Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengantar
Keberadaan serangga sebagai salah satu komponen biotik dalam suatu ekosistem mutlak
diperlukan. Keberadaanya dalam ekosistem mengakibatkan berlangsungnya interaksi antara
serangga dengan komponen biotik lainnya (Wilis, 2001). Hewan ini juga merupakan contoh
klasik metamorfosis. Setiap serangga mengalami proses perubahan bentuk dari telur hingga ke
bentuk dewasa yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini seringkali
sangat dramatis. Di dalam tiap tahap juga terjadi proses "pergantian kulit" yang biasa disebut
proses pelungsungan. Tahap-tahap ini disebut instar. Ordo-ordo serangga seringkali dicirikan
oleh tipe metamorfosisnya.

Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami
perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk
atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel (Mysience, 2008). Peranan hormon
dalam metamorfosis meliputi proses pengelupasan kulit larva, dan pembentukan pupa pada
serangga holometabola, dan pengelupasan kulit nimfa pada serangga hemimetabola (Saunders,
1980). Hormon yang berperan dalam metamorfosis terdiri dari atas tiga macam yaitu, hormon
otak, hormon molting (ekdison), dan hormon juvenil (Spratt, 1971).

Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain ; lalat, nyamuk, dan kupu-
kupu. Metamorfosis ini diawali dengan telur. Telur akan menetas menjadi larva. Seperti nimfa,
larva juga mengalami ekdisis. Setelah larva instar kelima, ulat tumbuh dan berkembang menjadi
pupa (kepompong). Pupa dilindungi oleh bungkusan yang disebut kokon. Pupa akan tumbuh dan
berkembang menjadi imago, yaitu kupu-kupu. (Nonadita, 2008).

Dalam metamorfosis tidak sempurna, belalang dan beberapa ordo lain hewan muda mirip
dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dan memiliki perbandingan tubuh yang
berbeda. Hewan itu akan mengalami serangkaian pergantian kulit atau molting, setiap kali dan
setelahnya hewan itu akan kelihatan lebih mirip hewan dewasa sampai ia mencapai ukuran
penuhnya (Campbell, 2003).
1.2. Ringkasan Masalah
Dalam tema pembahasan metamorfosis serangga serta fakta maupun isu yang
berkembang tentang metamorfosis serangga. Maka masalah yang berkaitan dengan hal ini tentu
saja mencakup pengertian tentang serangga secara umum, serta membahas hal-hal yang khusus
terjadi pada serangga terutama dalam fase perkembangan serangga dari awal ia menetas hingga
menjadi individu dewasa. Bagaimana proses yang terjadi di dalam tubuh serangga tersebut
selama melalui fase metamorfosis. Serta faktor internal lainnya yang mendukung pertumbuhan
serta perkembangan tiap individu serangga.
Membuktikan faktor penunjang apa saja yang mempengaruhi perkembangan serangga
dalam melakukan metamorfosis untuk menjadi indifidu dewasa yang sudah memiliki
karakteristik yang sempurna di bandingkan dalam fase metamorfosis. Apakah benar bahwa
metamorfosis pada serangga di pengaruhi oleh hormon tertentu yang dapat merubah karakteristik
dari tiap tiap serangga yang mengalami metamorfosis.
BAB II
REVIEW ISI BUKU

Review sub bab metaforfosis amphibia dan serangga


Fakta; aplikasi, bukti dan pendukung
Melengkapi data dari buku pendukung yang terkait dengan tema
BAB III
IMPLIKASI
3.1. Implikasi Teori
Secara teori, pengkajian fase metamorfosis serangga merupakan hal yang sudah sering di
bahas oleh para peneliti maupun para kaum pelajar dan pengajar yang berkecimpung di bidang
biologi maupun khususnya mempelajari tentang serangga seperti entomologi. Perkembangan
teori tentang metamorfosis serangga, faktor yang mempengaruhi metamorfosis serangga serta
ha-hal terkait metamorfosis bagi salah satu hewan invertebrata yaitu serangga mengalami
perkembangan yang baik.
Dalam sub bab buku ini juga di kaji apa itu metamorfosis pada serangga, apa saja afaktor
yang mempengaruhi proses tersebut. Serta apa penyebab proses itu dapat terjadi berbeda-beda
dalam tiap jenis serangga yang berbeda spesies.

3.2. Implikasi Program Pembangunan Di Indonesia


Serangga merupakan hewan invertebrata yang tidak asing lagi kita jumpai di sekitar
lingkungan kampus maupun lingkungan rumah. Serangga merupakan hewan yang memiliki
tingkat keanekaragaman yang sangat tinggi di bandingkan dengan hewan lainnya. Bahkan
serangga disebut-sebut sebagai makhluk hidup dengan jumlah spesies serta populasi terbesar di
dunia. Hal itu wajar saja, karena serangga dapat hidup di berbagai kondisi lingkungan. Serta
dapat hidup di daratan , di udara maupun di air dalam fase larva. Mereka tidak mudah
terpengaruh oleh lingkungan serta mudah beradaptasi dengan memiliki insting yang kuat.
Di Indonesia, yang merupakan Negara Mega Biodiversitas ke tiga di dunia karena
banyaknya spesies flora maupun fauna yang ada di Indonesia. Bahkan di katakan bahwa pulau-
pulau besar di Indonesia dihuni oleh sekitar 500 hingga 1.000 spesies kupu-kupu yang di
antaranya merupakan spesies endemik. Dan di yakini masih ada banyak lagi spesies maupun
varietas-varietas yang timbul secara alami dan masih belum teridentifikasi oleh para peneliti.
Maka dari itu, pengkajian lebih lanjut tentang serangga secara umum atupun pengkajian secara
khusus tentang perkembagan dari tahapan-tahapan metamorfosis yang di alami oleh serangga
seperti yang di jelaskan dalam sub baba buku ini merupakan hal yang perlu di kaji demi
perkembangan ilmu pengetahuan serta sains di Indonesia. Perkembangan atau metamorfosis dari
serangga juga dapat membantu para peneliti untuk mengerjakan riset yang berkenaan tentang ini.
Dari sektor industri serta kewirausahan yang berkaitan dengan serangga, juga dapat
terbantu dengan memahami fase fase apa saja yang terjadi pada tahapan pertumbuhan serangga
untuk memaksimalkan hasil produksinya. Misalnya pada pengusaha kain sutra yang menernak
ulat sutra untuk di hasilkan benang-benang sutra yang baik.

3.3. Analisis Mahasiswa

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
4.2 Saran

BAB V

KEPUSTAKAAN

Campbell, Neil A. 2003. Biologi Dasar Jilid II. Jakarta: Erlangga

Meyer, A.T dan Evan, K.A, Lunts, I.J,


1970.
Biochemistry
, California University Press.
Co.Ltd.

Nonadita. 2008. Metamorfosis serangga. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Saunders, J.W.Jr.1980. Developmental biology. Patterns problems principles. Macmillan


Publishing Co. Inc, New York.
Spratt, N.T.Jr.
1971.
Developmental biology
.
Wadsworth Publishing Company, Inc.
Belmont.

Wilis. 2001. Entomologi Pertanian. Rineka cipta. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai