Cara atau metode ilmiah adalah prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Metode
ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan suatu
permasalahan serta menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur, dan terkontrol.Metode
Ilmiah yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional (deduktif) dan pendekatan empiris (induktif).
Metode Ilmiah merupakan cara dalam memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Descartes adalah
pelopor dan tokoh rasionalisme. Menurut dia, rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala
pengertian. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang pada kebenaran dan dapat memberi
pimpinan dalam segala jalan pikiran.Tidak semua pengetahuan dapat disebut sebagai ilmu, karena ilmu
merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu: logis atau masuk
akal, objektif, metodik, sistematis, berlaku umum atau universal, kumulatif, berkembang dan tentatif.
sebagai berikut:
b. Objektif
Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fakta empiris.
c. Metodik
Berarti bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang,diamati,dan
dikontrol.
d. Sistematis
Berarti bahwa pengetahuan tersebut disusun dalam satu system yang satu dengan lainnya saling
berkaitan dan saling menjelaskan. Sehingga merupakan satu-kesatuan yang utuh.
Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang sama
akan di peroleh hasil yang sama atau konsisten.
Khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu
pengetahuan yang terbukti salah harus diganti dengan ilmu pengetahuan yang benar (tentatif).
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang
dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-
kan pada daya khayal, kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif.
Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang
objektif.
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip
analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa
yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang
tajam.
4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa.
Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang
ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa
merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan
merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan
dengan menggunakan pikiran yang waras.
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk artibut-artibut
yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan
sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam
aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan
ukuran nominal, ranking dan rating.
b. Penyusunan hipotesis
Yang dimaksud hipotesis yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk
memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu
saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara
dari permasalahan yang harus diuji ebenarannya dalam suatu obserevasi atau eksperimentasi.
c. Pengujian hipotesis
Yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk
dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat
juga melalui uji coba atau eksperimentasi, kemudian fakta-fakta dikumpulkan melalui penginderaan.
d. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta (data) untuk melihat
apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak.
Menurut Schluter (1926) mengemukakan 15 langkah dalam melaksanakan penelitian dengan metode
ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hu-bungannya dengan data atau bukti, baik
langsung ataupun tidak langsung.
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok dasar dalam
masalah.
8. Menentukan apakah data atau bukti yang dipertukan tersedia atau tidak.
12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi.