Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

Metode Ilmiah dan Perkembangan IPA

Dosen Pengampu : Novita Ratnasari, M.Si

Kelompok 2

ALI FATKHAN (PJKR) : 22202041101CA


IKLIM AKBAR :
DINA AULIA (PGSD) : 22202068001CA
ADE JANUARTI (PGSD) : 22206901

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN


UNIVERSITAS BESTARI
SERANG 2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan masalah ........................................................................................................2
C. Tujuan Makalah ............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3
A. Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA ...............................................................................3
B. Perkembangan IPA .......................................................................................................6
C. Ruang Lingkup IPA Pengembangannya ......................................................................8
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................10
Kesimpulan ...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah pilar fundamental dalam pembangunan masyarakat
modern. Kepentingan IPA tidak terbatas pada kalangan ilmuwan, tetapi juga memengaruhi setiap
aspek kehidupan kita. Keberadaannya memberikan fondasi bagi perkembangan teknologi,
inovasi, kesehatan, dan pemahaman mendalam tentang dunia yang kita huni. Tanpa ilmu
pengetahuan alam, kita akan kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan penting tentang alam
semesta, sumber daya alam, dan tantangan global yang sedang kita hadapi.

Perkembangan ilmu pengetahuan alam sejalan dengan evolusi pemikiran manusia. Seiring
berjalannya waktu, ilmuwan dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu telah melakukan upaya gigih
untuk memahami dan mengungkap rahasia alam semesta. Mereka telah mengembangkan teori-
teori yang memperkaya pemahaman kita tentang alam dan membantu dalam penemuan solusi
atas berbagai masalah yang dihadapi oleh manusia.

Makalah ini bertujuan untuk menjelajahi metode ilmiah, yang merupakan landasan utama dari
ilmu pengetahuan alam, serta sejarah perkembangannya. Dengan pemahaman yang lebih
mendalam tentang metode ilmiah, kita dapat menghargai cara ilmuwan bekerja, menguji
hipotesis, dan mencapai kesimpulan yang dapat diandalkan. Sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan alam akan membantu kita memahami bagaimana pengetahuan ilmiah telah
berkembang dari zaman kuno hingga zaman modern, dan bagaimana perannya dalam
membentuk masyarakat saat ini.

Dengan memahami pentingnya ilmu pengetahuan alam dan metode ilmiah, kita dapat lebih
menghargai kontribusi besar yang telah diberikan oleh ilmuwan dalam membentuk peradaban
manusia. Selanjutnya, kita akan menjelajahi peran ilmu pengetahuan alam dalam mendorong
kemajuan masyarakat dan mengeksplorasi tantangan terkini yang dihadapi dalam
penggunaannya.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA?


2. Bagaimana Perkembangan IPA?
3. Apa saja Ruang Lingkup IPA Pengembangannya?

C. Tujuan
1. Mampu mengetahui perbedaan metode ilmiah dan non ilmiah
2. Memahami metode ilmiah
3. Memahami Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA

Pengertian Metode Ilmiah

Berbagai cara dilakukan manusia untuk memperoleh pengetahuan, baik melalui pendekatan non-
ilmiah dan terutama dengan pendekatan ilmiah. Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah
dilakukan berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris (fakta) maupun referensi
pengalaman sebelumnya. Berdasarkan metode ini, data atau fakta yang ada, perlu diuji terlebih
dahulu sebelum diterima kebenarannya. Oleh karenannya dengan cara ini suatu pengetahuan
atau fakta dapat diperbaiki bila ada kesalahan atau adanya penemuan baru yang dapat
mengkoreksi pengetahuan sebelumnya. Pengujian harus secara sistematik dan mengikuti kaidah
ilmu yaitu dengan metode ilmiah. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara atau metode ilmiah
disebut sebagai ilmu. Atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang di dapatkan
berdasarkan metode ilmiah.

Cara atau metode ilmiah adalah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu.
Atau dengan kata lain ilmu adalah pengetahuan yang didapatkan berdasarkan.

Kriteria Ilmu Pengetahuan

Tidak semua pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang
cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu.

a. Logis atau masuk akal


Sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang telah diakui kebenarannya.
b. Objektif

Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fata empiris.

c. Metodik

Berarti bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang,
diamati dan terkontrol.

3
d. Sistematis

Berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu sistem yang satu dengan lainnya
saling berkaitan dan saling menjelaskan, sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.

e. Berlaku umum atau universal

Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja yaitu dengan cara eksperimentasi
yang sama akan diperoleh hasil yang sama atau konsisten.

f. Kumulatif, berkembang dan tentatif

Khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru.
Ilmu pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar
(tentatif).

Langkah-Langkah Metode Ilmiah

Operasionalisasi metode ilmiah dijabarkan dalam tahap kegiatan berikut:

a) Perumusan Masalah
Masalah adalah topik atau objek yang diteliti dengan batasan yang jelas serta dapat
diidentifikasi faktor-faktor yang terkait.
b) Penyusunan Hipotesis
Hipotesis merupakan argumentasi tentang kemungkinan jawaban sementara tentang
masalah yang ditetapkan, disusun berdasarkan pengetahuan atau teori yang ada dan harus
diuji kebenarannya dengan observasi atau eksperimentasi.
c) Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan usaha pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis
dan diuji apakah fakta tersebut mendukung hipotesis yang diajukan.
d) Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan diambil berdasarkan hasil analisis data untuk melihat apakah hipotesis yang
diajukan dapat diterima atau tidak.Hipotesis yang diterima merupakan pengetahuan yang
kebenarannya teruji secara ilmiah dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

4
Sikap Ilmiah

Berlandaskan pada syarat, kriteria dan langkah operasional tersebut maka metode ilmiah
menuntun pembentukan seorang ilmuwan mempunyai sikap ilmiah, antara lain:

a. Jujur
Ilmuwan wajib melaporkan hasil pengamatannya secara objektif dan jujur, sehingga bila
hasil penelitiannya tersebut diuji kembali oleh peneliti lain akan memberikan hasil yang
sama.
b. Terbuka
Seorang ilmuwan harus mempunyai pandangan yang luas, terbuka terhadap pendapat
orang lain, jauh dari praduga dan menghargai gagasan baru orang lain meskipun untuk
menerimanya harus melakukan pengujian terlebih dahulu.
c. Toleran
Seorang ilmuwan tidak akan merasa dirinya paling hebat, bersedia belajar dari orang lain
atau membandingkan pendapatnya dengan yang lain serta tidak pernah memaksakan
pendapatnya pada orang lain.
d. Skeptis
Dalam mencari kebenaran, seorang ilmuwan akan bersikap hati-hati, meragukan sesuatu
dan skeptis, tetapi kritis sehingga akan menyelidiki (memverifikasi) dahulu bukti- bukti
(informasi) yang mendasari suatu kesimpulan, keputusan atau pemecahan masalah.
e. Optimis
Seorang ilmuwan tidak akan mengatakan sesuatu tidak dapat dikerjakan sebelum
memikirkan dan mencoba mengerjakannya terlebih dahulu.
f. Pemberani

Sifat ilmuwan yang selalu mencari kebenaran, maka akan berani melawan
ketidakbenaran, kepura-puraan yang menghambat kemajuan, meskipun harus merugikan
dirinya sendiri. Sifat pemberani ini dicontohkan oleh Copernicus dan Galilieo mengenai
keyakinan tentang heliosentrisnya yang sangat bertentangan dengan kepercayaan dan
penguasa saat itu yang mempercayai faham geosentris.

5
g. Kreatif dan inovatif
Selalu ingin mendapatkan, menciptakan, memvariasikan sesuatu yang baru terutama guna
mendapatkan nilai tambah.

B. Perkembangan IPA

Ilmu pengetahuan akan terus berkembang sejalan dengan sifat manusia yang tidak pernah merasa
puas dengan apa yang sudah dipunyai atau diketahuinya. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu
pengetahuan merupakan siklus ilmu dengan penelitian sebagai intinya yang tidak pernah
terputus. Bahkan ia akan semakin membesar dan meluas.

Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan waktu
maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu cara
berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.

IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman,
kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul
berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan
dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.

Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam

a. Zaman Kuno

Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal dari kemampuan mengamati dan
membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua
pengetahuan yang diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal-
usul dan sebab akibat dari segala sesuatu.

