Anda di halaman 1dari 17

HIPERTENSI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak


Menular yang diampuh Ibu Dr. Lintje Boekoesoe, M.Kes

Disusun :

Kelompok V

Ega Ista Nengrum (811418136)

Tri Wahyuningsih Hasania (811418132)

Lutfiah Nurul Afifah (811418121)

Khairunnisa DM (811418118)

Siti Hajariah Djafar (811418134)

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah yang berisi “ Hipertensi ”.Makalah
ini diajukan untuk memenuhi tugas Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.

Saya berterimah kasih kepada teman-teman yang membantu untuk mencari


literature diperpustakaan sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebelum waktu
pengumpulan, untuk itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada
kekurangan dalam penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami


tentang materi ini untuk itu meminta kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan saya, semoga makalah ini membawa maanfaat bagi kita, setidaknya
untuk sekedar membuka cakrawala berfikir kita tentang membaca dan menulis.

Gorontalo, Januari 2020

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Hipertensi.................................................................................3
B. Epidemiologi Hipertensi.............................................................................4
C. Patofisiologi..................................................................................................5
D. Faktor Risiko...............................................................................................7
E. Upaya Pencegahan Hipertensi.................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah
salah satu jenis penyakit yang sangat berbahaya.

Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800
juta orang. Sebanyak 10-30% dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap
Negara. Berdasarkan data Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita
hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, penderita hipertensi
mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada
tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada tahun
2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada tahun
2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Di Indonesia,
mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Di
Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya
4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa,
50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga
mereka  cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan
tidak mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Hari
hipertensi di dunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini ditetapkan oleh
WHO sejak 2005.

B. Rumusan Masalah
1. Apa gambaran umum dan pengertian dari penyakit hipertensi?
2. Bagaimana epidemiologi penyakit hipertensi?
3. Bagaimana patofisiologis penyakit hipertensi?
4. Apa saja faktor resiko terjadinya penyakit hipertensi?
5. Bagaimana upaya pencegahan dari penyakit hipertensi?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dan gambaran umum mengenai hipertensi.
2. Mengetahui epidemiologi terhadap hipertensi.
3. Menjelaskan patofisiologi hipertensi.
4. Mengetahui Faktor risiko dari hipertensi.
5. Mengetahui pencegahan penyakit tidak menular (Hipertensi).
D. Manfaat
Selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit
Tidak Menular, makalah ini dibuat untuk memberikan uraian atau gambaran
tentang penyakit hipertensi, bagaimana jalan penyakitnya, gejala-gejala klinisnya
bahkan faktor resiko hipertensi itu sendiri serta pencegahan yang bisa dilakukan
pada penaykit hipertensi.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Dan Pengertian Hipertensi
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, di mana
tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.
Hipertensi didefinisikan oleh joint national committee on detection, evaluation
and treatment of high blood pressure (JIVC) sebgai tekanan yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai
rentang tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini
dikategorikan sebagai primer atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi
patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat diperbaiki (Faqih, 2006).

Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan


pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa
oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi
sering kali disebut sebagai pembunuh gelap (Silent Killer), karena termasuk
penyakit yang mematikan tanpa disertai pengan gejala-gejalanya lebih dahulu
sebagai peringatan bagi korbannya (Lanny Sustrani, dkk, 2004).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat


melebihi batas normal. Batas tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia.
Berbagai faktor dapat memicu terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar
(90%) penyebab hipertensi tidak diketahui (hipertensi essential). Penyebab
tekanan darah meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung,
peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh darah dari tepi dan peningkatan
volume aliran darah (Kurniawan, 2002).

Penyakit hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung yang ditandai


oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang terjangkit
penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit-penyakit lain seperti stroke,
dan penyakit jantung (Rusdi dan Nurlaela, 2009).

3
Dari definisi-definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hipertensi
adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.

