Anda di halaman 1dari 11

1.

Pengertian Metode Ilmiah


Metode ilmiah atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai scientific method adalah proses
berpikir untuk memecahkan masalah secara sistematis,empiris, dan terkontrol.
Metode ilmiah merupakan proses berpikir untuk memecahkan masalah
Metode ilmiah berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau
pemecahannya. Proses berpikir ilmiah dalam metode ilmiah tidak berangkat dari sebuah
asumsi, atau simpulan, bukan pula berdasarkan data atau fakta khusus. Proses berpikir untuk
memecahkan masalah lebih berdasar kepada masalah nyata. Untuk memulai suatu metode
ilmiah, maka dengan demikian pertama-tama harus dirumuskan masalah apa yang sedang
dihadapi dan sedang dicari pemecahannya. Rumusan permasalahan ini akan menuntun proses
selanjutnya.
Pada Metode Ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis
Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara sistematis dengan bertahap, tidak zigzag. Proses berpikir yang sistematis ini dimulai dengan kesadaran akan adanya masalah
hingga terbentuk sebuah kesimpulan. Dalam metode ilmiah, proses berpikir dilakukan sesuai
langkah-langkah metode ilmiah secara sistematis dan berurutan.
Metode ilmiah didasarkan pada data empiris
Setiap metode ilmiah selalu disandarkan pada data empiris. maksudnya adalah, bahwa
masalah yang hendak ditemukan pemecahannya atau jawabannya itu harus tersedia datanya,
yang diperoleh dari hasil pengukuran secara objektif. Ada atau tidak tersedia data empiris
merupakan salah satu kriteria penting dalam metode ilmiah. Apabila sebuah masalah
dirumuskan lalu dikaji tanpa data empiris, maka itu bukanlah sebuah bentuk metode ilmiah.
Pada metode ilmiah, proses berpikir dilakukan secara terkontrol
Di saat melaksanakan metode ilmiah, proses berpikir dilaksanakan secara terkontrol.
Maksudnya terkontrol disini adalah, dalam berpikir secara ilmiah itu dilakukan secara sadar
dan terjaga, jadi apabila ada orang lain yang juga ingin membuktikan kebenarannya dapat
dilakukan seperti apa adanya. Seseorang yang berpikir ilmiah tidak melakukannya dalam
keadaan berkhayal atau bermimpi, akan tetapi dilakukan secara sadar dan terkontrol.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah


Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkahlangkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan
dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah
sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah.
2. Merumuskan hipotesis.

3. Mengumpulkan data.
4. Menguji hipotesis.
5. Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah.
Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan
penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode
ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri
belum dirumuskan?
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir
ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui
rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang
benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya
dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang
sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang
telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab
berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu
permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah
proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak
membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut.
Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan
taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin
tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf
signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu
sendiri.
Merumuskan Kesimpulan

Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah
kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan
masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam
bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis
data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap
cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan
yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan

rumusan masalah yang diajukannya.


2.Metode Ilmiah Dan Langkah-langkahnya
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
1. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil
pengamatan dan pengukuran)
3. Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Karakteristik Metode Ilmiah
Menurut sumber ada beberapa karakteristik metode ilmiah:
Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat
untuk mengidentifikasi masalah danmenentukan metode untuk pemecahan
masalah.
Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang
dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang
sama dengan kondisi yang sama pula.
Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan
konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
Langkah Langkah Metode Ilmiah

Menyusun Rumusan Masalah

Menyusun Kerangka Teori

Merumuskan Teori

Melakukan Eksperimen

Mengolah dan Menganalisis Data

Menarik Kesimpulan

Mempublikasikan Hasil

Menyusun Rumusan Masalah


Hal-hal yang harus diperhatikan:

Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau


lebih.

Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan dapat


dipecahkan.

Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat dan jelas.

Menyusun Kerangka Teori


Mengumpulkan keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori maupun
data-data fakta di lapangan.
Dari keterangan-keterangan dan informasi tersebut diperoleh penjelasan
sementara terhadap permasalahan yang terjadi.
Penarikan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu
permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap
orang berhak menyusun Hipotesis.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data. Data dapat
diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau
eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka
untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga
berarti mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan
untuk memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
Sumber :

elevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.


3.

