Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TIEM LEARNING
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kepemimpinan & Berfikir Sistem Kesehatan
Masyarakat
Yang Diampuh Oleh Dr. SYLVA FLORA NINTA TARIGAN,SH, M.Kes

Oleh:
Kelas D
KELOMPOK IV

Rayyani Yunus (811418038)


Iksan Anugrah Nento (811418051)
Rifki Rahmad Mangga (811418125)
Triwahyuningsi Hasania (811418132)
Yesinta Amalia Mohama (811418176)

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini dibuat dibuat untuk memenuhi tugas Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular yang di ampuh oleh ibu Dr.Sylva Flora Ninta Tarigan, SH, M.Kes.
Makalah ini menjelaskan tentang Tiem Learning dalam Kepemimpinan.
Harapan kami makalah ini dapat berguna bagi pembaca. Namun kami
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis megucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Gorontalo, Januari 2020

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Pembelajaran Team Learning.......................................................3
B. Tujuan Pembelajaran Team Learning.........................................................4
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Team Learning............................................4
D. Pengembangan Pembelajaran Team Learning............................................5
E. Kendala dalam Pembelajaran Team Learning............................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................
B. Saran.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah organisasi modern, pembelajaran tim merupakan
unit yang paling mendasar dan memiliki peran yang sangat penting (Tee,
2005). Karena pembelajaran tim merupakan hal yang sangat penting untuk
selalu ada dalam sebuah organisasi, maka materi pembelajaran tim perlu
diberikan, baik dalam diklat untuk guru mau pun kepala sekolah. Di dalam
lembaga di mana Anda bekerja, apakah Anda pernah melihat dua jenis
kelompok kerja berikut.
Kelompok A
1. Pemimpin kelompok tidak mampu memberi arah yang jelas
tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam kelompok
2. Anggota kelompok memilih jalan sendiri-sendiri dalam
menyelesaikan tugasnya
3. Anggota atau pemimpin kelompok tidak mau memberi pendapat
lagi, jika pendapat yang sebelumnya tidak dipakai
4. Anggota kelompok tidak mau mendengarkan pendapat orang lain
5. Pemimpin dan anggota tidak memperhatikan bagaimana proses
kerja kelompok berlangsung, yang penting tugas yang diberikan
selesai dilakukan.

Kelompok B
1. Sebelum bekerja, ada arahan yang jelas dari pemimpin kelompok
2. Semua anggota kelompok aktif dan tidak ada yang paling menonjol
atau berusaha untuk menonjolkan diri
3. Memperhatikan etos kerja dalam kelompok sehingga semua
anggota kelompok merasa nyaman dalam bekerja dan berdiskusi
4. Semua anggota kelompok dengan senang hati mau mengeluarkan
pendapat, karena yang bersangkutan merasa bahwa kelompoknya
sangat menghargai pendapat orang lain. Dari uraian di atas dapat

1
dikatakan bahwa kelompok A adalah kelompok orang-orang yang
selalu memfokuskan pada diri sendiri. Orang-orang
dalam kelompok tersebut tidak menyadari bahwa mereka bekerja
sama dalam kelompok. Yang mereka lakukan adalah bekerja
sendiri-sendiri tetapi dalam kelompok. Sedangkan kelompok B
adalah kelompok dari orang-orang yang memfokuskan pada
kebersamaan dalam kelompok.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Team Learning?
2. Tujuan Pembelajaran Team Learning?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran Team Learning?
4. Bagaimana Pengembangan pembelajaran Team Learning?
5. Apa saja kendala dalam suatu team Learning?

