Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“PRAKTIK PENGENALAN PADA MODEL PENELITIAN KEBIDANAN”

PRATIK PROFESIONALISME BIDAN

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3

Aliyah Tiara Salsabila (P05140320003)


Ery Hefriyeti (P05140320017)
Mezy Aulia Putri (P05140320027)
Novaria Devi Evianti (P05140320029)
Rika Kaetika Darwis Putri (P05140320037)
Vera Selly Lestari (P05140320042)

DOSEN PENGAMPU:
Elly Wahyuni S.ST M.Pd

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan


taufik dan hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalahPraktik Profesionalisme Bidan dengan Praktik Pengenalan pada
Model Penelitian Kebidanan. Meskipun dalam penulisannya banyak sekali
kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Elly
Wahyuni S.ST M.Pd selaku Dosen mata kuliahPraktik Profesionalisme
Bidan.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih
dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, Kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik. Untuk itu, kami selaku tim penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami
bagi para pembaca dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan
pengetahun para pembaca mengenai pern serta masyarakat pada kesehatan.
Sebelumnya, Kami ingin mengucapkan kata maaf apabila dalam penulisan
terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan bagi para pembaca sekalian.
Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat.

Bengkulu,
04 April 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………...…………………………….....i

KATA PENGANTAR…………………………………..………………………..ii

DAFTAR ISI …………………………………………………................…….....iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………......………4

A. Latar Belakang……………………………………………………….........4
B. Rumusan Masalah …………………………………………………...........4
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN …………………...............................…………………5

A. Definisi Model…………………………………………………………….6
B. Tujuan……………………………………………………………………...6
C. Fungsi (Kegunaa Hasil)…………………………………………................6
D. Kriteria Metode Ilmiah …………………………………………………....7
E. Metode Ilmiah…………………………………………………………......8
F. Jenis-jenis Penelitian ……………………………………………….........11
G. Data …………………………………………………………………......22

BAB III PENUTUP …………………………………………………………….23

A. Kesimpulan ……………………………………………………………..23
B. Saran …………………………….............................................................23

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..............24


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian atau research merupakan kegiatan yang menghasilkan suatu


karya tulis yang berdasarkan kenyataan ilmiah. Karya tulis ini diperoleh sebagai
hasil kajaian kepustakaan maupun penelitian lapangan ( klinik dan laboratorium ),
dilakukan dari penemuan masalah untuk di analisis atau di olah agar
menghasilkan suatu kesimpulan. Penelitian kebidanan merupakan suatu kegiatan
penelitian yang membahas masalah kebidanan yang timbul berdasarkan teori-teori
ilmiah dan kenyataan objektif sehingga dapat di buat suatu analisis untuk
menghasilkan suatu kesimpulan yang benar dalam menjawab masalah yang
dibahas.

 Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah  untuk


mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data,
tujuan, dan kegiatan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada
ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis, Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau
oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan cara yang tidak ilmiah, misalnya
mencari uang yang hilang, atau provokator, atau tahanan yang melarikan diri
melaiui paranormal). Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian
itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Proses penelitian
(khususnya metode kuantitatif) yang sistematis.
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati)
yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukkan derajad
ketepatan antara data yang sesugguhnya terjadi pada obyek dengan data yang
dapat dikumpulkan oleh peneliti. Misalnya dalam kasus korupsi, jumlah yang
dikorupsi sebenarnya 100 milyar, sementara peneliti melaporkan jauh di bawah
atau di atas 100 milyar, maka derajad validitas hasil penelitian itu rendah. Atau
misalnya dalam suatu unit kerja pemerintahan, dimana dalam unit kerja tersebut
iklim kerjanya sangat bagus, sementara peneliti melaporkan iklim kerjanya tidak
bagus, maka data yang dilaporkan tersebut juga tidak valid. Untuk mendapatkan
data yang langsung valid dalam penelitian sering sulit dilakukan, oleh karena itu
data yang telah terkumpul sebelum diketahui validitasnya, dapat diuji melalui
pengujian reliabilitas dan obyektivitas. Pada umumnya kalau data itu reliabel dan
obyektif, maka terdapat kecenderungan data tersebut akan valid.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi model penelitian?


2. Apa tujuan dari penelitian?
3. Apa fungsi dari penelitian?
4. Bagaimana kriteria metode ilmiah?
5. Apa itu metode ilmiah?
6. Apa itu data dalam penelitian?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi model penelitian


2. Untuk mengetahui tujuan dari penelitian
3. Untuk mengetahui fungsi dari penelitian
4. Untuk mengetahui kriteria metode ilmiah
5. Untuk mengetahui pengertian metode ilmiah
6. Untuk mengetahui pengertian data dalam penelitian
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide
dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam.
Model adalah alat yang sangat berguna untuk menganalisis maupun
merancang sistem. Model dapat menunjukkan bagaimana suatu operasi
bekerja dan mampu dijadikan pertimbangan berpikir untuk
meningkatkan atau memperbaikinya. Dengan membuat model dari
suatu sistem maka diharapkan dapat lebih mudah untuk melakukan
analisis.
Penelitian adalah suatu upaya pengumpulan, pengolahan, penyajian
dan analisa data yang dilakukan secara sistematis teliti dan mendalam
dalam rangka mencarikan jalan keluar dan ataupun jawaban terhadap suatu
masalah yang ditemukan.
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono
(2013, hlm.3) menyatakan bahwa: Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
itu didasarkan pada ciri-ciri keilmun, yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-
cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara
yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
B. Tujuan
1. Penemuan, berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data
yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui
2. Pembuktian, berarti data yang diperoleh digunakan untuk
membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau
pengetahuan tertentu.
3. Pengembangan, berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan
yang ada.

