Anda di halaman 1dari 3

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
TA. 2019/2020

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Kesehatan Masyarakat


Dosen : Dr. Mappeaty Nyorong, MPH

Mahasiswa : Lusiana Berampu

NIM : 1902011071

1. Apa peran filsafat dipelajari untuk program strata dua?


2. Beri penjelasan tentang fakta, data, dan kenyataan!
3. Pilih salah satu teori kenyataan, dan beri penjelasan mengapa Anda pilih itu!
4. Teori kebenaran mana yang Anda anggap paling cocok dan Anda setujui. Jelaskan!
5. Jelaskan nilai instrument dan nilai intrisik, dan mengapa itu diperlukan?

Jawaban:

1. Filsafat adalah ilmu kebajikan , memberikan pengalaman belajar bagi mahasiswa


tentang hakikat ilmu dalam kehidupan,ditinjau dari segi epistemology, ontologi dan
aksiologi. Sehingga membuat orang lebih bersemangat untuk terus belajar kemudian
lebih memahami akan peran dan fungsinya di masyarakat serta menegaskan
eksistensinya sebagai makhluk yang dapat berkontribusi dalam perkembangan.
kehidupan.

2. Fakta adalah : sebagai faktor nyata atau suatu realitas yang ada di suatu tempat dan
dalam waktu tertentu tentang apa yang kita amati (lihat ,dengar, raba ,cicip dan
cium). Realitas yang kita amati itu bisa berupa kejadian, benda simbol sifat dan lain
sebagainya. Fakta dapat dipahami dalam tiga bentuk. Pertama, fakta yang
berupa bendaseperti batu, pohon, orang dan sebagainya. Kedua, berupa situasi atau k
ondisi seperti panas, kotor,bising dan sebagainya. Ketiga, peristiwa atau kejadian
seperti kebakaran, perkelahian dan proses lainnya. Yaitu empiris yang dapat dihayati
oleh manusia.

Dalam memahami fakta (kenyataan ini ada beberapa aliran filsafat yang meberikan
pengertian yang berbeda-beda, diantaranya adalah positivisme, –ia hanya mengakui
penghayatan yang empirik dan sensual. Sesuatu sebagai fakta apabila ada
korespondensi antara yang sensual satu dengan yang sensual lainnya. Data empirik
sensual tersebut harus obyektif tidak boleh masuk subyektifitas peneliti–. Fakta itu
yang faktual ada phenomenology. Fakta bukan sekedar data empirik sensual, tetapi
data yang sudah dimaknai atau diinterpretasikan, sehingga ada subyektifitas peneliti.
Tetapi subyektifitas di sini tidak berarti sesuai selera peneliti, subyektif disini dalam
arti tetap selektif sejak dari pengumpulan data, analisis sampai pada kesimpulan.
Data selektifnya mungkin berupa ide , moral dan lain-lain. Orang mengamati terkait
langsung dengan perhatiannya dan juga terkait pada konsep-konsep yang dimiliki.

Kenyataan itu terkonstruk dalam moral realism, sesuatu itu sebagai nyata apabila
ada korespondensi dan koherensi antara empiri dengan skema rasional.Mataphisik
sesuatu sebagai nyata apabila ada koherensi antara empiri dengan yang obyektif
universal. Yang nyata itu yang riil exsist dan terkonstruk dalam kebenaran obyektif.
Empiri bukan sekedar empiri sensual yang mungkin palsu, yang mungkin memiliki
makna lebih dalam yang beragam. Empiri dalam realisme memang mengenai hal
yang riil dan memang secara substantif ada. Dalam realisme metaphisik skema
rasional dan paradigma rasional penting. Empiri yang substantif riil baru dinyatakan
ada apabila ada koherensi yang obyektif universal. Pragmatis, yang ada itu yang
berfungsi, sehingga sesuatu itu dianggap ada apabila berfungsi.

3. Saya memilih teori kenyataan ontologi bersahaja dengan alasan segala sesuatu
dipandang dalam keadaan sewajarnya dan apa adanya

4. Saya memilih teori kebenaran Pragmatik dengan alasan: Teori kebenaran pragmatis
adalah teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada
konsekuensi ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori
tergantung kepada berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk
kehidupannya. Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis.

5. Nilai instrument adalah cara bertindak (seperti kejujuran, keberanian) baik secara
personal dan sosial lebih disukai dalam seluruh keadaan yang berkenaan dengan
semua sasaran. Kebalikan dari nilai instrinsik yang berdiri sendiri, nilai ekstrinsik
dilihat dari hubungan sesuatu tersebut dengan hal atau benda lain. Jadi pada nilai
ekstrinsik uang dapat dilihat dari hubungannya dengan hal-hal lain, baik internal
maupun eksternal. Cakupan internal dan eksternal ini terdapat pada penerapan uang
dalam negara yang menerapkan mata uang tersebut.Untuk lebih memahaminya, nilai
ekstrinsik internal adalah nilai yang menunjukkan kemampuan uang untuk
ditukarkan dengan barang atau jasa di negara tersebut. Dengan kata lain, nilai
ekstrinsik internal merupakan daya beli uang sebagai alat transaksi dan pembayaran
yang berlaku dalam suatu negara.Misalnya uang senilai Rp 10.000 dapat membeli
satu liter beras atau satu kilo minyak goreng, maka itu adalah nilai ekstrinsik internal
dari Rp 10.000. Sedangkan nilai ekstrinsik eksternal merupakan nilai uang yang
dilihat dari kemampuannya untuk ditukar dengan mata uang negara lain atau
membeli barang dari negara lain. Jadi bisa dikatakan bahwa nilai ekstrinsik
eksternal uang merupakan nilai tukarnya dengan kurs mata uang asing. Misalnya saja
seperti nilai rupiah terhadap dollar, dimana rupiah ini dapat ditukar dengan dollar
untuk melakukan transaksi internasional.

Pengertian nilai instrinsik adalah nilai yang ada di dalam sesuatu yang dapat berdiri
sendiri, dalam konteks ini maka sesuatu itu adalah uang. Nilai instrinstik uang
merupakan nilai-nilai yang terdapat dalam uang itu sendiri, mulai dari nominal
hingga bahan baku pembuatan. Nilai ini tentunya beda pada masing-masing uang
yang berlaku, baik yang ada dalam satu negara maupun negara lain.

Nilai ekstrinsik dan instrinsik itu diperlukan untuk mengetahui latar belakang suatu
Objek diciptakan, kapan dan dimana digunakan, bagaimana bentuknya, keindahannya
dan seberapa besar manfaatnya bagi lingkungan sekitar maupun pengguna objek
tersebut

Anda mungkin juga menyukai