Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH AKUNTANSI KEPRILAKUAN

“METODE RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN”

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 3

1. MAURISKA CHAIRUNNISA 191000462201001

2. ATIKA AZZAHRAH 191000462201011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

SOLOK

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat serta
karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Metode Riset
Akuntansi Keprilakuan” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
menunjang perkuliahan yang disusun secara sistematis agar nantinya dapat mempermudah dalam
pemahaman materi yang disajikan di dalamnya.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala
kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan Terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
semangat dan dorongan kepada penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan
serta perkembangan ilmu pengetahuan. 

Solok, 28 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………….....4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………....5
C. TUJUAN…………………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN
A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN RISET……………………………………6
B. ISTILAH RISET AKUNTANSI KEPRILAKUAN……………………………...6
C. MOTIVASI DAN TUJUAN RISET……………………………………………...7
D. MANFAAT DAN PENTINGNYA RISET………………………………………8
E. MEMAHAMI REPLIKASI………………………………………………………8
F. MENGENALI MASALAH………………………………………………………9
G. JENIS MASALAH……………………………………………………………….11
H. MENYATAKAN DASAR PERMASALAHAN………………………………...11
I. SUMBER PENEMUAN MASALAH……………………………………………12
J. KESALAHAN UMUM DALAM PENEMUAN MASALAH…………………..13
K. MEMAHAMI TEORI…………………………………………………………….13
L. VARIABEL RISET………………………………………………………………15
M. PENGGUNAAN PROPOSISI DAN HIPOTESIS……………………………….16
N. PEMILIHAN DATA ATAU SAMPEL RISET…………………………………..17
O. SUMBER DAN METODE PENGUMPULAN DATA…………………………..18
P. VALIDITAS DAN KEANDALAN………………………………………………21
Q. INSTRUMEN RISET……………………………………………………………..24
R. MENJAMIN KERJA SAMA RESPONDEN…………………………………….24
S. MENJAMIN VALIDITAS DAN KEANDALAN JAWABAN………………….25
T. ANALISIS DATA DAN PERSIAPAN LAPORAN……………………………..25

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN…………………………………………………………………...26

DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………………....27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembahasan tentang metodologi sering kali dihubungkan dengan filsafat ilmu. Fungsi
filsafat adalah menguji metode yang digunakan dalam menghasilkan pengetahuan yang valid.
Sementara itu metodologi menentukan prosedur yang digunakan baik dalam penciptaan maupun
pengujian proposisi (hipotesis) untuk mendapatkan pengetahuan yang valid. Pemahaman tentang
realitas akan mempengaruhi cara memperoleh ilmu pengetahuan yang benar. Secara
epistemologi, akuntansi utama melihat realitas sebagai materi yang rasional dan empiris.
Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti akuntansi utama melihat realitas sebagai realitas materi
yang mempunyai suatu keyakinan bahwa ilmu pengetahuan akuntansi dapat dibangun rasional
dan dunia empiris. Berdasarkan keyakinan tersebut, peneliti akuntansi tersebut, peneliti
akuntansi sangat yakin bahwa satu-satunya metode yang dapat digunakan untuk membangun
ilmu pengetahuan akuntansi adalah metode ilmiah.
Suatu penjelasan dikatakan ilmiah ketika tiga komponen berikut :
1.      Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum.
2.      Mengandung prakondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan
hasil observasi.
3.      Memiliki satu pertanyaan yang menggambarkan sesuatu yang dijelaskan.
Didalam filsafat, pengujian empiris dinyatakan dalam dua cara :
1.      Dalam aliran posotivis, terdapat teori dan seperangkat pernyataan hasil observasi independen
yang digunakan untuk membenarkan atau memverifikasi kebenaran teori
pendekatan  (hypothetico-deductive).
2.      Dalam pandangan popperian, karena pernyataan hasil observasi merupakan teori yang
dependen dan dapat dipalsukan (falsible), maka teori-teori ilmiah tidak dapat dibuktikan
kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk ditolek.
Pendekatan metodologi riset yang digunakan mengikuti prosedur metodologi riset yang
digunakan dalam ilmu alam. Pendekatan metodologi ini melakukan deskripsi atau variabel,
membangun dan menyatakan hipotesis., mengumpulkan data kuatitatif dan melakukan analisis

4
secara statistik. Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan adalah pendekatan metodologi ini bukan
merupakan satu-satunya metode terbaik dalam memecahkan masalah-masalah sosial.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan istilah riset ?
2.      Jelaskan motivasi dan tujuan riset ?
3.      Jelaskan manfaat dan pentingnya riset ?
4.      Jelaskan cara memahami replikasi ?
5.      Jelaskan cara pemilihan data atau sampel riset ?
6.      Jelaskan sumber dan pengumpulan data ?
7.      Jelaskan validitas dan keandalan ?
8.      Jelaskan metode pengumpulan data ?
9.      Jelaskan cara pemilihan responden ?
10.  Jelaskan instrumen riset ?
11.  Jelaskan analisis data persiapan laporan ?

C.     TUJUAN MAKALAH
1.      Mampu menjelaskan istilah riset.
2.      Mampu menjelaskan motivasi dan tujuan riset.
3.      Mampu menjelaskan manfaat dan pentingnya riset.
4.      Mampu menjelaskan cara memahami replikasi.
5.      Mampu menjelaskan cara pemilihan data atau sampel riset.
6.      Mampu menjelaskan sumber dan pengumpulan data.
7.      Mampu menjelaskan validitas dan keandalan.
8.      Mampu menjelaskan metode pengumpulan data.
9.      Mampu menjelaskan cara pemilihan responden.
10.  Mampu menjelaskan instrumen riset.
11.  Mampu menjelaskan analisis data persiapan laporan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. APA YANG DIMAKSUD DENGAN RISET


Setiap orang yang mencurahkan perhatiannya pada sesuatu dan mengamati fakta yang
terdapat didalamnya tentu didorong oleh suatu keinginan dan untuk mengetahui dan memahami
fakta yang diamati secara lebih mendalam tersebut. sebagai konsekuensinya, kegiatan tersebut
pada hakekatnya akan memunculkan berbagai pertanyaan. pengamatan terhadap fakta,
identifikasi atas masalah, dan usaha untuk menjawab masalah dengan menggunakan
pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset. oleh karena itu, riset dapat disebut sebagai
suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelidiki masalah, serta menjawab
pertanyaan yang muncul dan terkait dengan fakta, fenomena, atau gejala dari masalah tersebut.
Reset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki deskripsi yang jelas
terhadap permasalahan yang akan dipecahkan. Hal ini sering disebut suatu rencana untuk
menjawab pertanyaan. riset yang murni ataupun mendasar adalah riset yang berkenaan dengan
perbaikan terhadap pemahaman mengenai hal-hal khusus atau istimewa. Reset menggunakan
metode khusus sehingga tidak bias dan mempunyai kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Riset yang dilakukan juga dapat berbeda dengan kenyataan yang
ditemukan di lapangan untuk suatu fenomena yang sama pada lingkungan dan waktu yang
berbeda. Hal ini terutama terjadi pada riset sosial.

B. ISTILAH RISET AKUNTANSI KEPERILAKUAN


Secara subtansial, istilah "riset" yang digunakan dalam akuntansi keperilakuan tidak
berbeda dengan istilah riset yang umumnya digunakan oleh para peneliti di berbagai bidang
lainnya. Pada prinsipnya, istilah tersebut hanya digunakan untuk menjelaskan dan memberikan
gambaran umum tentang pengertian "riset". Berikut berbagai definisi yang menjelaskan istilah
"riset".
"....Reset merupakan penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis
tentang fenomena alami dengan dipandu oleh teori dan hipotesis mengenai hubungan
yang dianggap terdapat di antara fenomena itu."
Buckley mengatakan bahwa "riset merupakansuatu penyelidikan yang sistematis untuk
meningkatkan sejumlah pengetahuan." Istilah riset sendiri merupakan penyelidikan yang hati-
hati dan kritis dalam mencari fakta maupun prinsip. Jika berbagai pernyataan tersebut dirangkum
ke dalam istilah "riset akuntansi keperilakuan", maka riset akuntansi keperilakuan merupakan
suatu metode studi yang dilakukan seseorang yang berkaitan dengan aspek keperilakuan melalui
penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek
keperilakuan tersebut sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah itu. definisi di
atas tidak membutuhkan banyak penjelasan karena didasarkan pada pernyataan yang dipadatkan
dan diformalkan mengenai hal-hal yang telah dinyatakan sebelumnya maupun hal-hal yang akan
segera diungkapkan. Akan tetapi, terdapat dua hal yang perlu ditekankan di sini. Pertama, kalau
6
kita menggunakan bahwa riset ilmiah bersifat sistematis dan terkontrol, ini berarti penyelidikan
ilmiah tertata dengan cara tertentu sehingga penyelidik dapat memiliki keyakinan kritis
mengenai hasil riset. Kedua, penyelidikan ilmiah bersifat empiris. Jika seorang ilmuwan
berpendapat bahwa suatu sesuatu adalah "begini", iya harus menggunakan cara tertentu untuk
menguji keyakinannya itu dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Dengan kata lain,
pendapat atau keyakinan subjektif harus diperiksa dengan menghadapkannya pada realitas
objektif.
Jika berbagai definisi riset diteliti lebih lanjut, dapat dilihat bahwa definisi tersebut
mengandung ciri tertentu yang kurang lebihnya serupa, yaitu adanya suatu pencarian,
penyelidikan, atau investigasi terhadap pengetahuan baru atau sekurang-kurangnya terhadap
suatu pengaturan baru atau interprestasi (tafsiran) baru dari pengetahuan yang timbul. Mode
yang digunakan bisa saja bersifat ilmiah maupun tidak, tetapi pandangan yang digunakan harus
kritis dan prosedur yang dipakai harus sempurna. Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu penyelidikan yang terorganisasi. Dalam
definisi tersebut, penekanan diletakkan pada sistem asuhan sebagai atribut yang esensial
(mutlak). Dalam melakukan riset, setiap orang mempunyai motivasi dan keinginan yang berbeda,
di antaranya dipengaruhi oleh tujuan (goal) dan profesi masing-masing.

C. MOTIVASI DAN TUJUAN RISET


Motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkannya. Motivasi seseorang melakukan riset mungkin merupakan keinginan
nya yang timbul dari dalam dirinya untuk memecahkan berbagai masalah maupun persoalan
yang ada. Adapun tujuan umum seseorang dalam melakukan riset tentunya ingin mengetahui
jawaban dari masalah ataupun persoalan tersebut. berbagai literatur menjelaskan bahwa motivasi
dan tujuan riset secara umum pada dasarnya sama, yakni reset pada prinsipnya ditimbulkan oleh
dua sisi yang saling terkait.
Di satu sisi, riset merupakan refleksi dari keinginan proaktif manusia untuk
meningkatkan pengetahuannya mengenai sesuatu. Pada sisi lain, kegiatan tersebut didorong oleh
keinginan reaktif manusia untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Jika dilihat dari sisi akuntansi keperilakuan, tujuan riset di bidang ini akan
menekankan pada hubungan akuntansi dengan perilaku manusia maupun desain, konstruksi, dan
penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien, serta dimensi sosial dan budaya
manusia dalam suatu organisasi. Secara spesifik, terdapat lima tujuan spesifik dari suatu riset,
yaitu menggambarkan fenomena, menemukan hubungan, menjelaskan fenomena, memprediksi
kejadian di masa mendatang, dan melihat pengaruh satu atau lebih faktor terhadap satu atau lebih
kejadian. Kejadian dapat dijelaskan dengan mengumpulkan dan mengklasifikasikan informasi.
Hal ini biasanya merupakan langkah pertama dalam suatu penyelidikan khusus. Perencanaan
terhadap reset terkadang akan dilihat hanya berdasarkan pada penjelasan informasi.

7
D. MANFAAT DAN PENTINGNYA RISET
Manfaat adalah kontribusi hasil yang diperoleh dari mengerjakan sesuatu. Manfaat riset
mengungkapkan harapan tentang apa hasil/kontribusi/sumbangan yang dapat diperoleh dari riset
tersebut dan akan mungkin dapat menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak terkait. Dalam riset
akuntansi keperilakuan, terdapat beberapa pernyataan tentang manfaat dan pentingnya riset di
bidang ini.
1. Memberikan gambaran terkini (state of the art) terhadap minat khusus dalam bidang
baru yang ingin diperkenalkan.
2. Membantu mengidentifikasikan kesenjangan (gap)riset.
3. untuk meninjau dengan membandingkan dan membedakan kegiatan riset melalui sub
bidang akuntansi, seperti akuntansi keuangan, audit, akuntansi manajemen, sistem
informasi akuntansi, pasar modal, maupun perpajakan.

E. MEMAHAMI REPLIKASI
Salah satu strategi dalam melakukan riset adalah melakukan replikasi. Replikasi
merupakan gabungan dari kata duplikasi dan repetisi. Replikasi adalah pengulangan suatu studi
atau riset yang dilakukan secara sengaja. Pada umumnya, hal ini dilakukan dengan menggunakan
prosedur yang sama dengan riset terdahulu, tetapi menggunakan subjek yang berbeda. Replikasi
juga dapat dikatakan merupakan suatu usaha untuk me-reset ulang terhadap riset terdahulu. Reset
ulang dimaksudkan untuk menetapkan validitas atau memunculkan pertanyaan tentang kumpulan
riset terdahulu. Penemuan penting yang diterima secara "mentah-mentah" oleh publik biasanya
sangat jarang, kecuali jika riset tersebut telah direplikasi.
Dalam riset keperilakuan, peneliti biasanya tidak mampu menyampingkan pengalaman
yang bersentuhan dengan ilmu eksakta. Reset penting biasanya selaludireplikasi sebelum mereka
menemukan temuan yang dapat diterima masyarakat ilmiah. Meskipun demikian, mahasiswa
sering memberikan kontribusi yang berharga dengan mengurangi rencana desain riset yang
dianggap penting oleh orang lain untuk dilaksanakan. Dalam usaha memberikan kontribusi yang
signifikan, mahasiswa seharusnya berhati-hati dalam menelaah literatur untuk menemukan riset
yang layak untuk diteliti ulang karena tidak ada riset yang dianggap sepele ketika kita melakukan
hal tersebut. Oleh karena itu, terdapat beberapa alasan logis mengapa harus melakukan replikasi.
Setiap alasan tersebut akan dibahas pada bagian berikutnya di bab ini.
 MENGUJI TEMUAN UMUM RESET
Riset yang dilaporkan biasanya menghasilkan temuan dan bukti yang baru, atau
temuan riset yang berbeda dengan riset sebelumnya atau bertentangan dengan
teori yang berterima umum. Banyaknya riset replikasi tentunya sangat
bermanfaat karena temuan tersebut dapat membantu mengonfirmasi bukti-bukti
baru dari riset. Jika didukung oleh replikasi, reset sering kali merintis area
penyelidikan baru yang mempunyai dampak utama terhadap perkembangan
praktik dibidang keperilakuan.

8
 MENGUJI VALIDITAS SEMUA DESA DENGAN POPULASI BERBEDA
masalah utama riset keperilakuan adalah kecilnya jumlah sampel yang
direpresentasikan dalam populasi. Tempat replikasi, peneliti tidak mampu
menentukan derajat tingkat temuan yang muncul dari populasi di sheet yang
berbeda. Oleh karena itu, replikasi memberikan suatu alat yang sangat bernilai
kepada peneliti untuk menentukan derajat tingkat temuan riset yang dapat
digeneralisasi dengan populasi yang berbeda.
 MENGUJI KECENDERUNGAN ATAU PERUBAHAN WAKTU
banyak peneliti menghasilkan ilmu pengetahuan keprilakuan yang sebagian
bergantung pada lingkungan dimana individu berfungsi. Oleh karena itu, temuan
riset atas sikap rasial yang dianggap valid 20 tahun lalu kemungkinan tidak lagi
valid saat ini. Reset ulang merupakan alat yang bermanfaat untuk menguji
temuan terdahulu dan mengidentifikasi kecenderungannya.
 MENGUJI TEMUAN PENTING MENGGUNAKAN METODOLOGI YANG
BERBEDA
Dalam beberapa proyek riset, terdapat suatu kemungkinan hubungan yang
diamati. yaitu penggunaan metodologi oleh peneliti dan bukan kebenaran
hubungan di antara fenomena yang dipelajari. Kebenaran hubungan seharusnya
muncul tanpa melihat alat ukur dan metode yang digunakan sepanjang alasan
peneliti valid dan tepat. Oleh karena itu, replikasi sangat bermanfaat pada repetisi
riset dengan metodologi yang berbeda. Kesimpulannya adalah replikasi
memberikan banyak dasar kepada kita untuk menilai validitas dari temuan riset
meskipun hanya satu riset yang tersedia. Terdapat beberapa kecenderungan pada
tahun-tahun belakangan ini untuk menghasilkan lebih banyak aplikasi di bidang
riset keperilakuan.

F. MENGENALI MASALAH
Reset umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan masalah.
penemuan masalah dalam riset meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan atau pemilihan
pokok masalah, dan perumusan atau formulasi masalah. penentuan masalah merupakan tahap
riset yang paling sulit dan krusial karena masalah riset mempengaruhi strategi yang diterapkan
dalam pemecahan masalah. Dengan mengingat kesulitan itu, dapat diajukan suatu prinsip
mendasar. Yaitu jika ingin memecahkan suatu masalah. Kita harus mengetahui hal yang menjadi
masalahnya. Sebagian besar pemecahannya terletak pada kemampuan dan pengetahuan kita
tentang hal yang sedang dikerjakan. Sebagian lainnya terletak pada pengetahuan tentang sifat-
hakikat dari masalah tersebut, khususnya tentang sifat-hakikat masalah ilmiah.
Selanjutnya, bagaimana kita mengatakan bahwa pernyataan terhadap masalah yang
dinyatakan sudah dikatakan baik? Sementara masalah dalam riset beragam jenisnya, dan tidak
ada satupun justifikasi yang membenarkan bahwa masalah yang dinyatakan sudah pasti benar.
9
Dalam mengatasi persoalan tersebut, kita harus mengetahui beberapa ciri-ciri umum masalah dan
pernyataan suatu masalah.
Untuk memastikan baik tidaknya masalah yang dipilih dan diajukan untuk diteliti,
peneliti sebaiknya menguji masalah terlebih dahulu dengan mengajukan pertanyaan penjajakan.
Jawaban pertanyaan tersebut, sedikit banyak akan berguna sebagai bahan pertimbangan. Setelah
itu. Masalah dapat dikatakan baik, maksudnya masalah tersebut tepat dan pantas diajukan
sebagai masalah riset apabila beberapa pertanyaan penjajakan berikut ini dijawab dengan "ya."
Berikut pertanyaan-pertanyaan penjajakan tersebut.
1. Apakah masalah tersebut dapat dijawab secara efektif melalui proses riset?
Selanjutnya, apakah yang dapat dikumpulkan data relevan yang diperlukan untuk
menjawab masalah tersebut?
2. Apakah nilai temuan dari masalah tersebut cukup berarti? Apakah terkandung hal
penting dalam masalah tersebut? Apakah pemecahan jawaban atau temuannya
memberikan suatusesuatu yang baru pada khazanah teori dan/praktik di bidang
akuntansi keperilakuan? Kalau tidak, bukankah ada masalah lain yang lebih bernilai
dan menanti untuk diteliti?
3. Apakah masalah tersebut merupakan masalah baru? Apakah masalah tersebut belum
pernah diteliti sebelumnya? Agar tidak terjadi pengulangan yang tidak perlu, studi
lain yang pernah dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu. Dalam kaitan ini, bukan
berarti tidak ada nilai atau harga dari reset ulang terhadap masalah yang pernah
diteliti sebelumnya.
4. Apakah masalah tersebut memungkinkan untuk diteliti? Dalam hal ini, termasuk
kesesuaian masalah itu sendiri dengan latar belakang peneliti.

Walaupun masalahnya benar-benar penting dan baik, belum tentu penting dan baik untuk
diteliti oleh peneliti yang bersangkutan. Dengan demikian, suatu masalah adalah sebuah kalimat
tanya atau pernyataan yang menanyakan. kebanyakan kasus suatu masalah memiliki dua variabel
atau lebih. Disamping itu, peneliti juga perlu memperhatikan beberapa kriteria umum dalam
menentukan permasalahan yang baik dan pernyataan masalah yang baik. Pertama, masalah itu
harus mengungkapkan suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan demikian, masalah
itu mengajukan pertanyaan, Seperti Apakah P terkait dengan Q? Bagaimanakah P dan Q terkait
dengan R? Bagaimanakah P terkait dengan Q dalam kondisi R dan S? Kedua, masalahnya harus
dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan. Kita tidak membuat
pernyataan, seperti "masalahnya adalah..." atau "maksud kajian ini adalah...", Melainkan
mengajukan pertanyaan. Hikmah pertanyaan ialah mengajukan soal atau masalahnya secara
langsung. Tujuan kajian tidak niscaya sama dengan masalah yang dikaji itu. Kriteria ketiga
biasanya lebih sulit dipahami.
Masalah dan pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang
menyiratkan adanya pengujian empiris. Suatu masalah yang tidak memuat implikasi dari
pengujian hubungan-hubungan yang dinyatakannya, bukanlah masalah ilmiah. Ini bukan hanya

10
berarti adanya pernyataan tentang suatu hubungan aktual, melainkan juga tentang adanya
kemungkinan pengukuran variabel-variabel hubungan itu dengan cara tertentu.

G. JENIS MASALAH
Jenis masalah dalam riset yang diambil peneliti biasanya beragam. bagi mahasiswa
pemula yang belajar melakukan riset, masalah yang diambil tentunya adalah masalah-masalah
sederhana. Sementara mahasiswa yang menyelesaikan tesis atau disertasi tentunya akan
mengambil masalah yang berbeda. Dalam kaitan ini, penekanan bagi mahasiswa pemula yang
sedang belajar melakukan riset, penekanannya lebih kepada pengalaman tentang cara melakukan
riset dan bukan pada memberikan kontribusi temuan riset. Oleh karena itu, untuk lebih
memahami masalah yang ada dalam riset akuntansi keperilakuan, berikut berbagai jenis masalah
dalam riset ini yang selanjutnya membutuhkan penyelesaian.
1. Masalah-masalah yang ada saat ini diberbagai subbidang akuntansi keperilakuan yang
memerlukan penyelesaian
2. Area-area tertentu dalam sub bidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan
pembenahan atau perbaikan.
3. Persoalan-persoalan yang teoretis yang memerlukan riset untuk menjelaskan atau
(memprediksi) fenomena.
4. Pertanyaan riset yang memerlukan jawaban empiris.

H. MENYATAKAN DASAR PERMASALAHAN


Cara yang lebih bermanfaat dalam pendekatan proses riset adalah menyatakan dasar
permasalahan. Dasar permasalahan dimulai dari usaha untuk mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan keperilakuan dengan memerinci pertanyaan dasar kedalam pertanyaan-pertanyaan
yang lebih khusus. Pertanyaan yang diperinci tersebut dapat dikatakan sebagai hasil dari proses
pada hierarki pertanyaan riset akuntansi keperilakuan. Proses hierarki dimulai dari cara
mengidentifikasi permasalahan akuntansi keperilakuan, mengembangkan pertanyaan, membuat
pertanyaan riset, melakukan penyelidikan terhadap pertanyaan, mengukur pertanyaan, serta
membuat keputusan. Identifikasi masalah terkadang agak sulit, kecuali jika
perusahaan/organisasi/orang mendapati kegagalan terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan
kinerja nya, seperti masalah keuangan, audit, sistem informasi, manajemen, kepindahan
karyawan, motivasi. Bagaimanapun juga, memilih suatu permasalahansecara terfokus memang
sangat sulit karena kesalahan dalam memilih tentu akan menguras sumber daya (dari aspek
waktu, uang, maupun peralatan). usaha untuk mengembangkan pertanyaan keperilakuan
dilakukan dengan memerinci pernyataan dasar ke dalam pertanyaan yang lebih khusus.
Setelah peneliti benar-benar memahami cara membuat pertanyaan melalui riset, tugas
berikutnya adalah memahami cara merumuskan pertanyaan riset. Setidaknya, terdapat tiga
tahapan yang harus diperhatikan peneliti ketika merumuskan pertanyaan riset. Tahapan pertama
dimulai dari cara menemukan permasalahan akuntansi keperilakuan. Pada bagian ini, peneliti
mengidentifikasi gejala-gejala yang berkaitan dengan masalah maupun kesempatan. Tahapan
11
kedua adalah menemukan pertanyaan akuntansi keperilakuan. Pada bagian ini, peneliti
mengumpulkan informasi penyelidikan. peneliti menjelaskan permasalahan atau melakukan
perbaikan terhadap gejala yang membentuk pertanyaan yang biasanya dimulai dengan
"Bagaimana organisasi dapat...? Tahapan ketiga adalah menemukan pertanyaan riset. Pada
bagian ini, beberapa pertanyaan riset dirumuskan. Setiap pertanyaan merupakan alternatif
tindakan. Akuntansi keperilakuan mungkin memecahkan masalah manajemen, anggaran,
motivasi, motivasi, audit, keuangan, dan sebagainya. Pada umumnya, tindakan yang digunakan
berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang paling sedikit.

I. SUMBER PENEMUAN MASALAH


Sumber penemuan masalah dalam bisa akuntansi keperilakuan dapat ditelusuri dari berbagai
aspek. Secara umum, sumber penemuan masalah pada bidang ini dikelompokkan ke dalam dua
faktor. Faktor pertama dihasilkan dari pengalaman pribadi peneliti atau disebut pendekatan
empiris (empirical approach). jika ditarik kalimat tentang pengalaman pribadi, berarti terdapat
suatu kejadian yang pernah bersinggungan dan dirasakan seseorang dalam kehidupan yang
biasanya akan berbekas dalam hidupnya. Dampaknya bisa jadi dapat mengubah perilaku
seseorang. Pengalaman sendiri pada dasarnya tidak pernah didapatkan dari bangku pendidikan
karena yang didapatkan dari pelaku pendidikan adalah pendidikan. Kristalisasi pengalaman
peneliti didapatkan dari berbagai aspek, seperti lingkungan keluarga, lingkungan kerja,
pergaulan, ekonomi, penganggaran, pengambilan keputusan, akuntansi, keuangan, manajemen.

Faktor kedua didapatkan dari tinjauan terhadap literator atau riset. Pendekatan ini disebut
pendekatan teoritis (teoritical approach). Berdasarkan literatur, reset dapat ditelusuri lagi ke
dalam dua kelompok, yaitu 1) Literator yang telah dipublikasikan, meliputi a) jurnal; jurnal
merupakan salah satu tempat yang menjadi media publikasi tulisan ilmiah dan hasil riset. Hasil
tulisan ilmiah dan hasil riset dapat dijadikan rujukan awal untuk memperkuat masalah riset yang
dirumuskan. Publikasi tersebut dapat berupa kajian tentang akuntansi keuangan, sektor publik,
dan sebagainya. b) buku; buku merupakan gudang ilmu dan dapat dijadikan sebagai sumber
informasi bagi peneliti dalam menemukan masalah riset. Buku biasanya dijadikan sebagai
acuan/panduan bagi kalangan akademis dalam menjalankan proses pendidikan. Kandungan/isi
yang terdapat di dalamnya merupakan hasil dari komplikasi tulisan maupun hasil riset dari
berbagai ahli di setiap bidang serta tidak kalah pentingnya juga merupakan hasil dari pengalaman
seorang pengarang yang selanjutnya diolah sedemikian rupa untuk menghasilkan buku tersebut.
2) Literator yang belum terpublikasi, yaitu berupa karya ilmiah, seperti a) skripsi; skripsi juga
termasuk salah satu literatur yang belum terpublikasi dan merupakan hasil riset mahasiswa strata
satu (S-1). Hasil riset skripsi tentunya tidak lebih kompleks dibandingkan tesis atau disertasi.b)
tesis; tesis juga merupakan hasil riset mahasiswa, tetapi tesis merupakan laporan akhir bagi
mahasiswa yang menempuh jenjang pendidikan strata dua (S-2). Bangunan teori yang
diungkapkan tentunya lebih kompleks dari skripsi dan tidak lebih dalam dari disertasi. Peneliti
tentunya dapat menjadikan tesis sebagai bahan referensi untuk mencari permasalahan riset.b)
disertasi; disertasi adalah laporan akhir dari hasil riset yang dilakukan para mahasiswa program
12
doktor. Kedalaman teori dan kemapanan pengungkapan masalah tentunya jauh lebih baik
dibandingkan hasil laporan riset mahasiswa S-1 dan S-2.d) makalah seminar; makalah yang
dijadikan bahan dalam seminar juga merupakan hasil dari berbagai referensi. Makalah tersebut
tentu memiliki berbagai teori maupun hasil riset yang disampaikan. Oleh karena itu, isi makalah
tentu dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi peneliti.

J. KESALAHAN UMUM DAN PENEMUAN MASALAH


Sebagaimana telah dijelaskan di atas, ketika berada dalam proses menemukan masalah,
periset sering mengalami kendala maupun hambatan. kendala ini terkadang mengakibatkan stres
yang dapat menurunkan motivasi periset untuk melanjutkan riset. Jika ditelusuri lebih terperinci,
terdapat berbagai kesalahan yang dilakukan periksa dalam menemukan masalah. Berikut
beberapa kesalahan umum yang dilakukan.

1. Periset mengumpulkan data Tanpa rencana atau tujuan riset yang jelas.
2. Periset memperoleh sejumlah data dan berusaha merumuskan masalah riset sesuai dengan
data yang tersedia.
3. Periset merumuskan masalah riset dalam bentuk yang terlalu umum dan ambigu sehingga
menyulitkan interprestasi hasil dan pembuatan kesimpulan reset.
4. Periset menemukan masalah tanpa terlebih dahulu menelaah hasil riset sebelumnya
dengan topik sejenis sehingga masalah riset tidak didukung oleh kerangka teoritis yang
baik.
5. Periset memilih masalah riset yang hasilnya kurang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.

K. MEMAHAMI TEORI
Suatu teori mengenai konsep, maupun proposi disusun secara sistematis, selanjutnya
dijelaskan untuk memperbaiki fenomena. Teori biasa berbeda dengan hipotesis karena
kekeliruan. Perbedaan tersendiri yang membedakan teori dan hipotesis adalah satu dari tingkatan
yang kompleks dan abstrak. Pada umumnya, teori cenderung lebih kompleks, abstrak, dan
melibatkan berbagai variabel. Sebaliknya, hipotesis cenderung lebih sederhana, variabel
proposisi nya terbatas, dan melibatkan contoh yang konkrit. Para peneliti harus mengetahui nilai-
nilai dari teori. Teori memberikan manfaat dalam beberapa hal sebagai berikut.

1. Teori membatasi cakupan fakta yang harus dipelajari.


2. Teori menghendaki riset yang memungkinkan hasil yang lebih besar.
3. Teori menyarankan suatu sistem bagi peneliti untuk menggunakan data dalam rangka
mengklasifikasikannya dengan cara-cara yang berarti.
4. Teori merangkum pengetahuan tentang suatu objek yang menyatakan keseragaman yang
berada di luar pengamatan.
5. Teori dapat digunakan untuk memprediksi fakta-fakta lebih lanjut yang harus ditemukan.

13
Pemahaman umum tentang teori menyatakan bahwa suatu teori menerangkan atau
menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi, misalnya mengapa ditemukan
suatu bentuk organisasi dan bukan bentuk yang lain, mengapa manusia cenderung bertindak
seadanya, mengapa yang satu menindas yang lain, atau mengapa sejarah dunia diwarnai
peperangan. Dengan demikian, teori dianggap memberikan jawaban atas pertanyaan tentang
"mengapa" atau "bagaimana hal tersebut bisa terjadi"?

Ketika kita melakukan riset, kita mencari jawaban untuk mengetahui "apakah" yang
seharusnya dipahami, dijelaskan, dan gejala yang diprediksi. Kita ingin menjawab pertanyaan
"Bagaimana reaksi karyawan jika kita menerapkan schedule kerja yang baru? "Pertanyaan
tersebut menghendaki pengguna konsep, konstruksi, dan definisi.

 KONSEP
Jika seseorang memahami komunikasi informasi tentang objek dan peristiwa,
diperlukan landasan umum untuk melakukannya. Landasan tersebut adalah konsep
yang konstruksi. Istilah "konsep" dan konstruk (construct) mempunyai kemiripan arti.
Suatu konsep mengungkapkan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal
khusus. Konsep mempunyai karakteristik yang berhubungan dengan kejadian, objek,
kondisi, dan perilaku. Klasifikasi dan kategori objek ataupun kejadian mempunyai
karakteristik umum di luar observasi tunggal yang menciptakan konsep. Misalnya,
prestasi kerja merupakan konsep yang mengungkapkan abstraksi kemampuan
karyawan, antara lain mempromosikan produk, menjual produk, mencari pangsa
pasar baru, memenuhi target, meningkatkan laba, atau menurunkan biaya. Prestasi
akademis merupakan abstraksi kemampuan belajar mahasiswa. Berbagai perilaku
yang teramati digolongkan menjadi satu dan diungkapkan dengan satu kata, yaitu
"prestasi," "inteligensi," "agresivitas,"dan "kejujuran" merupakan konsep-konsep
yang digunakan untuk mengungkapkan keragaman perilaku manusia.
 KONSTRUK
Sebuah konstruk adalah konsep, tetapi dengan pengertian tambahan. Konstruk
diciptakan untuk digunakan dengan kesenjangan dan kesadaran penuh untuk maksud
ilmiah yang lebih khusus. Konstruk Dalam riset tidak hanya diartikan lebih abstrak,
tetapi juga menyangkut persepsi orang. Misalnya, istilah "intelegensi" dapat
dikatakan sebagai sebuah konsep. konsep tentang intelegensi menerangkan suatu
abstraksi dari observasi tentang ihwal yang dianggap atau diduga sebagai pelaku
cerdas. Akan tetapi, sebagai suatu konstruk ilmiah, arti "intelegen" lebih dan kurang
dari arti intelegensi. Sebagaimana digunakan dalam desain ilmu sosial, konstruksi
merupakan suatu gambaran atas khusus yang diciptakan untuk tujuan riset guna
membangun teori. Konstruksi dibangun berdasarkan konsep sederhana, Khususnya
ketika ide atau gambaran yang dimaksud untuk diberitahukan bukan merupakan
subjek langsung untuk di observasi. Kontrol sengaja digunakan secara sistematis
untuk riset ilmiah melalui dua cara: 1 ) mengoperasionalisasikan konstruk ke dalam
14
konsep yang dapat diamati dan diukur menjadi variabel riset, 2) menghubungkan
konstruk yang satu dengan konstruksi yang lain menjadi konstruksi teori.

L. VARIABEL RISET
Variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam nilai. Kalau
diekspresikan secara berlebihan, variabel adalah sesuatu yang bervariasi. Variabel biasanya
diekspresikan dalam bentuk simbol/lambang (umumnya digunakan simbol x dan y) yang pada
didekatkan bilangan atau nilai. Akan tetapi, suatu variabel biasanya hanya memiliki 2 nilai.
Apabila konstruksi yang sedang dikaji adalah gender maka nilai yang dilekatkan pada x adalah 1
dan 0, di mana nilai 1 adalah salah satu jenis kelamin, sementara nilai nol adalah untuk jenis
kelamin lainnya. Nilai variabel tergantung pada konstruksi yang mewakilinya.

 VARIABEL INDEPENDEN DAN VARIABEL DEPENDEN


Cara paling bermanfaat dalam menggolongkan variabel adalah membedakan menjadi
variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen (independent variables)
disebut juga variabel bebas yang merupakan jenis variabel yang dipandang sebagai
penyebab munculnya variabel dependen yang diduga sebagai akibatnya. Oleh karena itu,
variabel dependen (dependent variables) atau variabel terikat dapat dikatakan sebagai
jenis variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel independen.
Di sisi lain, variabel independen merupakan anteseden, sedangkan variabel
dependen adalah konsekuensi. penggunaan istilah variabel independen dan variabel
dependen berasal dari istilah matematika.

 VARIABEL MODERASI
Dalam setiap hubungan, setidaknya terdapat 1 variabel independen dan 1 variabel
dependen. Variabel tersebut biasanya diungkapkan dengan berbagai cara yang
menyebabkan variabel dependen terjadi. Untuk hubungan yang sederhana, seluruh
variabel lain dipertimbangkan dari faktor luar dan tidak diketahui. Dalam riset, hubungan
sederhana membutuhkan syarat untuk memperbaiki penyebab dari variabel-variabel lain.
1 jenis variabel seringkali digunakan terhadap variabel penjelas. Dalam hal ini, variabel
tersebut dikatakan sebagai variabel moderasi (moderating variable). Variabel moderasi
adalah variabel independen kedua yang dipercaya mempunyai kontribusi yang signifikan
atau mempunyai pengaruh ketidakpastian terhadap keaslian hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen.

 VARIABEL INTERVENSI
Variabel intervensi (intervening variable) merupakan suatu mekanisme konseptual
di mana variabel independen dan variabel moderasi memengaruhi variabel dependen.
variabel intervensi didefinisikan sebagai faktor yang secara teoritis memengaruhi
15
fenomena yang di observasi, tetapi tidak bisa dilihat, diukur atau dimanipulasi. Variabel
tersebut terletak di antara variabel independen dengan variabel dependen, sehingga
variabel tersebut berperan sebagai mediasi dalam hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.

M. PENGGUNAAN PROPOSISI DAN HIPOTESIS


Pada kebanyakan tinjauan terhadap literatur reset, para ahli tidak sependapat mengenai
penyamaan penggunaan istilah proposisi dan hipotesis sebab kedua istilah tersebut digunakan
dengan pendekatan yang berbeda. Proposisi didefinisikan sebagai suatu pernyataan tentang
konsep yang dapat dipertimbangkan. Proposisi dapat menjadi sebuah kebenaran atau juga sebuah
kebohongan apabila mengacu pada fenomena yang diobservasi, di mana proposisi
diformulasikan untuk diuji secara empiris sebagai hipotesis. Sementara itu, hipotesis
didefinisikan sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan yang dipertanyakan. Disamping
itu, hipotesis juga merupakan pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) yang pada umumnya
mampu menghubungkan variabel yang lainnya secara umum maupun khusus. Hipotesis yang
dimaksud harus menjadi landasan logis dan pemberi arah pada proses pengumpulan data dan
proses riset itu sendiri serta mampu menjelaskan arah yang mau diuji dari suatu masalah secara
terperinci.

Kita terkadang mendengarkan bahwa hipotesis tidak diperlukan dalam riset, hipotesistidak
perlu membatasi imajinasi dalam riset;tugas ilmu dan riset adalah mengungkapkan sesuatu,
bukan mempersulit hal yang tidak jelas kelihatan; hipotesis itu sudah ketinggalan zaman; atau
hipotesis sudah tercermin dalam pernyataan riset. Banyak pernyataan negatif seperti di atas yang
selanjutnya dapat menyesatkan dan mengaburkan arti pentingnya kegunaan hipotesis. Hampir
dapat dikatakan bahwa hipotesis merupakan satu perangkat yang kekuatannya paling besar untuk
mencapai pengetahuan yang andal. Kita mengamati suatu fenomena, kita berspekulasi tentang
kejadian besok, bulan depan, satu tahun kemudian, bahkan ratusan tahun berikutnya. di bawah
ini dijelaskan mengenai kriteria, jenis, dan format hipotesis.

 KRITERIA HIPOTESIS
Cukup jelas bahwa hipotesis merupakan alat yang penting dan mutlak perlu dalam
riset ilmiah. Merumuskan hipotesis bukanlah hal yang mudah. Ketika merumuskan
hipotesis, peneliti harus mempertimbangkan beberapa.
1. Hipotesis harus berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan riset.
2. hipotesis harus berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk mendapat
pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris.
3. hipotesis harus berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang
lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis saingan.
Hal yang sama pentingnya dengan hipotesis adalah masalah di balik hipotesis
itu sendiri. Sebagaimana yang dikatakan oleh Dewey, reset biasanya bermula dari

16
suatu masalah.Dijelaskan bahwa pada awalnya desain merupakan situasi yang tidak
menentu dimana gagasan masih kabur, atau terdapat kebimbangan yang membuat
pikiran menjadi bingung. lebih lanjut, iya mengemukakan bahwa masalah itu tidak
terungkap dan memang tidak dapat diungkapkan, sebelum seseorang pernah
mengalami situasi yang tidak menentu.
 JENIS HIPOTESIS
Pada dasarnya, hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan antara dua
variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. rumusan hipotesis tersebut
dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk, yaitu pernyataan jika maka atau proporsi,
hipotesis nol, hipotesis alternatif.

