Anda di halaman 1dari 27

KONSEP DASAR PENELITIAN KUANTITATIF

POPULASI DAN SAMPEL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Pascasarjana Konsentrasi Pendidikan Agama Islam
UIN Alauddin Makassar

Oleh:
Akbar Budiman A
Muhammad Ma'azim Maksum

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Sitti Raodhah, S.K.M.,M.Kes.

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSSAR
KATA PENGANTAR

Kalimat pujian dengan segala pujian kepada Sang Khalik Tasbih dan dzikir
yang tiada henti hanya kepada-Nya. Syukur tiada ujung atas rahmat dan nikmat
yang telah diberikan kapada hamba-Nya. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada Nabi Agung seluruh alam Nabi Muhammad Saww dan juga
kepada keluarganya. Semoga kita termasuk pengikutnya yang setia dan
mendapatkan syafa’atnya di hari tiada pertolongan selain rahmat-Nya dan syafaat
Nabi-Nya.

Dalam makalah ini, penulis menjelaskan tentang |”Konsep Dasar Penelitian


Kuantitatif”. Makalah ini, penulis menuliskan sesuai dengan hasil tinjauan pustaka
yang dilakukan berdasarkan referensi yang relevan dengan judul makalah penulis.

Sebelumnya, Kami ucapkan segenap cinta dan terima kasih kepada dosen
pembimbing dalam mata kuliah Metodologi Penelitian dan semua yang tak bisa
penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dan mendukung dalam
penyelesaian makalah ini. Penulis memahami makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka, kritik dan saran sangat penulis butuh kan guna memperbaiki dan
membuat makalah ini jauh lebih baik. semoga makalah ini bermanfaat dalam dunia
intelektual khususnya bagi penulis sendiri.

Sidrap, 25 September 2023

Akbar Budiman A.

Muhammad Ma'azim Maksum


KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 2
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN .................................................................................................... 7
A. Pengertian Penelitian Kuantitatif. .................................................................. 7
B. Prosedur Penelitian Kuantitatif .................................................................. 10
C. Dimensi Penelitian Kuantitatif ................................................................... 14
BAB III ................................................................................................................. 25
PENUTUP ............................................................................................................ 25
A. Kesimpulan ................................................................................................ 25
B. Implikasi..................................................................................................... 26
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis
untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode
ilmiah. Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan,
memprediksikan, dan atau mengontrol fenomena. Tujuan ini didasarkan pada
asumsi bahwa semua perilaku dan kejadian adalah beraturan dan bahwa semua
akibat mempunyai penyebab yang dapat diketahui. Kemajuan ke arah tujuan
ini berhubungan dengan pemerolehan pengetahuan dan pengembangan serta
pengujian teori-teori. Eksistensi dari suatu teori yang dapat hidup sangat
mempermudah kemajuan ilmu pengetahuan yang secara simultan menjelaskan
banyak fenomena.
Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang lain, seperti pengalaman,
otoritas, penalaran induktif, dan penalaran deduktif, penerapan metode ilmiah
tidak diragukan, paling efisien dan paling terpercaya. Banyak masalah
diasosiasikan dengan pengalaman dan otoritas sebagai sumber pengetahuan
yang secara grafis diilustrasikan oleh sebuah cerita tentang Aristoteles.
Menurut cerita, suatu hari Aristoles menangkap seekor lalat dan secara hati-
hati menghitung dan menghitung kembali kakinya. Kemudian ia
mengumumkan bahwa lalat mempunyai lima kaki. Tidak seorang pun
meragukan kata-kata Aristoteles.
Untuk beberapa tahun penemuannya diterima secara tidak kritis. Karena
lalat yang ditangkap Aristoteles telah mengalami kejadian kakinya hilang satu.
Apakah Anda percaya atau tidak cerita tersebut, itu telah memberikan ilustrasi
keterbatasan bertumpu pada pengalaman seseorang dan otoritas sebagai
sumber ilmu pengetahuan. Pada kajian ini akan dideskripsikan tentang teknik
pelaksanaan penelitian kuantitatif sebagai suatu pendekatan penelitian yang
secara primer menggunakan paradigma-paradigma postpositivist dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan (seperti, pemikiran tentang sebab akibat,
reduksi kepada variabel-variabel, hipotesis-hipotesis, dan pertanyaan-
pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, dan pengujian
teori), menggunakan strategi-strategi penelitian seperti eksperimen dan survei
yang memerlukan data statistik.
Penelitian bertujuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
melalui penerapan proses ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk
meningkatkan tingkat probabilitas yang paling sesuai dengan pertanyaan dan
menghindari bias.
Karena penelitian ilmiah pada hakikatnya adalah upaya untuk mengurangi
masa dugaan peneliti dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data atau
informasi yang diperoleh.
Dalam penelitian, bagian dari langkah penelitian adalah
mengidentifikasi populasi dan sampel untuk penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisis data tentang seluruh objek yang diteliti sebagai sekumpulan
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengetahui ciri-ciri suatu
kumpulan yang diteliti hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian
dari kumpulan tersebut. Peneliti kemudian akan mendapatkan metode atau
langkah-langkah yang tepat untuk mencapai pencarian dan analisis data objek
yang akurat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Penelitian Kuantitatif ?
2. Apa Prosedur Penelitian Kuantitatif ?
3. Apa Dimensi penelitian Kuantitatif ?
4. Apa pengertian Popilasi?
5. Apa Pengertian Sampel?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pengertian penelitian kuantitatif
2. Menjelaskan tentang prosedur penelitian kuantitatif
3. Menjelaskan dimensi penelitian kuantitatif
4. Menjelaskan pengertian populasi
5. Menjelaskan pengertian sampel
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Kuantitatif.
Berdasarkan pendekatan yang mendasarinya, secara garis besar
dapat dibedakan dua macam penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Kedua pendekatan tersebut memiliki asumsi, tujuan,
karakteristik, dan prosedur yang berbeda. Namun demikian
permasalahannya tidak terletak pada keunggulan atau kelemahan setiap
pendekatan, tetapi sejauh mana peneliti mampu bersikap responsif dengan
mengembangkan desain yang tepat untuk penelitiannya. Penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif telah lama mendominasi tidak hanya
pada penelitian ilmu-ilmu alam tetapi juga ilmu-ilmu sosial.
Prinsip-prinsip teoretis penelitian kuantitatif yang salah satunya
adalah mengonstruksikan pengetahuan pada prosedur eksplisit, eksak,
formal dalam mendefinisikan konsep serta mengukur konsep-konsep dan
variabel. Namun, terdapat beberapa peneliti sosial yang melakukan
penelitian kualitatif berpendapat bahwa fenomena-fenomena sosial sangat
unik sehingga sulit dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu bahkan
dapat menghilangkan makna yang sesungguhnya.1
Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah
(scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal (logical
positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai
logika, kebenaran, hukum-hukum dan prediksi.2 Fokus penelitian kuantitatif
diidentifikasikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas,
terbatas dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat
diukur atau dinyatakan dalam angka-angka. Penelitian ini dilaksanakan
untuk menjelaskan, menguji hubungan antar variabel, menentukan
kasualitas dari variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang
mempunyai nilai prediktif (untuk meramalkan suatu gejala).

1
Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Sosial, (Jakarta: LPSP3-UI), h 68.
2
Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif,(Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 24
Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen (alat pengumpul
data) yang menghasilkan data numerikal (angka). Analisis data dilakukan
menggunakan teknik statistik untuk mereduksi dan mengelompokan data,
menentukan hubungan serta mengidentifikasikan perbedaan antar
kelompok data. Kontrol, instrumen, dan analisis statistik digunakan untuk
menghasilkan temuan-temuan penelitian secara akurat. Dengan demikian
kesimpulan hasil uji hipotesis yang diperoleh melalui penelitian kuantitatif
dapat diberlakukan secara umum. secara akurat. Dengan demikian
kesimpulan hasil uji hipotesis yang diperoleh melalui penelitian kuantitatif
dapat diberlakukan secara umum.
Pendekatan kuantitatif seperti penjelasan di atas mementingkan
adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel
tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-
masing. Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan
pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan
berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan
digunakan. Pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya
dengan penafsiran angka.
Terdapat sejumlah situasi yang menunjukkan kapan sebaiknya
penelitian kuantitatif dipilih sebagai pendekatan antara lain:
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
Masalah adalah penyimpangan yang terjadi antara harapan
dengan kenyataan, aturan dengan pelaksanaan, antara teori
dengan praktik, antara rencana dengan implementasi atau
tantangan dengan kemampuan. Masalah ini harus ditunjukkan
dengan data, baik hasil pengamatan sendiri maupun
pencermatan dokumen. Misalnya penelitian kuantitatif untuk
menguji efektivitas pembelajaran dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa, maka data prestasi belajar siswa sebagai masalah
harus ditunjukkan.
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu
populasi Penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk
mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila
populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi tersebut. Misalnya penelitian
tentang disiplin kerja guru di Kabupaten Bandung. Peneliti
dapat mengambil sampel yang representatif, tidak berarti harus
semua guru di kabupaten Bandung menjadi sumber data
penelitian.
3. Bila ingin diketahui sejauh mana pengaruh perlakuan/treatment
terhadap subyek tertentu. Untuk kepentingan ini metode
eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya penelitian untuk
mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran audio-
visual terhadap prestasi belajar siswa.
4. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis
penelitian dapat berbentuk dugaan mengenai hubungan antar
variabel (hipotesis asosiatif) ataupun perbedaan skor variabel
antar kelompok (hipotesis komparatif). Misalnya peneliti ingin
mengetahui perbedaan antara disiplin kerja guru laki-laki
dengan guru perempuan. Hipotesis komparatif yang diuji
adalah: “Terdapat perbedaan disiplin kerja guru laki-laki dengan
guru perempuan”. Contoh lain misalnya peneliti ingin
mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja
guru. Hipotesis asosiatif yang diuji dalam penelitian ini adalah:
“Terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru”.
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan
fenomena yang empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin
mengetahui IQ guru pada sekolah tertentu, maka dilakukan
pengukuran melalui tes IQ terhadap guru-guru pada sekolah
yang bersangkutan.
6. Bila peneliti ingin menguji terhadap adanya suatu keraguan
tentang kebenaran pengetahuan, teori, dan produk atau kegiatan
tertentu. Misalnya peneliti ingin mengetahun variabel yang
lebih efektif apakah pembelajaran menggunakan metode diskusi
atau penugasan. Dalam hal ini peneliti harus mengukur hasil
belajar siswa yang menggunakan metode diskusi dan hasil
belajar siswa yang menggunakan metode penugasan. Pada tahap
selanjutnya hasil pengukuran tersebut dibandingkan.3

Penelitian terutama dalam bidang kajian ilmu-ilmu sosial termasuk


pendidikan, sering kali diklasifikasikan berdasarkan pendekatan yang
digunakan dalam melakukan penelitiannya. Berdasarkan klasifikasi ini
penelitian dibagi dua yaitu kuantitatif dan kualitatif. Meskipun dalam
hampir semua detail langkah proses penelitiannya tidak sama, perbedaan
yang paling nyata antara keduanya adalah dalam penyajian hasil analisis
datanya. Hasil penelitian kuantitatif disajikan dalam bentuk deskriptif
dengan menggunakan angka-angka statistik, sedangkan hasil penelitian
kualitatif disajikan dalam bentuk deskriptif naratif.4

B. Prosedur Penelitian Kuantitatif


Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus
sudah jelas. setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat
dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian
merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian.5 Berikut prosedur
penelitian kualitatif:
Langkah ke 1, rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang
akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dengan pertanyaan
ini maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian
selanjutnya.
Langkah ke 2, landasan teori ini perlu ditegakkan agar penelitian itu
mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba.

