Anda di halaman 1dari 23

SHARED VISION PADA ORGANISASI KESEHATAN

Dosen Pengampu: drg. Zahroh Shaluhiyah, MPH., Ph.D

Disusun oleh:
Kelompok 4

Nia Primilies Oktania P 25000321410002


Yasinta Indah Widyaningsih 25000321410010

MAGISTER PROMOSI KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021/2022

1
VISI BERSAMA (SHERED VISION)

A. DEFENISI SHARED VISION


Visi bersama adalah vital untuk pembelajaran organisasi yang ingin
menyediakan fokus dan tenaga bagi karyawannya. Orang-orang belajar terbaik
ketika mereka bekerja keras untuk mencapai hal-hal yang berarti bagi mereka,
kenyataannya anda tidak mempunyai organisasi pembelajaran tanpa visi bersama.
Mencapai tujuan membangun visi tidak hanya dengan komitmen tetapi berfikir
dan bertindak. (Sange, 1995).
Menurut Horstz, Kepemimpinan adalah menciptakan sebuah lingkungan
sehingga orang ingin menjadi bagian dari organisasi dan bukan sekadar bekerja
untuk organisasi. Kepemimpinan menciptakan lingkungan yang membuat orang
ingin melakukan sesuatu, dan bukan dilarang melakukan sesuatu.
Peter Senge starts from the position that if any one idea about leadership
has inspired organizations for thousands of years, ‘it’s the capacity to hold a
share picture of the future we seek to create’ (1990: 9). Such a vision has the
power to be uplifting – and to encourage experimentation and innovation.
Crucially, it is argued, it can also foster a sense of the long -term, something that
is fundamental to the ‘fifth discipline’.
Dimensi Learning Organization Peter Senge (1999) mengemukakan bahwa
di dalam learning organization yang efektif diperlukan 5 dimensi yang akan
memungkinkan organisasi untuk belajar, berkembang, dan berinovasi salah
satunya adalah Visi bersama.
Martin Luther King, Jr, dalam artikelnya melukiskan “Saya bermimpi, kami
membicarakan seorang pemimpin pada satu titik sejarah dan mencatat bahwa
pidatonya tidak satu katapun tentang keadaan saat ini, akan tetapi melukiskan
gambaran masa yang akan datang. Ini adalah menepuk cita-cita yang dalam “.
Kombinasi antara berfikir aspiratif tentang dimana anda ingin berada dan
kemudian secara taktik tentang bagaimana mencapainya, akan menolong
mengkristalisasikan visi pada organisasi.

2
Visi tersebut membimbing kita mencapai yang kita ingingkan " sebuah
perusahaan yang dikagumi, menggembirakan pelanggan, menghargai investor,
menghadapi tantangan, melayani masyarakat. Dengan visi bersama kita boleh
merubah strategi tanpa merubah cita-cita.
Shared vision adalah satu dari empat inti disiplin yang diidentifikasi oleh
Peter Senge yang diperlukan untuk membangun organisasi. Shared vision bukan
suatu ide, tetapi lebih dari kekuatan hati manusia yang menghasilkan kekuatan.
Menggerakkan individu untuk mencapai tujuan. Menghubungkan setiap orang
menghimpun kekuatan bersama. Pada level yang sederhana visi bersama
menjawab pertanyaan “apa yang ingin kita lakukan?” Hanya sebagai visi personal
adalah gambaran atau hayalan orang yang membawa dalam kepala dan hati. Visi
adalah vital dalam organisasi pembelajar sebab hal ini menyediakan focus dan
energy untuk pembelajaran.
Shared Vision adalah suatu gambaran umum dari organisasi dan tindakan
organisasi yang mengikat orang-orang secara bersama dari keseluruhan
identifikasi dan perasaan yang dituju. Melalui Visi Bersama, organisasi dapat
membangun komitmen yang tinggi dalam berorganisasi.
This tension, according to Senge (1990), can be resolved in two ways: by
raising current reality toward the vision or by lowering the vision toward current
reality. We suggest that it is an individual's or organization's continual
assessment that provides a mirror for reflection about the relationship between
vision and reality. Assessment is what drives the feedback spiral and provides the
creative tension between what is and the best we can imagine.
Seperti misal; perjuangan buruh yang dipimpin oleh Spartacus. Ketika
tentara Romawi mencari Spartacus, secara sukarela mereka merelakan nyawanya
dengan mengaku sebagai Spartacus. Mereka sadar bahwa gerakan pembebasan
buruh dapat diwujudkan melalui tindakan kolektif. Intinya, shared vision adalah
terbangunnya komitmen anggota organisasi untuk mengembangkan visi bersama,
serta sama-sama merumuskan strategi untuk mencapai visi tersebut.
Tidak satupun organisasi menjadi besar tanpa tujuan, nilai dan misi yang datang
secara bersama. Suatu pernyataan visi atau karisma seorang pemimpin saja tidak