C. Fungsi (Kegunaan Hasil)


1. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang
tidak diketahui dan selanjutnya menjadi fakta
2. Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah.
3. Mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi

D. Kriteria Metode Ilmiah


1. Berdasarkan fakta
Informasi yang digali bukan berdasarkan pemikiran-pemikiran
sendiri atau dugaan-dugaan tetapi berdasarkan fakta dilapangan
(Asmaul Husna, 2017).
2. Bebas dari prasangka
Penggunaan fakta/data hendaknya berdasarkan bukti yang
lengkap dan objektif bukan pertimbangan subjektif
3. Menggunakan prinsip analisis
Fakta/data yang diperoleh tidak hanya apa adanya tetapi harus
dicari sebab akibatnya atau alas an-alasan dengan menggunakan
prinsip analisis
4. Menggunakan Hipotesis
Diperlukan untuk memandu jalan fikiran kearah tujuan yang
ingin dicapai (kearah mana penelitian akan menganalisis)
5. Menggunakan Ukuran Objektif
Ukuran tidak boleh dinyatakan berdasarkan pertimbangan
subyektif (pribadi)

E. Metode Ilmiah
Metode ilmiah sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran
ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah. Metode ilmiah pertama
kali dikenalkan oleh John Dewey adalah perpaduan proses berfikir
deduktif-induktif untuk memecahkan suatu masalah. John Dewey dalam
bukunya How We Think (1910) mengatakan bahwa langkah atau cara
pemecahan masalah adalah sebagai berikut:
1. Merasakan adanya suatu masalah, dan masalah ini mendorong
perlunya pemecahan
2. Merumuskan dan atau membatasi masalah tersebut. Dalam hal ini
diperlukan observasi untuk mengumpulkan fakta yang berhubungan
dengan masalah tersebut
3. Mencoba mengajukan pemecahan masalah dalam bentuk hipotesis-
hipotesis. Hipotesis ini adalah merupakan pernyataan yang didasarkan
pada suatu pemikiran atau generalisasi untuk menjelaskan fakta
tentang penyebab masalah tersebut
4. Merumuskan alas an-alasan dan akibat dari hipotesis yang dirumuskan
secara deduktif
5. Menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan, dengan berdasarkan fakta-
fakta yang dikumpulkan melalui penelitian. Hasil pembuktian hipotesis
ini dapat menguatkan hipotesis dalam arti hipotesis diterima dan dapat
pula memperlemah hipotesis dalam arti hipotesis ditolak. Dari langkah
terakhir ini selanjutnya dapat dirumuskan pemecahan masalah yang
telah dirumuskan.
(Almack, 1930) membuat batasan bahwa metode ilmiah adalah
suatu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,
pengesahan dan penjelasan kebenaran. Maka penelitian pada dasarnya
adalah proses penerapan metode ilmiah tesebut yang hasilnya adalah ilmu
(kebenaran). Bahasan metode ilmiah sekurang-kurangnya meliputi dua hal
yaitu menyangkut masalah kriteria dan langkah-langkah (Buchari, 2013; I
made Sudarma Adiputra, 2021; Rosyidah & Rafiqa, 2021).
1. Kriteria Metode Ilmiah
a. Bersumber dari fakta
Data atau informasi yang akan diperoleh dari penelitian, baik yang
akan dikumpulkan maupun dianalisis sebaiknya berdasarkan fakta-
fakta atau kenyataan, bukan berdasarkan pemikiran sendiri atau
dugaan-dugaan.
b. Terbebas dari prasangka
Penggunaan fakta atau data metode ilmiah sebaiknya berdasarkan
bukti yang lengkap dan objektif, bebas dari pertimbangan-
pertimbangan subjektif. Maka, metode ilmiah ini harus bersifat
bebas dari prasangka atau dugaan-dugaan.
c. Menggunakan prinsip analisis
Fakta atau data yang diperoleh menggunakan metode ilmiah tidak
hanya apa adanya. Fakta serta kejadian-kejadian tersebut harus
dicari sebab akibatnya atau alasannya dengan menggunakan prinsip
analisis.
d. Menggunakan hipotesis
Hipotesis atau dugaan (bukti) sementara diperlukan untuk
menunjukkan jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai.
Dengan hipotesis peneliti akan dipandu jalan pikirannya ke arah
mana hasil penelitiannya akan dianalisis.
e. Menggunakan ukuran objektif
Pelaksanaan penelitian atau pengumpulan data harus menggunakan
ukuran-ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dinyatakan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan subejktif (pribadi).