3
Direktur Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK, Pendekatan, Jenis dan Metode Penelitian
Pendidikan, h. 13-15
4
bnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta
: Raja Grafindo Persada, 1996), h.30.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : Alfabeta CV,
2017). h 7.
Adanya landasan teori merupakan ciri bahwa penelitian itu cara ilmiah
untuk mendapatkan data. Teori yang digunakan berfungsi untuk
memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian.
Langkah ke 3, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Bila dilihat
dari eksplanasinya, bentuk hipotesis penelitian yaitu hipotesis deskripsi
(variabel mandiri), komparatif (perbandingan), dan asosiatif (hubungan).
Hipotesis deskripsi adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif
yang berkenaan dengan variabel mandiri, hipotesis komparatif adalah
jawaban sementara terhadap masalah komparatif (variabelnya sama tetapi
populasi atau sampelnya berbeda atau keadaan itu terjadi pada waktu yang
berbeda), hipotesis asosiatif adalah adalah jawaban sementara terhadap
masalah asosiatif (yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih).
Langkah ke 4, hipotes yang masih merupakan jawaban sementara,
selanjutnya harus dibuktikan kebenarannya dengan pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara (apabila peneliti
ingin menemukan permasalahan yang harus diteliti dan mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam serta jumlah respondennya
sedikit/kecil), angket (teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya) dan observasi (digunakan bila penelitian berkenaan
dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar).
Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah
ditentukan oleh peneliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif (mewakili). Meneliti adalah mencari data
yang teliti/akurat. Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrumen
penelitian.Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian.
Variabel-variabel dalam ilmu alam misalnya panas, maka
instrumennya adalah kalorimeter, variabel panjang maka instrumennya
adalah mistar (meteran), variabel berat maka instrumennya adalah
timbangan berat. Sedangkan instrumen penelitian dalam bidang sosial,
khususnya bidang pendidikan yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu,
peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan untuk
penelitian. Menetapkan variabel-variabel yang diteliti. Dari variabel-
variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya
ditentukan indikator yang akan di ukur.
Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir
pertanyaan atau pernyataan. Untuk memudahkan penyusunan instrumen,
maka perlu digunakan “matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi
instrumen”. Agar instrumen dapat dipercaya, maka harus diuji validitas dan
reabilitasnya.
Langkah ke 5, setelah data terkumpul selanjutnya dianalisis.
Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang
diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan
statistik. Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif
dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik
parametris dan statistik nonparametris.
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif
dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, dan
tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana
sampel diambil.
Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk
menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang
jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
random. Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan
nonparametris. Penggunaan statistik parametris dan nonparametris
tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis.
Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asusmsi.
Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi
normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data
dua kelompok atau lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus
terpenuhi asumsi lineritas. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi
banyak asumsi, misalnya data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi
normal. Statistik parametris mempunyai kekuatan yang lebih daripada
statistik nonparametris,bila asumsi yang melandasi dapat terpenuhi.
Statistik parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis
data interval dan rasio, sedangkan statistik nonparametris digunakan untuk
menganalisis data nominal, ordinal. Data hasil analisis selanjutnya disajikan
dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel
distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram
lingkaran), dan pictogram.
Langkah ke 6, setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka
selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap
setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Apabila
rumusan masalah ada lima, maka kesimpulannya juga ada lima. Peneliti
juga harus memberikan saran-saran. Melalui saran-saran tersebut
diharapkan masalah dapat terpecahkan. Saran yang diberikan harus
berdasarkan kesimpulan hasil penelitian.6

C. Dimensi Penelitian Kuantitatif


Menurut Sudarto, A (2013), Dimensi penelitian kuantitatif ialah sebagai
berikut:
a. Penelitian survey.
Penelitian survey merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama pada setiap orang,
kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan
dianalisis. Pertanyaan terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi
pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk
mengukur variabel-variabel, berhubungan di antara variabel yang ada,
serta dapat berupa pengalaman dan pendapat dari responden. Dalam
pelaksanaan survei, kondisi penelitian tidak dimanipulasi oleh peneliti.
Metode survei biasanya digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
tertentu yang alamiah, namun peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data (kuesioner, test, wawancara, dan sebagainya),
perlakuan yang diberikan tidak sama pada eksperimen.
Penelitian survei memiliki berbagai macam variasi dalam
pelaksanaannya. Di bidang pendidikan dan tingkah laku penelitian
survei minimal dapat dikelompokkan menjadi lima macam bentuk,
yaitu, survei catatan (sirvey of record) merupakan penelitian yang
menggunakan sumber-sumber berupa catatan dan informasi nonreaksi.
Survei menggunakan angket dengan memanfaatkan jasa pos (biasanya
didistribusikan kepada responden dengan bantuan jasa pos), survei
melalui telepon (biasanya menggunakan buku petunjuk telepon untuk

6
Ibid., 49-51.
menghubungi responden), survei dengan wawancara kelompok
(biasanya hasil survey lebih merefleksikan tingkah laku kelompok dan
merupakan hasil consensus antar responden), dan wawancara
individual (survey model ini menggunakan pendekatan konvensional,
dengan wawancara perorangan).
Demikian penjabaran mengenai pengertian penelitian baik itu
kuantitaif maupun kualitatif, pendekatan survey pada penelitian
kuantitatif, langkah-langkah dalam penelitian survey, serta jenis-
jenisnya.
b. Penelitian eksperimen
penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang di dalamnya
ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk mempelajari
hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat
kaitannya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari
pengaruh, hubungan, maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok
yang dikenakan perlakuan. Penelitian eksperimen merupakan
penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol
terhadap kondisi. Dalam pengertian lain, penelitian eksperimen adalah
penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok
eksperimen, kepada tiap kelompok eksperimen dikenakan perlakuan-
perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat di kontrol. E
eksperimen sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-
kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel
eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh peneliti. Penelitian
eksperimen juga suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang mengganggu. Jadi, dengan kata lain, suatu
penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai
metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung
fenomena sebab akibat (causal-effect relationship).
Contoh hubungan sebab akibat dibidang pendidikan misalnya,
seorang mahasiswa yang mempunyai nilai matematika tinggi
cenderung berhasil dalam menyelesaikan mata kuliah merencana
mesin. Penelitian eksperimen pada umumnya dilakukan oleh peneliti
untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan sesuatu jika
dilakukan pada kondisi yang dikontrol dengan teliti, maka apa yang
akan terjadi?. Di samping itu, penelitian eksperimen dilakukan oleh
peneliti dengan tujuan mengatur situasi dimana pengaruh beberapa
variabel terhadap satu atau variabel terikat dapat diidentifikasi.
Ciri utama penelitian eksperimen yang membedakannya dengan
semua jenis penelitian lainnya adalah perlakuan atau manipulasi
terhadap variabel bebas untuk mengetahui efeknya terhadap variabel
terikat. Variabel yang dilibatkan, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat, sudah ditetapkan secara tegas oleh peneliti sejak awal
penelitian. Variabel bebas (disebut juga variabel perlakuan, variabel
independen, atau variabel penyebab) adalah variabel yang dimanipulasi
secara sistematis dalam eksperimen. Contoh variabel bebas adalah
metode pembelajaran, jenis-jenis penguatan, frekuensi penguatan
media pembelajaran, lingkungan belajar, materi pembelajaran, jumlah
kelompok belajar, dan sebagainya.
Sedangkan variabel terikat (disebut juga variabel kriteria atau
variabel dependen) adalah variabel yang diukur sebagai akibat adanya
perlakuan terhadap variabel bebas. Contoh variabel terikat dalam
penelitian pendidikan, antara lain adalah hasil belajar siswa, kesiapan
belajar siswa, kemandirian belajar, dan/atau skor tes. Eksperimen dalam
bidang pendidikan berdasarkan lokasinya dapat dibedakan atas dua
bentuk, yaitu eksperimen di laboratorium dan eksperimen di luar
laboratorium. Eksperimen di laboratorium dilaksanakan Peneliti dalam
sebuah ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk
meningkatkan akurasi hasil penelitian.
Sedangkan eksperimen di luar laboratorium (juga disebut
eksperimen lapangan) biasanya dilakukan oleh peneliti guna
mendapatkan hasil eksperimen dalam lingkungan yang sebenarnya,
misalnya di kelas atau di masyarakat. Dari kedua bentuk penelitian
eksperimen tersebut eksperimen di luar laboratorium adalah bentuk
eksperimen yang paling banyak dilakukan, karena mempunyai
beberapa keunggulan, misalnya:
1) lebih mudah dalam pemberian perlakuan;
2) Memungkinkan untuk melakukan eksperimen pada kondisi yang
sebenarnya;
3) hasil eksperimen lebih sesuai dengan permasalahan yang
dihadapi oleh para pendidik.
Sedangkan kelemahan utamanya adalah sulit untuk
mengendalikan variabel-variabel luar yang mengancam validitas
internal dan validitas eksternal hasil eksperimen. Eksperimen
laboratorium memiliki keunggulan utama, yaitu sangat cocok untuk
mendalami masalah yang berkaitan dengan pengembangan ilmu
pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan. Dalam pelaksanaan
eksperimen ini memungkinkan untuk mengendalikan variabel-variabel
luar yang mengancam validitas internal dan validitas eksternal hasil
eksperimen. Namun karena ketatnya pengendalian terhadap variabel-
variabel luar, sehingga hasil eksperimen ini adakalanya tidak
memungkinkan untuk diterapkan pada kondisi yang sebenarnya.
c. Analisis data sekunder
merupakan analisis data survei yang telah tersedia. Analisis ini
mencakup interpretasi, kesimpulan atau tambahan pengetahuan dalam
bentuk lain. Semua itu ditunjukkan melalui hasil penelitian pertama
secara menyeluruh. Analisis bentuk ini merupakan analisis ulang (re-
analysis) dalam bentuk atau sudut pandang berbeda dari laporan
pertama. Dari data sekunder didapat dua manfaat yang menyertainya.
Penelitian sekunder dapat menjadi alternatif untuk mendapat jawaban
yang tidak didapat dari penelitian primer. Dari data sekunder peneliti
juga mendapat manfaat dengan menjadikannya alat komparasi dengan
data yang telah ada untuk mencari perbedaan dengan temuan yang baru.
Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber yang mudah
diakses, seperti perpustakaan. Bentuknya juga beragam, dari bentuk
dokumentasi seperti surat, kontrak, dan memo. Namun, yang perlu
diperhatikan adalah terkadang data sekunder in bersifat subyektif dan
memihak, tergantung penyedianya. Kent dalam (Mubah, S,
2007). memaparkan bahwa setidaknya ada empat tipe berbeda dari data
sekunder:
a. jurnal, artikel, buku dan koran yang dipublikasikan.
b. data statistik dari pemerintah atau sumber lain.
c. data dari rumah produksi, penelitian pasar atau iklan.
d. data hasil dari operasional sehari-hari.

d. Penelitian analisis isi


Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian untuk
membuat inferensi – inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan
kebenaran data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi
berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar
dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam
sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal.
Sejauh ini, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap
peristiwa komunikasi. Analisis isi; penelitian ini dilakukan bukan
kepada orang, tetapi lebih kepada simbol, gambar, film, dan sebagainya.
Pada material yang dianalisis, misalnya surat kabar, dihitung berapa
kali tulisan tentang topik tertentu muncul, lalu dengan alat bantu
statistik dihitung.
D. Pengertian Populasi
Dalam penelitian (khususnya penelitian kuantitatif), populasi
merupakan salah satu faktor penting dan harus mendapat perhatian khusus
jika peneliti ingin menghasilkan hasil yang dapat diandalkan dan sesuai
dengan bidang atau wilayah subjek penelitian. Sax (1978) menyatakan
bahwa populasi adalah jumlah seluruh orang yang terdapat pada suatu
wilayah tertentu, sedangkan Truckman menyatakan bahwa populasi atau
populasi sasaran adalah suatu kelompok yang darinya peneliti
mengumpulkan informasi dan dari situ akan diambil suatu kesimpulan.7
Populasi adalah suatu bidang umum yang mencakup objek atau subjek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Oleh karena itu, populasi tidak
hanya terdiri dari manusia saja, tetapi juga mencakup benda-benda alam dan
benda-benda lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah subjek atau
subjek yang diteliti, tetapi juga mencakup seluruh ciri atau ciri-ciri subjek
dan objek yang diteliti.8 Dalam penelitian demografi dibedakan menjadi 2
jenis, yaitu populasi yaitu populasi umum dan populasi sasaran. Populasi
sasaran adalah populasi dimana hasil penelitian kami dapat diterapkan.
Misalnya:
- Populasi umum hanya mencakup guru negeri di Yogyakarta
- Sasaran populasi meliputi seluruh guru MIPA di Yogyakarta
- Oleh karena itu, hasil penelitian kami tidak berlaku untuk guru di luar
jurusan MIPA
Orang, objek, lembaga, organisasi, dan lain-lain. Subyek
penelitiannya adalah manusia. Anggota populasi yang mencakup manusia
sering disebut subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang
mencakup subjek atau bukan manusia sering disebut objek penelitian.
E. Pengertian Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai kesamaan
karakteristik dengan objek yang dijadikan sumber data. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih
dan mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili dalam batas di atas
merupakan dua kata kunci dan mengacu pada seluruh karakteristik populasi
dalam jumlah terbatas pada masing-masing karakteristik.
Ciri-ciri sampel yang baik adalah:

7
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana ,2014), hlm. 145.
8
Prof.Dr.Sugiyono, MetodePenelitian Kombinasi (Mixed
Methods), (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm.119.
a. Sampel dipilih dengan cermat, dengan menggunakan metode tertentu
secara tepat.
B. Sampel hendaknya mewakili populasi, sehingga gambaran yang
diberikan mewakili keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel harus memperhitungkan tingkat kesalahan
pengambilan sampel yang dapat diterima dan tingkat kepercayaan yang
dapat diterima secara statistik.
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam proses pengambilan
sampel: sampel harus representatif dan ukuran sampel harus mencukupi.
Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel yang relevan
dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri populasi.
Dengan sampel yang representatif seperti ini, informasi yang dikumpulkan
dari sampel hampir sama lengkapnya dengan informasi yang dapat
dikumpulkan dari populasi.9
Sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau
besarnya memadai untuk dapat meyakinkan stabilitas ciri-cirinya. Ukuran
sampel yang tepat bergantung pada sifat populasi dan tujuan penelitian.
Semakin besar sampelnya, semakin kecil kemungkinannya untuk menarik
kesimpulan yang salah tentang populasinya. Bailey (1982) berpendapat
bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data statistik, jumlah
sampel minimum adalah 30, meskipun ia mengakui bahwa banyak peneliti
lain menganggap jumlah sampel 100 sebagai jumlah minimum.
Dengan metode statistik, kita dapat menentukan besarnya sampel
jika kita dapat memperkirakan besarnya simpangan baku (standard
devination) populasi dan menentukan kesalahan maksimum yang dapat kita
terima ketika memperkirakan rata-rata nilai populasi.
Ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan bias dalam penarikan
sampel (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009) antara lain:
a. Dalam menentukan populasi target.

9
Dr. Irawan Soehartono, Metode Peelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995),
hlm. 58.
Contoh : populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri,
tapi dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja.
b. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik
populasi target.
Contoh: penelitiannya adalah presepsi para siswa terhadappemberian
layanan BK disekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa
termasuk siswa yang belum mendapatkan layanan BK di sekolah.
c. Salah dalam menentukan wilayah.
Contoh: populasi target adalah seluruh DIY, tapi penarikan sampel hanya
dilakukan di daerah perdesaan saja.
d. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah
populasinya.
e. Kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas.

F. Jenis-Jenis Populasi
1. Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi:
a. Populasi terbatas (definite), yaitu objek penelitian yang dapat
dihitung, seperti luas area sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan
jumlah mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (indefinite), yaitu objek penelitian yang
mempunyai jumlah tak terbatas, atau sulit dihitng jumlahnya; seperti
tinta, air, pasir di pantai, padi di sawah, atau beras di gudang.[6]
2. Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi
dengan ruang lingkupyang lebih diersempit, yang digolongkan menjadi:
a. Populasi teoritis, yaitu populasi yang diturunkan dari populasi
terbatas, memugkinkan hasil penelitian berlaku untuk lingkungan
populasi yang lebih luas.
b. Populasi tersedia (Accessible ppulation), yaitu populasi turunan
dari populasi teoritis yang akan dilakukan penelitian dengan
mempertimbangkan jumlah dana, waktu dan tenaga yang tersedia
dengan memperhatikan karakteristik yang telah ditentukan pada
populasi teoritis.
3. Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data:
a. Populasi bersifat homogen, yaitu populasi dimana sumber
datanya yang unsur-unsur pembentuknya memiliki sifat yang
sama. Populasi semacam ini banyak dijumpai dalam bidang ilmu
keteknikan.
b. Populasi bersifat heterogen, yaitu populasi dimana
pembentuk sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat
atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan lebih lanjut
batas-batasnya baik secara kualitatif maupun kuantitatif.10

G. Cara Mengambil Sampel atau Teknik Sampling.


Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel yang digunakan dalam penelitian, banyak teknik pengambilan
sampel yang berbeda-beda. Macam-macam teknik sampling:
1. Probability sampling (pengambilan sampel berdasarkan peluang)
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap elemen (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik-teknik ini
meliputi:
a. Simple Random Sampling (pengambilan sampel secara acak)
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Prosedur pengambilan sampel dalam suatu survei
biasanya dilakukan tanpa pengembalian. Pengambilan sampel tanpa
pengembalian seperti ini disebut simple random sampling (Bailey,
1982).
b. Propotionate Stratified Random Sampling

10
Prof.Ir. Sukandarrumidi, MSc., Ph.D., Metodelogi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk
Peneliti Pemula, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), hlm. 47-49.
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur
yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
c. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel,bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
d. Cluster sampling (Area Sampling)
Digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas,misal penduduk dari suatu negara, provinsi
atau kabupaten. Arti cluster adalah tandan, rumpun, atau kelompok.
Berbeda dengan teknik-teknik sampling sebelumnya, dalam teknik
samplin ini yang menjadi unit sampling dalam kerangka sampling
adalah rumpun-rumpun, bukan unsur-unsur sampling itu sendiri. Oleh
karena itu, dengan teknik sampling ini, akan dilakukan pengambilan
sampel lebih dari satu tahap yang disebut multi-stage random sampling.
Pada tahap pertama, dipilih beberapa rumpun dari semua rumpun yang
ada. Pada tahap kedua, dapat dipilih rumpun-rumpun yang lebih kecil
daripada rumpun yang sudah terpilih, atau dapat langsung dipilih unsur-
unsurnya, bergantung kepada sifat populasinya.11
2. Nonprobability sampling (pengambilan sampel tidak berdasarkan
peluang)
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dengan demikian, sampel
yang diambil tidak dapat dikatakan sebagai sampel yang representatif
sehingga sukar untuk melakukan generalisasi di luar sampel yang diteliti.
Teknik sampling ini meliputi :
a. Teknik sistematis
Adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomer urut. Sampling kuota
adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

