Anda di halaman 1dari 15

KARAKTERISTIK ILMU DAN IMPLIKASI METODE

ILMIAH MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU ISLAMI

OLEH : Prof. Dr. H. Syahrir Mallongi, SE.,M.Si.

DISUSUN OLEH

BAYU KRISNA WIJAYA (0103.02.56.2022)

PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022 / 2023
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 3

BAB I 4

PENDAHULUAN 4

B. Rumusan Masalah 5

BAB II 6

PEMBAHASAN 6

1. Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah 8

2. Pengamatan dan pengumpulan data 8

3. Penyusunan dan klasifikasi data 9

4. Perumusan hipotesis 9

5. Deduksi dari hipotesis atau kesimpulan 9

6. Test dan pengujian kebenaran (verifikasi) hipotesis 9

1. Pengertian Hakikat Ilmu pengetahuan 10

BAB III 13

PENUTUP 13

DAFTAR PUSTAKA 15
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada saya,sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang Sosiologi Hukum & Teori Efektivitas Hukum

Adapun makalah tentang Sosiologi Hukum & Teori Efektivitas Hukumini telah saya
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan
bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa maupun segi lainnya. Oleh karena itu
dengan lapang dada dan tangan terbuka saya membuka selebar-lebarnya bagi pembaca
yang ingin memberi saran dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki
makalah tentang Sosiologi Hukum & Teori Efektivitas Hukum.
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang

Ilmu dan manusia merupakan suatu yang sangat erat kaitannya. Oleh karena itu
Berpikir mencirikan hakikat manusia dan karena berpikirlah dia menjadi manusia. Berpikir
pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan atau pun
ilmu. Ilmu dan pengetahuan mempunyai hubungan yang sangat erat.

Sementara pengetahuan merupakan logika konseptual (conceptual logic),atau


sekumpulan ilmu-ilmu yang belum terhimpun dalam sebuah metode tertentu, sedang ilmu
secara sederhana bisa dimaknai sebagai semua pengetahuan yang terkonstruk melalui
beberapa metode-metode keilmuan. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan merupakan salah
satu dari pengetahuan manusia yang harus benar-benar dihargai. Untuk dapat
menghargai ilmu pengetahuan tersebut, seseorang dituntut untuk mengerti hakikat ilmu
pengetahuan. karena ilmulah yang akan menunjukkan sebuah kebenaran hakiki.Di abad
20 terakhir ini perkembangan ilmu pengetahuan mencatat loncatan- loncatan penting dan
kemajuan yang sangat pesat. Penemuan baru dan penciptaan karya terjadi silih berganti,
informasi diproduksi dengan cepat bahkan dua kali lipat setiap tahunnya, dalam disiplin
ilmu tertentu seperti tekhnologi informasi telah menimbulkan kesulitan tersendiri dalam
penyimpanan, penyebaran, penelusuran dan penerapannya oleh karena perkembangan
yang begitu pesat.

Akan tetapi, sebelum terlalu jauh melangkah dan membahas ilmu pengetahuan
dan metode ilmiah. Perlu diketahui bahwa ilmu pengetahuan merupakan kumpulan yang
tersusun secara sistematik, konsisten dan berkesinambungan satu sama lain yang
berasal dari pengalaman dan pengamatan serta telah teruji kebenarannya dan dapat
diandalkan kegunaannya bagi manusia. Adapun metode ilmiah (Scientific Method)
adalah metode atau cara tertentu dalam melakukan kajian untuk mendapatkan
pengetahuan mengenai realitas dari sesuatu melalui jalan percobaan (eksperimen) atas
sesuatu itu.
Sedangkan konstruksi atau pembentukan ilmu pengetahuan dilakukan melalui langkah-
langkah metode ilmiah. Hal inilah kemudian yang membuat kami tertarik untuk
membahas mengenai hubungan antara ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah dalam
Ilmu Sosial Budaya Dasar.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan metode ilmiah?

2. Apa saja macam-macam metode ilmiah?

3. Bagaimana langkah-langkah dalam metode ilmiah?

4. Apa pengertian Hakikat Ilmu Pengetahaun dalam perspektif moderrn?

C. Tujuan

A. Untuk mengetahui maksud metode ilmiah

B. Untuk mengetahui macam macam metode ilmiah

C. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam metode ilmiah

D. Untuk mengetahui hakikat ilmu pengetahuan dalam persepektif


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Ilmiah

Metode berasal dari bahasa Yunani ‘methodos’ yang berarti jalan. Sedangkan
dalam bahasa Latin ‘methodus’ berarti cara. Dalam bahasa Inggris ‘method’, artinya:

1) Procedure of process for attaining an object, a systematic procedure, technique, or


mode of inquiry by or proper to a particular discipline or art.

