Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

KONSEP DASAR METODE PENELITIAN KUANTITATIF

OLEH:

KELOMPOK 1

1. SOFFIYA AZZAHRA B1C120068


2. SUHEMA B1C120070
3. TIKA RAHMAWATI B1C120073
4. USWATUN HASANAH MULA B1C120075
5. VIBRI AMALIA ASRUN B1C120076
6. WA ODE DITA SRY LESTARI B1C120077
7. AHMAD FARIZMAN B1C120087
8. ASHILA ASSALSABILA B1C120096
9. ASSYA DISAHANUM B1C120098
10. ERIK PRATAMA B1C120116

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini tepat waktu, dengan judul “Konsep Dasar
Metode Penelitian Kuantitatif”.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pengambilan keputusan
dan perilaku organisasi. Penyusunan makalah ini berdasarkan hasil pemikiran bersama dan
beberapa sumber sebagai referensinya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita sekalian.

Kendari, 26 Februari 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Metode Penelitian................................................................................................ 2
2.2 Macam Data Penelitian ......................................................................................................... 3
2.3 Macam Metode Penelitian..................................................................................................... 7
2.4 Perbedaan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi ............................................. 12
2.5 Kapan Metode Kuantitatif ................................................................................................... 14
2.6 Kompetensi Peneliti Kuantitatif .......................................................................................... 14
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk termulia yang Tuhan ciptakan dengan sempurna dan memiliki
kelebihan dari seluruh ciptaan Tuhan Yang Maha kuasa lainnya, yakni bahwa manusia selalu
ingin memiliki "rasa keingintahuan yang dalam. Hal itu dikarenakan bahwa manusia dibekali
"pikiran dan akal budi" sedangkan makhluk lainnya tidak. Karena manusia memiliki rasa
keingintahuan yang mendalam dia menggunakan pikirannya untuk merenungkan berbagai hal
dalam hidupnya, serta selalu berusaha memikirkan: apa, mengapa, bagaimana, kapan, oleh
siapa, dan berbagai pertanyaan mendasar yang lainnya.

Dalam hidup ini, apa pun yang kita alami selalu berhubungan dengan sebab akibat.
Misalnya kita melakukan suatu kegiatan akan berakibat ke hal lain, olahraga berakibat pada
kebugaran tubuh, kebugaran tubuh berakibat pada semangat kerja, semangat kerja berakibat
pada kinerja, kinerja berakibat pada kesejahteraan, dan seterusnya. Oleh karenanya suatu studi
tidak berarti tamat, misalnya suatu kesimpulan penelitian dapat menyelesaikan masalah yang
diajukan, akan tetapi ketika rekomendasi penelitian itu dilakukan, mungkin saja akan
memunculkan masalah baru. Oleh sebab itu penelitian tidak akan berhenti dilakukan sampai
akhir hayat.

Dengan latar belakang seperti itulah pemahaman dasar-dasar penelitian ilmiah perlu
dipahami oleh setiap manusia, teristimewa oleh kalangan akademisi yang sudah selayaknya
dapat berpikir kausalitas dan dapat menjawab berbagai pertanyaan mendasar yang dapat
memecahkan permasalahan sebab akibat yang dihadapi oleh masyarakat serta dapat
memberikan jalan keluar dari permasalahan tersebut sesuai dengan disiplin ilmu yang
didalami.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Penelitian


Menurut Sugiyono (2016:2) pengertian metode penelitian adalah : “Metode penelitian
adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan
yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,yaitu rasional empiris dan sistematis. Rasional berarti
kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh
penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
Bedakan cara yang tidak ilmiah,misalnya mencari uang yang hilang, atau provokator, atau
tahanan yang melarikan diri melalui paranormal .Sistematis artinya, proses yang digunakan
dalam penelitian itu menggunakan langkah – langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang
diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris teramati yang mempunyai kriteria tertentu
yaitu valid.Valid menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesugguhnya terjadi pada
obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Misalnya dalam masyarakat tertentu
terdapat 5000 orang miskin, sementara peneliti melaorkan jauh dibawah atau di atas 5000
orang miskin, maka derajad validitas hasil penelitian itu rendah atau misalnya dalam suatu
unit kerja pemerintahan, dimana dalam unit kerja tersebut iklim kerjanya sangat bagus,
sementara peneliti melaporkan iklim kerjanya tidak bagus, maka data yang dilaporkan tersebut
juga tidak valid. Untuk mendapatkan data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit
dilakukan, oleh karena itu data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat
diuji melalui pengujian. Reliabilitas dan obyektivitas.
Data yang valid pasti reliable dan obyektif. Reliable berkenaan derajad konsistensi
/keajegan data dalam interval waktu tertentu. Misalnya pada hari pertama wawancara, sumber
data mengatakan bahwa jumlah karyawan yang berdemonstrasi sebanyak 1000 orang, maka
besok atau lusa pun sumber data tersebut kalau ditanya akan tetap mengatakan bahwa jumlah
karyawan yang berdemonstrasi tetap sebanyak 1000 orang.Obyektivitas berkenaan dengan
inter personal agreement kesepakatan antar banyak orang. Bila banyak orang yang menyetujui

2
bahwa karyawan yang berdemontrasi sebanyak 1000 orang, maka data tersebut adalah data
yang obyektif Obyektif lawannya subyektif .
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum, tujuan
penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan.
Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru
yang sebelumnya belum diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan
untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu.
Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum, data yang
telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas sesuatu masalah atau informasi yang
tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau
menghilangkan masalah. Mengantisipasi maksudnya upaya agar masalah tidak terjadi.
Dari penjelasan di atas, maka metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, atau dibuktikan,
suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu.

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus menetukan metode penelitiannya, dan


mendesain rencana penelitiannya sesuai dengan metode yang ditetapkan. Dalam hal ini
peneliti perlu memikirkan prosedur yaitu bagaimana urutan kerja penelitiannya ; Teknik yaitu
apa alat pengumpulan dan pengukuran data yang akan dilakuan; dan metode yakni bagaimana
cara melaksanakan penelitian.

2.2 Macam Data Penelitian


Terdapat bermacam-macam data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Macam-
macam data ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Data hasil penelitian yang dapat
digunakan dalam pembuatan kebijakan, bila dilihat dari sumbernya dapat dibagi menjadi
data hasil penelitian lapangan dan data dokumentasi. Data dokumentasi bisa berupa data
hasil penelitian yang telah lalu yang dilakukan peneliti sendiri atau orang lain. Data

3
langsung dari lapangan sering disebut data primer, dan data dokumentasi disebut data
sekunder.

Macam-macam data penelitian

Bila dilihat dari pemilikan data, data hasil penelitian lapangan maupun
dokumentasi dapat dibagi menjadi data internal dan dat eksternal. Data internal adalah data
hasil penelitian yang berasal dar lembaganya sendiri dan data eksternal adalah data hasil
penelitian yang berasal dari luar lembaganya sendiri. Data. internal maupur eksternal Dila
dilihat dari segi waktunya dapat berupa data yang berbentuk time series, cross sectional
dan gabungan.
Data yang berbentuk time series adalah data yang dikumpulkan beberapa kali dalam
interval waktu yang relatif sama, menggunakan instrumen yang sama dan obyek yang
sama. Pada penelitian eksperimen yang menggunakan desain time series akan
menghasilkan data yang berbentuk time series. Data cross sectional adalah data yang
dikumpulkan dari obyck yang sama atau berbeda. dengan instrumen yang sama atau
berbeda, tetapi dalam interval waktu yang tidak sama. Data gabungan adalah gabungan
antara data yang berbentuk time series dan cross sectional.

