Anda di halaman 1dari 110

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Pengertian Umum
Peran penelitian di suatu negara, atau di lembaga
pendidikan adalah sangat menentukan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi negara atau lembaga pendidikan
tersebut. Tetapi kenyataannya banyak hasil penelitian belum
diterapkan, atau belum digunakan sebagaimana tujuan dari
penelitian tersebut sehingga hasil penelitian yang dibuat dalam
laporan penelitian sekedar “penghias” lemari buku, atau tersimpan
di dalam lemari (mubazir).
Kapan suatu penelitian akan dimulai ?. Penelitian mulai
dilakukan apabila mempunyai permasalahan tetapi untuk
memecahkan masalah informasi (data) yang dimiliki belum
mencukupi. Dalam kegiatan penelitian maka informasi atau data
itu sangat penting. Penelitian yang dilakukan tergantung kepada
bidangnya sendiri, misalkan bidang ekonomi maka kita dapat
melakukan penelitian mengenai “pemasaran”, atau “produksi”,
atau bidang teknik industri maka kita dapat melakukan penelitian
mengenai “sistem produksi”, “ergonomi”, “kualitas”, dan
sebagainya.
Untuk memberikan pengetahuan dasar tentang ilmu
pengetahuan dan penelitian, serta menumbuhkan ketrampilan
dalam melaksanakan kegiatan penelitian maka dimulai dari
membuat perumusan masalah, melakukan studi
literatur/kepustakaan, pengumpulan dan pengolahan (analisis)
data, hingga untuk menyusun atau membuat laporan hasil
penelitian, atau membuat skripsi, tesis, dan disertasi (tulisan
ilmiah).

2. Ilmu dan Penelitian


Secara umum penelitian bertujuan untuk mengembangkan
khasanah ilmu dengan memperoleh pengetahuan dan fakta-fakta
baru sehingga dapat disusun suatu teori, dalil, konsep, kaidah
atau metodologi baru, dan juga kita dapat memperoleh masalah
baru yang kelak harus dilanjutkan dengan penelitian pula.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 1


Ilmu pengetahuan (science) dan penelitian (research)
sebenarnya tidak dapat dipisahkan, karena tanpa penelitian maka
ilmu pengetahuan tidak dapat berkembang, atau sebaliknya
penelitian tanpa berlandasakan ilmu pengetahuan maka tidak
akan bisa, dan penelitian dalam rangka menggali ilmu tertentu.
Meskipun banyak definisi tentang ilmu pengetahuan dan
penelitian, namun secara umum dapat dikatakan bahwa ilmu
pengetahuan merupakan filosofi, sedangkan penelitian merupakan
suatu tindakan (action) untuk membangun dan mengembangkan
ilmu. Maka ilmu pengetahuan merupakan akumulasi dari
pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah dan
menggunakan teori-teori yang ada.
Suatu penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu
penelusuran sistematik (systematic inquiry) yang bertujuan untuk
memperoleh informasi guna memecahkan suatu permasalahan
(Cooper, dan Schlinder, hal.15).
Penelitian dimulai dari timbulnya masalah, dan masalah
merupakan kesenjangan (gap) antara yang diharapkan (ideal)
dengan kaedah, ilmu pengetahuan, teori terhadap yang terjadi
(faktual), atau gap antara kaedah ilmu pengetahuan dengan hasil
observasi. Masalah tersebut selanjutnya akan dipecahkan oleh
peneliti melalui suatu penelitian. Supaya arah penelitian menjadi
jelas, terarah, dan terfokus maka peneliti perlu berteori terlebih
dahulu sesuai dengan lingkup permasalahan (pokok masalah).
Dengan teori (landasan teori, atau tinjauan pustaka) maka peneliti
dapat membangun kerangka pemikiran (logical framework) untuk
menjawab permasalahan yang dibuat.
Meskipun ilmu-ilmu alamiah berkembang pesat, namun ilmu
yang dilandasi dengan penelitian empiris telah menunjukkan
tingkat yang lebih canggih, dan sering pula dengan metodologi
dan teknik yang lebih canggih. Tetapi pada hakekatnya
perkembangan ilmu pengetahuan mengikuti pola yang sama yakni
peneliti melihat ada celah antara teori dengan fenomena alamiah
(metode deduksi). Dimana celah (gap) ini kemudian
dikembangkan menjadi masalah penelitian, dan masalah
penelitian dirumuskan dalam perumusan masalah, atau hipotesis
(jawaban sementara yang perlu diuji lebih lanjut). Peneliti

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 2


kemudian membuat rancangan penelitian, dan metodologi yang
sesuai dengan rancangan penelitian, dan dilakukan pengumpulan
data. Kemudian data yang ada diolah, dilakukan induksi (inferensi)
sehingga menjadi teori baru. Dari teori ini peneliti dapat menyusun
masalah penelitian baru dan kembali pada metode deduktif.
Dengan demikian maikin jelas bagi kita bahwa
perkembangan ilmu-ilmu pengetahuan adalah merupakan
akumulasi dari siklus deduksi dan induksi yang berjalan terus
menerus, seperti filosofi Teknik Industri bahwa setiap metoda yang
baik masih ada metoda yang lebih baik lagi.
Aktifitas penelitian bermula dari peneliti melakukan
identifikasi masalah yang terdapat pada gap (kesenjangan) yang
ada antara yang seharusnya (teori, atau keadaan yang ideal, atau
referensi, atau standar) dengan apa yang ada sekarang (faktual,
atau hasil observasi, atau fenomena alamiah) sehingga menjadi
perumusan masalah penelitian. Peneliti kemudian melakukan
rumusan masalah penelitian dengan membuat kerangka teori,
atau konsep, serta menyusun hipotesis. Kegiatan tersebut
merupakan proses deduksi, yakni peneliti menerapkan apa yang
ada dalam teori kepada masalah khusus atau masalah yang lebih
spesifik. Untuk menguji hipotesis, peneliti harus menyusun
rancangan penelitian dengan metodologi yang sesuai. Hasil
penelitian kemudian digeneralisasi ke pernyataan umum yang
akan menambah teori baru. Generalisasi atau inferensi dari
data khusus ke pernyataan umum adalah merupakan proses
induksi. Hasil penelitian juga dapat dipakai untuk menyusun
hipotesis baru, untuk diuji pada penelitian berikutnya. Dengan
demikian maka ilmu pengetahuan terus bertambah melalui
penelitian-penelitian dengan siklus deduksi-induksi dan
seterusnya.

3. Metoda Ilmiah
Metoda ilmiah (Scientific method) merupakan suatu cara
untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang baru atau cara untuk
menjawab berbagai permasalahan penelitian yang dilakukan
dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 3


Metode ilmiah adalah suatu wahana yang mana seorang
peneliti mampu membuat suatu pernyataan yang sifatnya konklusif
(berkesimpulan) mengenai studinya dengan bias minimum. Salah
satu sumber bias yang paling banyak terjadi adalah melekatnya
kepentingan pribadi (subjektif) peneliti terhadap hasil riset yang
diharapkan.
Salah satu cara untuk meminimalisasi pengaruh kepentingan
pribadi adalah dengan mempergunakan metode standar untuk
pengujian hipotesis yang berlaku secara umum pada masyarakat
ilmiah. Metoda penelitian ilmiah pada umumnya berupa pengujian
hipotesis untuk menguji fenomena kausal (sebab akibat).
Bagaimana cara kerja metode ilmiah ?. Langkah pertama
adalah memiliki dasar-dasar yang diperlukan bagi suatu penelitian.
Dasar-dasar ini muncul dari fenomena yang diamati yang bisa
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung terhadap
permasalahan yang akan diteliti.
Tahap berikutnya adalah membangun suatu hipotesis untuk
menjelaskan beberapa aspek dari pengamatan kita. Setelah kita
memiliki hipotesis, maka tahap berikutnya adalah mengujinya. Kita
harus mempergunakan hipotesis untuk memprediksi fenomena
lain yang belum diamati.
Tahap terakhir dari suatu metode ilmiah adalah pengujian
hasil hipotesis yang dilakukan secara ketat dan menyeluruh.
Dalam suatu penelitian ilmiah, kita tidak akan pernah mampu
untuk membuktikan bahwa hipotesis kita adalah “benar”. Dan juga
kita tidak akan mampu membuktikan bahwa hipotesis kita “salah”.
Ini adalah metode ilmiah yang dipergunakan secara umum dalam
pengujian hipotesis untuk tahap berikutnya yang mampu
melahirkan teori atau hukum-hukum baru.
Dalam metode ilmiah mensyaratkan bahwa suatu hipotesis
harus dibuang jika apa yang diprediksi tidak terbukti. Perlu dicatat
bahwa suatu hipotesis atau teori akan menjadi tidak berguna jika
tidak dapat diuji kebenarannya. Apabila suatu teori tidak dapat diuji
prediksinya maka teori tersebut bukan suatu teori ilmiah (scientific
theory).
Suatu pendekatan untuk mencari tahu sesuatu yang
dikatakan ilmiah apabila pendekatan tersebut mengikuti langkah-

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 4


langkah dalam metoda ilmiah yang dimulai dari identifikasi
masalah, perumusan masalah, pengujian hipotesis dan membuat
kesimpulan. Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar
1 berikut

Mengidentif
ikasi
masalah

Merumuska
n Masalah
(Hipotesis)

Menguji
Hipotesis

Membuat Gambar 1.
kesimpulan Langkah – langkah Metode Ilmiah

Secara umum metoda ilmiah dimulai dengan


mengidentifikasi masalah. Setelah masalah teridentifikasi dengan
jelas maka langkah berikutnya adalah perumusan masalah
(hipotesis).
Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan
penelitian yang kebenarannya masih perlu diuji. Kebenaran
hipotesis ini kemudian diuji dengan cara mengumpulkan data dari
objek yang diteliti, selanjutnya data tersebut dianalisis.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis data, dibuat
keputusan apakah akan menerima atau menolak hipotesis.
Dengan kata lain, hipotesis adalah pernyataan yang merupakan
jawaban sementara atas masalah penelitian, dan terdiri dari dua
atau lebih variabel serta menyatakan secara eksplisit kertekaitan
antar variabel-variabel tersebut.
Suatu hipotesis adalah suatu pernyataan sebab-akibat
tentang suatu keadaan. Hipotesis menggambarkan suatu

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 5


keyakinan yang dimiliki oleh peneliti sebelum dilakukan pengujian
yang kemungkinan dapat dibuktikan bahwa hipotesis tersebut
tidak benar. Dengan kata lain, suatu teori atau hukum di kalangan
masyarakat ilmiah adalah suatu hipotesis atau sekumpulan
hipotesis yang telah lulus dari berbagai tahapan pengujian. Tidak
ada ketentuan berapa kali suatu hipotesis harus diuji sebelum
menjadi teori atau hukum. Suatu hipotesis menjadi teori atau
hukum jika telah menjadi konsensus umum di kalangan ilmiah
melalui paparan dalam suatu seminar, atau diskusi ilmiah.
Menurut Uma Sekaran (2000), ada delapan saran yang
dapat mencirikan suatu penelitian itu disebut ilmiah, yaitu :
1. Purposiveness
2. Rigor
3. Testability
4. Replicability
5. Precision and confidence
6. Objectivity
7. Generalizability
8. Parsimony.
Purposiveness berarti bahwa peneliti mempunyai sasaran
atau tujuan yang bersifat defenitif. Rigor mengacu kepada kehati-
hatian dan keseksamaan dalam melakukan penelitian. Testability
berarti bahwa hipotesis yang terkandung dalam suatu riset ilmiah
harus dapat diuji. Replicability mengacu pada suatu situasi
bahwa pada kondisi yang serupa, hasil prediksi suatu hipotesis
harus serupa pula. Dalam penelitian yang bersifat eksprimental,
replikabilitas mempunyai arti bahwa jika kondisi dibuat sama,
maka hasil pengujian hipotesis akan sama pula. Precision
mengacukan pada derajat ketepatan atau akurasi dari kesimpulan-
kesimpulan hasil riset yang ditarik dari sampel dibandingkan
terhadap fenomena rielnya (populasi), sedangkan confidence
mengacu pada tingkat keyakinan (probabilitas) bahwa estimasi
yang kita lakukan akan tepat. Objectivity berarti bahwa hasil-hasil
analisis data harus didasarkan atas fakta-fakta yang merupakan
hasil dari data aktual, dan bukan berasal dari jastifikasi subjektif
kita. Generalizability mengacu pada cakupan aplikabilitas hasil
temuan penelitian dari suatu tatanan ke tatanan yang lain.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 6


Parsimony berarti bahwa simplisitas (penyederhanaan) selalu
lebih disukai dari pada kompleksitas (rumit) asalkan fenomena
utama telah mampu dijelaskan. Apabila kita akan melakukan
penelitian ilmiah sebaiknya memperhatikan ke delapan saran
tersebut diatas, maka dengan mengikuti saran tersebut kesalahan
(error) yang terjadi dalam penelitian dapat diminimalisasi.
Beberapa penelitian yang dilakukan saat ini didasarkan pada
metoda ilmiah yang merupakan bagian dari pendekatan empiris.
Pada hakekatnya, penelitian melalui metode penelitian ilmiah
adalah untuk mencari “nilai kebenaran” secara objektif dan logis
termasuk dalam kegiatan pengumpulan fakta-fakta di lapangan,
data dan informasi yang diperoleh secara langsung (primarily)
maupun tidak langsung (secondary). Penelitian secara ilmiah
dilakukan untuk menyalurkan hasrat keingintahuan seseorang
yang telah mencapai taraf ilmiah, dan disertai dengan keyakinan
bahwa setiap gejala akan dapat diteliti, dianalisa, dan dicari
hubungan sebab-akibat (korelasi), atau meperhatikan
kecenderungan-kecenderungan tertentu yang mungkin timbul.
Menurut Henry L. Mannheim, dalam bukunya “Sociological
Reseach, Phylosophy and Methode”, yaitu : “an inter
subjective,accurate, systematic analysis of determinats of body
empirical data, in order to discover recurring relationship among
phenomena.”
Berdasarkan pengertian yang dikembangkan Mannheim tersebut,
ilmu pengetahuan dikatakan ilmiah apabila memenuhi beberapa
unsur berikut ini :
 Accurate (akurat), memeiliki kepastian, ketepatan dan mampu
mengembangkan nilai-nilai kepercayaan dalam suatu penelitian
ilmiah,
 Systematic (sistematis), merupakan suatu metodologi,
ketelitian dan secara tetap dalam urutan tertentu atau tahapan-
tahapan pelaksanaan penelitian secara sistematis yang
berkaitan dengan bentuk klasifikasi atau karakter yang
berhubungan erat satu sama lain dari suatu penelitian,
 Analysis (analisis), penelitian yang berkonsentrasi dengan
masalah indentifikasi permasalahan dan mempelajari suatu

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 7


komponen atau unsur-unsur tertentu yang kemudian analisis
untuk menemukan jawabannya,
 Determinate (ketetapan yang jelas), setiap kegiatan penelitian
ilmiah adalah untuk menentukan batasan-batasan pengertian
dengan ketentuan yang jelas dan spesifik.
 Data, penelitian ilmiah membutuhkan data (data dalam bentuk
jamak sedangkan datum adalah tunggal) sebagai bahan
informasi atau bahan materi penelitian yang berkaitan dengan
fenomena-fenomena (gejala) tertentu yang ingin dipelajari, dan
melakukan pengamatan (observasi) dari fenomena tersebut,
kemudian mencatat hasil deskripsi dalam suatu penelitian
ilmiah atau penelitian terapan.
Sedangkan menurut Jemes Black A & Dean Champion J, dalam
bukunya “Methods and Issues in Social Reseach”, bahwa ilmu
pengetahuan bertujuan untuk menjelaskan suatu fakta, dan
memahami hubungan antarfakta. Hubungan tersebut merupakan
hubungan sebab akibat (kausalitas) . Dengan kata lain, penelitian
merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, dan
tidak dapat dipisahkan dengan ilmu pengetahuan atau sebaliknya.
Suatu negara dikatakan maju maka dapat diukur dari banyaknya
jumlah penelitian, terutama penelitian inovatif.

BAB 2
PENULISAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 8


1. Pengertian
Skripsi, tesis, dan disertasi adalah sebagian dari tugas akhir
kesarjanaan yang merupakan suatu karya ilmiah karena disusun
berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah. Untuk memenuhi syarat
kesarjanaan strata satu (S1) mahasiswa diwajibkan membuat
penelitian yang laporannya berupa skripsi, sedangkan syarat
kesarjanaan strata dua (S2) mahasiswa membuat laporan
penelitian berupa tesis, dan syarat kesarjanaan strata tiga (S3)
mahasiswa membuat laporan penelitian berupa disertasi.
Di beberapa perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun
di luar negeri, ada dua kelompok utama tugas akhir kesarjanaan,
yakni : 1. Tugas akhir berupa penelitian,
2. Tugas akhir berupa desain (perancangan).
Skripsi

Penelitian Tesis

Disertasi

Tugas Akhir
Kesarjanaan
Desain
bangunan/
mesin/produk

Desain
Desain sistem
(perancangan)

Perencanaan
Gambar 2.
produksi/
Tugas akhir kesarjanaan
Strategi, dll.

a) Tugas Akhir Penelitian


Ada tiga macam tugas akhir kesarjanaan yang dilakukan
melalui jalur penelitian, biasanya disebut dengan istilah skripsi,

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 9


tesis atau disertasi. Desertasi pembahasannya lebih dalam dan
menghasilkan terori-teori baru dan lebih bersifat penemuan
(invention).
Istilah skripsi, tesis atau disertasi digunakan untuk
menunjukkan laporan penelitian yang dibuat guna memenuhi
tuntutan kesarjanaan yang sesuai dengan stratanya. Dalam hal ini
yang dibahas hanya skripsi dan tesis.
Skripsi adalah karya tulis ilmiah sebagai syarat atau
komponen dalam mengikuti perkuliahan mahasiswa untuk tingkat
strata satu (S1) atau sarjana, sedangkan tesis adalah karya tulis
ilmiah sebagai syarat untuk mendapatkan strata dua (S2).
Sementara itu, untuk karya tulis ilmiah tingkat doktoral atau strata
tiga (S3) biasanya menggunakan istilah disertasi.
Ketiga istilah laporan penelitian ini, yaitu skripsi, tesis,
maupun disertasi menggunakan prinsip-prinsip penelitian yang
sama. Artinya, metoda penelitian yang digunakan dalam membuat
skripsi bisa juga digunakan untuk tesis dan disertasi, atau
sebaliknya. Perbedaan dari ketiganya terletak pada kedalaman
penelitian itu sendiri.
Dari segi kedalaman dan kerumitan penelitian, semakin
tinggi strata kesarjanaannya maka seharusnya semakin rumit
penelitiannya, artinya semakin banyak variabel yang terlibat.
Disamping itu, semakin tinggi strata kesarjanaannya semakin
besar manfaat yang diharapkan dari hasil penelitiannya, terutama
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Misalkan, untuk disertasi
diharapkan dapat menghasilkan teori baru atau setidaknya dapat
mengembangkan atau memperbaiki teori yang sudah ada.
Sedangkan untuk tesis dan juga skripsi yang pada umumnya
hanya menguji teori yang sudah ada atau merupakan penelitian
aplikasi dan tidak dimaksud untuk menghasilkan suatu teori baru.
Namun, bukan berarti tesis atau skripsi tidak bisa membuat
penelitian yang lebih rumit yang membutuhkan pengetahuan atau
penguasaan teori yang lebih banyak dan mendalam sebelum
dapat menghasilkan suatu penelitian yang lebih rumit dengan
banyaknya variabel yang digunakan.
Perbedaan ketiga jenis tugas akhir ini digambarkan dalam
tabel 1 berikut :

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 10


Tabel 1
Perbedaan skripsi, tesis dan disertasi
Perbedaan Skripsi Tesis Disertasi
Tingkat Strata 1 (sarjana) Strata 2 (magister) Strata 3 (doktor)
kesarjanaan

Jenis Penelitian Deskriptif Deskriptif Deskriptif


(kuantitatif/kualitatif) (kuantitatif/kualitatif) (kuantitatif/kualitatif)
Korelasi Korelasi Korelasi
Eksperimen Eksperimen

Aplikasi Terapan Terapan Pengembangan teori


Pengujian teori Penemuan teori baru
Pengembangan teori

Tingkat Sederhana (min. 1 Kompleks (min. 3 Sangat kompleks


Kerumitan variabel jika variabel) (min. 5 variabel,
(banyaknya deskriptif, atau 2 jika disarankan lebih
variabel yang variabel korelasi) banyak)
digunakan
pada penelitian
kuantitatif)

Mahasiswa program doktoral sebelum melakukan penelitian


diharapkan telah menguasai lebih banyak konsep dan teori yang
berhubungan dengan bidang konsentrasinya dibandingkan dengan
mahasiswa magister. Demikian juga mahasiswa magister yang
akan melakukan penelitian diharapkan lebih banyak memahami
berbagai konsep dan teori yang berhubungan dengan
konsentrasinya ketimbang mahasiswa sarjana atau mahasiswa
S1. Pemahaman yang lebih dalam atas berbagai teori dan konsep
akan dapat menentukan kedalaman dan kerumitan penelitian yang
akan dilakukannya.

b) Tugas Akhir Desain


Tugas akhir katagori desain (perancangan) biasanya
diberikan untuk program sarjana strata satu dan strata dua. Pada
umumnya, untuk program strata tiga atau doktoral tugas akhir
haruslah berupa penelitian. Perlu diketahui, tugas akhir desain
(perancangan) tidak termasuk penelitian. Memang ada data

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 11


yang dianalisis agar dapat menghasilkan suatu usulan desain
tetapi data tersebut dikumpulkan bukan untuk maksud penelitian
(mendeskripsikan atau menguji hipotesis), namun hanya untuk
menghasilkan suatu desain. Karena desain yang dihasilkan belum
tentu benar. Untuk mengetahui kebenarannya masih perlu diuji
dengan melakukan penelitian ilmiah. Tugas akhir berupa desain
masih merupakan “setengah perjalanan” dari suatu penelitian.
Desain yang dihasilkan masih berupa hipotesis yang masih perlu
diuji kebenarannya. Itu sebabnya, penghargaan diberikan lebih
kepada tugas akhir berupa penelitian orisinil (asli) dan bukan
plagiat.
Sering terjadi kekeliruan dalam menggunakan istilah skripsi,
tesis atau disertasi pada tugas akhir kesarjanaan yang hanya
merupakan suatu desain (perancangan) dan bukan hasil
penelitian. Istilah skripsi, tesis atau disertasi diperuntukkan bagi
tugas akhir kesarjanaan yang dilakukan melalui kegiatan penelitian
dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah.

2. Penelitian Kuantitatif versus Kualitatif


Ada beberapa perbedaan antara penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif. Perbedaannya terletak pada jenis data, proses
penelitian, objek yang diteliti, instrumen yang digunakan dalam
pengumpulan data, dan tujuan penelitiannya. Perbedaannya
terlihat pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 2
Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Dasar Perbedaan Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
Jenis data Kuantitatif Kualitatif

Proses penelitian Objek Deduktif – Induktif Induktif


penelitian

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 12


Instrumen Banyak Hanya satu

Kuesioner dan instrumen lain Peneliti itu sendiri

Tujuan penelitian Konfirmasi Eksplorasi

Perbedaan utama antara penelitian kuantitatif dengan


kualitatif adalah pada jenis datanya. Data dari penelitian kuantitatif
adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat
diukur (data berbentuk angka atau data yang dapat diangkakan)
sehingga dapat menggunakan statistik dalam pengujiannya.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang datanya
merupakan data kualitatif dan umumnya penyajian dalam bentuk
narasi atau gambar-gambar (grafik, tabel, bar chart, dsb). Kadang-
kadang bisa saja penelitian kualitatif ada data berupa angka-angka
tetapi sebenarnya angka-angka tersebut hanya menjelaskan
sesuatu. Misalnya, untuk menjelaskan keuntungan suatu
perusahaan maka digunakan laporan keuangan berupa laporan
laba-rugi yang disajikan dalam bentuk angka-angka yang dapat
memperlihatkan pendapatan, biaya, laba atau rugi. Walaupun
laporan laba-rugi disajikan dalam bentuk angka-angka tetapi
bukan berarti penelitian yang menggunakan angka-angka dari
laporan laba-rugi adalah penelitian kuantitatif sebab angka-angka
tersebut hanyalah menunjukkan gambaran keuntungan atau
kerugian perusahaan. Suatu penelitian masuk katagori kuantitatif
apabila datanya dianalisis menggunakan statistik.
Perbedaan antara penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif terletak pada proses penelitiannya. Penelitian kuantitatif
mengikuti proses deduktif – induktif, sedangkan penelitian kualitatif
mengikuti proses induktif.
Proses deduktif adalah suatu proses pengambilan
kesimpulan dari umum ke khusus. Misalnya, secara umum
manusia membutuhkan uang. Karena Ali adalah manusia, maka
Ali juga membutuhkan uang.
Proses induktif adalah proses pengambilan kesimpulan dari
khusus ke umum. Misalnya, secara khusus Ali suka pisang. Ali
adalah manusia maka secara umum manusia suka makan pisang.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 13


Penelitian kuantitatif dimulai dari umum (teori-teori)
kemudian ke khusus, kembali lagi ke umum. Dimana teori-teori ini
dibuat suatu konsep, kemudian dari konsep tersebut dirumuskan
dalam suatu hipotesis atau beberapa hipotesis (khusus). Hipotesis
yang sudah dirumuskan perlu diuji. Sampel diambil untuk menguji
hipotesis. Kesimpulan dari hasil uji hipotesis dapat diberlakukan
secara umum (generalisasi). Gambar berikut memperlihatkan
proses deduktif – induktif.
Deduktif

Kumpulan Menghasilkan Kumpulan


teori (secara suatu konsep teori (secara
Umum) Umum)

Tentukan sample
untuk menguji
hipotensis

Gambar 2. Buat kesimpulan (yang


Tugas akhir kesarjanaan berlaku umum)

Penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan karena tidak


tersedia atau kurangnya teori-teori yang berhubungan dengan
penelitian tersebut. Misalnya, seseorang ingin meneliti bagaimana
cara suku di pedalaman Papua memasak makanan dengan
memakai batu. Tidak ada, ataupun kalau ada sangat kurang teori-
teori tentang suku di pedalaman Papua. Dalam hal ini, proses
deduksi tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya teori-
teori yang mendukung penelitian tersebut. Penelitian seperti ini
terpaksa dilakukan dengan cara kualitatif. Tujuannya adalah dari
hasil pengamatan terhadap objek penelitian (khusus) yang
diharapkan dapat menghasilkan suatu teori (umum). Proses
induktif pada penelitian kualitatif dapat dilihat pada gambar
berikut.
Induktif

Dari pengamatan terhadap Diharapkan


objek penelitian menghasilkan teori baru
(sesuatu yang khusus) (secara umum)

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 14


Gambar 4. Proses induktif penelitian kualitatif

3. Susunan Laporan Penelitian Kuantitatif


Skripsi atau tesis (dalam pembahasan selanjutnya juga
dimaksudkan disertasi) dibuat dengan menggunakan metode penelitian
kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menggunakan statistik dalam
pembuktiannya, umumnya terdiri dari empat atau lima bab. Tabel 3,
memperlihatkan hubungan antara metode ilmiah dan susunan penulisan
skripsi atau tesis.
Tabel 3
Susunan penulisan skripsi atau tesis untuk penelitian kuantitatif
SUSUNAN SKRIPSI/TESIS METODE ILMIAH
1. Pendahuluan
 Latar belakang masalah
 Masalah penelitian
 Pembatasan masalah Identifikasi masalah
 Manfaat penelitian*)

2. Landasan Teori
 Tinjauan pustaka
 Tinjauan studi
 Kerangka konsep Perumusan hipotesis
 Hipotesis
 Definisi istilah
3. Metodologi
 Metode penelitian Prosedur
 Sampling pengujian hipotesis
 Instrumentasi
 Metode pengumpulan data
 Teknik analisis data
4. Analisis dan interpretasi
5. Kesimpulan dan saran
 Kesimpulan Kesimpulan dan saran
 Saran
*). Hanya dibuat pada saat membuat proposal penelitian

Pada bab satu atau bab pendahuluan dari skripsi/tesis sekurang-


kurangnya terdiri dari empat bagian, yaitu latar belakang masalah,
masalah penelitian, dan keterbatasan atau pembatasan masalah,
maksud dan tujuan dilakukan penelitian. Bab dua, atau bab landasan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 15


teori terdiri dari empat bagian yaitu tinjauan pustaka, tinjauan studi,
kerangka konsep, hipotesis, dan definisi, sebaiknya ada istilah yang
digunakan. Sedangkan bab tiga, atau bab metodologi terdiri dari lima
bagian yaitu metode penelitian, sampling, instrumentasi yang digunakan,
metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Pada skripsi atau tesis, bab empat adalah bab analisis dan
interpretasi. Judul-judul bagian dari bab empat ini disesuaikan dengan
masalah penelitian. Ada baiknya jika banyaknya bagian dari bab empat
disesuaikan dengan banyaknya permasalahan yang akan diteliti.
Pada bab lima dari skripsi/tesis disebut juga dengan bab
kesimpulan dan saran, yang terdiri dari kesimpulan hasil penelitian dan
saran yang diperlukan untuk pihak yang membutuhkan dari hasil
penelitian tersebut.

BAB 3
LATAR BELAKANG MASALAH

1. Pengantar

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 16


Identifikasi masalah penelitian merupakan hal pertama yang
harus dapat dipahami oleh setiap peneliti. Agar suatu masalah
dapat diangkat menjadi masalah penelitian maka dibutuhkan
syarat-syarat, yaitu : dapat dilaksanakan, menarik, dapat memberi
sesuatu yang baru, etis dan ada relevansinya. Kelima hal tersebut
oleh Hulley dan Cummings dibuat suatu akronim dalam membuat
latar belakang masalah (background of the study), yakni : FINER
(Feasible, Interest, Novel, Ethical, Relevant).
F-feasible
 Tersedia subjek penelitian,
 Tersedia dana,
 Tersedia waktu, alat, instrumen, dan keahlian,
I-interest
 Masalahnya menarik bagi peneliti
N-novel
 Membantah dan mengkonfirmasi penemuan sebelumnya,
 Melengkapi, mengembangkan hasil penelitian sebelumnya,
 Menemukan sesuatu yang baru.
E-ethical
 Tidak bertentangan etika, agama dan norma-norma yang
berlaku.
R-relevant
 Bagi ilmu pengetahuan,
 Untuk dilaksanakan,
 Untuk dasar penelitian selanjutnya.
Berdasarkan formatnya, latar belakang masalah ditempatkan
pada bagian pertama atau bab satu dalam susunan skripsi/tesis.
Disini dibahas tentang alasan-alasan mengapa peneliti memilih
masalah penelitian yang telah ditetapkan. Bagian ini juga
memberikan gambaran tentang berbagai situasi yang terjadi saat
dilakukan penelitian dan apa saja yang dapat mendorong
keberhasilan penelitian. Maksudnya, adalah untuk membuat
pembaca tertarik untuk mengetahui permasalahan yang hendak
diteliti.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 17


1. Masalah Penelitian (Statement of the Problem)
Bagian kedua dari bab satu adalah “Masalah Penelitian”, atau sering
ditulis dengan “Pokok Pemasahalan”, atau “Perumusan Masalah”. Di sini
masalah penelitian dirumuskan dan dinyatakan dalam bentuk pernyataan
(statament), atau pertanyaan (question mark). Pembahasan lebih rinci
tentang masalah penelitian akan diurai pada bab lain.

