Anda di halaman 1dari 10

ISLAM DAN METODE

ILMIAH
KELOMPOK 5:
1. BETA AGUSTINA (21104090019)
2. FARHAN YAHYA MAHENDRA (21104090020)
3. DEVA NANDA JULIATAMA (21104090021)
Metode ilmiah adalah suatu pendekatan sistematis dalam mencari ilmu pengetahuan atau
menjawab pertanyaan penelitian yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu dimulai dengan
melakukan observasi terhadap suatu fenomena atau gejala, identifikasi dan formulasi masalah
berdasarkan observasi tadi, menyusun hipotesis, melakukan penelitian untuk menguji hipotesis,
dan menarik kesimpulan.

2
Pengertian Metode Ilmiah Menurut Para Ahli

3. Menurut Moekijat (1990) Metode ilmiah adalah alat yang


1. Menurut Almack (1939) Metode ilmiah adalah cara paling utama untuk memperoleh pengetahuan baru dalam
menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap suatu bidang pengetahuan tertentu. Metode ilmiah adalah
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. penyelidikan secara teliti, perumusan hipotesis-hipotesis,
ramalan, dan pengujian.
2. Menurut Sidi Gazalba (1970) Metode ilmiah adalah
4. Menurut J. Sudarminta (2002) Metode ilmiah adalah prosedur
cara pikir manusia untuk memperoleh pengetahuan
atau langkah-langkah sistematis yang perlu diambil guna
yang pasti dan benar tentang alam dan dirinya memperoleh pengetahuan yang didasarkan atas persepsi
sendiri, yang berada dalam medan empirisnya. indrawi dan melibatkan uji coba hipotesis serta teori secara
terkendali. 3
TAHAPAN DALAM METODE ILMIAH
1. Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan.
2. Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
3. Menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah
pustaka.
4. Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Mengolah data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menghasilkan kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang
objektif, tidak dipengaruhi subjektivitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
6. Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis
maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
7. Mengomunikasikan hasil penelitian. Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan dan mempublikasikan hasil penelitian kepada orang lain dalam bentuk laporan
tertulis atau melalui forum diskusi dan seminar.

4
Berdasar kepada fakta
Semua yang ada dalam metode ilmiah harus berdasarkan fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya.

Tidak mengandung prasangka

KRITERIA
Bukan hanya faktual, sebuah metode ilmiah juga tidak boleh berisi opini-opini peneliti. Meskipun ada hipotesis,
namun eksperimen harus dilaksanakan dengan objektif, walaupun hasil akhirnya tidak sesuai dari hipotesis.
Menggunakan prinsip-prinsip analisis

METODE
Saat menarik kesimpulan, prinsip-prinsip analisis harus digunakan karena dibutuhkan urutan pikiran dan
kejadian yang jelas. Apa yang menjadi permasalahan dan juga hubungan diantaranya harus diketahui dengan
pasti.
Perumusan masalah atau pembuatan hipotesis

ILMIAH Dibutuhkan untuk mendapatkan penjelasan terhadap terjadinya suatu fenomena.


Menggunakan teknik kuantitatif dan kualitatif
Dengan teknik kuantitatif, akan diperoleh hasil yang dapat diterima secara umum.
Menggunakan ukuran objektif
Pada saat melakukan eksperimen, harus menggunakan ukuran objektif.

5
SIFAT KRITERIA METODE ILMIAH
Kritis dan analitis Logis Objektif
Peneliti harus melakukan observasi dan Peneliti harus dapat menjelaskan setiap Peneliti harus memastikan hasil
eksperimennya secara rinci supaya langkah pada metode ilmiah secara logis, penelitiannya nanti dapat diterima oleh
mendapatkan hasil yang akurat. tidak boleh berdasarkan firasatnya. orang banyak, bukan hanya untuk dirinya
sendiri.

Empiris Konseptual
Peneliti harus mendapatkan hasil Peneliti juga harus memberikan
penelitiannya dari kejadian yang nyata perhatiannya bagi konsep-konsep dari
terjadi, bukan karangan ataupun opini. fenomena yang diteliti.

6
Kedudukan wahyu dalam sains
sains tidak akan terlihat sempurna jika tak ada wahyu maupun akal. Dan kedua hal ini sangat berpengaruh dalam segala hal dalam
islam dan sains. Dapat dilihat dalam hukum islam, antar wahyu dan akal ibarat penyeimbang. Andai Ketika hukum islam berbicara
yang identik dengan wahyu, maka akal akan segera menerima dan mengambil kesimpulan bahwa hal tersebut sesuai akan suatu
tindakan yang terkena hukum tersebut.
Kajian filsafat ilmu menyebutkan bahwa, secara umum metode mencari pengetahuan adalah melalui pendekatan rasionalisme,
empirisme dan metode keilmuan.3 Semua metode yang digunakan dalam mencari pengetahuan, pada dasarnya bertujuan untuk
memperoleh kebenaran, namun perlu disadari bahwa kebenaran yangh dicapai manusia hanyalah kebenaran berdasarkan sudut
pandang pendekatan yang digunakan. maka kebenaran yang dihasilkan dikategorikan sebagai kebenaran relatif, mungkin benar dan
mungkin juga tidak Sementara, kebenaran mutlak itu hanyalah kebenaran yang terkandung dalam kitab suci (Al-Qur’an dan Hadis
Shahih) atau disebut juga kebenaran wahyu.

7
Mengkaji wahyu tidak berarti mengabaikan kajian dalam perpektif ilmu pengetahun, sebab dalam wahyu itu sendiri ditemukan begitu banyak
ayat yang mendorong umat manusia untuk melakukan aktivitas berfikir didalam mengkaji segala sesuatu terutama alam raya demi terciptanya
kehidupan yang beradab. Oleh sebab itu, titik temu atau hubungan antara wahyu dan ilmu pengetahuan tidak perlu diperdebatkan. Dari uraian
tersebut dapat dipahami bahwa kedudukan wahyu lebih tinggi daripada ilmu pengetahuan. Wahyu dalam bentuk kitab suci yang diturunkan
kepada Nabi dan Rasul adalah ditujukan kepada umat manusia meskipun manusia disebut sebagai makhluk yang paling sempurna diantara
makhluk lainnya, namun disadari juga bahwa didalam penciptaan yang sempurna tersebut terdapat kelemahan yang ada pada diri manusia itu
sendiri. Apa yang diperolehnya melalui proses atau aktivitas keilmuan belum mampu mencapai kebenaran yang hakiki, berbagai teori yang
dihasilkan dari ilmu pengetahuan terutama dalam kajian ilmu sosial tidak dapat dijadikan pegangan untuk mengatasi persoalan hidup. Oleh
sebab itulah, maka informasi wahyu menjadi penting dan dibutuhkan oleh manusia disamping dapat menutupi kelemahan ilmu pengetahuan,
akan tetapi juga sebagai pedoman hidup untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ilmu pengetahuan akan mengalami krisis ketika teori-teori yang dibangun tidak dapat lagi menjelaskan fakta-fakta yang ada. Dalam situasi
krisis inilah ilmuwan akan melakukan revolusi sehingga melahirkan paradigma baru. Dewasa ini terlihat jelas krisis yang dialami oleh sains
modern yang didominasi oleh paradigma berpikir rasional, sehingga dialektika keilmuan hanya bergerak untuk menguji teori (verifikasi) bukan
bagaimana menghasilkan satu perspektif baru dari ilmu pengetahuan. Perspektif baru tersebut tercapai bila cara pandang baik terhadap
subyek maupun obyek dapat dilampaui.
8
Daftar pustaka

https://raharja.ac.id/2020/10/27/metode-ilmiah/
https://www.academia.edu/44121150/METODE_ILMIAH_1_Pengertian_Metode_Ilmiah

9
THANK YOU

10

Anda mungkin juga menyukai