2) A discipline that deals with the principles and techniques of scientific inquiry
(Webster’s: 1979).

Dari keterangan tersebut, dapat dipahami bahwa metode ilmiah adalah suatu proses
atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip-prinsip dan teknik-teknik ilmiah yang
dipakai oleh suatu disiplin (bidang studi) untuk mencapai tujuan. Ia dapat juga dikatakan
sebagai cara kerja ilmiah.

Metode diperlukan agar tujuan keilmuan yang berupa kebenaran objektif dapat
dibuktikan dan bisa tercapai. Dengan metode ilmiah, kedudukan pengetahuan berubah
menjadi ilmu pengetahuan, yakni menjadi lebih khusus dan terbatas lingkupan studinya.
Metode ilmiah yang dipergunakan haruslah mempunyai latar belakang, yaitu
keterkaitannya dengan tujuan yang tercermin di dalam ruang lingkup ilmu pengetahuan.

Adapun keterkaitannya itu bersifat kausalistik, yakni bahwa jenis, bentuk dan sifat
ruang lingkup dan tujuan penyelidikan menentukan jenis, bentuk dan sifat metode. Karena
itu, metode haruslah bersesuaian dengan lingkup dan tujuan (objek forma). Jadi, tidak
bisa saling bertentangan.

B. Macam-macam Metode Ilmiah

1. Metode Observatif
Metode observatif merupakan suatu cara menurut pengamatan ilmiah dengan
menggunakan pengindraan untuk menghasilkan kesimpulan tentang hubungan, sebab
dan akibat, serta arti situasi.

Metode ini adalah yang paling sering digunakan oleh jenis ilmu pengetahuan
apapun. Observasi yang dimaksud adalah bersifat ilmiah, yakni harus tetap di dalam
konteks objektivitas. Agar objektivitas terjaga dengan baik, pengamat perlu menyadari
bahwa situasi pengamatan selalu tidak menentu (pengaruh keadaan subjek dan kondisi
objek itu sendiri).

Keadaan ini mengharuskan untuk menentukan suatu kerangka teori observasi


yang berfungsi sebagai alat pengukuran, peralatan observasi untuk mempertajam
pengamatan, pendididkan ilmiah observasi untuk melatih kepekaan penangkapan gejala
dan keterampilan menggunakan alat-alat observasi, dan mengingat bahwa setiap ilmu
pengetahuan memiliki sifat khas yang berbeda-beda sehingga perlu menentukan suatu
metode yang tetap agar observasi selalu terarah.

2. Metode Trial and Error

Metode trial and error merupakan salah satu cara dalam menentukan ilmu
pengetahuan dengan melakukan percobaan-percobaan untuk memperoleh keberhasilan.
Metode ini sering dipakai sebagai dasar penyusunan hipotesis (disusun secara coba-
coba). Karena sifatnya yang universal, metode ini kurang digunakan secara populer oleh
para ilmuwan dalam kegiatan penelitian.

Akan tetapi, dalam menguji hipotesis metode ini ada pula manfaatnya. Cara kerja
metode ini sangatlah sederhana, yakni belajar sambil mengerjakan (learning by doing).

3. Metode Eksperimental

Metode eksperimen merupakan salah satu cara kerja ilmiah yang penelitiannya
menggunakan teknik mengontrol. Agar pengamatan menjadi semakin teliti dan menjamin
kebutuhan objektivitas, maka metode ini berperan penting. Adapun cara kerjanya adalah:
pengamat mengontrol keadaan atau kondisi, mengganti suatu faktor pada suatu waktu,
dan membiarkan faktor lain tetap tanpa perubahan, agar dapat
mencatat hasilnya , apakah ada perbedaan dalam hasil eksperimen. Metode ini lebih
sering digunakan dalam sains. Misalnya untuk meningkatkan produksi daging, mengganti
faktor makanan jenis lain, sementara faktor lain dibiarkan tetap.

4. Metode Statistic and Sampling

Metode statistic and sampling merupakan cara kerja ilmiah yang dilakukan dengan
menentukan sampel, di mana peneliti mengumpulkan data-data untuk dianalisis dan
diklasifikasikan untuk kepentingan induksi.

Metode statistic lazim digunakan di dalam ilmu pengetahuan pada umumnya yang
menyangkut pengumpulan data. Adapun tugas metode ini adalah melakukan
perhitungan-perhitungan sacara generalisasi, yang membuahkan suatu informasi lebih
tepat dan rinci. Dengan metode ini, akan memperkuat daya prediksi, menjelaskan sebab-
akibat terjadinya sesuatu, menggambarkan suatu contoh fenomena, dan lain sebagainya.