2. Keterbatasan (Limitations of the Study)


Bagian ketiga bab satu ini adalah “Keterbatasan”, atau sering juga
ditulis dengan “Pembatasan Masalah”. Bagian ini dibahas berbagai
kelemahan penelitian. Misalnya, jika sampling menggunakan cara yang
tidak acak (non-random) maka hal ini dapat merupakan salah satu
keterbatasan penelitian.
Sampling yang tidak acak (non-random sampling) dapat menimbulkan
hasil yang bias (kekurangan) karena tidak semua anggota dari populasi
mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih. Kemungkinan yang bisa
terjadi adalah sampel yang dipilih tidak terwakili. Keterbatasan lain bisa
juga dari data yang terkumpulkan, misalkan jumlahnya kurang, atau
datanya yang tidak lengkap, dan lain-lain.
Perlu diperhatikan bahwa “batasan” (delimitation) berbeda dengan
“keterbatasan” (limitation), dimana batasan menyangkut lingkup
penelitian. Hal-hal mana yang akan diteliti dan mana yang tidak tercakup
dalam penelitian biasanya diutarakan di sini, sedangkan “keterbatasan”
menyangkut berbagai kelemahan penelitian.
Sebenarnya lingkup penelitian sudah dibatasi pada perumusan
masalah. Sudah pasti bahwa penelitian tidak akan dilakukan di luar
permasalahan yang sudah dirumuskan. Oleh sebab itu, susunan
penulisan skripsi atau tesis “batasan masalah” tidak dianjurkan untuk
dimasukkan sebab sudah tercakup pada masalah penelitian.

3. Manfaat Penelitian
Biasanya pada bab satu ada dua bagian yang mengutarakan tentang
manfaat penelitian. Untuk laporan akhir skripsi/tesis, bagian ini biasanya
tidak dimasukkan. Bagian ini hanya penting dimasukkan ketika membuat
proposal atau usulan penelitian. Pada proposal skripsi/tesis, manfaat
penelitian harus dimasukkan. Umumnya proposal ada tiga bab, yakni bab
pertama terdiri dari “Pendahuluan”, “Landasan Teori”, dan “Metodologi”.
Apabila sudah menjadi laporan akhir, “Manfaat Penelitian” sudah tidak

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 18


perlu lagi. Itu sebabnya laporan penelitian di jurnal-jurnal internasional
pada umumnya tidak dimasukkan bagian tentang manfaat penelitian
karena sudah berupa laporan akhir.

4. Landasan Teori (Theoretical Framework)


Bab tentang “Landasan Teori” dibuat tersendiri karena dianggap
sebagai dasar dari banyak teori yang digunakan dalam penelitian.
Apabila ternyata teori yang diperlukan tidak banyak sehingga tidak terlalu
baik secara proporsional maka perlu dibuat bab tersediri, maka
“Landasan Teori” dapat dimasukkan pada bab satu pada bagian akhir.
Jika ini yang dilakukan, berarti jumlah bab skripsi/tesis menjadi hanya
empat.

5. Metodologi Dalam Penelitian


Pengertian metode, berasal dari kata methodos (Yunani) yang
maksudnya adalah cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan
kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk
memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk
menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
dan termasuk keabsahannya (kevalidannya). Dengan kata lain,
metodologi pada suatu penelitian menyangku metode penelitian yang
digunakan, proses penentuan sampel (sampling), instrumen yang
digunakan, dan teknik yang digunakan dalam menganalisa data.
Metode penelitian, misalkan menggunakan metode penelitian
korelasi yang akan melihat efek dari hubungan antarvariabel. Data
dikumpulkan sebagaimana adanya, dengan demikian hubungan
antarvariabel diukur dengan kondiusi yang terjadi saat itu. Dari data yang
terkumpul dianalisis untuk melihat hubungan antarvariabel, apakah dapat
membentuk suatu atau beberapa faktor.
Sampling adalah proses pemilihan sampel, teknik mengambilan
sampel, dan jumlah sampel yang digunakan. Dengan menggunakan
instrumen kuesioner dimana kuesioner dirancang dalam bentuk skala
Linkert (Linkert scale). Pertanyaan pada kuesioner dibuat berdasarkan
teori dan wawancara dengan responden yang dipilih. Teori yang
menyangkut dengan teori-teori “Sumber Daya Manusia”. Misalkkan, apa-
apa saja yang menyebabkan karyawan hengkang dari perusahaan dan
hal-hal yang membuat karyawan betah bekerja di perusahaan yang
digunakan dalam menyusun pertanyaan pada koesioner. Selain teori
yang digunakan, pertanyaan harus disesuai dengan kondisi sebenarnya
di perusahaan dengan mengambil wawancara yang dilakukan pada

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 19


beberapa karyawan. Hal ini dilakukan agar pertanyaan-pertanyaan dalam
koesioner sesuai dengan kenyataan di lapangan dan hasilnya akan lebih
baik. Akhirnya, data dianalisis dengan menggunakan teknik (tools)
analisis software seperti SPSS. Untuk memudahkan peneliti, biasanya
menggunakan kerangka berfikir (logical framework) untuk melakukan
penelitian mulai dari studi literatur sampai selsai penelitian berupa
diagram alir (flow chart).

BAB 4
Susunan Laporan Penelitian
Kualitatif
1. Pengantar

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 20


Susunan laporan penelitian yang menggunakan metode
kualitatif yaitu metode penelitian yang tidak menggunakan statistik
agak berbeda dengan susunan laporan penelitian yang
menggunakan metode kuantitatif. Ciri khas laporan penelitian
kualitatif adalah pada bab pertama ada bagian judul “Kerangka
Penulisan” dan biasanya ada bab khusus yang diberikan judul
“Gambaran Umum Objek Penelitian”.
Susunan bab-bab pada penelitian kualitatif ini tergantung
kepada si peneliti yang disesuaikan dengan apa yang akan diteliti.
Itu sebabnya ada bagian di bab satu yang menjelaskan tentang
kerangka penulisan dan alasan-alasan yang masuk akal mengapa
susunan atau kerangka laporan penelitian tersebut dibuat
sedemikian rupa. Berikut ini diberikan susunan dasar laporan
skripsi atau tesis yang menggunakan penelitian seperti yang dapat
dilihat pada tabel 4.

Tabel 4
Susunan penulisan skripsi atau tesis untuk penelitian kualitatif
SUSUNAN SKRIPSI/TESIS METODE ILMIAH
1. Pendahuluan
 Lata Belakang Masalah
 Masalah Penelitian Indentifikasi masalah
 Keterbatasan
 Hipotesis
Perumusan Hipotesis
 Definisi istilah
 Kerangka Penulisan
2. Objek Penelitian
3. Prosedur
 Jenis Penelitian
 Peran Penelitian Prosedur
 Metode Pengumpulan pengujuan
 Prosedur Analisis Data hipotesis
 Metode Verifikasi Data
4. Hasil Penelitian dan Hubungannya
dengan Teori dan Literatur.
Kesimpulan dan Saran
 Kesimpulan Kesimpulan dan Saran
 Saran

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 21


Tidak ada standar umum yang diterima tentang berapa
banyak bab pada laporan penelitian kualitatif. Walaupun demikian
beberapa laporan penelitian kualitatif mengikuti banyaknya bab
pada laporan penelitian kuantitatif.
Perbedaan yang mencolok pada susunan laporan
skripsi/tesis pada penelitian kualitatif dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif adalah sub-judul, hipotesis, dan kerangka
penulisan yang terletak pada bab satu, dan bab dua tentang objek
penelitian, serta bab tiga tentang prosedur penelitian.

1. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian kualitatif sedikit berbeda dengan
hipotesis pada penelitian kuantitatif. Hipotesis pada penelitian
kuantitatif berupa hipotesis statistik (statistical hyphotesis) di mana
pengujiannya dilakukan dengan statistik. Hipotesis diterima atau
ditolak tergantung dari hasil perhitungan statistik. Pada penelitian
kualitatif, hipotesisnya adalah hipotesis non-statistik (non-
statistical hyphotesis) dimana tidak membutuhkan pegujian.
Hipotesis pada penelitian kualitatif bersifat sementara dan
dapat berubah-ubah sewaktu pengumpulan dan analisis data.
Sedangkan hipotesis pada penelitian kuantitatif tidak dapat
berubah setelah ditetapkan dari awal. Itu sebabnya hipotesis pada
penelitian kualitatif dapat diletakkan di bab satu dan tidak perlu
ada teori yang mendukungnya. Mengapa demikian ?. Karena pada
umumnya penelitian kualitatif dilakukan apabila kurang atau tidak
ada teori yang mendukung penelitian tersebut. Jadi, yang
dilakukan adalah mencari tahu teori terlebih dahulu melalui
penelitian kualitatif. Karena tidak ada atau kurangnya teori yang
mendukung maka hipotesis ditetapkan lebih dahulu sebagai
penuntun dalam meneliti, tanpa didasarkan pada teori yang kuat
dan dapat berubah sesuai dengan hasil sementara pengumpulan,
serta analisis data. Ini yang bertentangan dengan penelitian
kuantitatif dimana hipotesis harus didasarkan atas teori yang kuat.
Pada penelitian kualitatif, hipotesis bisa dicantumkan atau
juga tidak dicantumkan. Ada dua alasan mengapa banyak
penelitian kualitatif tidak mencantumkan hipotesis pada laporan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 22