B. Epidemiologi Hipertensi
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi
gejalayang berlanjut untuk suatu tar get organ, seperti stroke untuk otak, penyakit
jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit
ini telahmenjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di
Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Semakin meningkatnya
populasi usia lanjut maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar
juga akan bertambah. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi
terutama di negara berkembang,tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun
2000, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.

Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan
pertambahan penduduk saat ini. Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia
telah banyak dikumpulkan dan menunjukkan di daerah pedesaan
masih banyak penderita yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan.

Baik dari segi case finding  maupun penatalaksanaan pengobatannya.


Jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian besar penderita hipertensi tidak
mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6 smpai dengan 15%,
tetapi angka prevalensi yang rendahterdapat Ungaran, Jawa Tengah sebesar 1,8%
dan Lembah Balim Pegunungan JayaWijaya, Irian Jaya sebesar 0,6% sedangkan
angka prevalensi tertinggi di Talang Sumatera Barat 17,8%.

Adapun masalah epidemiologi hipertensi antara lain:

a. Orang
Pria lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi dari pada wanita.
Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada
laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita

4
meningkat pada usia 55 tahun. Orang yang memiliki gaya hidup tidak
sehat yang dapat meningkatkan hipertensi.
b. Tempat
Hipertensi bisa terjadi dimana saja bagaimanapun, bisa sering muncul
pada etnik Afrika Amerika dewasa dari pada Kaukasia atau Amerika
hipsenik.
c. Waktu
Penyakit hipertensi bisa terjadi setiap saat karena sifatnya yang tidak
menular dan penyakit ini terolong penyakit yang terjadi akibat genetik,
gaya hidup, lingkungan dan pola makan.

C. Patofisiologi
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan tekanan darah
secara akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi, yang berusaha untuk
mempertahankan kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang reflek
kardiovaskular melalui sistem saraf termasuk sistem kontrol yang bereaksi segera.
Kestabilan tekanan darah jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang
mengatur jumlah cairan tubuhyang melibatkan berbagai organ terutama ginjal.
1) Perubahan anatomi dan fisiologi pembuluh darah
Aterosklerosis adalah kelainan pada pembuluh darah yang ditandai
dengan penebalan dan hilangnya elastisitas arteri. Aterosklerosis merupakan
proses multifaktorial. Terjadi inflamasi pada dinding pembuluh darah dan
terbentuk deposit substansi lemak, kolesterol, produk sampah seluler,
kalsium dan berbagai substansi lainnya dalam lapisan pembuluh darah.
Pertumbuhan ini disebut plak. Pertumbuhan plak di bawah lapisan tunika
intima akan memperkecil lumen pembuluh darah, obstruksi luminal,
kelainan aliran darah, pengurangan suplai oksigen pada organ atau bagian
tubuh tertentu.
Sel endotel pembuluh darah juga memiliki peran penting dalam
pengontrolan pembuluh darah jantung dengan cara memproduksi sejumlah
vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan peptida endotelium.
Disfungsi endotelium banyak terjadi pada kasus hipertensi primer
2) Sistem renin-angiotensin
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya
angiotensin II dari angiotensin I oleh    angiotensin I-converting enzyme
(ACE). Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.

5
a. Meningkatkan sekresi Anti-Diureti Hormon (ADH) dan rasa haus
Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan
ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler
akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.
Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.
b. Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal
Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari
tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali
dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
3) Sistem saraf simpatis
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada
titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.

