Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Gusril, M.Pd
Dr. Damrah, M.Pd
Disusun Oleh:
GELSI OSRITA
NIM: 21199076
Pendagogi”.
Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat yang setia
mengorbankan jiwa dan raga untuk tegaknya syi’ar Islam yang pengaruh dan
mata kuliah Pendagoguik Olahraga, Bapak Prof. Dr. Gusril, M.Pd dan Dr.
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan.................................................................................................. 15
B. Saran........................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
dengan rasa ingin tahu yang kita miliki, kita menengok terlebih dahulu
definisi dan sifat kebenaran. kebenaran sendiri memiliki sifat relatif yang
masanya akan muncul kebenaran yang baru yang lebih sesuai dengan
kebenaran terdahulu. jika pembaca bingung akan definisi diatas, maka kita
alam semesta adalah matahari, saat ini kita semua mengetahui bahwa
1
2
temuan akan terbantahkan dan diperbarui oleh kebenaran baru yang lebih
relevan. Lain halnya dalam ilmu sosial dan psikologi, kebenaran akan
sebuah temuan akan lebih relatif, sebab fenomena sosial yang terjadi
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui maksud dari kebenaran ilmiah.
A. Kebenaran Ilmiah
Kebenaran ilmiah maksudnya adalah suatu pengetahuan yang jelas dan
2013)
(subjek yang mengetahui) mengenai objek. jadi, kebenaran itu ada pada
tujuan yang hendak dicapai oleh filsafat maupun ilmu pengetahuan. Kebenaran
memiliki anggapan dasar (asumsi) bahwa kebenaran itu berlaku atau diakui,
pertanyaan yang lebih lanjut harus dihadapi di dalam filsafat ilmu. (Susanto,
2013)
3
4
a. Keadaan (hal dan sebagainya) yang benar (cocok dengan hal atau
oleh agama
c. Kejujuran, kelurusan hati; misalnya tidak ada seorang pun sanksi akan
kebenaran saja.
untuk menemukan kebenaran dapat dilihat cara yang ilmiah dan non ilmiah.
kebetulan banyak juga yang berguna walaupun terjadinya tidak dengan cara
ilmiah, tidak disengaja dan tanpa rencana. Cara ini tidak dapat diterima dalam
Penemuan coba dan ralat terjadi tanpa adanya kepastian akan berhasil atau
tidak berhasil kebenaran yang dicari. Memang ada aktifitas mencari kebenaran
Penemuan dengan cara ini kerap kali memerlukan waktu yang lama
karena memang tanpa renca, tidak terarah dan tidak diketahui tujuannya. Cara
coba dan ralat ini pun tidak dapat diterima sebagai cara ilmiah dalam usaha
yang punya kedudukan dan kekuasaan sering diterima sebagai kebenaran meski
pendapat itu tidak didasarkan pada pembuktian ilmiah. Pendapat itu tidak
berarti dan tidak ada gunanya. Pendapat itu tetap berguna terutama dalam
Namun begitu ada kalanya pendapat itu ternyata tidak dapat dibuktikan
kebenarannya.
subjektivitas.
Cara ini mirip dengan cara coba dan ralat namun bedanya adalah
Telah banyak kebenaran yang dicapai oleh manusia sebagai hasil dari
yang dimiliki untuk sampai pada pemecahan yang tepat. Cara berpikir yang
Cara ini adalah melalui penelitian alias riset. Penelitian adalah penyaluran
hasrat ingin tahu pada manusia dalam taraf keilimuan. Pada setiap penelitian
mencapai suatu keseluruhan yang logis dan kompheren. Ciri lainnya adalah
universalitas yaitu setiap penelitian ilmiah harus objektif artinya terpimpin oleh
objek dan tidak mengalami distorsi karena adanya berbagai prasangka subjektif.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
hubungan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini berarti bahwa
satu sistem. Adanya sistem bagi ilmu pengetahuan itu diperlukan agar
tidak pernah puas dengan apa yang sudah ada, tetapi selalu mencari dan
kebenaran yang bersifat semu, tetapi kebenaran yang bersifat ilmiah yaitu
14
B. Saran
ilmiah. Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui dan memahami
Anshari, Endang Saefuddin. 1985. Ilmu Filsafat dan Agama, Surabaya: Bina Ilmu
Gie, The Liang. 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta
15