3
cukup. Sebuah visi asli lahir dari pembelajaran sebab orang dalam organisasi
ingin mencapai tujuan. Apa yang dimaksud dengan menciptakan? Jawabannya
ialah visi anda dan orang-orang secara bersama-sama dibangun.
Visi bersama adalah vital untuk pembelajaran organisasi yang ingin
menyediakan fokus dan tenaga bagi karyawannya. Orang-orang belajar terbaik
ketika mereka bekerja keras untuk mencapai hal-hal yang berarti bagi mereka,
kenyataannya anda tidak mempunyai organisasi pembelajaran tanpa visi bersama.
Mencapai tujuan membangun visi tidak hanya dengan komitmen tetapi berfikir
dan bertindak.
Visi adalah gambaran mental yang hidup. Dalam konteks ini, hdup berarti
seperti kehidupan dan grafis. Berdasar hal ini, dapat disimpulkan bahwa visi
adalah sebuah grafis dan gambaran mental seperti kehidupan yang sangat penting
pada kita, dipegang didalam hati kita. Visi sering berupa tujuan yang secara
individu ingin dicapai. Dalam system thinking bahwa tujuan lebih sering
dimaksud adalah tujuan jangka panjang, kadang-kadang dapat menjadi sebuah
bintang yang memimpin individu.
Visi bersama dari organisasi harus dibangun oleh oleh visi individu dari
para anggota. Apa yang dimaksud oleh pemimpin dalam organisasi pembelajar
adalah bahwa visi organisasi tidak diciptakan oleh pemimpin, melainkan, visi
harus diciptakan melalui interaksi dengan individu dalam organisasi. Hanya
melalui kompromi antara visi individu dan mengembangkan visi-visi tersebut
maka visi bersama dapat diciptakan. Peran pemimpin dalam mengkreasikan visi
bersama adalah membagi visi masing-masing dengan karyawan. Ini tidak harus
dilakukan dengan menekankan bahwa visi atas orang lain tetapi mendorong yang
lain berbagi visi mereka. Berdasarkan visi tersebut visi organisasi dapat
meningkat.
Refleksi atas visi bersama membawa pertanyaan apakah tiap individu dalam
organisasi harus berbagi sisa dari visi organisasi. Jawabanyya adalah tidak, tetapi
individu yang tidak membagi visi tidak akan berkontribusi sebanyak pada
organisasi. Bagaimana seseorang memulai membagi sisa dari visi organisasi?
Senge (1990) menekankan bahwa visi tidak dapat dijual. Untuk sebuah visi

4
bersama berkembang. Para anggota organisasi harus melebur kedalam visi.
Perbedaan antara keduanya ialah melalui keterlibatan anggota organisasi memilih
berpartisipasi.
Jika suatu organisasi yang mempunyai visi bersama, kekuatan berubah
datang dari yang dikatakan Senge “Creative Tension”. Ketegangan kreatif adalah
perbedaan antara visi bersama dan kenyataan sekarang. Dengan kommitmen yang
benar-benar tulus anggota menciptakan Creative tension yang akan membawa
organisasi mencapai tujuan.
Pada satu komunitas dalam lingkup yang relatif kecil, pernyataan visi akan
lebih mudah terwujudkan oleh karena kebutuhan serta persoalan yang dihadapi
masing-masing individu relatif sama. Pesamaan ini adalah kekuatan yang realistis
bagi komunitas itu, di mana persamaan dapat membangkitkan karakteristik positif
lainnya untuk mendorong agar lahir suatu pernyataan dari mereka dengan harapan
persoalan yang dihadapi bersama dapat teratasi. Dengan demikian harapan atau
cita-cita yang ingin dicapai oleh masing-masing individu dalam kelompok itu
lebih realistis, serta visi bersama terbangun dengan sendirinya tanpa mengalami
hambatan yang berarti. Hal ini menunjukkan bahwa jika dalam satu komunitas
mengalami masalah yang sama serta menyadari bahwa persoalan itu adalah
persoalan bersama maka visi bersama akan terbangun dengan sendirinya.
Suatu visi bersama bukanlah suatu ide, bahkan bukan merupakan ide
penting seperti kebebasan, melainkan adalah suatu daya dalam hati setiap insane
suatu daya dari kekuatan yang mengagumkan ,Visi bersama dapat di
inspirasikan oleh suatu ide , tetapi sekali beranjak lebih jauh bila cukup
menggoda sehingga memperoleh dukungan lebih dari satu orang, maka tidaklah
merupakan suatu abstraksi , hal ini menjadi dapat di rabah orang orang mulai
melihatnya seolah oleh bagaikaj nyata sedikit skali bida ada daya dalam menusia
yang sekuat visi bersama. (Fitzgerald, 2003)
Pada tingkat paling sederhana visi bersama adalah jawaban terhadap
pertanyaan “Apa yang ini anda Ciptakan” semua seperti visi pribadi yang
merupakan gamabran yang dibwa oeh imege mausia di dalam kepaladan hati
mereka, visi bersama juga merupakan gambaran oleh seluruh orang orang yang

5
ada dalam suatu organisasi, mereka menciptakan suatuperasaan kebersamaan yang
menembus organisasi dan membeerikan koherensi kepada berbagai aktifitas yang
berbeda.
Suatu visi benar bila anda dan saya memiliki gambaran yang sama dan
memiliki komitmen satu sama lain untuk memilikinnya , ketika oraang benar
benar membagi suatu visi maka mereka terhubung, terikat bersama oleh suatu
aspirasi umum, visi pribadi memeperoleh kekuatan nya dari suatu yang
mendalam dari invidu terhadap visi tersebut, visi bersama memperoleh
kekuatanya dari dari perhatian umum, bahkan kita percaya bahwa salah
satualasannya mengapa orang mencari visi bersama adalah hasrat mereka untuk
mencari penghubung dalam suatu kkegiatan yang penting.
Saat inni visi merupakan konsep yang umum dalam kepemimpinan tapi bila
anda amati secara seksama anda akan temuan bahwa kebanyakan visi adalah visi
seseorang atau satu kelompok yang di kenakan suatu organisasi, visi seperti itu
paling baik menhasilkan ketaatan pengikut aturan bukanya komitmen, suatu visi
bersama adalah suatu visi yang mana banyak orang benar benar terikat karena hal
tersebut mencerminkan visi mereka sendiri.
Visi bersama adalah uraian atau gambaran jelas mengenai masa depan yang
ingin di capai atau dipcitakan oleh semua stakeholders, visi bersama dapat
diartikan sebuah kesepakatan mas depan dimana setiap anggota organisasi
bersedia berkorban untuk mencapainya, penekananya pada kata bersama bukan
pada visi.