11
Dr. Irawan Soehartono, Metode Peelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1995), hlm. 60-62.
memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang di inginkan. Teknik
ini mirip teknik stratified random sampling, kecuali tanpa
menggunakan teknik acak. Setiap lapisan dalam populasi harus
mewakili dengan proporsi yang sama seperti proporsi dala
populasinya. Dengan proporsi tersebut maka jumlah unsur atau
kuota untuk setiap lapisan dapat ditentukan. Siapa yang akan
diambil sebagai anggota sampel dari setiap lapisan (stratum),
diserahkan kepada pengumpul data, asalkan ia termasuk dalam
lapisan yang bersangkutan dan jumlahnya sesuai dengan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
b. Accidental sampling (pengambilan sampel secara kebetulan)
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data. Teknik ini juga
disebut incidental sampling atau convenience sampling. Seperti
ditunjukan oleh namanya, orang yang diambil sebagai anggota
sampel adalah mereka yang kebetulan ditemukan atau mereka yang
mudah ditemui atau di jangkau.
c. Sampling purposive
Adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Dalam teknik ini, siapa yang akan diambil sebagai anggota sampel
diserahkan pada pertimbangan pengumpul data yang menurut dia
sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian. Jadi, pengumpul data
yang telah diberi penjelasan oleh penelitiakan mengambil siapa
saja yang menurut pertimbangannya sesuai dengan maksud dan
tujuan penelitian.
d. Sampling jenuh
Adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi
yang relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah
lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.[9]
e. Snowball sampling (pengambilan sampel seperi bola salju)
Adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Dalam teknik ini, penugumpulan data
dimulai dari beberapa orang yang memenuhi kriteria untuk
dijadikan anggota sampel. Mereka kemudian mejadi sumber
informasi tentang orang-orang lain yang juga dapat dijadikan
anggota sampel dan selanjutnya diminta menunjukkan orang lain
lagi yang memenuhi kriteria menjadi anggota sampel. Demikian
prosedur ini dilanjutkan sampai jumlah anggota sampel yang
diinginkan terpenuhi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas
sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan darih asilnya.
Proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana langkah-
langkahnya jelas, mulai dari penyusunan latar belakang masalah;
identifikasi, pemilihan dan perumusan masalah, landasan teori,
perumusan hipotesis, pengumpulan data, analisis data sampai pada
membuat kesimpulan dan saran. Dimensi-dimensi penelitian kuantitatif
diantaranya adalah survey, analisis data/isi, analisis data sekunder, dan
eksperimen.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain.
Sampel adalah bagian darui populasi yang memiliki sifat-sifat
yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana
sampel dapat dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi
yang terpilih dan mewakili populasi tersebut.
Jenis-jenis populasi diantaranya Populasi berdasarkan atas
jumlah, dibedakan menjadi: Populasi terbatas (definite), dan Populasi
tak terbatas (indefinite). Populasi berdasarkan atas turunan dari
populasi terbatas tetapi dengan ruang lingkupyang lebih diersempit,
yang digolongkan menjadi: Populasi teoritis, dan populasi tersedia.
Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data yaitu:
Populasi bersifat homogen, dan populasi bersifat heterogen.
Cara pengambilan sampel atau teknik sampling secara garis
besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu Probabillity
Sampling (pengambilan sampel bardasarkan peluang),
dan Nonprobability sampling (pengambilan sampel tidak berdasarkan
peluang).

B. Implikasi
Pembahasan dan kesimpulan yang telah dirumuskan sebelumnya
diharapkan dapat berimplikasi posistif serta membangun terhadap
pembaca dalam memahami dasar dan tujuan pendidikan Islam dari
berbagai tinjauan. Terkhusus bagi mahasiswa, penggiat, penuntut ilmu
yang sedang mengkaji Metodologi Penelitian. Dan lebih khusus lagi
bagi para pendidik yang mengajar metodologi penelitian.
Daftar Pustaka
Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Sosial, Jakarta:
LPSP3-U, 2008
Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia,
2002
Direktur Tenaga Kependidikan Ditjen PMPTK, Pendekatan, Jenis dan
Metode Penelitian Pendidikan.
Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuwantitatif dalam
Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabeta CV, 2017
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Jakarta: Kencana ,2014
Prof.Dr.Sugiyono, MetodePenelitian Kombinasi (Mixed
Methods), Bandung: Alfabeta, 2014
Dr. Irawan Soehartono, Metode Peelitian Sosial, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995
Prof.Ir. Sukandarrumidi, MSc., Ph.D., Metodelogi Penelitian Petunjuk
Praktis Untuk Peneliti Pemula, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2000
Dr. Irawan Soehartono, Metode Peelitian Sosial, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995

Anda mungkin juga menyukai