C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui mengenai Team Learning
2. Untuk mengetahui tujuan dari Team Learning
3. Untuk mengetahui apa saja prinsip dari pembelajaran Team
Learning
4. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan pembelajatan Team
Learning.
5. Untuk mengetahui apa saja yang dapat menjadi kendala Team
Learning.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pembelajaran Team Learning


Team learning learns when the collec tiveintelligence of the
teamex ceeds the sum of the intelligence ofits individual members (Senge,
1990 dalam Tee, 2005). Artinya, suatu kelompok kerja dikatakan berhasil
jika masing-masing anggota dalam kelompok tersebut bisa saling mengisi
kekurangan yang ada dengan kelebihan yang dimiliki oleh anggota
kelompok. Dengan demikian, jumlah ketercapaian hasil yang diperoleh
tim dapat melebihi jumlah hasil dari tiap-tiap individu jika mereka bekerja
secara sendiri-sendiri. Sebagaimana dijelaskan di pendahuluan bahwa
dalam organisasi modern, teamlearning merupakan suatu bentuk
kerjasama yang paling penting dan mendasar, karena teamlearning
memiliki peranan yang penting untuk membawa sekelompok orang
mencapai level kinerja yang lebih tinggi (Tee, 2005).
Team Learning merupakan proses mentransformasikan
keterampilan komunikasi dan keahlian berfikir (thinkingskill), sehingga
suatu kelompok dapat menyelaraskan dan mengembangkan kapasitas
anggota tim yang lebih besar dibandingkan ketika masing-masing anggota
bekerja sendiri (Senge, 1994).
Dari penjelasan tersebut Tee (2005) lebih lanjut mengatakan bahwa
satu orang individu tidak akan cukup mampu untuk membawa suatu
organisasi ke jenjang yang lebih tinggi, seberapapun tinggi kedudukannya
dalam organisasi tersebut. Yang diperlukan dalam suatu organisasi adalah
bukan kekuatan atau kehebatan seorang individu, melainkan kekuatan
kolektif yang diwujudkan dalam bentuk teamlearning. Itulah mengapa
teamlearning menjadi sangat mendesak untuk dilaksanakan.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan teamlearning
merupakan suatu proses menyelaraskan dan mengembangkan kapasitas
anggota tim melalui transformasi keterampilan, pengalaman, kemampuan
berfikir antara satu individu dengan anggota tim lainnya.

3
B. Tujuan Pembelajaran Team Learning
Adapun Tujuan dari pembelajaran tim atau teamlearning, yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan atau kapasitas tim melalui transformasi
keterampilan, pengetahuan atau wawasan baru, dan pengalaman
sebelumnya.
2. Mendorong anggota tim untuk menyajikan, mempromosikan dan
bernegosiasi pandangan atau pendapat mereka yang mengarah pada
retensi yang lebih baik.
3. Terciptanya komunikasi yang efektif dalam organisasi sebagai
individu yang belajar nilai berbagai informasi dengan rekan-rekan
mereka dalam tim.
4. Tercipta suasana kerja yang co-operative dan membangun hubungan
yang lebih baik dalam organisasi.

C. Prinsip-prinsip Pembelajaran Team Learning


Ada beberapa pendekatan yang sukses untuk meningkatkan mutu  dari
suatu organisasi pembelajaran antara lain :
1. Penurunan signifikan masalah-masalah konsumen.  Berpindah dari
suatu budaya mendeteksi kesalahan setelah fakta menjadi mencegah
kesalahan dengan meningkatkan proses.
2. Peningkatan kepuasan pelanggan
3. Lebih banyak berpartisipasi
4. Tidak terjerumus dalam perangkap yaitu dengan penolakan terhadap
angka-angka yang menjadikan kita perhitungan dan tidak berhakikat
pada mutu total yaitu pengukuran
5. Dalam strategi yang baik, ukuran memamg diperlukan untuk
mengumpulkan data-data tetapi yang diperlukan hanya mengajarkan
teknik-teknik umum
6. Mengadakan perubahan mulai dari yang diatas atau pemegang
kebijakan.

4
7. Kurang analisis manajemen harus diatur sistemnya agar bisa berjalan
semuanya