2. Langkah-Langkah Metode Ilmiah


a. Memilih dan atau mengidentifikasi masalah
Memilih masalah penelitian memang tidak mudah, maka
diperlukan pemikiran-pemikiran yang cermat. Untuk
mempermudah pemilihan masalah, kita harus banyak membaca
buku, baik yang mencakup teori, hasil-hasil penelitian lain ataupun
pengalaman lapangan.

b. Menetapkan tujuan penelitian


Setelah masalah dipilih atau ditetapkan, selanjutnya tujuan
penelitian dirumuskan. Tujuan penelitian pada dasarnya adalah
suatu pernyataan tentang informasi (data) apa yang akan digali
melalui penelitian tersebut.
c. Studi literatur
Untuk memperoleh dukungan teoretis terhadap masalah penelitian
yang dipilih, maka peneliti perlu banyak membaca buku literatur,
baik berupa buku teks (teori) maupun hasil penelitian orang lain,
majalah, jurnal dan sebagainya. Dari studi literatur atau tinjauan
teoretis akan mempermudah dalam merumuskan kerangka konsep
penelitian.
d. Menetapkan kerangka konsep penelitian
Akan memproleh gambaran secara jelas kea rah mana penelitian itu
berjalan, atau data apa yang dikumpulkan, perlu dirumuskan
kerangka konsep penelitian. Kerangka konsep penelitian pada
dasarnya adalah suatu uraian dan visualisasi konsep-konsep serta
variable-variabel yang akan diukur atau diteliti.
e. Merumuskan hipotesis
Agar analisis penelitian terarah, maka perlu dirumuskan hipotesis
terlebih dahulu. Hipotesis pada dasarnya adalah dugaan sementara
terhadap terjadinya hubungan variabel yang akan diteliti.
f. Menetapkan metode penelitian
Dalam merumuskan metode penelitian ini meliputi jenis dan
metode penelitian yang akan digunakan, populasi dan sampel
penelitian, cara (metode) dan alat ukur (pengumpulan data), serta
rencana pengolahan dan analisis data.
g. Pengumpulan data
Mengumpulkan data yang nantinya akan dilakukan berdasarkan
pada cara dan alat pengumpulan data.
h. Mengolah dan menganalisis data
Data atau informasi yang sudah dikumpulkan secara lengkap maka
tahap berikutnya ialah mengolah serta menganalisis data.
Pengolahan dan analisis data dapat diperoleh secara manual atau
menggunakan komputer.
i. Membuat laporan
Tahap terakhir adalah membuat laporan penelitian, dimana laporan
penelitian merupakan sebuah penyajian data dari hasil analisis.
Jadi, didalam laporan penelitian akan disajikan data hasil penelitian
tersebut (Happy et al., n.d.)

F. Jenis-Jenis Penelitian
Riset merupakan makna dari kata research yang ialah gabungan
dari kata re (kembali) serta search (mencari). Sebagian sumber lain
berkata riset ini berasal dari bahasa Prancis. Pada dasarnya hakikat riset
merupakan “ditemui”. Definisi riset yang timbul dikala ini sangat
bermacam- macam, salah satunya lumayan populer bagi Websters New
Collegiate Dictionary, yang melaporkan kalau riset merupakan
“penyelidikan ataupun pengecekan yang sungguh–sungguh, paling utama
satu penyelidikan ataupun eksperimen buat menciptakan serta
menarangkan kenyataan, memodifikasi teori ataupun postulat yang
diterima”. Dalam novel bertajuk Introduction to Research, T. Hillway
meningkatkan kalau riset merupakan “riset yang dicoba oleh satu orang
lewat penyelidikan yang teliti serta sempurna terhadap sesuatu
permasalahan, guna menciptakan pemecahan yang pas buat permasalahan
tersebut, kebenaran lewat pemikiran berpikir kritis” (Arsyam and M. Yusuf
Tahir, 2021).
Secara universal, riset bisa dimengerti selaku sesuatu proses
pengumpulan serta analisis informasi yang dicoba secara sistematis serta
logis buat menggapai tujuan tertentu. Sebagian pakar serta periset sudah
mengklasifikasikan riset ke dalam bermacam tipe riset cocok dengan
kriteria yang diterapkan cocok dengan kepentingan riset. Riset bisa
diklasifikasikan/ dipecah jadi sebagian jenis bagi kriteria tertentu, antara
lain pendekatan, guna, serta tujuan. Tipe riset sangat bermacam-macam,
bergantung dari sudut pandang tiap- tiap serta jadi bawah buat
mengklasifikasikan tipe riset (Arsyam and M. Yusuf Tahir, 2021). Jenis
penelitian bisa diklasifikasikan/dipecah jadi sebagian jenis bagi kriteria
tertentu, antara lain:
1. Jenis penelitian berdasarkan tujuan
Berdasarkan tujuannya, jenis penelitian ini dapat
dikelompokkan dengan jenis lain sebagai berikut :
a. Penelitian Eskplorasi
Riset eskplorasi merupakan macam pengecekan yang
dicoba menjelang mengolah macam pengecekan lain, penyelidikan
serta fase yang berbeda asumsi serta bagian-bagian baru di loka
kursus vak kursus serta bagian-bagian yang dibutuhkan oleh
pengecekan kusus tepat- tepat baru serta belum ditemui lebih
dahulu. Misalnya, riset yang membagikan profil ataupun kriteria
kepemimpinan yang efisien dalam manajemen sekolah, ataupun
riset tentang tata cara ataupun proses baru pendidikan bahasa
Inggris yang mengaitkan siswa (Mudjiyanto, 2018).
b. Penelitian Pengembangan
Riset pengembangan merupakan rupa analisis yang dicoba
buat meluaskan benak yang terdapat( pembelajaran). Riset yang
dicoba buat meluaskan, memperdalam, ataupun memperluas
benak( pembelajaran) yang terdapat (HR, 2018)
c. Penelitian Verivikasi
Riset ini mengadakan berbagai analisis yang dicoba buat
menelaah realitas-realitas yang terdapat (latihan), kesetiaan
bercorak konsep, prinsip, prosedur, argumentasi, serta wujud
latihan itu sendiri. Informasi analisis yang terdapat digunakan buat
mengenali terdapatnya kecemasan terhadap informasi ataupun
permasalahan pendidikan (Salim, 2019).