4
Data yang berbentuk time series, cross sectional atau gabungan keduanya, bila
dilihat dari segi jenisnya dapat berupa data Kualitatif, kuantitatif dan gabungan. Data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, narasi, gerak tubuh, ekspresi wajah,
bagan, gambar dan foto. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data
kualitatif yang diangkakan/ scoring.
Data kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif empiris
dan data kualitatif bermakna. Data kualitatif empiris adalah data sebagaimana adanya
(tidak diberi makna). Peneliti melihat seseorang pegawai memakai baju merah, atau baju
hitam lalu dilaporkan sebagaimana adanya. Data kualitatif bermakna adalah data dibalik
fakta yang tampak. Seseorang memakai baju hitam dapat diberi makna bermacam-macam,
misalnya sedang pulang dari takziah, merupakan seragam anggota kelompok tertentu, atau
karena kesenangannya memakai baju hitam. Penelitian kualitatif yang lebih mendalam
banyak berkaitan dengan data kualitatif yang bermakna, oleh karena itu peneliti kualitatif
harus mampu memberi makna atau memberi interpretasi terhadap fakta-fakta yang
diperoleh di lapangan secara empiris.
Selanjutnya berdasarkan skala pengukuran. data kuantitatif dibedakan monjadi dua,
yaitu data diskrit dan data kontinum. Data diskrit sering juga disebut data nominal. adalah
merupakan data kuantitatif yang satu sama lain terpisah, tidak dalam satu garis kontinum.
Data ini diperoleh dari hasil menghitung/ membilang. Contoh dalam satu ruang kelas ada
30 murid, 16 wanita dan 14 pria.Angka 30, 16 dan 14 adalah data diskrit.
Data kontinum adalah data kuantitatif yang satu sama lain berkesinambungan
dalam satu garis. Data ini diperoleh dari hasil mengukur, seperti mengukur derajat
kesehatan, berat badan, kemampuan, motivasi, 1Q dan lain-lain.
Data kontinum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu data ordinal, interval, dan ratio.
Data ordinal merupakan data kuantitatif yang berbentuk peringkat/ ranking. Antar rangking
jaraknya tidak sama. Misalnya antara ranking 1 (nilai 100), ranking 2 (nilai 95) jaraknya
sama dengan 5. Ranking 2 (nilai 95) dengan ranking tiga (nilai 75) jaraknya 20 dan
seterusnya. Contoh data ordinal misalnya dalam kejuaraan (juara I, II dan III, urutan
prestasi belajar (ranking1, 2, 3 7, 15 dst). Eselonisasi jabatan misalnya Eselon I, II, III, IV
dan V.

5
Pada data ordinal, makin kecil angkanya semakin tinggi posisinya. Misalnya juara
I lebih baik dari juara II, Eselon I lebih tinggi dari eselon II. Tetapi di Indonesia, dalam
golongan gaji Pegawai Negeri Sipil, tidak sesuai dengan teori data ordinal, karena
golongan I justru lebih rendah dari golongan II dan seterusnya. Mestinya Eselon I golongan
gajinya golongan I.

Data ordinal, berbentuk rangking, jarak tidak sama

Data interval adalah data kuantitatif kontinum yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai
nilal nol absolut. Contoh data interval adalah skala termometer yang digunakan untuk
mengukur suhu. Suhu udara bisa minus (-), bisa nol (0), dan bisa di atas nol (+). Pada data
interval tidak. bisa dibuat perjumlahan seperti pada data ratio. Air 1 gelas suhu 10°c
ditambah air satu gelas dengan suhu 20°C tidak menjadi 30°C. Cooper and Schindler
(2003) mengemukakan bahwa skla pengukuran sikap (Sangat baik, Baik, Kurang Baik,
Tidak Baik, dengan skor 4, 3, 2, 1 merupakan data interval karena jaraknya sama).

Data interval, jarak sama tidak mempunyai nilai nol absolut

Data ratio adalah data kuantitatif kontinum yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol
absolut/ mutlak. Nol absolut adalah nilai yang betul-betul nol tidak ada apa-apanya.
Contoh, 0 kg tidak ada beratnya, 0 meter tidak ada panjangnya. Dalam data interval 0°C
tetap ada nilainya. Data ini dapat dibuat penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Misal 10m + 5m menjadi 15m.

6
Data ratio, jarak sama dan mempunyai nialai nol absolut (nilai nol berate tidak mempunyai apa-apa)

2.3 Macam Metode Penelitian


Bermacam-macam metode penelitian bila dilihat dari landasan filsafat, data, dan
analisisnya dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu metode penelitian kuantitatif, metode
penelitian kualitatif dan metode penelitian kombinasi (mixed methods). metode kuantitatif
adalah metode survei dan eksperimen; yang termasuk dalam metode kualitatif adalah
phenomenology, grounded theory, ethnography, case study dan narrative. Selanjutnya,
yang termasuk dalam penelitian kombinasi adalah model sequential (kombinasi berurutan),
dan model concurrent (kombinasi campuran). Model urutan (sequential) ada dua yaitu
model sequential explanatory (urutan pembuktian) dan sequential exploratory (urutan
penemuan). Model concurrent (campuran) ada dua yaitu, model concurrent triangulation
(campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent embedded
(campuran kuantitatif dan kualitatif tidak seimbang).