Tekanan darah arteri merupakan produk total resistensi perifer dan curah
jantung. Curah jantung meningkat karena keadaan yang meningkatkan
frekuensi jantung, volume sekuncup atau keduanya. Resistensi perifer
meningkat karena faktor-faktor yang meningkatkan viskositas darah atau
yang menurunkan ukuran lumen pembuluh darah, khususnya pembuluh
arteriol.
Hipertensi yang berlangsung lama akan meningkatkan beban kerja
jantung karena terjadi peningkatan resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri.
Untuk meningkatkan kekuatan kontraksinya, ventrikel kiri mengalami
hipertropi sehingga kebutuhan jantung akan oksigen dan beban jantung
meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung dapat terjadi ketika keadaan
hipertrofi tidak lagi mampu mempertehankan curah jantung yang memadai.
Karena hipertensi memicu aterosklerosis arteri koronaria, maka jantung
gangguan lebih lanjut akibat penurunan aliran darah ke dalam miokardium
shingga timbul angina pectoris atau infark miokard. Hipertensi juga
menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang semakin mempercepat

6
proses aterosklerosis serta kerusakan organ, seperti cedera retina, gagal
ginjal, stroke, dan aneurisma serta diseksi aorta (kowalak, 2011).
D. Faktor Risiko
Hipertensi disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dimodifikasi atau
dikendalikan serta faktor yang tidak dapat dimodifikasi.

1. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi atau dikendalikan

a. Genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan


keluarga tersebut mempunyai resiko menderita hipertensi. Individu
dengan orang tua hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi daripada individu yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi.

b. Jenis Kelamin

Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi


lebih awal. Laki-laki juga mempunyai resiko yang lebih besar
terhadap morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan di atas
umur 50 tahun hipertensi lebih banyak terjadi pada perempuan.

c. Etnis

Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada


yang berkulit putih. Belum diketahui secara pasti penyebabnya,
namun dalam orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih
rendah dan sensitifitas terhadap vasopresin lebih besar.

d. Penyakit Ginjal

Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara

7
1) Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran
garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume
darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.

2) Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan


garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan
darah kembali ke normal.

3) Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan


enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon
angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon
aldosteron.

e. Obat-obatan

Penggunaan obat-obatan seperti beberapa obat hormon (Pil KB),


Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, dan Kayu manis
(dalam jumlah sangat besar), termasuk beberapa obat antiradang (anti-
inflamasi) secara terus menerus (sering) dapat meningkatkan tekanan
darah seseorang. Minuman yang mengandung alkohol juga termasuk
salah satu faktor yang dapat menimbulkan terjadinya tekanan darah
tinggi.

f. Preeklampsi pada kehamilan

Preeklampsia dalam kehamilan adalah apabila dijumpai tekanan darah


140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu (akhir triwulan kedua
sampai triwulan ketiga) atau bisa lebih awal terjadi. Preeklamsi terjadi
sebagai akibat dari gangguan fungsi organ akibat penyempitan
pembuluh darah secara umum yang mengakibatkan iskemia plasenta
(ari-ari) sehingga berakibat kurangnya pasokan darah yang membawa
nutrisi ke janin.

g. Keracunan timbal akut

8
Timbal bisa menyebabkan lesi tubulus proksimalis, lengkung henle,
serta menyebabkan aminosiduria, sehingga timbul kelainan pada
ginjal (Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal) bisa
menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.

2. Faktor yang dapat dimodifikasi atau dikendalikan

a. Stress

Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah


jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatik. Adapun
stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi,
dan karakteristik personal.

b. Obesitas

Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat


badan dengan  tekanan darah baik pada pasien hipertensi maupun
normotensi. Pada populasi yang tidak ada peningkatan berat badan
seiring umur, tidak dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai
peningkatan umur. Obesitas terutama pada tubuh bagian atas dengan
peningkatan jumlah lemak pada bagian perut.

c. Nutrisi

Sodium adalah penyebab penting dari hipertensi esensial, asupan


garam yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari
hormon natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan
tekanan darah. Asupan garam tinggi yang dapat menimbulkan
perubahan tekanan darah yang dapat terdeteksi adalah lebih dari 14
gram per hari atau jika dikonversi kedalam takaran sendok makan
adalah lebih dari dua sendok makan.

d. Merokok

9
Penelitian terakhir menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu
faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi. Merokok merupakan
faktor risiko yang potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan
arus peningkatan hipertensi khususnya dan penyakit kardiovaskuler
secara umum di Indonesia.

e. Kurang olahraga

Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu
terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan.