2. Jenis penelitian berdasarkan pendekatan


Berdasarkan pendekatannya, jenis penelitian dapat dibagi
menjadi beberapa kategori antara lain :
a. Penelitian Kuantitatif
Riset kuantitatif ini ialah riset yang bertujuan buat
membongkar permasalahan lewat metode pengukuran yang teliti
pada variabel tertentu, buat menarik kesimpulan yang bisa
digeneralisasikan, terlepas dari konteks waktu serta suasana, dan
tipe informasi yang hendak dikumpulkan, spesialnya informasi
kuantitatif (Setyosari, 2015).
Tujuan riset kuantitatif dengan pendekatan positif ini
merupakan buat menyusun ilmu nominal, ialah ilmu yang berupaya
membuat hukum dari generalisasi. Kebenaran dicari lewat ikatan
kausal linier. Teori merupakan korespondensi, dimana sesuatu
kebenaran bisa dilihat tentang kesesuaian antara statment verbal
serta realitas empiris (Arifin, 2018).
Menurut (Bungin, 2005) jenis-jenis Metode Penelitian Kuantitatif:
1) Korelasi
Metode korelasi adalah tipe tata cara riset kuantitatif yang
digunakan dalam penilaian.
2) Deskriptif
Tata cara deskriptif merupakan tipe tata cara riset kuantitatif
dengan permasalahan riset bawaan buat mengeksplorasi
ataupun memotret suasana sosial yang membutuhkan riset
mendalam, ekstensif serta mendalam.
3) Kausal
Komparatif Tata cara riset sebab–akibat komparatif merupakan
salah satu tata cara riset kuantitatif yang berbeda. Nama
universal buat tata cara riset kuantitatif yang berbeda ini
merupakan expost facto. Sebab- akibat komparatif digunakan
dalam evaluasi buat mengenali mungkin ikatan karena akibat.
4) Komparatif
Perbandingan Bermacam tipe tata cara riset kuantitatif
semacam perbandingan digunakan buat menyamakan 2 ataupun
lebih perlakuan pada satu variabel ataupun sebagian variabel
sekalian.
5) Eksperimen
Tata cara riset eksperimen ialah salah satu tata cara riset
kuantitatif. Riset kuantitatif ini dicoba buat menguji keefektifan
variabel eksperimen. Riset empiris paling utama digunakan di
bidang presisi. Terdapat 2 tipe riset empiris, semu serta nyata.
6) Survei
Identitas kelompok penduduk ataupun daerah tertentu.
Bermacam tipe tata cara riset kuantitatif semacam survei
digunakan buat mengumpulkan ataupun mengumpulkan data
tentang populasi yang besar, kerapkali memakai ilustrasi yang
relatif kecil.