penelitiannya. Pertama, peran hipotesis sudah dapat diambil alih
oleh rumusan masalah. Peran hipotesis pada penelitian kualitatif
adalah sebagai penuntun yang akan memberikan arah pada
penelitian sehingga peneliti hanya mengumpulkan data atau
informasi yang berhubungan dengan hipotesis. Apabila masalah
penelitian telah dirumuskan dengan baik maka perumusan
masalah yang baik sudah dapat digunakan sebagai penuntun
dalam memberikan arah suatu penelitian sehingga tidak
diperlukan lagi rumusan hipotesis.
Alasan kedua, hipotesis pada penelitian kualitatif tidak perlu
pembuktian secara statistik apakah hipotesis tersebut akan
diterima atau ditolak sehingga tidak perlu dicantumkan. Perlu
diketahui bahwa hipotesis pada penelitian kualitatif dapat berubah-
ubah selama proses pengumpulan dan analisis data. Apabila
penelitian menganggap bahwa hipotesis yang ditentukan dari awal
keliru maka dapat mengubah hipotesis tersebut sesuai dengan
keadaan yang dialami, bisa saja sangat berbeda dari yang diduga
sebelumnya.
Hipotesis pada penelitian kualitatif bersifat sementara dan
dapat berubah-ubah sewaktu pengumpulan dan analisis data.
Sedangkan hipotesis pada penelitian kuantitatif tidak dapat
berubah setelah ditetapkan dari awal. Itu sebabnya hipotesis pada
penelitian kualitatif dapat diletakkan di bab satu dan tidak perlu
ada teori yang mendukungnya. Mengapa demikian ?. Karena pada
umumnya penelitian kualitatif dilakukan apabila kurang atau tidak
adanya teori yang mendukung suatu penelitian. Jadi, yang
dilakukan adalah mencari tahu teori terlebih dahulu melalui
penelitian kualitatif. Karena tidak ada atau kurangnya teori yang
mendukung maka hipotesis ditetapkan lebih dahulu sebagai
penuntun dalam meneliti, tanpa didasarkan atas teori yang kuat
dan dapat berubah sesuai dengan hasil sementara pengumpulan
dan analisis data. Ini bertentangan dengan penelitian kuantitatif di
mana hipotesis harus didasarkan atas teori yang kuat.

2. Kerangka Penulisan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 23


Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, susunan penulisan
laporan skripsi atau tesis yang menggunakan metode penelitian
kualitatif tergantung pada si peneliti itu sendiri.
Pada beberapa jenis penelitian kualitatif dimana peneliti
terlibat langsung dengan objek penelitiannya dan si peneliti ingin
menguraikan berbagai peristiwa yang dialami atau yang diamati,
maka susunan bab pada jenis laporan penelitian ini akan
disesuaikan dengan berbagai peristiwa yang dialami atau diamati
sehingga sangat memungkinkan bab-bab pada laporan penelitian
kualitatif jenis ini akan lebih banyak dari lima bab.

3. Objek Penelitian
Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah tidak dapat
digeneralisasi (membuat kesimpulan yang berlaku umum). Yang
dimaksud dengan tidak dapat digeneralisasi adalah bahwa hasil
penelitian kualitatif tidak bisa diberlakukan secara universal,
hasilnya hanya berlaku pada suatu lokasi, situasi tertentu, dan
keadaan tertentu saja.
Hasil penelitian suatu penelitian kualitatif hanya dapat
diberlakukan pada situasi dan keadaan yang sesuai dengan
situasi dan keadaan di mana penelitian yang serupa dilakukan. Itu
sebabnya sangat penting untuk menguraikan secara jelas situasi
dan keadaan dimana penelitian dilakukan sehingga orang bisa
mengetahui dengan jelas apakah situasinya sama dengan situasi
ketika penelitian dilakukan. Pada penelitian kuantitatif objek
penelitian tidak diperlukan karena hasil penelitiannya bisa
digeneralisasi tanpa harus menyesuaikan persis sama dengan
situasi atau keadaan saat mana penelitian dilakukan. Maka akan
keliru bila mengutarakan objek penelitian pada penelitian-
penelitian kuantitatif.

4. Prosedur Penelitian
Pada bab tentang prosedur, harus dijelaskan jenis penelitian
kualitatif yang dilakukan, peran peneliti, prosedur pengumpulan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 24


data, dan cara menganalisis data, serta bagaimana data tersebut
diverifikasi.
Pada penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah peneliti
itu sendiri. Sangat penting untuk menjelaskan peran peneliti
sebagai instrumen penelitian. Faktor-faktor yang dapat
menimbulkan bias (penyimpangan) harus dapat diatasi. Proses
verifikasi data maupun instrumen harus dapat dijelaskan agar hasil
penelitian benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

5. Kesimpulan dan Saran


Pada umumnya bab terakhir dari laporan skripsi/tesis yang
menggunakan penelitian kualitatif berupa bab kesimpulan dan
saran. Namun pada beberapa laporan penelitian kualitatif,
kesimpulan dan saran dibuat pada setiap bab tentang hasil
penelitian sehingga pada bab terakhir hanya merupakan
ringkasannya saja karena kesimpulan dan saran sudah dibuat
pada setiap bab kecuali bab pendahuluan, bab objek penelitian,
dan bab prosedur.
Seperti diketahui, tidak ada suatu standar umum yang
diterima tentang berapa banyak bab pada laporan penelitian
kualitatif. Walaupun demikian ada beberapa laporan penelitian
kualitatif sama dengan banyaknya bab pada laporan penelitian
kuantitatif.
Perbedaan yang mencolok pada susunan laporan
skripsi/tesis pada penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif
terletak pada sub-judul hipotesis, dan kerangka penulisan pada
bab satu, tentang objek penelitian pada bab dua, dan bab tiga
tentang prosedur.

BAB 5
PENGERTIAN PENELITIAN

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 25


1. Penelitian Ilmiah
Apakah penelitian itu ?.
Manusia dianugrahi oleh Tuhan Yang Maha Esa sifat ingin
tahu. Keingintahuan adalah merupakan salah satu sifat manusia.
Sifat inilah yang mendorong manusia untuk selalu berusaha
mencari tahu apa yang belum diketahuinya. Penelitian
berhubungan dengan usaha untuk mengetahui sesuatu.
Disamping itu, penelitian berhubungan pula dengan usaha untuk
mencari tahu jawaban atas sesuatu atau atas beberapa
permasalahan. Paul Leedy menyebutnya :”Man is curious animal”.
Penelitian pada hakekatnya dimulai dari hasrat keingintahuan
manusia yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
atau permasalahan-permasalahan. Diketahui ada dua cara yang
pernah digunakan oleh para ahli dalam upaya untuk mencari tahu
sesuatu pengetahuan yang baru, yaitu dengan cara atau
pendekatan rasional dan pendekatan empiris.
Setiap pertanyaan atau permasalahan diperlukan jawaban
atau pemecahannya. Sehingga yang bersangkutan akan
mendapatkan pengetahuan baru yang dianggapnya “benar”.
Dengan asumsi bahwa pengetahuan yang “benar” adalah
apa yang diterima akal dan berdasarkan pada fakta empiris, maka
pencarian pengetahuan yang “benar” harus berlangsung melalui
suatu prosedur tertentu, atau hukum yang menjadi kaidah
bekerjanya akal (logika). Aplikasi dari logika disebut dengan
penalaran. Pengetahuan yang “benar” disebut juga dengan
pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan.
Ada berbagai upaya yang dilakukan manusia untuk
memperoleh ilmu pengetahuan. Pertama-tama yang dilakukan
adalah dengan bertanya kepada orang lain yang dianggapnya
lebih tahu (mempunyai otoritas ilmu pengetahuan tertentu). Jika
dengan cara ini tidak diperoleh jawaban atau pemecahannya,
maka dicari melalui akal sehat, intuisi, dugaan, rekaan atau coba-
coba. Cara-cara tersebut tentu saja tidak melalui penalaran,

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 26


sehingga jawaban atau ilmu pengetahuan yang diperoleh bukan
pengetahuan ilmiah, sehingga disebut cara atau metoda non
ilmiah.
Sedangkan penalaran dilaksanakan dengan dua macam
prosedur logika, yaitu prosedur deduksi dan prosedur induksi.
Prosedur deduksi berpangkal pada suatu asumsi umum bahwa
kebenarannya telah diketahui atau diyakini (self-evident) dan
terakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus. Prosedur induksi, berpangkal dari asumsi-
asumsi khusus sebagai hasil pengamatan empiris dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan ilmiah, kedua prosedur
logika tersebut bukanlah hal yang berdiri secara diametral, tetapi
keduanya digunakan secara interaktif dan saling mengisi.
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan digunakan penalaran
dengan prosedur deduksi dan induksi, dan diwujudkan dalam
penelitian ilmiah (riset). Dengan demikian, penelitian ilmiah (sebut
saja: penelitian) adalah suatu metoda ilmiah yang harus taat
kepada hukum-hukum logika.
Pada hakekatnya, ilmu pengetahuan adalah interrelasi yang
logis dari fakta-fakta. Sedangkan penelitian atau riset, sebagai
metoda untuk memperoleh Ilmu pengetahuan melalui suatu proses
yang terdiri dari: eksprimentasi atau observasi untuk memperoleh
fakta-fakta dan pemberian argumentasi atas kesimpulan (postulat)
yang dapat diterima, dan menyatakan interrelasi antar fakta, serta
hubungan antara fakta dengan “body of knowledge”. Jika suatu
kegiatan hanya berupa pengumpulan fakta, menjalin fakta, atau
sekedar memindahkan informasi saja, maka kegiatan tersebut
bukan termasuk kegiatan penelitian.
Penelitian atau “research”, berasal dari kata “re” dan “to
search”, berarti mencari kembali. Ini menunjukkan bahwa
penelitian adalah suatu proses yang berbentuk siklus tersusun
yang berkesinambung tanpa batas. Penelitian dimulai dari hasrat
keingintahuan atau adanya permasalahan, kemudian diteruskan
dengan penelaahan landasan teoritis melalui perpustakaan untuk
mendapatkan jawaban sementara atau hipotesis, kemudian
dirancang dan dilakukan pengumpulan fakta atau data, sehingga
diperoleh kesimpulan untuk menjawab permasalahannya. Dengan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 27


terjawabnya permasalahan baru, dengan demikian siklus di atas
akan berlanjut sampai tak terbatas, artinya setiap penemuan baru
membuka kemungkinan adanya temuan baru lagi.