E. Upaya Pencegahan Hipertensi


Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita
mencegahnya terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :

1. Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan


jantung berdenyut lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil
yang menyebabkan jantung terpaksa memompa lebih kuat untuk
memenuhi keperluan tubuh kita

2. Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat


menyebabkan lebih banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan
tekanan darah menjadi tinggi

3. Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling


pembuluh darah dan menjadikannya tebal dan kaku

4. Pertahankan berat badan ideal

5. Olahraga secara teratur

6. Hindari konsumsi alkohol

10
7. Konsumsi makanan sehat, rendah lemak, kaya vitamin dan mineral
alami

8. Pencegahan primordial

9. Promosi kesehatan

10. Proteksi dini : kurangi garam sebagai salah satu faktor risiko

11. Diagnosis dini : screening, pemeriksaan/check-up

12. Pengobatan tepat : segera mendapatkan pengobatan komperhensif dan


kausal awal keluhan

13. Rehabilitasi : upaya perbaikan dampak lanjut hipertensi yang tidak bisa
diobati.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah menjadi naik karena
gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi
yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya. Klasifikasi hipertensi menurut WHO dibedakan menjadi 4
yaitu, normal, pre hipertensi, hipertensi stage 1, dan hipertensi stage 2. Hipertensi
sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala khusus.
Gejala ringan hipertensi adalah pusing, gelisah, mimisan, dan sakit kepala.

Penyebab hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan


hipertensi sekunder. Faktor resiko hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu faktor
resiko yang tidak dapat dikendalikan (genetik, jenis kelamin, ethis, penyakit
ginjal, obat-obatan, preeklamsi, dan keracunan timbal akut), dan faktor resiko
yang dapat dikendalikan (stress, obesitas, nutrisi, merokok, dan kurang olahraga).

Patofisiologisnya adalah saat mengatur volume cairan ekstraseluler,


aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang
pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Komplikasi yang
terjadi pada penderita hipertensi adalah stroke, infark miokard, gagal ginjal,
ensefalopati, dan kejang. Penatalaksanaan hipertensi adalah dengan terapi tanpa
obat (diet, latihan fisik dan edukasi psikologi) dan terapi obat (pengobatan dan
follow up). Cara mencegah penyakit hipertensi adalah mempertahankan berat
badan ideal, memperbaiki pola makan, diet rendah sodium, aktifitas fisik
(aerobik), tidak minum alkohol dan berhenti merokok, meningkatkan konsumsi
buah dan sayur, dan menurunkan asupan lemak. 

B. Saran
Dalam upaya pencegahan penyakit hipertensi, hendaknya seseorang
menerapkan pola hidup sehat. Baik dari segi penerapan pola makan, mencakup

12
menghindari makanan yang berisiko meningkatkan tekanan darah, hindari pemicu
stress (stressor), serta asupan nutrisi yang seimbang. Selain itu aktifitas fisik
seperti olahraga secara teratur, agar tidak terjadi obesitas. Hindari kebiasaan yang
berakibat buruk seperti merokok serta konsumsi alkohol. Dalam pencegahan
hipertensi pada usia dewasa, hendaknya pencegahan dimulai sejak dini.

13
DAFTAR PUSTAKA
A, Basjiruddin. The Management of Hypertension to Prevent Stroke. Dept. of
Neurology Medical Faculty University of Andalas: Medan.

Faqih, R. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Malang.

Gunawan, Lany. 2004.  Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta:


Kanisius

Kurniawan, A. 2002. Gizi seimbang Untuk Mencegah Hipertensi. Seminar


Hipertensi Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Yarsi. Jakarta
Sobel, Barry J, et all.1999 Hipertensi : Pedoman Klinis Diagnosis dan Terapi.
Jakarta: Hipokrates

Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA jilid 1. Jakarta : Mediaction

14

Anda mungkin juga menyukai