B. PENTINGNYA VISI BERSAMA


Banyak visi bersama adalah ekstrinsik yaitu mereka berfokus pada
pencapaian sesuatu yang relative bagi fihak luar, seperti sebuah peaing, namun
sebuah tujuanyang terbatas pada mengalahkan sebuah lawan adalah bersifat
sementara, pada saat visi tercapai hal teersebut secar mudah dapat tercapai hal
tersebut dpatdengan mudah berpindah mengambil sikap yag defensife ,
mengamankkan aoa yang kam imiliki untuk tidak kehilangan posisi, tujuan

6
defensife seperti itu jarang skali melibatkan, kretifitas dan semangat untuk
membangun sesuatu yang baru,
Suatu visi bersama terutama yang intrinsik dapat meningkakan aspirasi
orang, kerja bagian dari pengejaran suatu tujuan yang lebih besar yang mana
terdapat didalam produk ataujasa pelajanan organisasi,
Visi memang menabjubkan, visi memberikan cahaya kegairahan yang
mengangkat organisasi keluar dari kejenuhan, “bagimanapun sulitnya kompetisi
atau masalah-masalah internal kami “tulis jhok sculley mengenai produk visioner
apple yang terkanal jiwa saya meloncat lanjat ketika jalan masuk ke dalam gedung
macintosch kami tau bahwa kami akan segera me njadi saksi terhadap suatu
kejadian yang bagian dari sejarah,
Visi bersama memaksa keberaniansedemikian alaminya sehingga orang
bahkan menyadari seberapa jauh keberaniian mereka, keberanian adalah hanya
kan melakukan keberanian apapun yang dilakukan yang di butuhkan dalam
mengejar visi,
Anda tidak akan memiliki sebuah organisasi tanpa adanya visi bersama
tanpa suatu gaya bersama, tanpa sutu haya tarikan kea rah tujuan tertentu yang
benar benar ingin di capainya, kekuatan kekuatan dari hal yang di petanyakan
dapat menjadi melimpahnya, visi membangun suatu tujuan yang melambung,
kedian target memaksa caracara baru dalam berfikir dan bertindak, suatu visi
berasama akan memberikan suatu daun dayung untuk menjaga proses belajar
tetap pada jalurnya ketika ketegangan terbentuk, beajar dapat menjadi sulit dan
menyulitkan, dengan suatu visi bersama kita akan cebderung untuk lebih
membuka cara cara kita berfikir menyerahkan pandangan pandangan yang
dipegang secara mendalam , dan mengenali keterbatasan keterbatasan pribadi
secara organisasional , semua masalh itu tampak sepele disbanding dengan
pentingnya apa yang sedang coba untuk di ciptakan sebagimana yang di katakana
Robert Fritz “ dengan hadirnya kebersamaan, kesulitan akan menghiilang
Visi bersama dari organisasi harus dibangun oleh oleh visi individu dari
para anggota. Apa yang dimaksud oleh pemimpin dalam organisasi pembelajar
adalah bahwa visi organisasi tidak diciptakan oleh pemimpin, melainkan, visi

7
harus diciptakan melalui interaksi dengan individu dalam organisasi. Hanya
melalui kompromi antara visi individu dan mengembangkan visi-visi tersebut
maka visi bersama dapat diciptakan. Peran pemimpin dalam mengkreasikan visi
bersama adalah membagi visi masing-masing dengan karyawan. Ini tidak harus
dilakukan dengan menekankan bahwa visi atas orang lain tetapi mendorong yang
lain berbagi visi mereka . Berdasarkan visi tersebut visi organisasi dapat
meningkat.
Martin Luther King, Jr, dalam artikelnya melukiskan “Saya bermimpi, kami
membicarakan seorang pemimpin pada satu titik sejarah dan mencatat bahwa
pidatonya tidak satu katapun tentang keadaan saat ini, akan tetapi melukiskan
gambaran masa yang akan datang. Ini adalah menepuk cita-cita yang dalam “.
Kombinasi antara berfikir aspiratif tentang dimana anda ingin berada dan
kemudian secara taktik tentang bagaimana mencapainya, akan menolong
mengkristalisasikan visi pada organisasi.
Visi tersebut membimbing kita mencapai yang kita ingingkan " sebuah
perusahaan yang dikagumi, menggembirakan pelanggan, menghargai investor,
menghadapi tantangan, melayani masyarakat. Dengan visi bersama kita boleh
merubah strategi tanpa merubah cita-cita.
Shared vision adalah satu dari empat inti disiplin yang diidentifikasi oleh Peter
Senge yang diperlukan untuk membangun organisasi. Shared vision bukan suatu
ide, tetapi lebih dari kekuatan hati manusia yang menghasilkan kekuatan.
Menggerakkan individu untuk mencapai tujuan. Menghubungkan setiap orang
menghimpun kekuatan bersama. Pada level yang sederhana visi bersama
menjawab pertanyaan “apa yang ingin kita lakukan?” Hanya sebagai visi personal
adalah gambaran atau hayalan orang yang membawa dalam kepala dan hati. Visi
adalah vital dalam organisasi pembelajar sebab hal ini menyediakan focus dan
energy untuk pembelajaran.
Refleksi atas visi bersama membawa pertanyaan apakah tiap individu dalam
organisasi harus berbagi sisa dari visi organisasi. Jawabanya adalah tidak, tetapi
individu yang tidak membagi visi tidak akan berkontribusi sebanyak pada
organisasi. Bagaimana seseorang memulai membagi sisa dari visi organisasi?