Dalam metode sampling, hal yang penting di dalamnya adalah bagaimana


menentukan suatu contoh yang tepat sehingga dapat mewakili keseluruhan.
Persoalannya adalah pada objek yang sifatnya homogen, rupanya sampel yang dipilih
secara acak cukup memberikan hasil. Tetapi pada objek yang heterogen, maka peneliti
harus hati-hati. Banyak faktor yang harus diperhatikan, sehingga contoh-contoh dapat
diambil dan ditentukan secara tepat dan mewakili keseluruhan.

C. Langkah-langkah Metode Ilmiah

1. Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah

Manusia menciptakan masalah dan mengajukan sesuatu yang menurut pikirannya


adalah pertanyaan yang dapat dijawab. Metode keilmuan pada tahap pertama ini
menekankan pada pernyataan yang jelas dan tepat dari sebuah masalah.

2. Pengamatan dan pengumpulan data

Tahap ini merupakan sesuatu yang paling dikenal dalam metode ilmiah, sebab
banyak kegiatan keilmuan yang diarahkan pada hal ini. Maka banyak orang yang
menyamakan keilmuan dengan pengumpulan fakta. Tumpuan terhadap persepsi indra
secara langsung atau tidak langsung, dan keharusan untuk melakukan pengamatan
secara teliti seakan menyita perhatian terhadap segi empiris dan penyelidikan keilmuan
tersebut.

3. Penyusunan dan klasifikasi data

Tahap metode keilmuan ini menekankan pada penyusunan fakta dalam kelompok-
kelompok, jenis-jenis dan kelas-kelas. Dalam semua cabang ilmu, usaha untuk
mengidentifikasi, analisis, membandingkan, dan membedakan fakta yang relevan
tergantung adanya sistem klasifikassi. yang relevan tergantung adanya sistem
klasifikassi.

4. Perumusan hipotesis

Hipotesis adaah pernyataan sementara tentang hubungan antar benda-benda.


Hubungan hipotesis ini diajukan dalam bentuk dugaan, kerja, atau teori yang merupakan
dasar dalam menjelaskan kemungkinan hubungan tersebut. Hipotesis merupakan
dugaan yang beralasan atau perluasan dari hipotesis terdahulu yang telah teruji
kebenarannya, kemudian diterapkan pada data baru. Dalam hal itu, hipotesis berfungsi
untuk mengikat data sedemikian rupa sehingga hubungan yang diduga dapat
digambarkan dan penjelasannya dapat diajukan.

5. Deduksi dari hipotesis atau kesimpulan

Hipotesis menyusun pernyataan logis yang menjadi dasar untuk penarikan


kesimpulan deduksi mengenai hubungan antara benda-benda tertentu yang sedang
diselidiki. Selain itu, hipotesis juga membantu dalam memberikan ramalan dan
menemukan fakta yang baru. Penalaran deduktif yang penting ini ditunjukkan oleh fakta
bahwa kebanyakan pengetahuan keilmuan lebih bersifat teoritis daripada empiris, dan
ramalan tergantung pada bentuk logika silogistik.

6. Test dan pengujian kebenaran (verifikasi) hipotesis


Pengujian kebenaran dalam ilmu berarti mengetes alternatif hipotesis dengan
pengamatan kenyataan yang sebenarnya atau lewat percobaan. Dalam hubungan ini
maka keputusan terakhir terletak pada fakta. Jika fakta tidak mendukung satu hipotesis,
maka hipotesis yang lain dipilih dan proses diulangi kembali.

Seluruh langkah di atas dapat dipakai untuk bidang apa saja, tetapi hanya terbatas
mengenai pengalaman manusia. Jadi, metode ilmiah memiliki keterbatasan, yaitu pada
hal-hal yang empiric (dapat dialami secara indrawi), karena itu hanya berlaku pada
bidang-bidang yang fisis dan kuantitatif saja. Masalah keterbatasan metode ilmiah yang
demikian itu adalah wajar, sebagai konsekuensi logis dari sudut pandang (objek forma),
ruang lingkup, dan tujuan ilmu pengetahuan.

D. Hakikat Ilmu Pengetahaun Dalam Perspektif Modern

1. Pengertian Hakikat Ilmu pengetahuan

Secara etimologis hakikat berarti terang, yakin, dan sebenarnya. Dalam filsafat,
hakikat diartikan inti dari sesuatu, yang meskipun sifat-sifat yang melekat padanya dapat
berubah-ubah, namun inti tersebut tetap lestari. Contoh, dalam Filsafat Yunani terdapat
nama Thales, yang memiliki pokok pikiran bahwa hakikat segala sesuatu adalah air.