LANGKAH-LANGKAH DALAM METODE ILMIAH

1. Perumusan masalah

Merupakan pertanyaan-pertanyaan mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta


dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
2.

Penyusunan kerangka berpikir

Merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai
faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan.
3.

Perumusan hipotesis

Merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang diajukan yang
materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
4.

Pengujian hipotesis

Merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
5.

Penarikan kesimpulan

Merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima.
Sekiranya dalam proses pengujian terdapat fakat yang cukup mendukung hipotesis maka
hipotesis itu diterima. Sebaliknya, sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat fakta yang
cukup mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.
Hipotesis yang diterima kemudian dianggap menjadi bagian dari pengetahuan ilmiah sebab
telah memenuhi pernyaratan keilmuan yaitu mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten
dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebenarannya.
Schluter (1926) dalam Nazir (1988) mengungkapkan bahwa terdapat 15 langkah dalam
melakukan penelitian dengan metode ilmiah. Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Pemilihan bidang, topik atau judul penelitian
2. Mengadakan survei lapangan untuk merumuskan masalah-masalah yang ingin
dipecahkan
3. Membangun sebuah bibliografi
4. Memformulasikan dan mendefinisikan masalah
5. Membeda-bedakan dan membuat out-line dari unsur-unsur permasalahan
6. Mengklasifikasikan unsur-unsur dalam masalah menurut hubungannya dengan data
atau bukti, baik langsung ataupun tidak langsung
7. Menentukan data atau bukti mana yang dikehendaki sesuai dengan pokok-pokok
dasar dalam masalah
8. Menentukan apakah data atau bukti yang diperlukan tersedia atau tidak
9. Menguji untuk diketahui apakah masalah dapat dipecahkan atau tidak
10. Mengumpulkan data dan keterangan yang diperlukan
11. Mengatur data secara sistematis untuk dianalisa

12. Menganalisa data dan bukti yang diperoleh untuk membuat interpretasi
13. Mengatur data untuk presentase dan penampilan
14. Menggunakan sitasi (kutipan), referensi, dan footnote (catatan kaki)
15. Menulis laporan penelitian
Nazir (1988) dalam buku Metode Penelitian, menyimpulkan bahwa penelitian dengan
menggunakan metode ilmiah, sekurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1.

Merumuskan serta mendefinisikan masalah

Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk
menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut didefinisikan serta jelas. Sampai ke mana
luas masalah yang akan dipecahkan.
2.

Mengadakan studi kepustakaan

Langkah kedua adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya
yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. mencari bahan di
perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindari oleh seorang peneliti.
3.

Memformulasikan hipotesa

Setelah diperoleh informasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut pautnya
dengan masalah yang ingin dipecahkan, maka tiba saatnya peneliti memformulasikan
hipotesa-hipotesa untuk penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang
hubungan sangkut paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan
kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.
4.

Menentukan model untuk menguji hipotesa

Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan cara-cara


untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang, seperti
ilmu ekonomi misalnya, pengujian hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical
framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan
hubungan antarfenomena yang secara implisit terdapat dalam hipotesa, untuk diuji dengan
teknik statistik yang tersedia.
Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data
tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.
5.

Mengumpulkan data

Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang
digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulkan.
Teknik pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah yang dipilih serta
metode yang digunakan. Misalnya, penelitian yang menggunakan metode percobaan, maka
data diperoleh dari plot-plot percobaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Penelitian yang
menggunakan metode sejarah ataupun survei normatif, data diperoleh dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden, baik secara langsung ataupun dengan
menggunakan questionair.
6.

Menyusun, menganalisa, dan memberikan interpretasi

Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa. Sebelum analisa
dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data
dapat dalam bentuk tabel ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah
data dianalisa, maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.
7.

Membuat generalisasi dan kesimpulan

Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan,


dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus
berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima, ataukah hipotesa tersebut
ditolak. Apakah hubungan-hubungan antarfenomena yang diperoleh akan berlaku secara
umum ataukah hanya berlaku pada kondisi khususnya saja.
8.

Membuat laporan ilmiah

Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil
yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri
pula.
Untuk lebih jelasnya Nazir juga mengungkapkan langkah-langkah tersebut dalam sebuah
bagan, seperti berikut ini:
4.