8
Senge (1990) menekankan bahwa visi tidak dapat dijual. Untuk sebuah visi
bersama berkembang. Para anggota organisasi harus melebur kedalam visi.
Perbedaan antara keduanya ialah melalui keterlibatan anggota organisasi memilih
berpartisipasi. Jika suatu organisasi yang mempunyai visi bersama, kekuatan
berubah datang dari yang dikatakan Senge “Creative Tension”. Ketegangan
kreatif adalah perbedaan antara visi bersama dan kenyataan sekarang. Dengan
kommitmen yang benar-benar tulus anggota menciptakan Creative tension yang
akan membawa organisasi mencapai tujuan.
C. MENDORONG VISI PRIBADI MENJADI VISI BERSAMA
Visi bersama muncul dari visi pribadi , yakni bagaimana mereka
mendapatkan energy mereka dan bagimana mereka menyuburkan momitmen,
nilai visi organisasi dalammebangun visi bersama secara terus menerus
mendorong pada anggotanya untuk membentuk visi pribadi mereka jika orang
tidak memiliki visi sendiri yang hanya dapat mereka lakukan adalah
memasukkan milik orang lain hasilnya adalah sesuai tidak pernah ada komitmen
di satu fihak lagi , orang yang memiliki perasaan kuat mengenai arah pribadinya
dapat bergabung bersama untuk menciptakan suatu sinergi yang kuat gterhadap
apa yang saya kehendaki
Penguatan pribadi merupakan landasn bagi pembentukan visi bersama, ini
berrti tidak hanya visi pribadi tetapi juga komitnen terhadap kebenaran dan
tegangan kreatif ciri dari penguasaaan pribadi. Visi bersama dapat menghasillkan
tingkatan tegangan kretif yang jauh dari tingkatan kenyamanan individu, mereka
yang paling banyak menyumbang terhadap kesadaran terhadap kesadaran akan
suatu visi yang mulia adalah yang mana dapat tahan terhadap tegangan kreatif ini:
tetap jelas pada visinya dan terus memppertanyaakan kedalam kenyataan saat ini,
mereka percaya secara mendalam pada kemampuan mereka untuk menciptakan
masa depan mereka karena itu adalah masa depan yang mereka alami.
Membangun visi bersama sebenarnya hanyalah meruppakan satu bagian
dari sebuah aktifitas yang lebih besar, mengembangakan ide yang lebih besar dari
suau organisasi visi tujuan nilai nilai inti semua visi yang tidak konsisten dengan
antusiasme yang tulus namun sering kali menumpuk sinisme. Visi yang berisikan

9
impian bersama sehingga diketahui mau kemana kerjasama ini akan dijalankan.
Tidak ada alasan untuk tidak mengetahui satu sama lain. Oleh karena itu, dasar
yang dipegang adalah sejauh mana visi bisa memberikan manfaat kepada masing-
masing pihak yang terlibat dalam kerjasama tersebut. Disinilah kebersamaan
dalam menentukan visi bersama. Itu yang pertama.
Setiap pihak yang ada dalam kerjasama tersebut memiliki pemahaman yang
sama atas visi bersama. Perlu mempelajari kedalaman akan visi tersebut. diskusi
panjang kemaren memberikan kesempatan masing-masing pihak untuk
mendalami makna dari visi yang hendak dicapai. Bersama-sama mencapai visi
tersebut. Setiap pihak harus berkontribusi kedalam pencapaian visi bersama
karena struktur yang ada alam kerjasama memberikan tugas dan tanggung jawab
yang harus dikerjakan bersama-sama.
Bagaimana visi individu bergabung membentu visi bersama? suatu
perumpamaan adalah hologram, gambaran tiga dimensi yang tercipta dengan
meginteraksikan sumber-sember cahaya.
Sikap dan visi yang memugkinkan terhadap suatu visi adalah, komitmen
yaitu menginginkan akan membuaatnya terjadi menciptakan hukum struktur
apapun yang di butuhkan, pengerahann akan memungkinkan apapun untuk
melakukan apapun yang dpat dilakukan dalam batas semangat hukum.

D. STRATEGI MEMBANGUN VISI BERSAMA


Ide yang ada dalam setiap individu dibangkitkan melalui kebersamaan.
Berbagai macam ide individual digabungkan dalam satu ide besar yang handal
untuk mewakili dari masing-masing individu. Beberapa visi yang dikumpulkan
akan dikombinasikan menjadi sebuah variasi yang utuh dan universal. Inilah yang
dinamakan Shared Visi.
Sebuah organisasi yang terdiri dari beberapa anggota terlebih dahulu
menyamakan visi untuk menjalankan roda organisasi. Sebuah puskesmas yang
unggul merupakan kumpulan dari unsur tenaga kesehatan yang sama-sama
membangun visi ke depan dalam mengarahkan tujuan sekolah itu. Ilsutrasi yang
pantas untuk dipakaikan dalam shared visi ini seperti alat transportasi yang

10
digunakan untuk pengangkutan penumpang. Dalam menentukan alat transportasi
itu, maka pemilik, yang menjalankan serta orang-orang yang bekerja pada alat
transportasi itu terlebih dahulu menyamakan nama merek dan tujuan sehingga
calon penumpang cepat faham dan mengerti tentang alat transportasi itu. Melihat
namanya saja penumpang akan mengerti dengan jelas mereknya, tujuannya serta
kondisi alat transportasi itu.
Pada intinya shared visi ini merupakan langkah yang dilakukan demi
terbangunnya komitmen anggota untuk mengembangkan visi bersama, dan sama-
sama merumuskan strategi untuk mencapai visi tersebut. Visi itu bukan hanya
milik atau hasil fikiran pemimpin saja, tetapi merupakan milik dan hasil
pemikiran dari seluruh anggota. Hal ini disebabkan bahwa organisasi atau
lembaga itu tidak akan berjalan dan mencapai tujuan yang ingin dicapai kalau
hanya pemimpin saja.
Bagaimana Strategi yang harus dilakukan dalam menciptakan shared vision
ini? Peter Senge memberikan 5 langkah, yaitu
1. Telling
Menceritakan disini bukanlah menceritakan dengan orang lain. Tetapi
menceritakan dalam diri sendiri secara internal individual. Setiap individu
merumuskan sendiri dalam dirinya visi yang dibentuknya dalam dirinya.
Secara psikologis, maka disinilah terjadi proses berfikir individu tentang
visinya yang akan dilimpahkannya ke dalam organisasinya, antara lain:
a. Pimpinan mengetahui visi yang seharusnya oorganisasi harus
megikutinya
b. Sosialaisasikan kepada seluruh anggota oganisasi secaara langsung
jelas dan dan monsisten apa diman mengapa
c. Katakana kebenarannya realitas saat ini
d. Jelaskan strategi langka langkah nya
2. Selling
Selling (menjualkan) visi disini dimaksudkan menyampaikan visi hasil
individual (Telling) ke forum anggota. Disinilah visi individual ditawarkan
kepada seluruh anggota untuk disatukan. Masing-masing anggota

11
menyampaikan visi yang telah mereka hasilkan agar anggota lainnya bisa
memahaminya. Dari sini nanti akan nampak gambaran, keunggulan,
keefisienan, serta daya dukung untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Dari berbagai visi yang ada, maka akan dibuat suatu kesimpulan akhir
yang terlebih dahulu memikirkan pemahaman dari seluruh anggota.
Ilustrasi yang bisa diungkapkan seperti pimpinan organisasi yang meminta
pandangan visi anggotanya masing-masing. Seluruh anggota
mengungkapkannya dan anggota lain menyimak dan menelaah. Setelah
semua visi dikumpulkan, maka secara bersama-sama pimpinan dan
anggota berkomitmen untuk menyatukannya dalam sebuah visi yang
universal.
a. Pimpinan mengetahui visi yang seharusnya namun organisasi perlu
turut terlibat sebelum terlibat secar langsung
b. Menjaga agar saluran tetap terbuka untuk respon
c. Membangung diatas pipinan antara pimpinan dengan karyawan
3. Testing
Kebulatan hasil komitmen dalam melahirkan visi itu juga harus diuji
kehandalannya. Sebab hal ini penting dilakukan untuk melihat dimana
kelemahan dan kekurangan yang ada. Testing ini dimaksudkan selain
mencari kelemahan juga sebagai penguatan pemahaman anggota dalam
menyikapi kelemahan itu. Sebuah visi yang belum matang dan belum
teruji kehandalannya apabila dilaksanakan akan membawa kepada
kerusakan di masa mendatang. Dalam mengujicobakan visi ini juga
diperlukan objektivitas. Kalau ada kelemahan harus disampaikan sebagai
bahan perbaikan untuk direvisi.
a. Pimpinan mempunyai gagasan (beberapa) tentang visi yang
seharusnya ingin mengetahui reaksi sebelum melangkah lebih lanjut
b. Sampaikan kepada anggota melalui kelompok kelompok
4. Consulting
Tahap ini merupakan tahap kedua terakhir dalam pelaksanaan visi.
Kekurangan, kelemahan, dan hal-hal yang dipandang perlu untuk

12
memperbaiki vis itu dkonsultasikan dalam anggota. Kelemahan yang
banyak diminimalisir dan disempurnakan. Sehingga tidak ada celah yang
akan mengganggu pelaksanaan visi itu. Ujicoba yang telah dilaksanakan
harus dikonsltasikan demi kesempurnaan. Setelah diperbaiki dan
disepakati, maka visi yang telah disempurnakan itu dilaksanakan secara
bersama-sama.
Pimpinanan menyetukan suatu visi (dari beberapa visi) menginginkan
input yang kreatif dari organiisasi seblum melangkah lebih lanjut.
5. Co creating
Disinilah operasional dari visi yang telah sama-sama dibuat. Seluruh
anggota, pimpinan dan unsur yang terkait wajib menjunjung tinggi dan
melaksanakan visi itu. Ini merupakan konsenwensi yang harus
dilaksanakan sebab seluruh anggota, pimpinan, dan unsur yang terkait
telah faham proses terciptanya visi yang dihasilkan. Semua bertanggung
jawab penuh dalam menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam
menjalankan visi guna terlasananya organisasi yang ingin mencapai
tujuan Bersama.
Pimpinana bersama anggota anggota organsasi melalui proses kolaborasi
bersama sama menciptakan visi Bersama.

13
SHARED VISION DALAM PENGUATAN KEPEMIMPINAN DALAM
STRATEGI PENANGGULAN TBC

A. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kreatifitas dalam bertindak , kepemimpinan
merupakan kemampuan untuk melihat masa saat ini yang berhubungan dengan
masa depan, namun tetap menghargai massa lalu,( Rowitz 2013, ) Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk melihat masa kini dalam kaitan dengan masa depan
sambil memelihara kehormatan terhadap masa lalu, menurut Hacman and jhonson
2004 kepemimpinan merupakan elemn fundamental dari kondisi manusia,
dimanapun masyarakat berada, kepemimpinan akan se lalu eksis, kepemimpinan
selalu berada pada wilayah visi, idea rah dan harus melakukan lebih dari itu dan
melebihi dari itu serta menginspirasi orang lain (Gibson 1985 dalam Palutturi,
2014)
Perkembangan studi kepemimpinan mutakhir berdasarkan pada kekuatan
hati nurani dan nilai nilai spiritualitas baik yang dimiliki sang pemimpin maupun
pengikut, asumsi dari pendekatan ini adalah tindakan manusia pada dasarnya tidak
semata mata tidak di dasarkan karena factor factor ekternal seperti uang, norma
dan system) atau karena katualitas diri semata, malinakan karena kekuatan
spiritualis yang merupakan inti kemanuasiaan, (Setiawan 2013)
Berdasarkan beberapa defenisi diatas dapat dikatakan bahwa:
1. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain
2. Kepemimpinan adalah phenomena kelompok anda tidak dapat bicara
tentang seorang pemimpin tanpa adanya kelompok pengikut
3. Kepemimpinana adalah berorientasi tujuan artinya ada tujuan yang ingin di
capai
4. Kepemimpinan adalah lebih lebih ke inspirasi dan non material (Palutturi,
2013)

14
B. Pemimpin dalam kesehatan Masyarakat
Kepemimpinan kesehatan masyarakat mencakup komitmen terhadap
masyarakat dan nilai yang melingkupinya, kepemimpinan kesehaatan masyarakat
juga mencakup komitmen keadilan social, namun pemimpin kesehatan
masyarakat tidak boleh membiarkan komitmen tersebut mengurangi kemampuan
mereka untuk menjalani agenda kesehatan masyarakat namun hal tersebut bukan
berarti mereka tidak dapat mengubah paradigm tersebut, pemimpinmengusulkan
paradigm baru ketika paradigm lama kehilangan efektifitasnya, paradigm yang
berlaku saat ini berkaitan dengan fungsi inti dan layanan esensial kesehatan
masyarakat. (Rowitz, 2013)
Dalam laporan the united state institute of medicine America serikat 1988
yang menulis dalam the future of public helath menekankan tiga spek yang terkait
dengan defenisi kesehatan masyarakat, yatu:
1. Misi kesehatan masyarakat adalah pemenuhan kepentingan masyarakat
dalam menjamin keadaan di mana masyarakat sehat
2. Esensi kesehatan masyarakat adalah upaya masyarakat terorganisis yang di
tunjukan pada pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
3. Kerangka organisasi kesehatan masyarakat bertujuan untuk menjaring
aktifitas kesehatan baik yang dilakukan oleh sector pemerintah dan swasta
Kepemimpinan kesehatan masyarakat berbeda dengan kepemimpinan dalam
sector bisnis, terdapat beberapa prinsip kepemimpinan kesehatan masyarakat
menurut Rowitz 2013:
1. Inprastruktur kesehatan masyarakat harus diperkuat melalui pemanfaatan
fungsi utama kesehatan masyarakat dan pelayanan esensialnya sebagai
panduan terhadap perubahan yang harus terjadi.
2. Tujuan kesehatan adalah masyarakat untuk meningkatkan kesehatan bagi
setiap individu dalam masyarakat percaya bahwa dalam promosi
kesehatandan pencegahan penyakit adalah sesuatu yang possible, pemimpin

15
kesehatan masyarakat yang sungggu percaya prinsip ini akan menjadi
seorang guru dan mentor bagi masyarakat.
3. Koalisi masyarakat perlu di bangun untuk menyelesikan kebutuhan
kesehatan masyarakat, kesehatan masyarakat adalah tanggung jawab
bersama antar masyarakat dan aktifitas berbasis populasi itu artinya bhawa
misi kesehatan masyarakat adalah bekerja sama dengan semua kelompom
dalam sebuah komunitas untuk meningkatkan kesehatan terhadap semua
anggita masyarakat.
4. Pemimpin kesehatan masyarakat pada tingkat local dan propinsi harus
bekerja secara bersama untuk melindungi kesehatan semua penduduk
tanpa mempertimbangkan perbedaan gender , ras , etnik dan status social
ekonomi , pemimpin kesehatan masyarakat percaya bahwa pada prinsipnya
bahwa semua orang di ciptakan sama sehingga tugas pemimpin kesehatan
masyarakat meplakukanya secara adil dan merata,
5. Perencanaan kesehatan masyarakat yang rasional membutuhkan kolaboarsi
antara peminpin dan badan badan kesehatan dan stakeholders masyarakat
lainya, karena itu kolaborasi antara sector menjadi sanggat penting dalam
mencapai tujuan kesehatan masyarakat.
6. Pemimpin kesehatan masyarakat haris menjadi manajer yang baik.

C. Shared vision sebagai pengutan dalam kepemimpinan sebagai strategi


penanggulangan tbc
Dalam penangguangan tbc harus di banguan dari visi bersama yang jelas
dengan melibatkan semua fihak, antara lain pemerintah dalam hal ini puskesmas
atau tenaga kesehatan, masyarakat dan keluarga, sebab penanganganTBC tidak
dapat selesai dengan di selesaikan oleh satu fihak saja tetapi semua fihak harus
konsisten pada visi yang telah di buat secara bersama,
. Selanjutnya untuk merealisasikan visi tersebut diatas tidak mungkin hanya
dibebankan pada sektor kesehatan saja, karena masalah tingginya angka kesakitan
dan kematian penyakit tuberkulosis adalah masalah kesehatan yang kompleks
yang dipengaruhi banyak faktor, yaitu faktor internal dan ekternal. Faktor internal