D. Pengembangan Pembelajaran Team Learning


Proses team learning dalam suatu kelompok merupakan hal yang
sangat penting. Proses tersebut harus memungkinkan terjadinya kolaborasi
dan rasa saling tergantung. Meskipun ada rasa saling tergantung, tetapi
setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab masing-masing
dalam memberikan kontribusi bagi terselesaikannya suatu pekerjaan yang
diberikan. Jadi dalam team learning bukan produk akhir saja yang menjadi
tekanan, tetapi bagaimana proses mencapai produk perlu untuk
mendapatkan perhatian, karena proses pembelajaran yang sesungguhnya
terjadi di sana (Dimyanti, 1999).
Mengingat pembelajaran sesungguhnya terjadi dalam proses, maka
perlu ada upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kualitas proses supaya
tercapai efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Untuk itu, dalam team
learning perlu diajarkan salah satu keterampilan yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas proses, yaitu keterampilan berdialog. Bagaimana
dialog yang baik dapat dikembangkan dalam suatu kelompok. Disamping
itu, ada beberapa hal lain yang perlu untuk diperhatikan, yaitu: cara
menyelesaikan konflik, dinamika kelompok, membuat keputusan yang
bijaksana, dan memimpin secara efektif. Dengan mengembangkan hal-hal
tersebut dalam kelompok, maka setiap anggota kelompok akan merasakan
manfaatnya tidak hanya karena bekerja dalam kelompok, tetapi juga
karena belajar untuk bagaimana bekerja dalam kelompok. Pada akhirnya,
setelah semua anggota kelompok merasakan kedua hal tersebut, yaitu
bekerja dalam kelompok dan belajar bekerja dalam kelompok, maka
mereka semua perlu melakukan evaluasi terhadap efektivitas masing-
masing dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan, dan juga seberapa
baik mereka dapat belajar dan bekerja secara bersama-sama sebagai
sebuah tim.

5
Kelompok yang berhasil diawali dengan komunikasi yang baik,
mau belajar dan mau belajar bekerja bersama-sama, serta ada kerelaan
untuk saling terlibat dan mengkomunikasikan apa yang ada dalam hati dan
pikiran mereka. Hal ini merupakan hal yang sangat mendasar untuk
dipraktekkan. Mengapa hal ini merupakan sesuatu yang mendasar? Secara
sederhana bisa diungkapkan dengan pertanyaan: ‘Jika untuk
berkomunikasi dengan lancar saja sulit untuk diwujudkan, bagaimana
mungkin orang-orang dalam suatu kelompok dapat bekerja secara
sinergis?
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dipraktekkan secara
bersama-sama dalam kelompok untuk membangun suatu komunikasi yang
baik. Dalam hal ini penekanan ada pada dialog yang dirumuskan dalam
petunjuk berikut.

Rambu-rambu dialog yang sehat:


1. Suara: berbicara secara terbuka, bebas, tetapi konstruktif.
2. Mendengarkan: mendengarkan dengan hati dan pikiran ketika
orang lain
3. Berbicara.
4. Menghargai: menghargai pendapat orang lain, jangan merasa sakit
hati atau kecewa dengan pendapat yang dikemukan oleh orang lain.
5. Jangan cepat menghakimi orang lain, tetapi tetaplah memiliki
pikiranyang terbuka.
6. Dialog dalam arti yang sebenarnya sangat mungkin untuk
dilaksanakan, tetapi hal ini tidak dapat terjadi begitu saja, perlu
dilatih secara disiplin.
7. Dialog diibaratkan sebagai lautan suara dan pendapat. Oleh karena
itu, agar dialog dapat berjalan baik dan sesuai dengan prinsip
dialog yang sesungguhnya, diperlukan kepemimpinan yang dapat
menjaga agar dialog tetap fokus pada apa yang dibicarakan.