1. Menyebutkan Langkah-Langkah Metode Ilmiah

Langkah-langkah metode ilmiah secara berurutan


1.menemukan dan merumuskan masalah
2. mengumpulkan informasi
3.menyusun hipotesis ataudugaan sementara
4.melakukan percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis
5.mengolah hasil percobaan
6.membuat kesimpulan
7.mengomunikasikan hasil penelitian pada khalayak

2. Penjelasan langkah-langkah metode ilmiah


1) Menemukan dan merumuskan masalah
Langkah awal dalam melakukan penelitian adalah menemukan masalah lalu,masalah yang
ditemukan dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya,ringkas,jelas,dan bermakna.
metode merumuskan masalah:
1.buat masalah
2.merumuskan masalah
* contoh Masalah:
pertumbuhan biji kecambah kacang hijau berbeda pada daerah yang terkena cahaya dengan
daerah gelap.
2.Rumusan masalah:
Adakah perbedaan pertumbuhan biji kecambah kacang hijau pada daerah terkena cahaya
dengan daerah gelap.
Dalam merumuskan masalah perlu diperhatikan hubungan antara variable bebas dengan
variable terikatnya.
Variabel: segala factor yang mempengaruhi masalah
Variable,terdidri dari4:
1. Variable bebas

2.
3.

4.
2)
1.
2.
3.
4.
3)
1.
2.
4)
a.
b.

5)

6)

Perlakuan yang berbeda dalam melakukan percobaan. Contoh; daerah gelap,dan daerah yang
terkena cahaya
Variable terikat
Hasil dari variable bebas.contoh: perbedaan pertumbuhan kecambah kacang hijau daerah
gelap, dan daerah yang terkena cahaya
Variable control(terkendali)
Yaitu perlakuan yang sama pada semua percobaan.
Contoh:
- ukuran wadah
Jenis media, mis; tanah
Penyiraman
Jumlah biji dan ukuranya harus sama
Pemupukan
Kelembaban
Variablel penggangu
Yaitu variable yang tidak dikehndaki tetapi dapat mempengaruhi hasil percobaan.
Contoh: hama, hewan pengganggu.
Mengumpulkan informasi atau data-data
Cara;
Melakukan studi kepustakaan
Membaca buku refrensi
Mewawancarai para ahli
Mencari data informasi dari hasil obsevasi
Menyusun hipotesis atau dugaan sementara
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah ,
Hipotesis terbagi 2:
Hipotesis nol (hipotesis statistic)
Yaitu dgaan sementara yg menyatakan bahwa tidak ada pengaruh variable bebas terhadap
variable terikat.
Hipotesis kerja (hipotesis alternative)
Dugaan sementara yang menyatakan bahwa ada pengaruh antara variable bebas terhadap
variable terikat.
Melakukan percobaan untuk menguji kebenaran hipotesis.
Tahap persiapan percobaan
Menentukan alat dan bahan
Contoh: biji kecambah kacang hiaju,pot, media(tanah)
Menyusun cara kerja
Penjabaran variable
Menentukan waktu percobaan
Uji coba model percobaan.
Tahap perlakuan percobaan
Dalam percobaan terdapat duak kelompok
-kelompok yang tidak diberi perlakuan ( kelompok control)
- kelompok yang diberikan perlakuan( eksperiman)
Mengolah hasil percobaan (analisisdata)
Analisis data kuantitatif memerlukan perhitungan statistic. Hasil analisis kualitatif dan data
kuantitatif kemudian digunakan untuk menjawab hipotesis yang pernah diajukan dan sebagai
dasaruntuk mengambil kesimpulan.
Membuat kesimpulan

7)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

Kesimpulan merupakan sjawaban yang sebenarnya dari hipotesis yang pernah diajukan .
hipotesis diterima apabila sesuai dengan hasil percobaan namun bila hipotesis tidak sesuai
dengan hasil percobaan maka hipotesis ditolak.
Mengomunikasikan hasil penelitian pada khalayak
Teknik dan posedur penulisan laporan dalam ventuk makalh yang mengandung unsur-unsur :
Judul
Abstrak
Prakata
Daftar isi
Pendahuluan
Kerangka teori dan pengajuan hipotesis
Metodologi penelitian
Pembahasan
Kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
Lampiran