7) Inferensial
Inferensi merupakan tipe tata cara riset kuantitatif yang
menganalisis ikatan antar variabel dengan menguji hipotesis.
Oleh sebab itu, kesimpulan riset ini tidak hanya mewakili
informasi kuantitatif.
b. Penelitian kualitatif
Riset kualitatif ini ialah riset yang bertujuan buat
menanggapi pertanyaan–pertanyaan yang membutuhkan uraian
mendalam dalam konteks era serta kondisi terpaut, dicoba secara
otomatis serta menghormati keadaan objektif dikala ini, topografi
tanpa manipulasi, ataupun tipe informasi yang dikumpulkan,
tercantum informasi kualitatif. Proses riset mengaitkan mengamati
orang–orang dalam kehidupan tiap hari mereka, berhubungan
dengan mereka, serta berupaya menguasai bahasa mereka serta
interpretasi mereka tentang dunia di dekat mereka. Buat itu, periset
butuh ikut serta secara permanen di lapangan (Nugrahani, 2014).
Menurut (Arifin, 2018) karakteristik–ciri riset kualitatif antara lain:
1) Pengumpulan informasi dicoba di area alam
2) Periset ialah perlengkapan utama buat pengumpulan serta
interpretasi informasi
3) Mayoritas riset kualitatif kaya serta deskriptif
4) Walaupun riset kualitatif kerap berfokus pada hasil serta
konsekuensi dari variabel berbeda yang kerap membentuk
fenomena bertepatan, lebih universal buat memikirkan proses
yang terjalin, termasuk gimana variabel Angka yang berbeda
membentuk satu sama lain serta gimana orang berhubungan
satu sama lain. satu sama lain dalam konteks alamiah yang jadi
bidang kajiannya
5) Mayoritas riset kualitatif memakai analisis induktif, paling
utama pada sesi dini
6) Arti sikap manusia sangat berarti untuk riset kualitatif
7) Riset kualitatif Ini tidak cuma menolong periset menguasai
latar balik serta perspektif yang bermacam- macam dari orang-
orang yang diteliti, namun pula menolong mereka jadi akrab
dengan kedatangan periset di antara mereka, sehingga
meminimalkan pengaruh orang lain
8) Dalam riset kualitatif, pembedahan triangulasi dicoba secara
intensif, baik triangulasi (memakai tata cara diagonal dalam
pengumpulan informasi) ataupun triangulasi sumber informasi
memakai ikatan sumber informasi yang berbeda serta segitiga
kongruen, di mana banyak penelit mengumpulkan informasi
secara terpisah. Triangulasi tata cara ini digunakan selaku
upaya buat memverifikasi informasi yang ditemui
9) Subjek riset dikira selaku informan yang bisa digunakan selaku
partisipan, konsultan ataupun mitra riset dalam melakukan
aktivitas riset. Manusia tidak sering dikira selaku subjek riset,
mereka kerap dikira selaku subjek riset
10) Komentar peserta dihargai serta dihargai dalam riset kualitatif
11) Pengambilan ilustrasi umumnya dicoba buat alibi yang baik
(intentional sampling), dimana periset wajib bisa menarangkan
kenapa sebagian orang dijadikan ilustrasi serta mengapa orang
tertentu tidak
12) Pengambilan ilustrasi umumnya dicoba buat alibi yang baik
(intentional sampling), dimana periset wajib bisa menarangkan
kenapa sebagian orang dijadikan ilustrasi serta mengapa orang
tertentu tidak
13) Informasi kuantitatif serta kualitatif dalam riset kualitatif
digunakan dengan metode yang sama
c. Penelitian pendekatan
Riset tentang pertumbuhan ini merupakan riset tentang pola
serta urutan perkembangan serta/ ataupun pergantian dari waktu ke
waktu. Objek riset merupakan pergantian ataupun kemajuan orang,
semacam siswa, guru, kepala sekolah serta satuan pengajaran yang
lain. Tujuan dari riset ini merupakan buat mengenali pertumbuhan
orang sepanjang periode waktu tertentu (Rusdi, 2018).
3. Jenis penelitian berdasarkan tempat
Menurut (Slamet Riyanto, 2020) tempat jenis penelitian terbagi
atas beberapa jenis diantaranya sebagai berikut :
a. Penelitian Kepustakaan
Riset kepustakaan Kerap pula diucap (library studies), yaitu
penelitian yang dilakukan di perpustakaan (Mestika, 2004) riset
kepustakaan ataupun library research merupakan serangkaian
aktivitas yang berkaitan dengan tata cara pengumpulan informasi
bibliotek, pembacaan, serta pengolahan dokumen dalam sesuatu
koleksi perpustakaan.
b. Penelitian Laboratorium
Riset di laboratorium penelitian ini diucap (laboratory
research), ialah riset yang dicoba di laboratorium. Riset ini kerap
digunakan dalam riset eksperimental.
c. Penelitian Lapangan
Diucap pula riset lapangan (field research), ialah riset yang
dicoba di satu tempat, serta tempat tersebut terletak di luar
bibliotek serta laboratorium.
4. Jenis penelitian berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsinya jenis penelitian ini dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori antara lain :
a. Penelitian Dasar
Riset bawah merupakan tipe riset yang digunakan buat
menciptakan serta meningkatkan gagasan, konsep, prinsip,
generalisasi, serta teori baru. Tujuan riset bawah merupakan buat
tingkatkan uraian tentang prinsip-prinsip serta hukum-hukum
ilmiah serta buat tingkatkan riset serta tata cara ilmiah. Riset ini
tidak dimaksudkan buat membongkar permasalahan dunia nyata,
namun teori yang dihasilkan bisa membantu membongkar