16
yang menentukan kesehatan seseorang, kelompok yaitu perilaku. Sedangkan
faktor eksternal adalah lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik
(social, budaya, ekonomi, politik).
Dengan demikian masalah tingginya angka kesakitan dan kematian penyakit
tuberkulosis adalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta. Pemerintah dalam hal ini paling bertanggung jawab
(leading sector), namun dalam mengimplementasikan program penanggulangan
tuberkulosis harus bersama-sama dengan sektor lain baik pemerintah atau swasta.
Dengan kata lain sektor kesehatan harus menjalin kerjasama atau kemitraan
(partnership) dengan sektor-sektor terkait.
Pemimpin sebagai Leader adalah keharusan melihat visi mereka sebagai
bagian dari sesuatu yang lebih besar. Para pemimpin harus belajar untuk
mendengarkan visi orang lain dan bagaimana mengubah mereka. Pemimpin
sebagai Teacher menurutnya adalah berhubungan dengan bagaimana mendorong
orang untuk belajar. Tanggung jawab pertama seorang pemimpin adalah
mendefinisikan realitas. Ini merupakan langkah pertama yang selayaknya dimiliki
oleh seorang pemimpin. Peter Senge berpendapat terdapat empat tingkat untuk
dapat mempengaruhi pandangan orang tentang realitas, yakni melalui peristiwa,
pola perilaku, struktur sistemik dan tujuan. Dengan kata lain, Pemimpin dalam
makna ini adalah bahwa ia harus bijaksana dalam mengelola kesenjangan antara
visi dan realitas.
Membangun visi bersama dalam penanggulanagn TBC adalah suatu bagian
dari aktifitas, pemberantasan TB tidak hanya menjadi tanggung jawab orang per
orang maupun kelompok, melainkan tanggung jawab bersama dalam memberikan
pemahaman kepada masyarakat terhadap bahaya penyakit TB, dan menghilangkan
stigma yang ada di masyarakat. TB adalah penyakit menular yang harus
ditanggulangi bersama, dan tidak lagi menjadikan penyakit tersebut sebagai
penyakit yang selalu masuk dalam urutan penyakit 10 besar terbanyak di
Indonesia.
Visi pribadi yang telah diubah menjadi visi bersama, karena telah di susu
dan di sepakati bersam amaka akan dilakssanakan secara bersama sam pula, data

17
yang ada menunjukan bahwa selalu ada kasus TBC, dan masi sangat tinggi kasus
untuk setiap kabupaten, artinya ada yang keliru dalam penguatan visi bersama,
kecurigaanya adalah visi bersama yang telah ternentuk di dominasi oleh
kepentingan individu, sehingga yang memegang perana penting dalam perumusan
visi bersam adalh semua anggota organisasi namun di pantau oleh pimpinan
dalam hal ini adalh kepala puskesmas itu sendiri,
Pemerintah mengklaim penanggulangan tubercolusis (TBC) mengalami
kemajuan. Namun, berbagai kendala penanganan masih menghadang, dengan
makin kompleksnya jenis penyakit ini dari tenaga kesehatan minim, sampai
sistem pelayanan lemah.
Sejalan perbaikan TBC, yang menjadi permasalahan adalah jenis yang
bertambah kompleks. Walaupun kemajuan tercapai, berbagai masalah masih
dihadapi seperti rate dari kasus stagnan, hambatan memperoleh akses diagnostik,
dan pelaporan tidak memadai. "Hambatan penting lain, sistem pelayanan masih
lemah, kurang tenaga terlatih, surveilans tidak memadai terhadap kasus TBC di
rumah sakit.
Selama ini yang ikut terlibat dalam pengendalian TBC adalah bersifat berat
sebelah, sebab kenyataan ya beberapa kasus adlah kasus yg tidak pernah
sampaipada tingkat pelayanan artinya pihak keluarga tidak dilibatkan dalam visi
penangglanagn TBC, yang terliibat hanyalah pihak pemerintah, masyarakat tidak
ikut terlibat dan keluarga pun tidak ikut terlibat, sementara konsep visi bersaa
adalah membangun visi pribadi menjadi visi bersama.
Ekspansi program pengendalian TBC membutuhkan keterlibatan
masyarakat dalam melawan penyakit TBC. Permasalahan yang berkaitan dengan
akses, pembiayaan pengobatan TBC bagi penderita dan optimalisasi infrastruktur
dan sumber daya manusia yang tersedia dapat dikurangi dengan pelayanan DOTS
berbasis masyarakat. Masyarakat berperan besar dalam pengawasan minum obat,
pelacakan kasus dan penemuan suspek. Ketersediaan informasi mengenai TBC
akan meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
pemerintah dan mengurangi keterlambatan penderita dalam mengakses pelayanan.
Secara nasional, komunikasi mengenai TBC dengan bahasa masyarakat akan

18
menarik perhatian tersangka penderita TBC. Selain itu, perlu dilakukan upaya-
upaya untuk mengurangi stigma TBC di masyarakat dengan cara meningkatkan
pemahaman tentang penyakit TBC dan meyakinkan masyarakat bahwa penyakit
TBC dapat diobati dan sembuh. Dengan informasi, masyarakat dan jejaring
penderita akan diberdayakan untuk memperoleh pelayanan DOTS yang lebih
bermutu.
1. Shared vision di tingkat keluarga
2. Shared vision di tigkat Masyarat
3. Shared visiondi tingkat pemerintah

D. HAMBATAN
Permasalahan dalam pengobatan pasien TBC di rumah sakit swasta dan
praktik dokter adalah kurangnya pemantauan terhadap pasien, baik dalam
konsistensi kunjungan (berobat) dan meminum obat. mengingat obat TBC
diminum sedikitnya enam bulan. Agar pasien patuh, perlu pengawas menelan obat
(PMO)
Perlunya menumbuhkan kesadaran masyarakat, untuk membantu program
pemberantasan penyakit menular, khususnya kasus DBD. Peran serta masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan sangat penting. Para pakar kesehatan
masyarakat pasti telah banyak merumuskan berbagai kebijakan untuk menggalang
kerjasama dan memberdayakan peran serta masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat. Karena bila masyarakat sehat, maka negara akan kuat
Diharapkan kerja sama dari semua pihak untuk mencegah dan memberantas
Tuberculosis di Indonesia. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kewaspadaan mengenai pentingnya penanggulangan TB serta
mendorong dan membekali pemuda dan masyarakat agar mampu berperan aktif
dalam upaya menanggulangi TB di Indonesia. Kami berharap informasi tentang
TB ini dapat menggerakkan masyarakat dan mahasiswa untuk bermsama-sama
membantu upaya penanggulangan TB di Indonesia, yaitu dapat menjadi PMO
(Pengawas Menelan Obat) ataupun dengan pendekatan kepada penderita TB.