3. Permasalahan BIologi pada setiap tingkat organisasi kehidupan dan


mengaitkanya dengan cabang biologi
1.Tingkat molekul
Permasalahan: kegemukan atau obesitas uang terjadi karena kelebihan lemak (lipid)
Cabang ilmu biologi: molekuler
2. Tingkat sel
Permasalahan: kekurangan sel darah merah atau anemia menyebabkan lemah,dan letih.
Cabang ilmu biologi: sitology
3. Tingkat jaringan
Permasalahan: penyakit osteoporosis yang menyebabkan hilangnya masa tulang keras
sehingga tulang menjadi rapuh.
Cabang ilmu biologi: osteology
4. Organ
Permaslahan: kerusakan paru-paru seorang perokok yang disebabkan oleh zat berbahaya pada
rokok seperti nikotin dan tar.
Cabang ilmu biologi: organology
5. System organ
Permasalahan: gangguan bernapas akibat penyempitan saluran pernapasan pada penderita
asfiksia sehingga terjadi pembengkakan pada paru-paru.
Cabang ilmu biologi: Fisiologi
6. Tingkat individu
Permasalahan: seorang penderita AIDS yang mengalami gangguan system imun da
membuatnya mudah terinfeksi penyakit.
Cabang ilmu biologi: Imunologi
7. Tingkat populasi
Permasalahn: menyebarnya virus flu burung yang menyerang ungags-unggas warga sehingga
banya pertenakan ayam yang merugi dan ayam ungags peliharaan warga mati.
Cabang ilmu biologi: virology
8. Komunitas
Permasalahan: padi di sawah belakang sekolah rusak karena adanya hama tikus,
belalang,keong mas, burung, sehingga pertumbuhan padi terhambat.
Cabang ilmu biologi: ornitologi
9. Ekosistem

Permasalahan: penggundulan hutan untuk perkebunan yang mengancam habitat satwa liar
didalamnya.
Cabang ilmu biologi: ekologi
.. . Bioma
Permasalahan: pembakaran hutan di riau yang disebabkan oleh lading berpindah sehingga
meruksak keseimbangan alam.
Cabang ilmu biologi: ekologi

4. Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah :


1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;
5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;
6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;
7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat;
8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
Contoh Kasus Metode Ilmiah Tentang Tumbuhan
Berikut ini adalah contoh metode ilmiah biologi dan langkah-langkah metode ilmiah
sederhana :
I. Masalah
Pengaruh manusia sebagai factor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan.
II. Rumusan Masalah
1. Apakah manusia berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan ?
2. Bagaimana keadaan tumbuhan yang dirawat secara baik oleh manusia, dan keadaan
tumbuhan yang tidak dirawat ?
III. Observasi
Mengamati tumbuhan yang selalu dipelihara, dirawat, diberi air dan diberi pupuk oleh
manusia, tumbuhan tersebut tumbuh dengan subur.
IV. Hipotesis
Mungkin tumbuhan akan tumbuh subur oleh manusia.
V. Eksperimen
1. Tujuan :
Untuk mengetahui pengaruh manusia factor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan.
2. Alat dan bahan untuk melakukan eksperimen tersebut :
2 pot ukuran sama
2 tanaman sejenis dan seukuran
Tanah
Pupuk
Air
Alat tulis
3. Cara Kerja :
Isi pot 1 dengan tanah, tanaman, dan pupuk lalu siram,
Isi pot 2 dengan tanah, tanaman tanpa di beri pupuk lalu disiram,
Rawat tanaman dalam pot 1 secara baik, sementara tanaman dalam pot 2 dibiarkan atau tidak
dirawat,
Amati tanaman dalam pot 1 dan pot 2 ( daun, batang, dahan ) lalu dibandingkan ke 2
tanaman tersebut.
VI. Kesimpulan

Setelah melakukan eksperimen kemudian dengan mengamati tanaman tersebut selama


beberapa hari hasil yang saya dapat adalah :
Tanaman pada pot 1 tumbuh dengan baik dengan daun, batang, dan dahan tumbuh sempurna,
Tanaman pada pot 2 tumbuh dengan sebaliknya, tumbuh dengan tidak baik dengan daun,
batang, dan dahan tidak tumbuh dengan sempurna bahkan terlihat layu,
Jadi, manusia sebagai factor luar sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan, baik
tidak nya tumbuhan tersebut tumbuh

Anda mungkin juga menyukai