam suatu bentuk objek tertentu yang di lakukan berdasarkan beberapa dari
teori dan hasilnya dapat pula di uji cobakan.

Berdasarkan dari ilmu filsafat,terdapat 3 macam dari munculnya ilmu-ilmu pengetahuan yang
berhasil di temukan dan telah di selidiki di antaranya adalah: Natural Sains ,yakni merupakan
sebuah ilmu alamiah yang di dalamnya bertujuan untuk mengetahui berbagai macam keteraturan
yang terjadi di alam dengan menggunakan teknik metode ilmiah sebagai bahan acuan. Dalam ilmu
pengetahuan natural sains ini terdapat beberapa ilmu pengetahuan sebagai suatu sarana dalam
sumber pembelajaran yaitu ada ilmu fisika (masa &energi),ilmu kimia (tentang substansi zat),ilmu
biologi,dan astronot atau ilmu bumi (benda-benda luar angkasa).

Sosial sains (ilmu sosial),yakni merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji secara
mendalam tentang hubungan interaksi kemanusiaan/kemasyarakatan,yang di dalamnya berisi
ilmu tentang sosiologi,ekonomi,geografi dll.

Humanitis (ilmu budaya),yakni merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan
memahami arti dari sebuah kenyataan yang bersifat manusiawi berdasarkan berbagai bentuk
masalah-masalah yang terjadi di kehidupan masyarakat mengenai sebuah tradisi atau
budaya,misalnya seperti Bahasa.

Ilmu agama,yakni di dalam pengetahuan tersebut berisi tentang sistem kepercayaan seseorang
dari berbagai agama yg masing-masing dari manusia yang di anutnya.

Jika kita tinjau lebih mendalam dari semua macam-macam ilmu pengetahuan yang kita pelajari
semuanya sangat saling berhubungan satu sama lain,misalnya dari ilmu alamiah yang menjadi
objek kajian terhadap manusianya begitupun sebaliknya.atau adanya ilmu budaya sebaai hak
cipta kepemilikan tethadap sebuah komunitas masyarakat tertentu (ilmu sosial). Contoh lain
misalnya adanya cara kerja sebuah mesin yang tidak mungkin di pecahkan atau di teliti dengan
agama,melainkan dengan manusianyaDi dalam dimensi ilmu pengetahuan ini terdapat pula
beberapa ciri: Empiris,yakni maksudnya dapat di lakukan terlebih dahulu berupa pengamatan,
penelitian ,dan kemudian percobaan dari suatu objek yang di temui. Sistematis,yakni adanya atau
terkumpulnya sumber yang nyata dan fakta dari keterangan dan data yang jelas dan tersusun
secara struktural. Objektif,yakni dapat di berikan kesempatan untuk bebas dalam hal penelitian.
Analitis,yakni harus ada unsur pembeda baik dari segi pokok maupun peran dari setiap masing-
masing pengetahuan. Ferifikatif,maksudnya dapat di periksa dan di uji coba letak kebenarannya.
5. Pengertian ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis.
Contoh: ilmu agama, berarti pengetahuan tentang ajaran agama atau teologi, ilmu bahasa berarti
pengetahuan tentang hal ikhwal atau tata bahasa, linguistik, dan lain-lain.

verifikatif; bahwa ilmu mengandung kebenaran-kebenaran yang terbuka untuk diperiksa atau diuji
(diverifikasi) guna dapat dinyatakan sah (valid) dan disampaikan kepada orang lain. Kemungkinan
diperiksa kebenaran (verifikasi) dimaksud lah yang menjadi ciri pokok ilmu yang terakhir.
Pengetahuan, agar dapat diakui kebenarannya sebagai ilmu, harus terbuka untuk diuji atau
diverifikasi dari berbagai sudut telaah yang berlainan dan akhirnya diakui benar. Ciri verifikasif
ilmu sekaligus mengandung pengertian bahwa ilmu senantiasa mengarah pada tercapainya
kebenaran. Ilmu dikembangkan oleh manusia untuk menemukan suatu nilai luhur dalam
kehidupan manusia yang disebut kebenaran ilmiah. Kebenaran tersebut dapat berupa azas-azas
atau kaidah-kaidah yang berlaku umum atau universal mengenai pokok keilmuan yang
bersangkutan. Melalui itu, manusia berharap dapat membuat ramalan tentang peristiwa
mendatang dan menerangkan atau menguasai alam sekelilingnya. Contohnya, sebelum ada ilmu
maka orang sulit mengerti dan meramalkan, serta menguasai gejala atau peristiwa-peristiwa
alam, seperti; hujan, banjir, gunung meletus, dan sebagainya. Orang, karena itu, lari kepada tahyul
atau mitos yang gaib. Namun, demikian, setelah adanya ilmu, seperti; vulkanologi, geografi, fisis,
dan kimia maka dapat menjelaskan secara tepat dan cermat bermacam-macam peristiwa tersebut
serta meramalkan hal-hal yang akan terjadi kemudian, dan dengan demikian dapat menguasainya
untuk kemanfaatan diri atau lingkungannya. Berdasarkan kenyataan itu lah, orang cenderung
mengartikan ilmu sebagai seperangkat pengetahuan yang teratur dan telah disahkan secara baik,
yang dirumuskan untuk maksud menemukan kebenaran-kebenaran umum, serta tujuan
penguasaan, dalam arti menguasai kebenaran-kebenaran ilmu demi kepentingan pribadi atau
masyarakat, dan alam lingkungan.

Objektif.

berarti ilmu pengetahuan adalah sebuah hal yang memiliki objek kajian dan bersifat sudah pasti
atau ada dan bersifat masih dalam pengkajian oleh para ilmuan dan hasil harus berdasarkan
tentang fakta dari objek tersebut bukan subjektif contoh ilmu matematika dll.

6. a. sesuatu yang dilihat tidak mengacu kepada obyek atau peristiwa contohnya huruf, tanda
baca, lambang, rambu-rambu dll.

b. Memiliki tujuan mulia yang sama, yakni untuk membantu kehidupan umat manusia dan alam
semesta.Baik ilmu alam maupun ilmu sosial, keduanya sebenarnya sama-sama menekankan pada
kebermanfaatannya. Keduanya sama-sama menekankan pada kebaikan dan bagaimana
manfaatnya terhadap semua pihak yang hidup di Bumi pertiwi ini. Ilmu sosial berusaha
memahami manusia berdasarkan objek kajian spesifik yang nantinya bisa dibedah lagi, sedangkan
ilmu alam berusaha memahami berbagai macam objek kajian yang ada di alam semesta. Namun
demikian, ujung-ujungnya sebenarnya sama saja, yakni untuk memahami sebuah fenomena.

Perbedaan ilmu alam dan ilmu sosial yang mendasar dapat dilihat dari obyek penelaahan
yang kompleks. Gejala sosial lebih kompleks dibandingkan dengan gejala alami. Ahli ilmu
alam berhubungan dengan satu jenis gejala yang bersifat fisik. Gejala sosial juga memiliki
karakteristik fisik, namun diperlukan penjelasan yang lebih dalam untuk mampu
menerangkan gejala tersebut. Untuk menjelaskan hal ini berdasarkan hukum-hukum
seperti yang terdapat dalam ilmu alam dan ilmu hayat adalah tidak cukup.

Anda mungkin juga menyukai