Sensus Penduduk
• Seluruh populasi
• UU no. 16 tahun 1997 tentang statistik
Survey
• Sampling
Registerasi
• Catatan administrasi
METODE PENGUMPULAN DATA 3
1. Sensus de jure
Pencacahan jiwa yang dilakukan di tempat penduduk tersebut tinggal secara resmi
2. Sensus de facto
Pencacahan jiwa di tempat mereka ditemukan oleh petugas lapangan
Tahun
Penduduk
berakhiran 0
Waktu Tahun
Pertanian
Pelaksanaan berakhiran 3
Tahun
Ekonomi
berakhiran 6
METODE PENGUMPULAN DATA 4
5
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SENSUS PENDUDUK
KELEBIHAN KEKURANGAN
7
PERSIAPAN PELAKSANAAN SENSUS
Uji Instrumen
SURVEI
JENIS SURVEY
11
SURVEI PENDUDUK
KELEBIHAN KEKURANGAN
REGISTERASI
Registerasi
Pencatatan terus menerus mengenai kejadian vital yang dialami penduduk berupa
kelahiran, kematian, perpindahan, perkawinan dan perceraian
Bergantung pada kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital yang terjadi
dalam keluarga
14
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN REGISTERASI VITAL
KELEBIHAN KEKURANGAN
REGISTERASI SENSUS-SURVEI
Memberi gambaran tentang perubahan penduduk Memberi gambaran tentang perubahan
secara terus menerus penduduk secara terus menerus
Memberi gambaran tentang perubahan penduduk Petugas pendata yang aktif mendatangi
secara terus menerus penduduK
Memberi gambaran tentang perubahan penduduk Dicatat oleh badan yang sama yaitu BPS
secara terus menerus
16
• Angka
kelahiran kasar (Crude Birth Rate): Banyaknya kelahiran pada tahun
tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama. Untuk
mengetahui tingkat kelahiran di suatu daerah tertentu pada waktu tertentu.
Variabel lain untuk menyususn indikator CBR didapat dari Sensus Penduduk, Registrasi vital dan SDKI
(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia)
18
Sensus Penduduk
SUMBE ► dilaksanakan setiap 10 tahun sekali di tahun berakhiran “0”
PERKAWINAN
UU Tahun 1974 pasal 1
Ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.
Status dari mereka yang terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan, baik
tinggal Bersama maupun terpisah. Dalam hal ini tidak saja sah secara hukum (adat,
agama, negara) tetapi juga yang hidup Bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya
dianggap sah sebagai suami (BPS, 2000).
STATISTIK PERKAWINAN DAN PERCERAIAN 21
Kriteria “KAWIN”
1. Belum kawin a. Legalitas hukum
2. Kawin b. Anggapan Masyarakat
3. Cerai
4. Janda
5. Berpisah
PERCERAIAN
Suati pembubaran yang sah dari ikatan perkawinan antara suami dan istri oleh
surat keputusan pengadilan yang memberikan masing-masing pihak hak untuk
kawin ulang menurut hukum sipil dan agama, adat dan kebudayaan yang berlaku
SYARAT
PERCERAIAN
• Salah satu pihak berzina, pemabuk/pemadat/penjudi
• Salah satu pihak meninggalkan pihak lain tanpa izin selama 2 tahun/lebih
• Salah satu pihak mendapat hukuman 5 tahun/hukuman berat selama perkawinan berlangsung
• Salah satu pihak melakukan pelecehan
• Salah satu pihak cacat atau terkena penyakit sehingga tidak dapat menjalankan kewajibannya
• Antara suami-istri terjadi perselisihan terus menerus dan tidak ada harapan untuk rukun kembali
STATISTIK PERKAWINAN DAN PERCERAIAN 23
•Menunjukkan
persentase penduduk berstatus kawin terhadap jumlah penduduk
keseluruhan pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu
•Rumus
Angka Perkawinan Umum:
Mu= Angka Perkawinan Umum Angka ini menunjukkan rasio penduduk usia 15
•Rumus
Angka Perkawinan Spesifik Umur:
•
•
Suatu wilayah yang terdiri dari kota dan masyarakat sekitar yang terkait dengan faktor sosial dan ekonomi.
Fungsi MSA:
Mengelompokkan kabupaten dan kota ke wilayah geografis tertentu untuk sensus penduduk dan kompilasi data
statistik terkait. MSAs modern dikonfigurasi untuk mewakili wilayah geografis yang berdekatan dengan kepadatan
populasi manusia yang relatif tinggi.
MACAM METROPOLITAN STATISTICAL: 34