2. Jenis-Jenis Penelitian
Mengetahui jenis-jenis penelitian dapat membantu dalam
mendefinisikan masalah penelitian, karena dalam mendefinisikan
masalah penelitian maka jenis penelitian harus kelihatan. Dengan
membaca masalah penelitian, seseorang sudah dapat menduga
jenis penelitian yang akan atau sedang dilaksanakan.
Penelitian dapat dikatagorikan ke dalam beberapa jenis,
tergantung bagaimana melihatnya. Apabila dilihat dari segi tujuan
penelitian dilaksanakan, maka ada tiga jenis penelitian, yaitu :
1. Penelitian deskripsi,
2. Penelitian korelasi, dan
3. Penelitian eksperimen.

a. Penelitian Deskripsi
Penelitian deskripsi adalah jenis penelitian yang memberi
gambaran atau uraian atas suatu keadaan secara jernih tanpa
adanya perlakuan terhadap yang diteliti.
Jenis penelitian deskripsi biasanya dilakukan terhadap satu
variabel. Sekurang-kurangnya satu variabel yang diteliti dengan
mencoba menguraikannya serinci mungkin sesuai dengan
masalah penelitian yang diinginkan. Penelitian deskripsi dapat
melibatkan lebih dari satu variabel, namun diuraikan satu per satu.
Salah satu ciri yang merupakan keterbatasan penelitian ialah
tidak dapat menganalisis bagaimana satu variabel berhubungan
dengan variabel lainnya, atau bagaimana satu variabel
dipengaruhi variabel lainnya.

b. Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi adalah penelitian yang mencoba melihat
hubungan antara beberapa variabel sebagaimana adanya tanpa
perlakuan. Melihat apakah mungkin perubahan satu variabel
berhubungan dengan perubahan variabel lainnya.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 28


Penelitian jenis ini mempunyai dua macam variabel, yakni :
1. Variabel prediksi.
Variabel yang digunakan untuk memprediksi perubahan pada
satu variabel.
2. Variabel kriteria.
Variabel yang berubah sesuai dengan perubahan pada
variabel prediksi. Setiap kali ada perubahan pada variabel
prediksi, maka variabel kriteria diharapkan juga ikut berubah.
Hubungan antara kedua variabel dapat dilihat pada gambar
berikut:
Variabel Variabel
Prediksi Kriteria

Gambar 5.
Hubungan antara variabel prediksi dan variabel kriteria.

Salah satu kelemahan jenis penelitian ini adalah tidak bisa


menjawab pertanyaan “mengapa demikian:. Dengan kata lain,
tidak bisa menunjukkan hubungan sebab-akibat (kausalitas). Tidak
bisa dikatakan bahwa perubahan pada variabel kriteria disebabkan
karena perubahan pada variabel prediksi. Dapat dikatakan bahwa
setiap kali variabel prediksi berubah, variabel kriteria juga ikut
berubah. Apa yang sesungguhnya mempengaruhi perubahan
variabel kriteri belum bisa diketahui dengan pasti sebab mungkin
faktor-faktor lainnya yang tidak sempat dikendalikan yang
mempengaruhinya.

c. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat memberikan penjelasan
“alasan mengapa”. Hubungan sebab akibat bisa diketahui karena
peneliti dimungkinkan untuk melakukan perlakuan terhadap objek
penelitian.
Sekurang-kurangnya ada tiga jenis variabel pada penelitian
eksprimen, yaitu :
1. Variabel independen. Variabel ini menyebabkan perubahan
pada variabel dependen. Perlakuan pada penelitian

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 29


eksperimen berhubungan dengan variabel independen.
Dengan kata lain, perlakuan adalah variabel independen itu
sendiri. Variabel ini disebut juga variabel bebas.
2. Variabel dependen. Variabel ini disebut juga variabel terikat
karena perubahan yang terjadi pada variabel ini dipengaruhi
oleh variabel independen atau variabel perlakuan.
3. Variabel confounding. Variabel yang tidak diharapkan
mempengaruhi variabel dependen tetapi dapat mempengaruhi
variabel dependen sehingga perlu dikendalikan. Orang bisa
menjadi bingung, karena mengira bahwa pengaruh yang
terjadi pada variabel dependen disebabkan oleh variabel
independen, padahal sebenarnya disebabkan oleh variabel
confounding.Itu sebabnya variabel confounding perlu
dikendalikan sehingga dapat diketahui apakah benar-benar
variabel dependen dipengaruhi oleh variabel independen. Ada
dua macam variabel confounding, yaitu variabel intervening
(variabel yang tidak dapat dikendalikan dan diukur secara
langsung, sperti kegugupan, kelelahan, motivasi, dll.) dan
variabel extraneous (variabel yang dapat diukur secara
langsung, seperti umur, tingkat pendidikan, dll.).
Hubungan antara ketiga macam variabel yang ada pada
penelitian eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut

Variabel Variabel
independen dependen

Variabel confounding

Variabel intervening Variabel Extraneous

Gambar 6. Hubungan antara berbagai variabel pada penelitian eksperimen

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 30


Berdasarkan sifat-sifatnya maka penelitian dapat
digolongkan menjadi 12 jenis, yakni :
1. Penelitian historis : rekonstruksi masa lalu secara sistematika
dan objektif melalui bukti-bukti.
2. Penelitian deskriptif : membuat deskripsi sistematis, faktual
dan akurat tentang sifat-sifat objek penelitian.
3. Penelitian perkembangan : menyelidiki pola dan urutan
pertumbuhan/perubahan menurut fungsi waktu, bisa dalam
bentuk cross-sectional atau longitudinal.
4. Penelitian kasus : mempelajari secara intensif latar belakang
dan keadaan sekarang suatu objek penelitian.
5. Penelitian korelasional : mempelajari sejauh mana variasi
satu atau lebih faktor lain, berdasarkan koefisien korelasinya.
6. Penelitian kausal-komparatif : menyelidiki kemungkinan
hubungan sebab-akibat, dengan cara : meneliti akibat, untuk
mencari faktor penyebab.
7. Penelitian eksprimental : menyelidiki kemungkinan hubungan
sebab-akibat, dengan cara : mengenakan suatu perlakuan
tertentu kepada kelompok percobaan dan membandingkan
hasilnya terhadap kelompok kontrol yang tidak dikenakan
kondisi perlakuan.
8. Penelitian tindakan (action research) : mirip No.7 diatas,
menyelidiki karakteristik suatu objek penelitian dengan cara
melakukan suatu tindakan tertentu dan melihat reaksinya;
umumnya digunakan untuk penerapan langsung.
9. Penelitian evaluasi : mengevaluasi akibat dari suatu yang
telah diterapkan pada suatu objek penelitian.
10. Penelitian grounded (grounded research) : penelitian yang
dimulai dari data : konsep, teori, hipotesis, dikembangkan
berdasarkan data yang ada di lapangan. Dengan alasan :
penelitian umumnya mulai dari teori (grand theory), sehingga
perkembangan hanya sekitar grand theory.
11. Penelitian penjajagan (exploratif) : penelitian untuk objek
penelitian yang baru, dimana pengetahuan peneliti masih
terbatas, belum ada hipotesis apapun juga. Penelitian masih
mencari-cari.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 31


12. Penelitian penjelasan (explanatory/confirmatory research) :
menjelaskan hubungan antara variabel-variabel.
Suatu penelitian tidak harus selalu hanya tercakup pada satu
jenis penelitian saja, tetapi bisa juga beberapa jenis sekaligus.
Sekarang ini banyak penelitian yang lebih kompleks, yakni
penggabungan dari beberapa bidang keilmuan. Banyak judul
penelitian yang dapat dilakukan dalam disiplin ilmu Teknik Industri,
bahkan di sekitar atau lingkungan kita berada bisa dijadikan objek
penelitian.
Pengelompokan dapat dilakukan menurut bidang kekhususan,
seperti :
 Tata letak pabrik dan fasilitas
 Pengendalian dan perencanaan persediaan
 Pengendalian kualitas produk
 Manajemen kualitas
 Sistem manusia-mesin
 Manajemen proyek
 Perancangan dan ergonomi
 Perencanaan dan pengendalian produksi
 Penelitian operasional
 Simulasi komputer
 Analisis jaringan
 Teori optimasi
 Organisasi dan manajemen sumber daya manusia
 Manajemen strategi
 Manajemen perusahaan
 Studi kelayakan
 Kepuasan pelanggan
 Teori keputusan (AHP, atau ANP), dan lain-lain..

3. Tahapan Proses Penelitian


Tahapan proses penelitian yang diuraikan dalam tulisan ini
adalah sebuah alternatif. Baik jenis kegiatan maupun tata

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 32


urutannya sangat tergantung pada permasalahan yang dihadapi.
Kadang-kadang tergantung pada bidang keilmuan yang akan
diteliti.
Permasalahan atau problem penelitian adalah kesenjangan
antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia, atau antara
apa yang diperlukan dengan apa yang ada dalam kenyataan,
antara harapan dengan pencapaian. Secara singkat permasalah
penelitian adalah kesenjangan antara das Sollen dan das Sein.
Pada umumnya kesulitan yang dihadapi, terutama bagi para
peneliti adalah bagaimana mengidentifikasi dan merumuskan
permasalahan penelitian secara jelas dan lengkap.
Dengan demikian banyak penelitian yang telah dilakukan di
bidang keilmuan, dari para calon peneliti yang beranggapan
bahwa sudah tidak ada lagi “lahan” permasalahan yang perlu
diteliti, banyak hal yang bisa dijadikan objek penelitian, mungkin di
sekitar kita, atau di tempat kerja. Di pihak lain ada calon peneliti
yang begitu antusias mengumpulkan data tanpa terlebih dahulu
merumuskan permasalahan dan tujuan penelitiannya.
Harus disadari bahwa untuk mendapatkan jawaban
permasalahan sangat diperlukan pembatasan masalah yang jelas
dan spesifik dari apa yang akan dituju, dimensi dari studi yang
akan dilakukan, hipotesis yang diajukan serta asumsi-asumsi yang
mendasarinya.
Syarat agar dapat melakukan penelitian ilmiah dengan baik maka :
a. Harus paham konsep dasar ilmu pengetahuan, dan
b. Harus menguasai metodologi penelitian.
Dua aspek diatas, merupakan prasyarat untuk menguasai
teknik berfikir yang dilandasi pada metode dan prinsip-prinsip ilmu
pengetahuan. Ilmu (Ilmu pengetahuan) adalah konsep yang sulit
didefinisikan dengan batas-batas yang jelas. Cakupan ilmu
pengetahuan adalah luas, sehingga batas-batasnya pun selalu
kabur atau kadangkala tidak jelas.
Fungsi ilmu pengetahuan juga sering tidak terdefinisikan dengan
pasti, dan sering dinyatakan dengan cara yang berbeda-beda.
Ilmu pengetahuan sebagai alat untuk memperbaiki kehidupan
manusia, yaitu dengan penemuan baru dan hasil kemajuan Ilmu
pengetahuan maupun aplikasi baru dari Ilmu pengetahuan. Ilmu