N. PEMILIHAN DATA ATAU SAMPEL RISET


Setiap menentukan besaran sampel yang digunakan dalam riset, langkah pertama yang
harus dilakukan peneliti adalah mengetahui jumlah besaran dan populasi keseluruhan reset. Dari
jumlah populasi tersebut, peneliti akan dapat menarik besarnya sampel representatif yang harus
dipenuhi oleh peneliti untuk mampu melakukan generalisasi terhadap kesimpulan akhir dari riset.
Tanpa mengetahui besaran populasi, peneliti akan sulit menentukan besarnya sampel
representatif untuk riset tersebut. Kemudian,muncul pertanyaan bahwa apabila sampai ada
presentatif yang telah ditentukan ternyata tidak terpenuhi Apakah riset yang sedang dilakukan
tidak dapat diproses lebih lanjut; dengan kata lain, riset yang dilakukan gagal. Bagaimana
peneliti akan menjelaskan hal ini? Oleh karena itu, pembahasan lebih lanjut tentang populasi,
sampel reset, maupun teknik penarikan sampel riset akan dijelaskan secara terperinci di bawah
ini.

 POPULASI
Ide dasar dari pengambilan sampel adalah memilih sebagian elemen di dalam suatu
populasi di mana peneliti dapat menarik kesimpulan tentang seluruh populasi. Elemen
populasi merupakan subjek berdasarkan pengukuran yang diambil. Elemen populasi juga
merupakan unit studi. Ketika elemennya manusia, maka elemen tersebut dapat diperoleh
dengan mudah seperti yang lain. Populasi sendiri merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu titik populasi juga merupakan keseluruhan kumpulan elemen yang
berkaitan dengan harapan peneliti dalam mengambil beberapa kesimpulan.
Contoh mengenai operasionalisasi populasi di jelaskan sebagai berikut. Misalnya,
seorang peneliti ingin menguji komitmen organisasi dan kepuasan kerja yang menjadi
predikator keinginan karyawan untuk pindah. Oleh karena objek riset adalah kantor
akuntan publik, maka populasi yang diambil dalam riset adalah auditor yang bekerja di
kantor akuntan publik tersebut. Peneliti sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan
investigasi terhadap seluruh elemen populasi jika elemen populasi relatif sedikit dan
variabilitas setiap elemen relatif tinggi. Sensus lebih banyak dilakukan jika reset
dimaksud untuk menjelaskan karakteristik setiap elemen dari populasi.
17
 SAMPEL
Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi
dan dipilih secara hati-hati dari populasi tersebut. Ketika peneliti melakukan penarikan
sampel penelitian dalam mengestimasi satu atau lebih nilai-nilai populasi atau menguji
satu atau lebih hipotesis statistik.
 MENGAPA MENGGUNAKAN SAMPEL
Terdapat beberapa alasan untuk melakukan pengambilan sampel, antara lain biaya yang
murah. Dalam hal ini manfaat ekonomi yang diperoleh dari pengambilan sampel
dibandingkan dengan sensus berkaitan dengan masalah uang/biaya. biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan sensus lebih besar dibandingkan dengan pengambilan
sampel. Mengapa kita harus menghabiskan uang juta rupiah untuk men sebuah
wawancara karyawan pada perusahaan jika dapat menemukan hal yang dibutuhkan
untuk mengetahui sesuatu hanya dengan mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah. Alasan
berikut adalah akurasi hasil yang lebih baik. Demi mengatakan bahwa kualitas studi
jauh lebih baik jika menggunakan sampai dibandingkan dengan sensus. Iya
menyarankan bahwa pengambilan sampel mempunyai kemungkinan pengujian
wawancara yang lebih baik dalam penyelidikan yang berkaitan dengan kegagalan,
kesalahan atau informasi yang mencurigakan, sub versi dan proses yang lebih baik.
Alasan yang ketiga adalah kecepatan pengumpulan data. Kecepatan waktu
pengambilan sampel ditentukan berdasarkan ketersediaan informasi yang dibutuhkan
oleh peneliti. Alasan terakhir adalah ketersediaan elemen populasi. Beberapa situasi
mengharuskan dilakukannya dengan bila sampel. Pengambilan sampel merupakan satu-
satunya cara yang memungkinkan jika populasi tidak terbatas (banyak).

O. SUMBER DAN METODE PENGUMPULAN DATA


Data diperlukan untuk menjawab masalah reset atau menguji hipotesis yang telah
dirumuskan. Proses pengumpulan data tidak dapat dilepaskan dari alat-alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data tersebut. Dalam hubungan ini, terdapat banyak ragam alat
pengumpulan data. Pengumpulan data merupakan prosedur dengan sistematis dan ter
standarisasi untuk memperoleh data yang diperlukan. Ada hubungan antara metode
pengumpulan data dengan masalah reset yang ingin dipecahkan. Masalah mb diar ada
mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak masalah yang dirumuskan tidak bisa di
terpecahkan dengan metode yang digunakan untuk memperoleh data tidak mungkin diterapkan,
atau karena metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti yang diinginkan. Adapun
metode pengumpulan data riset yang dibahas dibagi menjadi data sekunder dan data primer.

 JENIS DATA

18
Jenis data merupakan pengelompokan data yang didasarkan pada sifat data tersebut.
Pada kebanyakan riset akuntansi keperilakuan, jenis data dikelompokkan menjadi data
subjektif, fisik, dan dokumenter. Ketiga jenis data tersebut tidak berbeda dengan
pengelompokan jenis-jenis data yang biasa digunakan dalam bisnis dan manajemen.
Berikut ini dijelaskan secara terperinci mengenai ketiga jenis data tersebut.
 DATA SUBJEK
Jenis data sekunder merupakan jenis data riset yang berupa opini, sikap, pengalaman,
atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek reset.
Dengan demikian, data subjek merupakan data riset Yang dilaporkan sendiri oleh
responden secara individual atau kelompok dari sumbernya. Selanjutnya, data subjek
diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan (respons) yang diberikan, baik secara
lisan (verbal), maupun melalui ekspresi. Respon verbal diberikan sebagai tanggapan atas
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam wawancara. respon tertulis diberikan
sebagai tanggapan atas pertanyaan tertulis (kuesioner) yang diajukan oleh peneliti.
Responekspresi diperoleh dari proses observasi.
 DATA FISIK
Data fisik merupakan jenis data riset yang berupa objek atau benda benda fisik.
Merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau jenis kejadian
pada masa lalu. Data fisik dalam riset keperilakuan dapat dikumpulkan melalui metode
observasi.
 DATA DOKUMENTER
Data dokumenter merupakan jenis data riset yang antara lain berupa faktur
penjualan, surat, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan program.
Dokumenter memuat apa dan kapan suatu kejadian atau suatu transaksi terjadi, serta
Siapa yang terlibat dalam suatu kejadian titik dapat menjadi bahan atau dasar analisis
data yang kompleks dan dikumpulkan melalui metode observasi dan analisis yang
dikenal dengan analisis isi (content analysis). Data dokumenter yang dihasilkan melalui
analisis isi, antara lain kategori isi, tinjauan ke dokumen pemberian kode berdasarkan
karakteristik kejadian atau transaksi.

 SUMBER DATA
Sumber data dapat dikatakan sebagai awal dari mana data berasal dan merupakan
faktor penting yang menjadi pertimbangan pada setiap penentuan metode pengumpulan
data. Dalam riset akuntansi keperilakuan, Sumber data riset yang digunakan tidak
berbeda dengan sumber data yang digunakan dalam riset bisnis, manajemen, pemasaran,
keuangan, pasar modal, audit, dan lain sebagainya. Jika dilihat dari sumbernya, data
dalam riset akuntansi keperilakuan dapat dikumpulkan dengan menggunakan dua
sumber data yaitu data primer (primary data) dan data sekunder (secondary data). setiap
data tersebut dijelaskan secara terperinci sebagai berikut
 DATA PRIMER
19
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
atau pihak pertama. Pada saat pengumpulan data primer , terdapat hubungan (kontak)
langsung antara peneliti dengan responden. Data ini dikumpulkan secara khusus oleh
peneliti untuk menjawab pertanyaan reset. Data primer merupakan sumber data yang
paling banyak digunakan oleh peneliti. Hal ini disebabkan sumber data ini berasal dari
pendapat subjek reset secara perorangan maupun kelompok. Data dari sumber ini
merupakan hasil observasi terhadap benda (fisik), kejadian, atau kegiatan, dan hasil
pengujian. Adapun manfaat utama data primer adalah unsur-unsur kebohongan tertutup
terhadap sumber fenomena. Oleh karena itu, data primer lebih mencerminkan kebenaran
yang dilihat. Disamping itu, peneliti dapat mengeliminasi atau setidaknya mengurangi
berbagai data yang tidak relevan secara langsung. Sementara itu, kelemahan dari
penggunaan sumber data ini adalah kebutuhan akan dana yang relatif lebih besar dan
waktu yang relatif lebih lama. Jika ditinjau dari metode yang digunakan, setidaknya
terdapat dua metode dalam mengumpulkan data primer, yaitu metode survei dengan
metode observasi.
 DATA SEKUNDER
Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan,
ataulaporan historis yang telah disusun dalam arsip, yang dipublikasikan dan tidak
dipublikasikan. Manfaat data sekunder adalah lebih meminimalkan biaya dan waktu,
mengklasifikasikan permasalahan, menciptakan tolak ukur untuk mengevaluasi data
primer, dan memenuhi kesenjangan informasi. Jika informasi telah ada, pengeluaran
uang dan pengorbanan waktu dapat dihindari dengan menggunakan data sekunder.
Manfaat lain dari data sekunder adalah seorang peneliti mampu memperoleh informasi
lain, selain informasi utama.

P. VALIDITAS DAN KEANDALAN


Tinggi fisik seseorang dapat diukur dengan menggunakan satuan inci atau meter. terdapat
sedikit keraguan mengenai Apakah alat ukur yang digunakan sudah memadai ketika kita
mengacu pada tinggi dan berat seseorang. Namun, ketika kita tertarik untuk mengukur sifat atau
perilaku seseorang, alat ukur apakah yang dapat digunakan? Tidak ada ukuran ataupun skala
untuk mengukur sikap kerja atau mengidentifikasi keberhasilan suatu organisasi secara tepat.
Oleh karena itu, seorang peneliti harus mengembangkan instrumen untuk mengukur fenomena
perilaku tersebut.

Terdapat 2 hal penting yang berhubungan dengan perencanaan setiap perilaku titik hal yang
pertama diukur berkaitan dengan hal-hal yang salah (validitas) dan hal kedua diukur berkaitan
dengan hal-hal tidak respentatif (keandalan). Dua hal tersebut dinilai dengan menggunakan
validitas dan keandalan. Validitas mengacu pada lingkup yang diukur pada kenyataannya.

20
Peneliti melakukan pengukuran dan apa yang diukur seharusnya berkaitan dengan masalah
risetnya.

Keandalan berkaitan dengan apakah suatu teknik khusus yang jika digunakan di lapangan
dan waktu yang berbeda akan menghasilkan sesuatu yang sama. Dalam hal itu, peneliti harus
mengacu pada konsistensi dari alat ukur. Peneliti tergantung pada ukuran keandalan, tetapi tidak
tergantung pada alat ukur yang tidak andal.

 VALIDITAS
Ada beberapa jenis validitas. Validitas isi (content validity) mengacu pada cara
peneliti menggambarkan dimensi dan konsep atau masalah yang ingin diukur, khususnya
yang berkaitan dengan tingkat ukuran yang diberikan untuk menutupi tentang terhadap
arti maupun konsep. Validitas isi merupakan pokok pertimbangan untuk setiap
pertanyaan yang diajukan dan diukur dalam istilah yang berhubungan dengan relevansi
terhadap konsep yang diukur.
Kriteria yang berkaitan dengan validitas ditentukan dengan membandingkan antara
konsep yang diukur dan suatu kriteria eksternal atau asumsi yang diketahui untuk
mengukur konsep yang akan diteliti. ada dua jenis kriteria yang berhubungan dengan
validitas, yaitu validitas prediktif (predictive validity) dan validitas konkuren
(concurrent validity).
Validitas prediktif adalah validitas yang berkaitan dengan keakuratan suatu
pengujian atau pengukuran dalam memprediksi perilaku. Validitas prediktif
mengharuskan adanya suatu kriteria atau indikator eksternal terhadap apa yang harus
diproduksi.
Validitas konkuren adalah validitas yang berkaitan dengan hubungan antara alat
ukur dan kriteria sekarang atau masa lalu. Oleh karena itu, validitas konkuren berbeda
dengan validitas prediktif yang merupakan ukuran untuk memprediksi perilaku yang
dihasilkan pada waktu yang sama sebagai ukuran eksternal terhadap perilaku, pengujian
validitas konkuren membantu seorang peneliti untuk membedakan individu berdasarkan
beberapa kriteria.
Validitas konstruksi (construct validity) adalah validitas yang berdasarkan pada
suatu pertimbangan tentang kesesuaian hasil pengukuran tersebut dengan teori.
Validitas konstruksi sangat bermanfaat untuk mengukur fenomena yang tidak memiliki
kriteria eksternal.
 KEANDALAN
Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di
setiap waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.
 METODE PENGUMPULAN DATA
Data primer dapat dikumpulkan dengan mengamati perilaku, serta melakukan
survei atau eksperimen laboratorium. Observasi secara langsung atau tidak langsung
dengan perilaku orang-orang yang dijadikan studi. Teknik ini sebenarnya layak dalam
21
situasi dimana orang tidak sanggup menjelaskan Apakah mereka bekerja dan bagaimana
mereka mengerjakan hal itu. Terdapat dua metode yang melatarbelakangi hal ini:
1)peneliti tidak memahami pekerjaan orang-orang tersebut dan penyebab mereka
melibatkan perilaku, dan 2) ukuran sampel yang kecil sangat berisiko untuk melakukan
generalisasi hasil terhadap populasi.
 SURVEI
Interaksi langsung antara seorang peneliti dengan responden tidak terdapat dalam survei.
data dikumpulkan dengan mengirimkan surat elektronik (e-mail), menelpon, atau
memberikan serangkaian pertanyaan. Terdapat manfaat dan kerugian yang berhubungan
dengan setiap teknik ini. Survei melalui surat setidaknya lebih mahal. Pengumpulan data
riset pada kondisi tertentu adakalanya tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan
peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui kuesioner.
Teknik ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan
menjawab pertanyaan. Kuesioner dapat didistribusikan dengan berbagai cara, antara lain
disampaikan langsung oleh peneliti, dikirim bersama-sama dengan pengiriman paket
atau majalah, diletakkan di tempat yang ramai dikunjungi orang, dikirim melalui pos,
fax, atau menggunakan teknologi komputer. Wawancara melalui telepon juga dapat
mengumpulkan data dalam periode waktu yang singkat, tetapi memakan biaya yang
lebih mahal dibandingkan dengan teknik lain. Wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek riset.data
yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks, sensitif,
atau kontroversial sehingga jika dilakukan dengan teknik kuesioner mungkin akan
kurang memperoleh tanggapan responden.
 OBSERVASI
Observasi merupakan proses pencatatan pola perilaku manusia, sesuatu hal atau
kejadian yang sistematis tanpa ada pertanyaan maupun komunikasi dengan individu
yang diteliti. kelebihan metode observasi dibandingkan dengan metode survei adalah
data yang dikumpulkan umumnya tidak terdistorsi, lebih akurat, dan lebih bebas dari
bias pihak responden. metode observasi dapat menghasilkan data yang lebih terperinci
mengenai fenomena yang diteliti (perilaku, objek, atau kejadian) dibandingkan dengan
metode survei. Meskipun demikian, metode observasi tidaklah bebas dari kesalahan.
Pengamat mungkin memberikan catatan tambahan yang bersifat subjektif (observer
bias), seperti halnya bias yang terjadi karena peran wawancara dalam metode survei.
 MEMILIH RESPONDEN
Langkah pertama dalam memilih responden adalah menentukan populasi. setelah
populasi ditentukan, peneliti menentukan suatu sensus atau suatu sampel. Sensus adalah
kegiatan untuk mencari seluruh informasi yang dikumpulkan dari setiap elemen dalam
populasi. Sampel merupakan kumpulan informasi dan bagian dari populasi. Suatu sensus
akan tepat ketika: 1) populasinya kecil dan biaya pengumpulan data tidak melebihi biaya

22
pengambilan sampel secara signifikan, 2) penting untuk mengetahui setiap unsur dalam
populasi, dan 2) risiko dalam perbaikan secara keseluruhan sangat besar.
Dalam banyak kasus, tidak terlalu perlu melakukan suatu sensus. Pada
kenyataannya, proses pengambilan sampel lebih bermanfaat bagi para peneliti.
Sementara itu, sampel hanya membutuhkan sedikit waktu dan dana untuk
mengumpulkannya, serta data dan sampel tersebut memperkecil risiko terhadap hal-hal
yang tidak bermanfaat dengan meminimalkan jumlah orang.
Pada kondisi lain, kesalahan pengambilan (sampling error) sampel diakibatkan oleh
ukuran sampel yang terlalu kecil atau desain sampel yang karena beberapa argumen
terhadap suatu populasi mempunyai perbedaan probabilitas terhadap pilihan dari
segmen-segmen lain.
Sementara itu, kesalahan non sampel (nonsampling error)merupakan masalah
dalam desain perencanaan dan pengumpulan data, termasuk pertanyaan yang
menyesatkan, kalimat yang buruk, pertanyaan yang membingungkan, bias wawancara,
kesalahan pencatatan, dan manipulasi data. Sampling error tidak terdapat dalam sensus,
tetapi terdapat kemungkinan suatu penjumlahan yang signifikan terhadap terhadap
sampling error pada masalah-masalah, seperti pengendalian wawancara, biasa
wawancara, penanganan data, bias non response, dan pertanyaan yang
membingungkan.vDesain sampel yang baik akan meminimalkan sampling dan non
sampling error sehingga keseluruhan kesalahan tidak melebihi non sampling error
dalam suatu sensus.
 SAMPLING PROBABILITAS DAN NONPROBABILITAS
Ada dua jenis desain sampling, yaitu sampling probabilitas (probability sampling)
dan sampling non probability dan (nonprobability sampling). Sampling probabilitas
menggunakan beberapa bentuk dari sampling acak; serta sampling non probabilitas tidak
menggunakan sampling acak. Dalam sampling probabilitas setiap elemen dalam
populasi probabilitasnya yang dipilih telah diketahui titik ada beberapa jenis sampling
sampling probabilitas; acak, sistematis, stratifikasi, kelompok dan sebagainya. Sampling
non probabilitas adalah ketika probabilitas yang dipilih tidak diketahui. Dengan
sampling probabilitas, sampling error dapat ditaksir secara matematis karena probabilitas
yang dipilih diketahui. hal ini memberikan suatu pengukuran yang objektif terhadap
sampel yang representative kepada peneliti titik pengetahuan pada tas yang dipilih juga
membuat peneliti mampu mengukur ukuran sampel yang tepat titik digunakan ketika
sampai yang ada presentatif adalah penting.

Q. INSTRUMEN RISET
Pengembangan kuisioner atau pencarian instrumen merupakan langkah lain yang penting
dalam proses riset. Harus sesuai dengan responden dan didesain secara menarik sehingga

23
responden tertarik untuk menjawab kuisioner tersebut, yang pada hakekatnya bertujuan
meningkatkan tingkat respon, validitas dan keandalan data.

R. MENJAMIN KERJASAMA RESPONDEN


Desain kuesioner yang baik sangat bermanfaat jika responden tidak bersikap kooperatif
terhadap peneliti yang menghendaki informasi. Rendahnya tingkat kerjasama atau tingkat dan
spon menyulitkan peneliti untuk melakukan generalisasi sampel terhadap populasi. jika hal ini
terjadi maka pertanyaan selanjutnya mengacu pada Apakah setiap responden berbeda jika desain
kuesionernya berbeda.

Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat yang tinggi. Pertama, sebelum
wawancara dengan seorang responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang menjelaskan
tujuan umum dari wawancara tersebut dengan responden dapat menghubungi mereka melalui
telepon untuk membuat janji wawancara. Pada hari wawancara peneliti seharusnya datang tepat
waktu untuk mengucapkan terima kasih atas kerjasama responden.

pada saat yang sama, sebelum melakukan wawancara melalui telepon, peneliti perlu
mengirimkan surat kepada responden yang memperkenalkan tim riset, menjelaskan dasar dari
tersebut, dan meminta kerjasama saat menelepon. Penawaran insentif dalam bentuk uang tunai
atau bentuk lainnya akan lebih membantu.

Seluruh metode di atas yang melibatkan kuisioner, surat, telepon atau wawancara pribadi
harus melakukan pengujian sebelumnya (pilot test). Tujuannya adalah agar peneliti dapat
memperbaiki kalimat pertanyaan yang disusun dengan buruk atau pertanyaan yang
membingungkan. Kuisioner seharusnya bersifat jelas, tidak panjang lebar, dan menggunakan
kata-kata yang tidak membingungkan. Kui sana seharusnya bersifat jelas, tidak panjang lebar,
dan menggunakan kata-kata yang tidak membingungkan. Seharusnya mudah dipahami dan
menghendaki jawaban tendensius kategori tanggapan seharusnya jelas dengan menggunakan
keseluruhan pilihan. Berdasarkan surat pertanyaannya seharusnya mudah dibaca dan kualitas
kertas juga harus baik.

S. MENJAMIN VALIDITAS DAN KEANDALAN JAWABAN


Ada informasi-informasi esensial yang seharusnya diharapkan dari responden. para peneliti
seharusnya menentukan dasar keinginan informasi dan memilih format pertanyaan yang akan
menyediakan informasi dengan sedikit pembatasan terhadap responden. Pertanyaan yang bersifat
terbuka (open ended) atau sudah di tentukan kemungkinan jawabannya (closed ended). Suatu
pertanyaan open ended diminta untuk jawaban yang bebas. Pertanyaan close ended menawarkan
bermacam macam pilihan jawaban kepada responden. Manfaat dari format pertanyaan ini
termasuk memudahkan jawaban dari para responden dan memudahkan tabulasi dan penjelasan
dari peneliti.

24
T. ANALISIS DATA DAN PERSIAPAN LAPORAN
Analisis data dilakukan setelah peneliti mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam
riset. Peneliti biasanya melakukan beberapa tahap persiapan data untuk memudahkan proses
analisis data. Pemanfaatan berbagai alat analisis sangat bergantung pada jenis riset dan data yang
diperoleh. Ketersediaan alat analisis memberikan gambaran bahwa satu alat analisis dengan alat
analisis lainnya dapat dengan saling bergantian dimanfaatkan dan terkadang hanya ada satu alat
analisis yang dapat digunakan. Disamping itu, ketersediaan alat analisis tersebut mencerminkan
kompleksnya permasalahan atau fenomena yang dihadapi di setiap reset. Tahap akhir dari suatu
riset adalah penyusunan laporan riset. Secara umum, laporan riset berisi tentang hal-hal yang
terkait dengan kegiatan penelitian sejak tahap persiapan reset hingga interprestasi dan
penyimpulan hasil analisis. Bentuk baku dari suatu laporan riset belum ada. bentuk atau format
laporan riset sangat dipengaruhi oleh keinginan peneliti, hal-hal yang perlu dilaporkan, serta
permintaan dari sponsor reset.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Riset adalah pengamatan terhadap fakta, identifikasi atas masalah, dan usaha untuk
menjawab masalah dengan menggunakan pengetahuan merupakan esensi dari kegiatan riset.
Oleh karena itu, riset dapat disebut sebagai suatu usaha yang sistematis yang mengatur dan
menyelidiki masalah- masalah, serta menjawab pertanyaan yang muncul, yang terkait dengan
fakta,fenomeena atau gejala dari masalah tersebut.
Riset dalam akuntansi keprilakuan merupakan suatu metode studi yang ddilakukan
seseorang berkaaitan dengan aaspek keprilakuan melalui penyelidikan yang hati-hati dan
sempurna terhadap masalah yang berhubungan dengan aspek keprilakuan tersebut sehingga
diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Mengenai elemen-elemen dasar dari riset dan proses riset. Pertama, penelitian
menentukan defenisi riset, kemudian mendiskusikan deskripsi riset dan penjelasan riset, serta

25
memprediksi tujuan-tujuan riset. Kemuadian perbedaan antara hubungan dan analisis data, dan
penyajian laporan.
Penyajian beberapa istilah-istilah penting, termasuk data primer dan data sekunder, serta
validitas dan keandalan. Adapun metode pengumpulan data, sampling, dan instrumen riset juga
ditentukan, serta penyediaan analisis data dan isi dari laporan akhir.  

DAFTAR PUSAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2017. Akuntansi Keprilakuan Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

26

Anda mungkin juga menyukai