Macam metode penelitian

Metode kunntitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang
tradisional, dan metode baru; metode positivistik dan metode postpositivistik; metode

7
scientifie dan metode artistik, metode konfirmasi dan discovery/ temuan; serta kuantitatif
dan interpretif. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, positivistik,
scientifie dan metode konfirmatif. Selanjutnya, metode kualitatif sering dinamakan sebagai
metode baru, postpositivistik; artistik; dan interpretive research. Kedua penelitian
kuantitatif dan kualitatif, sama-sama digunakan untuk mencari temuan dengan cara yang
berbeda.

1. Metode Kuantitatif
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan schingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini
sebagai metode ilmiah/ scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit/ empiris, objektif, terukur, rasional, sistematis, dan replicable/dapat diulang.
Metode ini juga disebut metode konfirmatif, karena metode ini cocok digunakan untuk
pembuktian/ konfirmasi. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Dengan demikian metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang bahwa realitas/ gejala/ fenomena yang diteliti itu
dapat diamati, terukur, dapat dapat diklasifikasikan, bersifat kausal, bebas nilai dan relatif
tetap. Hal ini berarti penelitian kuantitatif hanya digunakan untuk meneliti suatu gelaja
yang dapat diamati ole pancaindera manusia, sehingga belum bisa meneliti gejala yang
bersifat perasaan. Penelitian kuantitatir dilaksanakan dengan Cara melakukan pengukuran,
schingga penelit kuantitatif menggunakan instrumen penelitian dalam pengumpulan
datanya. Gefala dalam penelitian kuantitatif dapat diklasifikasikan ke dalam variabel-
variabel penelitian, schingga peneliti kuantitatir melakukan penelitian dengan membatasi
pada beberapa variabel peneliti sain. Schagai contoh sekelompok orang dapat diteliti pada
variabel motivasi kerjanya, bakat, kepemimpinan dan lain-lain.

8
Gejala dalam penelitian kuantitatif bersifat sebab dan akibat, hal ini berarti segala
sesuatu ada karena ada penyebabnya. Dengan demikian judul dalam penelitian kuantitatif
secara eksplisit maupun implisit berkenaan dengan pengaruh variabel independen/sebab
terhadap variabel dependen/akibat. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang bebas
nilai. Bebas nilai berarti hasil penelitian kuantitatif bersifat netral dan obycktif karena tidak
dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawa peneliti, maupun yang diteliti/responden. Bebas
nilai ini bisa terjadi karena peneliti dalam melakukan penelitian mengambil jarak dengan
yang diteliti (tidak berinteraksi dengan sumber data). Sebagai contoh pada saat peneliti
mengumpulkan data dengan test dan kuesioner, peneliti tidak berinteraksi dengan yang
diteliti (responden).
Dengan demikian metode kuantitatif sering disebut metode yang scientific, karena
obyektif: Sepuluh peneliti dengan menggunakan instrumen yang sama, responden yang
sama akan menghasilkan data yang sama/obyektif. Gejala dalam penelitian kuantitatif
dipandang relatif tetap, karena bila gejala setiap saat berubah, maka peneliti sulit untuk
mengambil kesimpulan.
Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang
representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, di mana untuk meniawab rumusan
masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis
tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data
digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat
disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada
umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil
penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
Dalam hal ini metode kuantitatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode
eksperimen dan metode survei. Metode penelitian eksperimen adaiah metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment tertentu (perlakuan) dalam kondisi yang
terkontrol (laboratorium). Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi
besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-
hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

9
2. Metode Kualitatif
Metode penelitian kualitatif pada tahun 1990 an dinamakan sebagai metode baru,
karena popularitanya belum lama, dinamakan metode pospositivistik karena
berlandaskan pada filsafat pospositivisme metode ini disebut juga sebagai metode
artistic, karena proses penelitian bersifat seni (kurang terpola), dan disebut interpretive
karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpertasi terhadap data yang
ditemukan di lapangan. Metode ini juga sering disebut sebagai metode konstruktif
karena, dengan metode kualitatif dapat ditemukan data-data yang berserakan,
selanjutnya dikonstruksikan dalam suatu tema yang lebih bermakna dan mudah
dipahami.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (matural setting); disebut juga
sebagai metode etnografi, karena pada awalnya metode imi lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Filsafat postpositivisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan
konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh,
kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal).
Penelitian dilakukan pada objek yang alamiah. Obiek yang alamiah adalah objek yang
berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti. Dan kehadiran peneliti tidak
mempengaruhi dinamika pada objek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya
adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi
instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga
mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang
diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti, maka teknik pengumpulan data
bersifat trianggulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik pengumpulan data secara
gabungan/simultan. Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-
fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis

10
atau teori. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu
data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti
yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian
kualitatif tidak menckankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada
pemahaman makna dan mengkonstruksi fenomena. Generalisasi dalam penelitian
kualitatif dinamakan transferability.
Dengan demikian metode penelitian kualitatif dapat diartihan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada hondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana
peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakulan secara
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/hualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan pemahaman makna, dan mengkonstruksi fenomena dari
pada generalisasi.

3. Metode Penelitian Kombinasi


Metode penelitian kombinasi, merupakan metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat pragmatisme (gabungan positivisme dan pospositivisme). Menurut
Creswell (2009), filsafat pragmatisme berpandangan bahwa:
a) Filsafat pragmatisme tidak memandang bahwa dunia itu bukan suatu kesatuan yang
absolut. Dengan pandangan ini, peneliti kombinasi melihat dunia/ realitas dari
berbagai pendekatan dalam mengumpulkan dan menganalisis data, dan tidak hanya
dengan satu macam pendekatan saja.
b) Filsafat pragmatisme tidak hanya berpedoman pada satu landasan filsafat dalam
memandang realitas, tetapi merggunakan kombinasi landasan filsafat yaity filsafat
penclitian kuantitatif dan kunlitatif.
c) Pragmatism adalah pandangan dasar, atau filsafat yang terkait dengar suatu
tindakan, situasi dan akibat dari pada sebab (seperti dalam sifat positivisme).
Pragmatisme terkait dengan suatu aplikasi. bagaimina cara bekerja dan cara
pemecahan masalah. Bila di artikan dengan metode, maka peneliti dapat
menggunakan semua metode yang mungkin dapat digunakan untuk memahami
masalah.

11
d) Dengan demikian peneliti kombinasi memandang filsafar pragmatisme membuka
pintu adanya berbagai metode penelitian, berbagai perbedaan dalam memandang
dunia/ realitas, dari berbagai perbedaan asumsi, sehingga dapat terjadi perbedaan
dalam pengumpulan data dan analisis.
e) Peneliti secara individual mempunyai kebebasan untuk memilih metode yang akan
digunakan untuk penelitian, dengan demikian para peneliti bebas memilih metode,
teknik, dan prosedur yang terbaik untuk penelitian sehingga dapat mencapai maksud
dan tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa, filsafat pragmatisme itu
memandang dunia/ realitas itu tidak merupakan satu kesatuan yang absolut/ mutlak, tidak
hanya menggunakan satu sistem filsafat dalam memandang realitas. Dengan demikian
situasi sosial itu bisa bersifat holistik (postpositivisme) tetapi bisa juga dapat
diklasifikasikan (positivisme). Suatu kondisi itu tidak harus natural/alamiah
(postpositivisme) tetapi juga bisa ada perlakuan/treatment (positivisme). Dengan situasi
seperti itu. maka peneliti kombinasi dapat melakukan penelitian dengan metode kualitatif
dan kuantitatif secara bersama-sama.

Dengan demikian metode penelitian kombinasi dapat diartikan sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat pragmatisme (kombinasi positivisme dan
postpositivisme) digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah maupun
buatan (laboratorium) di mana peneliti bisa sebagai instrumen dan menggunakan instrumen
untuk pengukuran, teknik pengumpulan data dapat menggunakan test, kuesioner dan
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif (kualitatif), dan deduktif
(kuantitatif). serta hasil penelitian kombinasi bisa untuk memahami makna dari dan
membuat generalisasi.

2.4 Perbedaan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi


1. Sifat Realitas
Dalam memandang realitas, gejala, atau objek yang diteliti. Terdapat perbedaan
antara metode kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi. Seperti telah dikemukakan, dalam
metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme. Realitas dipandang sebagai
sesuatu yang konkrit, dapat diamati dengan panca indera. Kemudian dapat dikategorikan

12
menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah dalam waktu yang relatif lama.
Serta dapat diukur dan diverifikasi, dan hubungan variabel bersifat kausal (sebab-akibat),
dan bebas nilai. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat menentukan
hanya beberapa variabel saja dari obyek yang diteliti. Kemudian dapat membuat instrumen
untuk mengukurnya.
Dalam penelitian kualitatif yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau
paradigma interpretive. Suatu realitas atau objek tidak dapat dilihat secara parsial dan
dipecah ke dalam beberapa variabel. Penelitian kualitatif memandang objek sebagai
sesuatu yang utuh, dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interpretasi. Terhadap gejala
yang diamati. Sementara pada penelitian kombinasi, hal tersebut tergantung pada model
desain atau model penelitian kombinasinya.

