Anda di halaman 1dari 12

Tugas Mata Kuliah: Ilmu Filsafat

Nama: Masrul Marsal

NIM : KM.22.10.054

Mendownload Makalah Filsafat Ilmu

Ontologi, Epistimologi dan Aksiologi


MAKALAH
ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, AKSIOLOGI
FILSAFAT ILMU
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Filsafat dan Logika

Dosen Pengampu : Khoirul Rosyadi, S.S., M.Si., Ph.d

Disusun oleh :
M. FUJI SUPRAPTO
150521100065

PRODI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN

2015

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat,taufik dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah
tentang“ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI FILSAFAT
ILMU” untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu filsafat dan logika. Tidak lupa
kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan
sumbangan baik materi maupun idenya.
Dan harapan kami semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan
dan sumber ilmu bagi para pembaca. Semoga untuk ke depannya kami dapat
memperbaiki dan menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, Sehingga masih ada
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bangkalan, 06 Oktober 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................... 2
1.3 TUJUAN.............................................................................................. 2
BAB II : KAJIAN TEORI ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI DAN AKSIOLOGI
FILSAFAT ILMU........................................................................ 3
2.1 ONTOLOGI......................................................................................... 3
A. PENGERTIAN ONTOLOGI...................................................... 3
B. ALIRAN-ALIRAN ONTOLOGI………….................................4
2.2 EPISTIMOLOGI................................................................................ 4
A. PENGERTIAN EPISTIMOLOGI.............................................. 4
B. KEBENARAN PENGETAHUAN............................................... 4
2.3 AKSIOLOGI....................................................................................... 5
A. PENGERTIAN AKSIOLOGI..................................................... 5
B. NILAI DALAM AKSIOLOGI…................................................ 6
BAB III : PENUTUP............................................................................................ 7
3.1 KESIMPULAN................................................................................... 7
3.2 KRITIK DAN SARAN....................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi dan implikasi
dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Filsafat ilmu
berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti, apa dan bagaimana suatu
konsep dan pernyataan dapat disebut sebagai ilmiah, bagaimana konsep tersebut
dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam
melalui teknologi, cara menentukan validitas dari sebuah informasi, formulasi dan
penggunaan metode ilmiah, macam-macam penalaran yang dapat digunakan untuk
mendapatkan kesimpulan, serta implikasi metode dan model ilmiah terhadap masyarakat
dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Filsafat secara garis besar ada tiga pembahasan pokok atau bagian yaitu,
epistemologi atau teori pengetahuan yang membahas bagaimana kita memperoleh
pengetahuan, ontologi atau teori hakikat yang membahas tentang hakikat segala sesuatu
yang melahirkan pengetahuan dan aksiologi atau teori nilai yang membahas tentang guna
pengetahuan. Mempelajari ketiga cabang tersebut sangatlah penting dalam memahami
filsafat yang begitu luas ruang lingkup dan pembahasannya.
Ketiga teori di atas sebenarnya sama-sama membahas tentang hakikat,hanya saja
berangkat dari hal yang berbeda dan tujuan yang beda pula.Epistemologi sebagai teori
pengetahuan membahas tentang bagaimana mendapat pengetahuan,bagaimana kita bisa
tahu dan dapat membedakan dengan yang lain.Ontologi membahas tentang apa objek
yang kita kaji,bagaimana wujudnya yang hakiki dan hubungannya dengan daya
pikir.Sedangkan aksiologi sebagai teori nilai membahas tentang pengetahuan kita akan
pengetahuan di atas,klasifikasi,tujuan dan perkembangannya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian Ontologi dan aliran-alirannya?
b. Apa pengertian Epistimologi dan kebenaran pengetahuan?
c. Apa pengertian Aksiologi dan nilainya?

1.3 Tujuan
a. Untuk menjelaskan pengertian ontologi dan macam-macam alirannya.
b. Untuk menguraikan pengertian ontologi dan kebenaran pengetahuan..
c. Untuk menerangkan pengertian aksiologi dan nilai dalam aksiologi.

BAB II
KAJIAN TEORI TENTANG EPISTEMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI
FILSAFAT ILMU

2.1 Ontologi
A. Pengertian Ontologi
Ontologi dalam bahasa inggris”ontology” berakar dari bahasa Yunani “on”
berarti ada, dan “ontos” berarti keberadaan.
Sedangkan “logos” berarti pemikiran (Lorenz Bagus:2000). Jadi, ontologi adalah
pemikiran mengenai yang ada dan keberadaannya.
Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa Yunani yaitu, On atau Ontos=
ada, dan logos =ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut istilah,
ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate
reality baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani atau abstrak.
Teori ontologi pertama diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1939 M.
untuk memahami teori tentang hakikat yang ada yang bersifat metafisis. Dalam
perkembangannya Christian Wolff (1679-1954) membagi metafisika menjadi dua, yaitu
metafisika umum dan metafisika khusus. Metafisika umum yang dimaksudkan sebagai
istilah lain dari ontology.
Dengan demikian, metafisika umum atau ontologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan prinsip paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang ada.
Sedang metafisika khusus masih dibagi lagi menjadi kosmologi, psikologi, dan teologi.
Kosmologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang alam semesta.
Psikologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang jiwa manusia. Teologi adalah
cabang filsafat yang membicarakan Tuhan.

B. Aliran-aliran Ontologi
1. Dualisme aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat
sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad,
dan spirit. Materi bukan muncul dari ruh, dan ruh bukan muncul dari benda. Sama-sama
hakikat. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama
azali dan abadi
2. Pluralisme paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan
kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam
bentuk itu semuanya nyata.
3. Agnotisme adalah paham pengingkaran atau penyangkalan manusia
mengetahui hakikat benda baik materi ataupun ruhani.