6
E. Kendala Dalam Team Learning
Kendala dalam sebuah team disebabakan oleh orang luar. Tekanan
pekerjaan, konserpasime kecemburuan, perlindungan dari dan sikap keras
kepala bisa mendorong orang di luar mencoba, merusak disisensi tim
walaupun sering diselesaikan secara informal, hindari pertentangan
langsung. Minta orang berpengaruh pembuat keputusan atau sponsor
untuk menangani kasus yang datang dari luar secara pribadi.
Hal – hal yang membuat kerja sama tim menjadi tidak kompak:
1. Adanya Keegoisan
Setiap orang memang memiliki ego masing-masing. Namun juga
ada orang yang memiliki sikap yang egois mementingkan diri sendiri,
terutama setiap keputusannya harus menjadi prioritas bersama, tentu
hal ini akan sangat mengnganggu kerja sama tim anda.
2. Adanya Ketidakadilan
Mengindahkan yang satu dan tidak menghiraukan yang lain, tentu akan
menimbulkan ketidakadilan diantara anggota tim. Hal ini akan sangat
menghambat kerja sam tim jika ketua tim melakukan hal ini.
3. Adanya persaingan yang tidak sehat
Dalam tim, ada kalanya timbul sebuah persaingan. Jika persaingan
tersebut terjadi secara sehat untuk mencapai prestasi yang baik dalam
sebuah tim, tentu hal tersebut sangat dibenarkan dan diapresiasi penuh.
Namun berbeda halnya jika antar anggota tim terjadi sebuah
persaingan yang tidak sehat bahkan adanya saling sikutentah itu secara
formal atau juga terjadi seperti layaknya “perang dingin”.
Sudah dipastikan timtersebut tidak akan berjalan dengan baik dan
setiap tujuan tim tidak akan terlaksana sesuai dengan harapan bersama.
4. Saling Menyalahkan Satu dengan yang lain
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Sebuah tim yang
solid tentu akan mengakui kesalahan salah satu anggota tim menjadi

7
sebuah kesalahan bersama. Sikap saling menyalahkan tentu membuat
kesehatian antar anggota tim menjadi retak.
Sebuah tim yang kompak akan memiliki rasa saling menopang satu
dengan yang lain. Namun berbeda halnya dengan sebuah tim yang
saling menyalahkan dan melemparkan tanggung jawab.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Team Learning merupakan kekuatan dari suatu organisasi.
Karena merupakan kekuatan, sudah semestinya hal ini diajarkan kepada
peserta didik/anggota dalam suatu organisasi agar mereka menjadi orang
yang terbiasa bekerja dalam tim, yang akan mendatangkan hasil lebih
banyak dari pada ketika mereka bekerja secara sendiri-sendiri. Untuk
mencapai teamlearning dalam arti yang sesungguhnya, perlu didukung
dengan beberapa hal seperti dialog yang sehat, cara menyelesaikan
konflik, dinamika kelompok, membuat keputusan yang bijaksana, dan
memimpin secara efektif.
Proses team learning dalam suatu kelompok merupakan hal yang
sangat penting. Proses tersebut harus memungkinkan terjadinya kolaborasi
dan rasa saling tergantung. Meskipun ada rasa saling tergantung, tetapi
setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab masing-masing
dalam memberikan kontribusi bagi terselesaikannya suatu pekerjaan yang
diberikan. Jadi dalam teamlearning bukan produk akhir saja yang menjadi
tekanan, tetapi bagaimana proses mencapai produk perlu untuk
mendapatkan perhatian, karena proses pembelajaran yang sesungguhnya
terjadi di sana.
Adapun Tujuan dari pembelajaran tim atau teamlearning, yaitu:
5. Meningkatkan kemampuan atau kapasitas tim melalui transformasi
keterampilan, pengetahuan atau wawasan baru, dan pengalaman
sebelumnya.
6. Mendorong anggota tim untuk menyajikan, mempromosikan dan
bernegosiasi pandangan atau pendapat mereka yang mengarah pada
retensi yang lebih baik.

9
7. Terciptanya komunikasi yang efektif dalam organisasi sebagai
individu yang belajar nilai berbagai informasi dengan rekan-rekan
mereka dalam tim.
8. Tercipta suasana kerja yang co-operative dan membangun hubungan
yang lebih baik dalam organisasi.

B. Saran
Diharapkan agar organisasi belajar dapat di implementasikan untuk
perbaikan strategi manajemen dan meningkatkan efektifitas kinerja, walaupun
dalam implementasinya masih ditemukan kendala-kendala seperti keengganan
manajemen menerapkan organisasi belajar, keterbatasan sumber daya dan dana
serta teknologi informasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Davies, Philippa. 2004. Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Yogyakarta:


TorrentBooks.

Dimyati, Dr dan Mudjiono, Drs. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Hagee, Joh. 2009. Podcast: Problem. Promise, andProvision. USA (27 Mei
2009).

Meyer, Joyce. 2009. NeverGiveUp. New York: Faith Words.

Tee, Pak Ng. 2005. The LearningSchool. Singapore: Pearson PrenticeHall

11

Anda mungkin juga menyukai