permasalahan dunia nyata (Arifin, 2018).
b. Penelitian Terapan
Riset terapan dicoba Aplikasi dikala ini mengaitkan
pemecahan permasalahan serta aplikasi dunia nyata,
pelaksanaannya serta pengembangan pengetahuan yang dihasilkan
oleh dasar-dasar penelitian dalam kehidupan nyata. Guna dari riset
ini merupakan buat membongkar masalah- masalah instan. Tujuan
riset terapan tidak cuma buat meningkatkan pengetahuan ilmiah,
namun pula buat membongkar permasalahan instan, sehingga hasil
riset bisa digunakan (Salim, 2019).
c. Penelitian Tindakan
Riset ini ialah wujud refleksi diri berupaya buat berperan
dalam suasana kehidupan nyata. Tujuannya merupakan buat
tingkatkan proses serta uraian aplikasi pembelajaran universal, buat
melatih para handal serta buat tingkatkan hasil pembedahan.
Tujuan dari riset ini mengatakan implikasi yang butuh
dipertimbangkan. Awal, riset aksi wajib dicoba secara ilmiah cocok
dengan konsep riset ilmiah. Kedua, wajib mengaitkan sekelompok
partisipan supaya kerja sama bisa berlangsung. Ketiga, wajib
dicoba buat tingkatkan aplikasi pembelajaran semacam keahlian
mengajar, Keempat, selaku acuan refleksi diri (Salim, 2019).
d. Penelitian Penilaian
Riset evaluasi merupakan riset yang dicoba buat
memastikan pergantian ataupun revisi sikap orang sehabis
menempuh sesuatu perlakuan dengan waktu serta program tertentu
(Mohammad Faizal Amir and Sartika, 2017).
e. Penelitian Evaluasi
Riset penilaian merupakan bagian dari riset terapan, namun
tujuannya bisa dibedakan dari riset terapan. Riset penilaian
merupakan riset yang digunakan buat mengevaluasi keberhasilan,
khasiat, khasiat, donasi, serta kelayakan sesuatu program, produk,
ataupun aktivitas organisasi bersumber pada sebagian kriteria
tertentu. Khasiat riset ini antara lain bisa membagikan pengetahuan
terhadap sesuatu aktivitas serta bisa mendesak riset ataupun
pengembangan lebih lanjut, dan menolong pimpinan dalam
melakukan kebijakan (Surya Dharma, MPA., 2008).
f. Penelitian Komparatif Riset Komparatif Riset Kausal
(Comparative Causal Research), riset sebab–akibat merupakan
tipe riset yang digunakan buat menyamakan 2 ataupun lebih
kelompok variabel tertentu. Tujuan riset komparatif merupakan
buat menguji perbandingan antara 2 ataupun lebih suasana,
peristiwa, aktivitas, ataupun program yang seragam ataupun nyaris
identik, dengan memikirkan seluruh aspek ataupun komponennya
(Moh. Nazir, 2009).
g. Penelitian Korelasional
Riset ini menekuni ikatan antara 2 variabel ataupun lebih,
ialah ikatan antara pergantian satu variabel serta pergantian
variabel yang lain. Derajat ikatan antar variabel dinyatakan dengan
sesuatu indeks yang diucap koefisien korelasi. Riset korelasi bisa
digunakan buat menguji hipotesis tentang ikatan antar variabel
ataupun buat menampilkan besar kecilnya ikatan antara 2 variabel
ataupun lebih (Winarsunu, 2017).
h. Peneltian Studi Kasus
Riset kasus merupakan riset mendalam tentang orang
ataupun organisasi yang dikira mempunyai ataupun hadapi
permasalahan spesial. Tujuan riset permasalahan adalah menekuni
sesuatu permasalahan secara mendalam serta sistematis dalam
jangka waktu yang lama buat menciptakan alternatif
pemecahannya. Mendalam berarti menggali serta menggali
informasi dan menganalisis secara mendalam faktor–faktor yang
bisa menimbulkan terbentuknya permasalahan (Muh. Fitrah, 2018).
i. Penelitian dan Pengembangan
Riset serta pengembangan penelitian merupakan serangkaian
proses ataupun langkah buat meningkatkan produk baru ataupun
menyempurnakan produk yang telah terdapat sehingga bisa
ditinjau kembali.
5. Jenis penelitian berdasarkan metode
Jenis penelitian berdasarkan metodenya terbagi antaralain :
a. Penelitian Sejarah
Riset sejarah pada dasarnya, riset sejarah merupakan riset
pasca penciptaan aktual di dasar payung riset kualitatif. Oleh sebab
itu, dalam riset ini tidak bisa jadi dicoba manipulasi ataupun
pengendalian terhadap variabel, ataupun tipe riset di dasar payung
riset kuantitatif. Riset sejarah berfokus pada riset tentang
fenomena, peristiwa, ataupun pertumbuhan yang terjalin di masa
kemudian. Tujuannya merupakan:
1) Menggambarkan serta merekonstruksi fenomena masa
kemudian secara sistematis, objektif serta logis dengan
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, serta
mensintesis fakta faktual buat hingga pada kesimpulan yang
masuk ide
2) Tingkatkan uraian kita serta memperkaya uraian kita tentang
fenomena masa kemudian serta gimana peristiwa masa
kemudian jadi saat ini, dan mungkin pelaksanaannya di masa
depan.
b. Penelitian Deskriptif
Riset deskriptif merupakan riset yang digunakan buat
mendeskripsikan, menarangkan, serta menanggapi persoalan
tentang fenomena serta peristiwa terbaru. Desain riset deskriptif ini
meliputi: survei, riset permasalahan, sebab- akibat komparatif,
korelasi serta pengembangan. Tujuannya merupakan buat:
1) Menarangkan sesuatu fenomena,
2) Mengumpulkan data faktual serta faktual bersumber pada
fenomena yang terdapat,
3) Mengenali permasalahan ataupun membetulkan keadaan, serta