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 33


pengetahuan adalah kumpulan aturan yang dapat menjelaskan
hubungan unsur-unsur/elemen yang terdapat di alam. Ilmu
pengetahuan mencoba menjelaskan fenomena/fakta untuk
memahami hakekat dari suatu objek, atau untuk mendapatkan
pengetahuan tentang objek tersebut.
Pemahaman dilakukan melalui observasi/pengamatan
terhadap objek, yang hasilnya adalah sekumpulan fenomena/fakta
yang dapat dibuktikan secara empiris yaitu dapat diamati
langsung oleh manusia dengan menggunakan panca inderanya.
Ilmu pengetahuan adalah kumpulan teori-teori, dan masing-
masing teori berguna untuk menjelaskan hubungan antar fakta.
Hubungan antar fakta diamati secara empiris dan apa adanya,
tanpa memperhatikan apakah hubungan-hubungan itu indah,
bagus atau baik secara etis, (berarti ilmu pengetahuan itu harus
jujur, bebas nilai, dan objektif).
Tetapi, penggunaan Ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, dan
ilmuan harus merasa punya tanggungjawab kemanusiaan, dan
dapat mencegah penemuannya disalahgunakan untuk maksud-
maksud yang tidak baik.
Karena objektif, maka Ilmu pengetahuan harus bersifat
terbuka agar bebas dari nilai-nilai pribadi, dan juga harus terbuka
terhadap semua orang serta mudah diakses oleh semua orang.
Karena terbuka itulah, maka Ilmu pengetahuan bersifat jelas, mulai
dari awal penelitian hingga penarikan kesimpulan.
Kesimpulannya menunjukkan adanya beberapa ciri dari Ilmu
pengetahuan, yaitu :
a. Ilmu pengetahuan terstruktur secara sistematis.
b. Ilmu pengetahuan merupakan hasil observasi empiris.
c. Ilmu pengetahuan bersifat objektif, tidak dipengaruhi oleh
nilai-nilai pribadi.
d. Ilmu pengetahuan bersifat jelas, dapat diuji secara terbuka
oleh semua orang.
Ada beberapa pola dalam kegiatan berfikir, yakni :
Ilmu pengetahuan adalah hasil kegiatan berfikir dan terdapat 2
pola dari kegiatan berfikir, yakni:
1. Kegiatan berfikir secara rasional, dan
2. Kegiatan berfikir secara empiris

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 34


a. Kegiatan Berfikir Rasional
Pendekatan rasional adalah suatu cara untuk mencari
pengetahuan baru dengan anggapan bahwa segala sesuatu yang
ingin diketahui itu ada di dalam pikiran manusia (internal wisdom).
Kemampuan berfikir seseorang, menggunakan akal atau rasio
untuk menemukan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, menurut
pendekatan rasional, pengetahuan dimulai dari suatu gagasan
atau pikiran yang didasarkan atas kebijaksanaan yang dimiliki
seseorang.
Ilmu Pengetahuan diperoleh melalui proses berfikir dengan
menggunakan rasio, terlepas dari pengalaman nyata manusia.
Kebenaran, sebagai dasar Ilmu Pengetahuan, didapat dari
pemikiran manusia secara rasional tanpa perlu bukti nyata dari
lapangan.
Rasionalisme, ternyata tidak sempurna. Kebenarannya sulit
didapat apabila hanya dari rasio dan terpisah dari kenyataan.
Akibatnya, sulit memperoleh kata sepakat tentang
kebenaran, setiap orang cenderung hanya percaya terhadap
kebenaran yang pasti menurut diri sendiri (solipsisme).
Pendekatan rasional adalah suatu cara untuk mencari tahu
pengetahuan baru dengan anggapan bahwa segala sesuatu yang
ingin diketahui ada di dalam pikiran manusia. Kemampuan
seseorang untuk berfikir, menggunakan akal atau rasio untuk
menemukan pengetahuan dari pikirannya. Dengan kata lain,
menurut pendekatan rasional, pengetahuan dimulai dari suatu
gagasan atau pikiran yang didasarkan atas kebijaksanaan yang
dimiliki seseorang.
Pendekatan rasional dengan segala yang ingin diketahui ada
di dalam pikiran manusia. Pendekatan rasional digunakan pada
waktu yang lalu adalah Aristoteles, walaupun bukan dia yang
memulainya. Kemudian pendekatan ini dinggap tidak layak dan
disanggah oleh beberapa ahli pada masa itu. Diantara para ahli
yang mengkritik pendekatan ini adalah Francis Bacon.
Ketidakmampuan pendekatan rasional dalam memecahkan suatu
permasalahan diilustrasikan dalam suatu cerita oleh Mees,
sebagai berikut : “Pada tahun 1432, timbul pertengkaran tentang

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 35


jumlah gigi kuda. Selama tiga belas hari pertengkaran terus
menerus tanpa jalan keluar. Pada hari keempat belas, seorang
anak muda dengan polos menyarankan untuk membuka mulut
kuda dan mencari tahu jawaban atas pertanyaan mereka. Mereka
menyuruh menangkap anak muda tersebut karena bertentangan
dengan ajaran-ajaran pendahulu”. Ilustrasi cerita ini, menunjukkan
ketidak mampuan pendekatan rasional untuk memecahkan
permasalahan atau untuk mencari tahu berapa sebenarnya jumlah
gigi kuda. Berapa jumlah gigi kuda tidak bisa dipecahkan dengan
pikiran atau gagasan belaka. Cara terbaik untuk mengetahuinya
adalah dengan membuka mulut kuda dan menghitung jumlah
giginya, dan bukan dengan berfikir.
 Karena kelemahan rasionalisme, maka muncul pola berfikir
yang lain yang berlawanan, yaitu berfikir empiris yang
menganjurkan landasan kebenaran atau Ilmu pengetahuan
dicari dari kenyataan/alam.
 Dipelopori oleh Sir Francis Bacon, mengatakan bahwa
kekacauan dalam ilmu terjadi karena terlalu bertumpu pada
kekuatan berfikir dan lupa bahwa alam adalah sumber
kebenaran.
 Empirisme juga mempunyai kelemahan, yakni :
1. Fakta yang terlihat secara empiris, perlu ditafsirkan agar
punya arti.
2. Fakta yang sama bisa ditafsirkan menurut cara yang
berbeda.
3. Kumpulan fakta seringkali hanya berupa kumpulan
pengetahuan yang serbaneka, tidak merupakan
pengetahuan yang utuh tentang suatu objek, karena yang
diketahui hanyalah sebagian fenomena/fakta.
 Akhirnya, munculnya gagasan untuk menggabungkan
rasionalisme dan empirisme, yang disebut metode keilmuan.
 Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran logis,
sedangkan Empirisme memberikan kerangka pengujian untuk
memastikan kebenaran.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 36


 Rasionalisme, ternyata tidak sempurna. Kebenarannya sulit
didapat apabila hanya mengandalkan pada rasio dan terpisah
dari kenyataan.
 Akibatnya, sulit diperoleh kata sepakat tentang kebenaran,
setiap orang cenderung percaya terhadap kebenaran yang
pasti menurut diri sendiri (solipsisme). Ilmu Pengetahuan
diperoleh melalui berfikir dengan menggunakan rasio, dan
terlepas dari pengalaman nyata manusia. Kebenaran adalah
sebagai dasar ilmu pengetahuan, dan didapat dari pemikiran
manusia secara rasional tanpa perlu bukti nyata dari lapangan.

b. Kegiatan Berfikir Empiris


Menurut pendekatan empiris, pengetahuan diperoleh dari
hasil pengamatan terhadap fenomena yang terjadi (external
process). Jawaban atas sesuatu permasalahan ada pada objek di
mana masalah tersebut berada , dan bukan di dalam pikiran
seseorang. Apa yang harus dilakukan adalah mengamati apa yang
terjadi dan membuat kesimpulan.
Pada pendekatan empiris, pengetahuan didasarkan atas
berbagai fenomena/fakta yang diperoleh dari hasil penelitian dan
observasi. Salah satu bagian pendekatan empiris adalah metoda
ilmiah.
Karena kelemahan rasionalisme, maka muncul pola berfikir
lain yang berlawanan, yaitu berfikir empiris, yang menganjurkan
agar kebenaran atau ilmu pengetahuan dicari dari
kenyataan/alam.
Dipelopori oleh Sir Francis Bacon, yang mengatakan bahwa
kekacauan dalam ilmu terjadi karena terlalu bertumpu pada
kekuatan berfikir dan lupa bahwa alam juga sebagai sumber
kebenaran.

c. Kelemahan Empirisme
Fakta yang terlihat secara empiris, perlu ditafsirkan agar
mempunyai arti, dan fakta yang sama bisa ditafsirkan menurut
cara yang berbeda.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 37


Kumpulan fakta seringkali hanya berupa kumpulan
pengetahuan serbaneka, tidak merupakan pengetahuan yang utuh
tentang suatu objek, karena yang diketahui hanyalah sebagian
fenomena/fakta. Akhirnya, muncul gagasan untuk menggabungkan
rasionalisme dan empirisme, yang disebut metode keilmuan.
Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran logis,
sedangkan empirisme memberikan kerangka pengujian untuk
memastikan kebenaran. Ada, beberapa konsep dalam kegiatan
keilmuan, yakni :
Berfikir, ciri hakekat manusia, sehingga disebut homo
sapiens; dan ilmu pengetahuan berkembang melalui berfikir.
Manusia berfikir bukan karena naluri atau kesenangan, tetapi
karena menghadapi masalah.
Manusia mengamati dunia/lingkungan, karena ada sejumlah
gejala yang berpengaruh terhadap hidup manusia, sehingga
melahirkan sejumlah pertanyaan.
Pertanyaan-pertanyaan itulah merupakan masalah bagi
manusia yang mengamati lingkungannya.
Berdasarkan kerangka pemikiran logis (teori) yang dimiliki, maka
manusia melahirkan sejumlah dugaan tentang gejala-gejala itu,
dan dugaan itu disebut hipotesis.
Jawaban terhadap dugaan akan memberi gambaran tentang
kebenaran kerangka pemikiran logis yang melandasi dugaan
tersebut. Dugaan-dugaan bisa muncul juga tanpa ada kerangka
berfikir apapun juga, sehingga jawaban terhadap dugaan
merupakan landasan untuk merumuskan suatu kerangka
pemikiran (teori). Pengujian terhadap dugaan dilakukan secara
empiris, melalui observasi terhadap keadaan dunia sebenarnya
untuk memperoleh fakta.
Dalam pengamatan, perlu asumsi tentang objek empiris
yang diteliti. Terdapat 3 asumsi tentang objek empiris tersebut :
 Objek-objek empiris punya keserupaan satu sama lain,
misalnya tentang bentuk, struktur, sifat, dan lain-lain.
 Objek-objek empiris tidak mengalami perubahan untuk suatu
jangka waktu tertentu, sehingga kerangka pemikiran logis