2.2 Epistimologi
B. Pengertian Epistimologi
Secara etimologis istilah “epistemology” merupakan gabungan kata dalam bahasa
Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme artinya pengetahuan, sedangkan logos berarti
pengetahuan sistematik atau ilmu. Dengan demikian, epistimologi dapat diartikan sebagai
suatu pemikiran mendasar dan sistematik mengenai pengetahuan. Ia merupakan salah
satu cabang filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahuan, sumber
pengetahuan, asal mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan,
validitas dan kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, epistimologi juga disebut sebagai
“teori pengetahuan”.

B. Kebenaran Pengetahuan
Seseorang yang memperoleh pengetahuan melalui pengalaman indra akan
berbeda cara pembuktiannya dengan seseorang yang bertumpu pada akal atau rasio,
intuisi, otoritas, keyakinan dan wahyu. Beberapa teori yang menjelaskan tentang
kebenaran adalah sebagai berikut:
a. Teori Koresponden menurut teori ini, kebenaran atau keadaan benar itu adalah
kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta yang ada.
b. Teori Konsistensi menurut teori ini, kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara
putusan dengan sesuatu yang lain, yaitu fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara
putusan-putusan itu sendiri. Dengan kata lain bahwa kebenaran ditegaskan atas hubungan
antara yang baru itu dengan putusan lainnya yang telah kita ketahui dan kita akui
benarnya terlebih dahulu.
c. Teori Prakmatis maksud teori ini adalah bahwa benar tidaknya sesuatu ucapan, dalil, atau
teori semata-mata bergantung kepada aspek manfaat tidaknya ucapan, dalil, atau teori
tersebut bagi manusia untuk bertindak dalam kehidupannya.

Berdasarkan tiga teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kebenaran adalah


kesesuaian arti dengan fakta yang ada dengan putusan-putusan lain yang telah diakui
kebenarannya dan tergantung kepada aspek manfaat tidaknya teori tersebut bagi
kehidupan manusia.

2.3 Aksiologi
A. Pengertian Aksiologi
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti
sesuai atau wajar sedangkan logos berarti ilmu. Aksiologi disebut juga dengan teori nilai
dan membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia
menggunakan ilmu tersebut.
Objek kajian aksiologi adalah menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu karena
ilmu dalam kontek filsafat tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu, ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat sehingga nilai
kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya meningkatkan
kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya, justru menimbulkan bencana.
Secara historis, istilah yang lebih umum dipakai adalah etika (ethic) atau moral
(moral). Tetapi sekarang ini, istilah axios (nilai) dan logos (teori) lebih sering dipakai
dalam dialog filosofis. Jadi aksiologi bisa disebut sebagai the theory of value atau teori
nilai. Bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk, benar dan
salah, serta tentang cara dan tujuan.
B. Nilai dalam aksiologi
Dalam aksiologi, ada dua komponen mendasar yakni etika (moralitas) dan
estetika (keindahan).
Etika adalah cabang filsafat aksiologi yang membahas tentang
masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilaku, norma dan adat istiadat
yang berlaku pada komunitas tertentu. Etika tidak menghasilkan suatu kebaikan atau
perintah dan larangan, melainkan sebuah pemikiran yang kritis dan mendasar. Tujuan
dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampu mempertanggungjawabkan apa
yang ia lakukan.
Dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan.
Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggung jawab, baik tanggung
jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupun terhadap tuhan sebagai sang
pencipta.
Dalam perkembangan sejarah etika, ada empat teori etika sebagai sistem filsafat
moral yaitu, hedonisme, eudemonisme, utiliterisme, dan deontologi. Hedonisme adalah
pandangan moral yang menyamakan baik menurut pandangan moral dengan
kesenangan. Eudemonisme menegaskan setiap kegiatan manusia diorientasikan untuk
mengejar tujuan. Dan tujuan manusia itu sendiri adalah kebahagiaan. Utilitarisme yang
berpendapat bahwa tujuan hokum adalah memajukan kepentingan para warga negara dan
bukan memaksakan perintah-perintah ilahi atau melindungi apa yang disebut hak-hak
kodrati. Deontologi adalah pemikiran tentang moral dalam bentuk suatu kehendak
manusia.
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai
keindahan. Keindahan mengandung arti bahwa di dalam diri segala sesuatu terdapat
unsur-unsur yang tertata secara tertib dan harmonis dalam satu kesatuan hubungan yang
menyeluruh.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang
merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani atau konkret maupun rohani
atau abstrak. Ada beberapa aliran ontologi seperti: Dualisme, Pluralisme dan Agnotisme.
Secara etimologis istilah “epistemology” merupakan gabungan kata dalam bahasa
Yunani, yaitu episteme dan logos. Episteme artinya pengetahuan, sedangkan logos berarti
pengetahuan sistematik atau ilmu. Dengan demikian, epistimologi dapat diartikan sebagai
suatu pemikiran mendasar dan sistematik mengenai pengetahuan.
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti
sesuai atau wajar sedangkan logos berarti ilmu. Aksiologi disebut juga dengan teori nilai
dan membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia
menggunakan ilmu tersebut.

3.2 Kritik dan Saran


Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, mohon sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan Sdan memakluminya,
karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA

Junitarohma.blogspot.com/2013/09/makalah-ontologi-filsafat-ilmu_6181.html?m=1
Tim Sunan Ampel. 2013. Pengantar Filsafat. Surabaya UIN Sunan Aampel.

Anda mungkin juga menyukai