aplikasi yang terdapat,
4) Menyamakan serta mengevaluasi, serta
5) Memastikan apa yang wajib dicoba orang lain bila mereka
mempunyai permasalahan ataupun suasana yang sama serta
memakai pengalaman mereka buat merancang serta membuat
keputusan buat masa depan
c. Penelitian Eksperiment
Riset eksperiment merupakan riset yang berupaya
mengenali pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam
keadaan yang dikontrol secara ketat. Bagi Tuckman, terdapat 4 tipe
riset empiris ialah praempiris, empiris nyata, faktorial serta
semiempiris. Berbeda dengan Tuckman, Sukmadinata dalam
bukunya melaporkan kalau riset eksperimental didasarkan pada
transformasi meliputi eksperimen murni (eksperimen nyata), semi
empiris (nyaris eksperimental), eksperimen lemah (eksperimen
nyata), larutan lemah) serta subjek eksperimen tunggal
(eksperimental).
d. Penelitian Survey
Riset survey merupakan riset yang mengambil ilustrasi
populasi serta memakai kuesioner selaku perlengkapan
pengumpulan informasi utama (Singarimbun and Effendi, 1989).
Survei merupakan riset kuantitatif yang digunakan buat
memandang indikasi perilaku sesuatu kelompok ataupun orang.
Survei merupakan desain yang digunakan buat menekuni data
tentang prevalensi, distribusi, serta ikatan antar variabel dalam
sesuatu populasi. Dalam survei lapangan, survei mengumpulkan
data tentang aksi, pengetahuan, kemauan, komentar, sikap, serta
nilai seorang. Informasi mining bisa dicoba lewat kuesioner,
wawancara, observasi serta informasi dokumenter. Penggalian
informasi dengan kuesioner bisa dicoba secara langsung ataupun
lewat telepon, bacaan, email ataupun dengan mengirimkan
kuesioner.
e. Penelitian Ekspos
Fakto Pengungkapan (sehabis peristiwa) merupakan
investigasi atas sesuatu peristiwa yang sudah terjalin. Tipe riset ini
pula diketahui selaku riset retrospektif sebab memandang Kembali
sesuatu peristiwa serta setelah itu Kembali menyelidiki faktor-
faktor yang bisa jadi menimbulkan peristiwa itu. Riset ini dicoba
sehabis perbandingan antara variabel leluasa terjalin sebab
pertumbuhan natural dari sesuatu peristiwa. Pencarian ini ialah
pencarian yang variabel bebasnya sudah diproses ataupun belum
pada dikala pencarian. Dalam sebagian permasalahan, riset paparan
bisa dilihat selaku kebalikan dari riset empiris ataupun selaku
alternatif buat memakai 2 kelompok yang sama dan menerima
perlakuan yang berbeda (Andi ibrahim dkk, 2018).
G. Data
1. Definisi
Data adalah fakta yang dinyatakan dengan angka (bilangan),
baik yang diperoleh dengan menghitung maupun mengukur.
Disamping itu ada juga data yang hanya bisa diamati, tidak bisa
dihitung dan diukur, data yang seperti ini disebut dengan data
kualitatif. Untuk maksud tertentu, data kualitatif ini juga bisa
disimbolkan dengan angka (bilangan), dengan demikian data kualitatif
yang sudah disimbolkan dengan bilangan tadi, dapat dikatakan sebagai
data kuantitatif.
2. Jenis data
Berdasarkan jenisnya, data dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :
a. Data kontinu, merupakan variabel numerikal yang nilainya dapat
diukur terus menerus, sampai sekecil-kecilnya atau merupakan
bilangan bulat dan pecahan. Misalnya nilai Hb darah = 14,20 gr %,
berat badan = 65,75 Kg, dan lain-lain.
b. Data diskrit, merupakan variabel numerikal yang nilai tidak dapat
diukur sekecilkecilnya dan merupakan satu kesatuan atau
merupakan bilangan bulat, data diskrit dapat bersifat kuantitatif
atau kualitatif. Misalnya jemlah ibu hamil di desa A, nilai
pembobotan pada pengukuran skala likert, dan lain-lain.
3. Sifat data
a. Data kualitatif, yaitu data yang tidak bisa diukur dan dihitung serta
disajikan bukan dalam bentuk angka. Misalnya : agama, jenis
kelamin, suku bangsa, dan lain-lain.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang bisa diukur dan dihitung serta
disajikan dalam bentuk angka. Misalnya Tekanan darah sistolik,
jumlah cakupan imunisasi, dan lain-lain.
4. Sumber data
Berdasarkan sumbernya, data dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh sipeneliti
pada saat berlangsung suatu penelitian.
b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan secara rutin oleh
instansi tertentu, yang kemudian digunakan oleh si peneliti.
c. Data tertier, yaitu data yang sudah diproses dan dipublikasikan
sebagai suatu karya/ karangan ilmiah.
5. Karakteristik data
Pada dasarnya data statistik yang dikumpulkan harus
mempunyai ciri-ciri yang sama atau paling tidak mendekati ciri-ciri
sumber data yang ada, dan dapat dilihat berdasarkan :
a. Akurasi, yaitu data yang telah dikumpulkan setidak-tidaknya sudah
harus mendekati angka atau nilai sumber data yang ada.
b. Reliabilitas (persisi), yaitu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan sejauh mana hasil pengukuran relatif stabil dan
konsisten apabila pengukuran terhadap data yang sama diulangi
dua kali atau lebih.
c. Validitas, yaitu istilah yang menunjukkan kesesuaian suatu alat
pengukur dengan apa yang ingin diukur. Validitas dapat dilihat
dalam dua hal, yaitu:
1) Validitas Eksternal, meliputi karakteristik data sampel harus
sesuai dengan karakteristik populasinya. Misalnya, bila kita
ingin melakukan survei status gizi balita, sementara data
sampel yang diambil anak murid sekolah dasar, hal ini
menunjukkan validitas eksternal data tidak bisa dipertanggung
jawabkan, karena tidak mewakili populasi yang diinginkan.
2) Validitas Internal, meliputi kemampuan dan keahlian pelaksana
penelitian, sensitifitas alat diagnostik ataupun alat
laboratorium. Misalnya pada pemeriksaan kadar Hb dalam
darah digunakan alat sederhana, yaitu Haemometer Sahli dan
dilakukan oleh perawat, dalam hal ini validitas internalnya
kurang sekali jika dibandingkan pemeriksaan tersebut
dilakukan oleh seorang analis ataupun dengan alat yang lebih
canggih, seperti Spektrometer.
6. Pengumpulan data
Dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung, dan
tergantung dari kebutuhan informasi yang ingin dikumpulkan, tenaga
pelaksana penelitian, serta dana yang tersedia. Ada tiga cara yang
sering dilakukan dalam kegiatan pempulan data, yaitu :
a. Observasi, merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung dengan cara mengamati dengan tanpa adanya
perlakukan terhadap objek penelitian. Hasil pengukuran dengan
cara ini lebih banyak dalam bentuk data kualitatif.
b. Interview atau Wawancara, yaitu pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung di lapangan antara petugas pengumpul
data dengan cara mewawancarai secara langsung reponden yang
diteliti. Hal ini sangat baik dilakukan untuk mendapatkan informasi
(data) yang lebih lengkap dan mendalam.
c. Kuesioner atau Angket, yaitu berupa lembaran berisi pertanyaan-
pertanyaan yang disiapkan sedemikian rupa, yang berfungsi
sebagai alat pengumpul data panelitian. Biasanya kuesioner dapat
digunakan pada saat interview atau wawancara atau dapat juga
dilakukan dengan cara mengirimkannya melalui pos kepada
responden yang telah terpilih, dengan harapan akan dikembalikan.
d. Registrasi dan Pencatatan, yaitu berupa pengumpulan data secara
rutin terhadap setiap kegiatan atau kejadian, dengan menggunakan
sistem manajemen data yang baik, seperti angka kelahiran,
kematian, kesakitan dan lain-lain.
e. Hasil ujian (test) atau hasil laboratorium, yaitu berupa
pengumpulan data yang dilakukan untuk mengukur tingkat
pengetahuan atau keahlian seseorang atau pencatatan hasil
pemeriksaan laboratorium dan lain sebagainya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Model adalah representasi dari suatu objek, benda, atau ide-ide
dalam bentuk yang disederhanakan dari kondisi atau fenomena alam.
Model adalah alat yang sangat berguna untuk menganalisis maupun
merancang sistem. Model dapat menunjukkan bagaimana suatu operasi
bekerja dan mampu dijadikan pertimbangan berpikir untuk
meningkatkan atau memperbaikinya. Dengan membuat model dari
suatu sistem maka diharapkan dapat lebih mudah untuk melakukan
analisis.
Penelitian adalah suatu upaya pengumpulan, pengolahan, penyajian
dan analisa data yang dilakukan secara sistematis teliti dan mendalam
dalam rangka mencarikan jalan keluar dan ataupun jawaban terhadap suatu
masalah yang ditemukan.
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono
(2013, hlm.3) menyatakan bahwa: Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
itu didasarkan pada ciri-ciri keilmun, yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-
cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara
yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam
penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Data adalah fakta yang dinyatakan dengan angka (bilangan), baik
yang diperoleh dengan menghitung maupun mengukur. Disamping itu ada
juga data yang hanya bisa diamati, tidak bisa dihitung Metode ilmiah
sebagai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau
pemecahan suatu masalah. Metode ilmiah pertama kali dikenalkan oleh
John Dewey adalah perpaduan proses berfikir deduktif-induktif untuk
memecahkan suatu masalah. John Dewey dalam bukunya How We Think
(1910).

B. SARAN

Demikian pokok bahasan masalh yang dapat kami paparkan, besar harapan
kami agar makalah ini dapat bermanfaat. Karena keterbatasan kami menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membengun sangat diharkan agar makalah in dapat disusun menjadi lebih baik
lagi di masa mendatang
DAFTAR PUSTAKA

Andi ibrahim dkk. 2018. Metode Penelitian. Edited by Ilyas Ismail. Gunadarma
Ilmu.
Asmaul Husna. (2017). Metode penelitian statistik. Kementerian Kesahatan
Republik Indoensia, 59, 228.
Happy, M., Sari, N., Mona, S., Handiana, C. M., Ulya, N., Suriati, I., Kartikasari,
M. N. D., Yunita, P., Handayani, R., & Reffita, L. I. (2022). Metodologi
penelitian kebidanan. Padang : PT. Global Eksekutif Teknologi
Muh. Fitrah, L. 2018. Metodologi Penelitian Penelitian Kualitatif Tindakan Kelas
Studi Kasus. CV Jejak (Jejak Publisher).
Salim, H. 2019. Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan, dan Jenis. Prenada
Media Group.

Anda mungkin juga menyukai