2. Hubungan Peneliti Dengan Yang Diteliti


Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu di luar dirinya. Sehingga hubungan
antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya, alhasil bersifat independen.
Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data. Maka peneliti
kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan
data.
Sementara dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument. Dan
dengan teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan serta). Serta
in depth interview (wawancara mendalam). Maka peneliti harus berinteraksi dengan
sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang
memberikan data. Selanjutnya dalam penelitian kombinasi. Hubungan antara peneliti
dengan yang diteliti dapat independen dan interaktif.

3. Hubungan Antar Variabel


Biasanya peneliti kuantitatif cenderung melihat hubungan variabel terhadap objek
yang diteliti. Lebih bersifat sebab dan akibat (kausal). Alhasil dalam penelitiannya ada
variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut dicari seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen.

13
Sementara itu, penelitian kualitatif yang bersifat holistik, dan lebih menekankan
pada proses. Maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada objek
yang diteliti. Bersifat interaktif, yaitu saling mempengaruhi (reciprocal/interaktif).
Sehingga tidak diketahui mana variabel independen dan dependennya.
Kemudian pada penelitian kombinasi, hubungan antar variabel yang diteliti dapat
berupa hubungan sebab akibat, dan hubungan interaktif. Tergantung model kombinasinya.

2.5 Kapan Metode Kuantitatif


Metode kuantitatif digunakan apabila:
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah merupakan
penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara teori dengan praktek. antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam
menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil
penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk menemukan pola
pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin sebagai masalah harus ditunjukkan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian
kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan infomasi yang luas tetapi tidak mendalam.
Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain. Untuk
kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya pengaruh jamu
tertentu terhadap derajat kesehatan.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk
hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan
dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak dari masyarakat tertentu, maka
dilakukan pengukuran dengan test IQ.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan
produk tertentu.

2.6 Kompetensi Peneliti Kuantitatif


Berikut ini dikemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh peneliti kuantitatif:

a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti.
b. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan masalah
penelitian yang betul-betul masalah.

14
c. Mampu menggunakan teori yang tepat sehingga dapat digunakan untuk memperjelas
masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis penelitian,
d. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif, seperti metode survey, ekperimen,
expost facto, evaluasi dan sejenisnya,
e. Memahami teknik-teknik sampling, seperti probability sampling dan nonprobability
sampling, dan mampu menghitung dan memilih jumlah sampel yang representatif dengan
sampling error tertentu,
f. Mampu menyusun instrumen untuk mengukur berbagai variabel yang diteliti, mampu
menguji validitas dan reliabilitas instrumen,
g. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara dan observasi,
h. Bila pengumpulan data dilakukan oleh tim, maka harus mampu mengorganisasikan tim
peneliti dengan baik,
i. Mampu menyajikan data, menganalisis data secara kuantitatif untuk menjawab rumusan
masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan.
j. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil pengujian
hipotesis.
k. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian ke fihak
fihak yang terkait.
l. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam
jurnal ilmiah.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, atau dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu
sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang tertentu.
2. Dalam melakukan penelitian, peneliti harus menetukan metode penelitiannya, dan
mendesain rencana penelitiannya sesuai dengan metode yang ditetapkan. Dalam hal ini
peneliti perlu memikirkan prosedur yaitu bagaimana urutan kerja penelitiannya ; Teknik
yaitu apa alat pengumpulan dan pengukuran data yang akan dilakuan; dan metode yakni
bagaimana cara melaksanakan penelitian.

16
DAFTAR PUSTAKA

Sinambela, Dr. Lijan Poltak dan Sarton Sinambela. 2021.Metodologi Penelitian Kuantitatif –
Teori Dan Praktik. Depok : Rajawali Pers.

Kuncoro, Mudrajad.2007.Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D. Bandung : Alfabeta,CV.

17

Anda mungkin juga menyukai