Pada saat manusia mulai memiliki kemampuan menulis membaca dan berhitung maka
pengetahuan yang terkumpul dicatat secara tertib dan berlangsung terus menerus. Misalnya dari
pengamatan dan pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan
pembagian waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam 24
jam. Selanjutnya jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik. Kemudian satuan enam

6
puluh ini juga digunakan untuk pengukuran sudut, 60 detik sama dengan 1 menit, 60 menit sama
dengan 1 derajad dan satu lingkaran penuh sama dengan 360o. Demikian pula ahli Babilonia
dapat meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah 10 atau 11 hari. Ini terjadi
kira-kira 3000 SM.

Pada tahun 2980-2950 SM telah dapat dibangun piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar
tidak terjadi bahaya banjir di sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa
pengetahuan teknik bangunan dan matematika khususnya geometri dan aritmatika telah maju.
Kurang lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah menghitung keliling lingkaran sama dengan tiga
kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan seperdua belas kuadrat kelilingnya.

b. Zaman Yunani Kuno

Perkembangan ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh
kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak hanya menerima
pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba mencari jawab tentang asal-
usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu. Thales (624-548 SM), Anaximenes (588-526 SM),
Anaximander (610-546 SM), Heraklitos (535-475 SM), Pythagoras (580-499 SM), Empedokles
(495-435 SM),Leukippos dan Demokritos (460-370 SM), Plato (427-345 SM), Aristoteles (384-
322 SM), Ptolomeus (127-151).

c. Zaman Pertengahan

Zaman Alkimia (abad 1-2)

Ahli alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi, yaitu: air
raksa, belerang dan garam. Disini pengertian unsur lebih dimaksudkan sebagai sifatnya daripada
unsur itu sendiri.

Air raksa = logam yang mudah menjadi uap.


Belerang = mudah terbakar dan memberi warna.
Garam = tak dapat terbakar dan bersifat tanah.

7
Zaman Latrokimia (latros = Tabib)

Secara garis besar sumbangan bangsa Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah:

1. Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani, mengembangkannya dan kemudian


menyebarkan ke Eropa dan selanjutnya dikembangkan di Eropa.
2. Mengembangkan metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan
kedokteran, obat-obatan, astronomi, kimia dan biologi.
3. Memantapkan penggunaan sistim penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan ditulis
dengan posisi letak, artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.

Contoh :Bilangan 2132 = paling depan berarti dua ribuan, berturut-turut kebelakang, satu
ratusan, tiga puluhan dan dua satuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar diawali dan
dikembangkan bangsa Arab.

d. Zaman Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam

Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai abad pertengahan sudah banyak tetapi
belum sistimatis dan belum dianalisis menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran
diwarnai cara berpikir filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna dikembangkan
metode eksperimen.

C. Ruang Lingkup IPA

Seluruh makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam beserta proses materi dan
sifatnya. Jadi IPA yang akan kamu pelajari akan lebih fokus dalam hal-hal semacam itu. IPA
terdiri dari 3 aspek yaitu

1. Fisika
Fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari gejala alam yang
tidak hiddup atau materi dalam lingkungan hidup ruang dan waktu, serta semua interaksi
yang menyertainya.
2. Kimia
Kimia adalah cabang ilmu pengetahuan alam, yang berkaitan dengan komposisi

8
zat, unsur, sifat dan reaksinya. Kimia adalah studi tentang materi dan interaksinya dengan
energi dan materi itu sendiri. Ilmu Bumi atau geologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang Bumi dan perkembangannya.imiah
3. Biologi
Biologi atau ilmu hayat adalah kajian tentang kehidupan, dan organisme hidup,termasuk
struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonominya. Ilmu biologi
modern membahas pengetahuan yang sangat luas, eklektik, serta terdiri dari
berbagai macam cabang dan subdisiplin.

9
BAB III PENUTUP

Kesimpulan
IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang mempunyai rasa
ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang (dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak
manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu
terjadi (how), dan mengapa demikian(why).

Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus berkembangnya
rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam
semesta ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu ini
terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan
penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika,
Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi .

10
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen IAD. 2004. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Makassar: Universitas Negeri Makassar.
IAD KLH 1-iv 2008.doc. 7 Oktober 2010. Materi-kuliah-i-iad.ppt. 7 Oktober 2010.
Ahmadi, Abu. 2008. Jakarta. Perkembangan dan Pengembangan IPA. Ilmu Alamiah Dasar
(IAD). Edisi Terbaru. 5: 1-39.

11

Anda mungkin juga menyukai