Air yang cair itu adalah pangkal, pokok, dan inti segalanya. Semua hal meskipun
mempunyai sifat dan bentuk yang beraneka ragam, namun intinya adalah satu yaitu air.
Segala sesuatu berasal dari air dan akan kembali pada air. Istilah-istilah dalam bahasa
inggris seperti "substance" dan/atau "essence" yang keduanya menunjuk suatu “essential
nature" atau ultimate nature of a thing. Jadi bisa pula dipahami sebagai inti dasar atau
inti terdalam pada sesuatu.

Dalam bahasa Indonesia kata science (berasal dari bahasa latin dari kata Scio,
Scire yang berarti tahu) umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu
Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki dua pengertian:
1. .Ilmu Pengetahuan diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerapkan gejala-gejala tertentu dibidang
(pengetahuan)tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi dan
sebagainya.

2. Ilmu pengetahuan diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal


duniawi, akhirat, lahir, batin, dansebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu
batin, ilmu sihir, dan sebagainya.

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu merupakan kumpulan
pengetahuan yang di susun secara sistematis, dengan menggunakan metode-metode
tertentu. Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.

Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih
jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi.

Daoed Joesoef menunjukkan bahwa pengertian ilmu mengacu pada tiga hal, yaitu:
produk-produk, proses,masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai Produk yaitu
pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebanarannya oleh masyarakat ilmuwan.

Pengetahuan ilmiah dalam hal ini terbatas pada kenyataan-kenyataan yang


mengandung kemungkinan untuk disepakati dan terbuka untuk diteliti, diuji, dan dibantah
oleh seseorang. Ilmu pengetahuan sebagai Proses artinya kegiatan kemasyarakatan
yang dilakukan demi penemuan dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya,
bukan sebagaimana yang kita kehendaki.

Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses ini adalah analisis rasional, objektif,
sejauh mungkin impersonal dari masalah-masalah yang didasarkan pada percobaan dan
data yang dapat diamati. Bagi Thomas Khun normal science adalah ilmu pengetahuan
dalam artian proses. Ilmu pengetahuan sebagai Masyarakat artinya dunia
pergaulan yang tindak-tanduknya, perilaku dan sikap sertatutur katanya diatur oleh empat
ketentuan (imperative) yaitu universalisme, komunalisme, tanpa pamrih
(disinterstedness), dan skeptisisme yang teratur.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode ilmiah adalah salah satu cara dalam memperoleh pengetahuan yang
disebut ilmu. Suatu rangkaian prosedur tertentu yang harus diikuti untuk mendapatkan
jawaban tertentu dari pernyataan yang tertentu pula. Metode merupakan suatu prosedur
atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis seperti
halnya di atas. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja pikiran.
Dengan cara bekerja ini maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai
karakteristik tertentu yang diminta oleh ilmu pengetahuan, yaitu sifat rasional dan teruji
yang memungkinkan tubuh pengetahuan yang disusunnya merupakan pengetahuan
yang dapat diandalkan.

Secara etimologis hakikat berarti terang, yakin, dan sebenarnya. Dalam filsafat,
hakikat diartikan inti dari sesuatu, yang meskipun sifat-sifat yang melekat padanya dapat
berubah-ubah, namun inti tersebut tetap lestari.

Ilmu adalah isim masdar dari ‘alima yang berarti mengetahui, mengenal,
merasakan, dan menyakini. Secara istilah, ilmu ialah dihasilkannya gambaran atau
bentuk sesuatu dalam akal. Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali
dalam Alqur’an, dan digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek
pengetahuan. Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang terbentuk
dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Jadi dalam batasan ini faktor kejelasan
merupakan bagian penting dari ilmu.
B. Saran

Tentu dalam penulisan makalah ini banyak kekurangannya, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Setelah kita mengetahui tentang metode ilmiah di atas, kita semakin
bertambah pengetahuan, maka dari itu agar pengetahuan kita bermanfaat mari kita
sama-sama mengamalkan pengetahuan yang kita peroleh agar bermanfaat bagi orang
lain dan khususnya untuk diri kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

A. Baiquni, A. 1983. Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern. Jakarta : Pustaka ITB

Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, (maktabah syamilah, juz 1

An-Nawawi. Majmu’ syarah al muhadzdzab. (Maktabah Syamilah, juz 1

Anwar, Syaiful.2007. Filsafat Ilmu Al-Ghazali:Dimensi Ontologi dan Aksiologi. Bandung:


Pustaka Setia

Armas, Adnin. 2006. Seminar Pandangan Hidup dan Epistemologi Islam: Studi Kasus
Sains Islam, “Krisis Epistemologis dan Islamisasi Ilmu.

Dep.Dik.Bud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan, h.71 Ibid, h.73-75

]Jujun S.Suriasumantri, Ilmu dalam Perspektif, h.105-108

Mohammad Adib, Filsafat Ilmu, h.95

Suparlan Suhartono, Filsafat Ilmu Pengetahuan, h.78

Anda mungkin juga menyukai