19
Penyakit Tuberculosis merupakan penyakit lama yang telah menyerang
bangsa Indonesia. Sungguh sangat ironis, sampai sekarang penyakit tersebut tetap
ada. Meski telah banyak kemajuan yang dicapai dalam penanggulangan TB,
Menteri kesehatan mengingatkan tantangan masalah TB ke depan masih besar.
Tantangan terbesar dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit Tuberculosis
ini adalah MDR (Multi Drug Resisten TB) dan muncul kasus baru TB, yaitu TB
HIV.Tuberkulosis bukan hanya masalah medis dan kesehatan semata yang dapat
diselesaikan oleh jajaran kesehatan, tapi juga menjadi masalah sosial ekonomi.
(Depkes, 2012)
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dan kemitraan dari semua sektor
terkait, untuk meningkatkan sekaligus mengajak semua pihak untuk melakukan
aksi atau tindakan yang konkrit dalam penanggulangan TB di
Indonesia. hambatan terbesar dalam menanggulangi penyakit TB adalah
minimnya dana.
Pertanyaanya adalah apakah keluarga telah terlibat dan berpartisipasi aktif
dalam penyusunan visi selama ini, tentu jawabanya tidak, sebab yang terlibat
selam ini adalah pihak pelayanan kesehatan, yang memungkinkan tidak,
mengetahui kasus yang tidak melaporkan diri ke pusat pelayanan, dan penderita
ini akan menjadi sumber penularan untuk orang lain.

20
PENUTUP

Dalam penangguangan tbc harus di banguan dari visi bersama yang jelas
dengan melibatkan semua pihak, antara lain pemerintah dalam hal ini puskesmas
atau tenaga kesehatan, masyarakat dan keluarga, sebab penanganganTBC tidak
dapat selesai dengan di selesaikan oleh satu pihak saja tetapi semua pihak harus
konsisten pada visi yang telah di buat secara bersama,
Visi penanggulanagan TBC saat ini adalah tbc bukan lagi masalah
kesehatan masyarakat sehingga salah satu caranya adalah melibatkan semua
element masyarakat dalam menangggulangi nya, visi bersama harus di laksanakan
secara bersama-sama, Advokasi dan sosialisasi informasi kepada penderita,
masyarakat dan stakeholder di berbagai tingkatan harus diprioritaskan untuk
meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku mengenai TBC. Oleh karenanya,
rencana dan pelaksanaan strategi penyampaian pesan-pesan utama da lam program
pengendalian TBC akan dilaksanakan untuk memberdayakan penderita dan
masyarakat serta meningkatkan komitmen politik dari pemerintah daerah.
Kegiatannya dapat berbentuk kegiatan di masyarakat, tulisan di media massa dan
tools komunikasi yang efektif

21
DAFTAR PUSTAKA

Ayningtiaz, 2014, kebijakan kesehatan, prinsip dan praktek, grafindo perkasa,


Jakarta
Alkatiri Rusli, 2008, Shared Vision, diakses 20 Februari 2022

Bena, et al, 2002, Shared Vision Assessment in the Learning Organization,


diakses 20 Februari 2022
Brist, et al. 2008. Changing behaviours and mindset. Cost-effective leadership
coaching, diakses 20 Februari 2022

Fitzgerald, 2003, Shared vision: A key to project success, diakses, 20 Februari


2022

Moni Farida, 2011. Learning Organization dan Kepemimpinan dalam Organisasi


pendekatan konseptual

Depkes, 2008, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Survei Prevalensi


Tuberculosis di Indonesia, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan

Depkes 2011, kerangka kerja strategi pengendalian TBC di Indonesia, kemengrian


kesehatan Indonesia, Jakarta

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Penanggulangan


Tuberculosis Paru (TBC) Jakarta

Palutturi sukri, 2013. Public Health Leadership, pustaka pelajar, Jogjakarta


Purwanto, 2002, Implemetasi kebijakan public, konsep dan aplikasinya di
Indonesia, Gava medika Jogjakarta

Rowitz Louis, 2013. Kepemimpinan Kesehatan masyarakat, Aplikasi dalam


praktik, EGC, Jakarta

Ricard, pitc, 2010. Shared Vision: Do Others See What You See? (PART 5
of Six) diakses 20 Februari 2022

22
Setiawan bahar, 2013, Transpormasi Leadeship, ilustrasi di bidang pendidikan,
Raja grafindo Persada, Jakarta

Senge peter, Disiplin keima seni dan praktek organisasi pembelajaran, bina rupa
aksara Jakarta barat
---------------. School That Learn. London: Nicholas Brealey. 2012
World Health Organization. WHO Report 2006 - Global Tuberculosis Control.
Geneva: WHO; 2006.

WHO. World Health Report 2000. Health Systems: Improving Performance.


Geneva: WHO; 2000

Zuldaini, 2012, Resensi: The Fifth Discipline “Peter Senge, diakses 20 Februari
2022

23

Anda mungkin juga menyukai