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 38


tentang objek tersebut juga dianggap berlaku untuk jangka
waktu tertentu pula.
 Tidak ada gejala kebetulan tentang kejadian yang berkaitan
dengan objek empiris, selalu ada pola kejadian yang bersifat
tetap dengan urutan yang sama (determinisme), sehingga
kesimpulan tidaklah didasarkan pada gejala kebetulan tetapi
melalui proses kejadian yang dilalui oleh objek tersebut.
 Karena kelemahan rasionalisme, maka muncul pola berfikir
yang lain yang berlawanan, yaitu berfikir empiris yang
menganjurkan landasan kebenaran atau Ilmu pengetahuan
yang dicari dari kenyataan/alam.
 Dipelopori oleh Sir Francis Bacon, yang mengatakan bahwa
kekacauan dalam ilmu terjadi karena terlalu bertumpu pada
kekuatan berfikir dan lupa bahwa alam juga sebagai sumber
kebenaran.
 Empirisme juga mempunyai kelemahan, yakni :
 a). Fakta yang terlihat secara empiris, perlu ditafsirkan agar
punya arti.
 b). Fakta yang sama bisa ditafsirkan menurut cara yang
berbeda.
 c), Kumpulan fakta seringkali hanya berupa kumpulan
pengetahuan serbaneka, tidak merupakan pengetahuan yang
utuh tentang suatu objek, karena yang diketahui hanyalah
sebagian fenomena/fakta.
 e). Akhirnya, munculnya gagasan untuk menggabungkan
rasionalisme dan empirisme, yang disebut metode keilmuan.
 Rasionalisme memberikan kerangka pemikiran logis,
sedangkan Empirisme memberikan kerangka pengujian untuk
memastikan kebenaran.

d. Proses kegiatan keilmuan


 Tujuan kegiatan keilmuan, adalah mencari/menguji kerangka
pemikiran logis (disebut juga teori, hukum, azas, kaidah,
teorema, dsb) yang bersifat Umum.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 39


 Sifat umum diperlukan agar kerangka pemikiran logis itu dapat
digunakan untuk menjelaskan berbagai gejala dengan macam-
macam objek yang berbeda.
 Salah satu cara untuk menarik kesimpulan bersifat umum
adalah proses induksi, yaitu menarik kesimpulan bersifat umum
dari kasus-kasus individual.
 Penarikan kesimpulan harus memenuhi persyaratan tertentu,
tidak tepat jika hanya dari pengamatan sepintas.
 Kesimpulan harus bersifat umum dan dapat memperhitungkan
pengaruh dari faktor kebetulan, karena itu digunakan Statistika.
 Statistika dapat digunakan untuk :
a. Menghitung besarnya peran faktor kebetulan dalam
penarikan kesimpulan.
b. Memberikan jalan untuk sampai pada kesimpulan bersifat
umum hanya dengan pengamatan terhadap objek-objek
yang jumlahnya terbatas.
c. Menghitung/mengukur derajat hubungan antara faktor-
faktor yang melandasi suatu masalah.
 Konsep lain, dalam kegiatan keilmuan adalah proses deduksi,
(lawan dari proses induksi), yaitu penarikan kesimpulan bersifat
individual dari pernyataan/kerangka berfikir logis yang bersifat
umum.
 Dalam proses deduksi, digunakan logika untuk menerapkan
pernyataan yang bersifat umum terhadap gejala individual yang
kita amati.
 Logika, akhirnya menjadi matematika, yaitu penjabaran logika
dengan menggunakan lambang-lambang (simbol) yang mudah
mengerti.
 Dalam proses kegiatan keilmuan, fenomena/fakta digunakan
untuk :
a. Merumuskan teori baru.
b. Menguji teori yang sudah ada.
 Fenomena/fakta diperoleh dari observasi/pengamatan, yang
dilakukan dengan metoda pengamatan tertentu. Intensitas
(besarnya) suatu gejala/fakta yang diteliti dapat diukur dengan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 40


metoda pengukuran, sehingga dapat juga digunakan untuk
mengukur hubungan gejala tersebut dengan gejala yang lain
(secara kuantitatif) agar ketelitian yang lebih tinggi.
 Dunia keilmuan terbagi menjadi dua yakni : dunia rasional dan
dunia empiris :
a. Dalam dunia rasional, teori dikembangkan menjadi hipotesis
ataupun diaplikasikan yang bertumpu pada logika ataupun
matematika
b. Dalam dunia empiris, hipotesis digunakan sebagai dasar
untuk menerapkan cara pengamatan maupun cara
pengukuran yang akan digunakan untuk mempelajari objek
penelitian, yang akhirnya memberikan fenomena pada objek
tersebut.
Dengan menggunakan teori statistika, maka dilakukan
penarikan kesimpulan tentang fenomena/fakta secara induktif, baik
untuk merumuskan teori baru, ataupun untuk menguji teori lama
yang sebelumnya telah ada.
Konsep lain, dalam kegiatan keilmuan adalah proses
deduksi, (lawan dari proses induksi), yaitu penarikan kesimpulan
bersifat individual dari pernyataan/kerangka berfikir logis yang
bersifat umum.
Dalam proses deduksi, digunakan logika untuk menerapkan
pernyataan yang bersifat umum terhadap gejala individual yang
kita amati.
logika, akhirnya menjadi matematika, yaitu penjabaran logika
dengan menggunakan lambang-lambang (simbol) yang mudah
mengerti. Dalam proses kegiatan keilmuan, fenomena/fakta yang
digunakan untuk :
a. Merumuskan teori baru.
b. Menguji teori yang sudah ada.
Fenomena/fakta diperoleh dari observasi/pengamatan, yang
dilakukan dengan metoda pengamatan tertentu. Intensitas
(besarnya) suatu gejala/fakta yang diteliti dapat diukur dengan
metoda pengukuran, sehingga dapat juga digunakan untuk
mengukur hubungan gejala tersebut dengan gejala yang lain
(secara kuantitatif) agar ketelitian yang lebih tinggi.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 41


Dunia keilmuan terbagi menjadi dunia rasional dan dunia
empiris sbb:
Dalam dunia rasional, teori dikembangkan menjadi hipotesis
ataupun diaplikasikan dengan bertumpu pada logika ataupun
matematika
Dalam dunia empiris, hipotesis digunakan sebagai dasar
untuk menerapkan cara pengamatan maupun cara pengukuran
yang aka digunakan untuk mempelajari objek penelitian, yang
akhirnya memberikan fenomena pada objek tersebut.
Dengan statistika, dilakukan penarikan kesimpulan tentang
fenomena/fakta secara induktif, baik untuk menjerumuskan teori
baru, ataupun untuk menguji teori yang lama yang sebelumnya
telah ada.

e. Ciri-ciri Penelitian yang Baik


 Mempunyai masalah dan tujuan yang dirinci dengan jelas,
 Menggunakan metoda dan cara kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat diulang,
 Disertai dengan bukti yang objektif,
 Menggunakan rancangan dan teknik analisis yang sesuai,
 Ada ketergantungan antara judul, masalah, tujuan dan
metodologi,
 Berkisar disekitar masalah yang ingin dipecahkan,
 Studi tentang sebab akibat.

4. Judul Penelitian
Setelah memilih masalah penelitian yang akan diteliti, tentu
setelah dievaluasi dengan baik, langkah berikutnya adalah
merumuskan judul penelitian.
Dalam merumuskan judul penelitian, ada empat aspek yang
perlu dipertimbangkan :
1. Masalah penelitian,
2. Jenis penelitian,
3. Variabel yang akan diteliti, dan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 42


4. Populasi penelitian.
Keempat aspek diatas selayaknya tampak pada judul
penelitian.
Dengan menggunakan contoh sebelumnya, kita dapat
merumuskan masalah penelitian menjadi suatu judul sebagai
berikut.
Contoh 1
Judul Penelitian :
UANG SAKU DAN HUBUNGANNYA DENGAN RAUT MUKA
MAHASISWA DI UNIVERSITAS PANCASILA

Apabila judul diatas dianalisis dengan menggunakan empat


aspek diatas, maka pada setiap judul penelitian terdapat :
 Masalah Penelitian. Masalah penelitian yang telah dipilih
pada contoh sebelumnya adalah “pengaruh kekurangan uang
terhadap penampilan seseorang”. Di sini pengertian
“kekurangan uang” diwakili oleh “uang saku” yang mempunyai
pengertian jika uang saku kurang akan sama artinya dengan
kekurangan uang. “Penampilan”diwakili oleh “:mahasiswa”.
Dengan demikian judul yang telah kita formulasikan di atas
telah mewakili masalah yang akan diteliti.
 Jenis Penelitian. Kelihatan pada judul bahwa ada kata
“hubungan”. Hal ini menunjukkan bahwa jenis penelitian ini
adalah penelitian korelasi, yaitu mengukur hubungan antara
variabel. Namun tidak selamanya penelitian korelasi
menggunakan kata “hubungan”. Apabila kita tidak
menghendaki kata “hubungan” pada contoh judul diatas maka
judul tersebut dapat dibuat sebagai berikut :”Uang Saku dan
Raut Muka Mahasiswa di Universitas Pancasila”. Judul ini pun
menunjukkan penelitian yang ingin mengetahui hubungan
walaupun tidak ada kata hubungan.
 Variabel. Ada dua variabel yang terlihat dari judul tersebut,
yaitu “uang saku” sebagai variabel prediksi dan “raut muka”
sebagai variabel kriteria.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 43


 Populasi. Populasi adalah keseluruhan objek yang menjadi
perhatian peneliti. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa
Universitas Pancasila. Perlu diperhatikan bahwa jika populasi
yang dimaksudkan tidak terbatas pada lokasi atau kesatuan
tertentu tetapi bersifat universal, misalnya seluruh mahasiswa
di dunia, maka populasi tidak perlu dinyatakan. Dengan
demikian judulnya akan menjadi :

Contoh 2
Judul Penelitian (populasi bersifat universal)
UANG SAKU DAN HUBUNGANNYA DENGAN RAUT MUKA
MAHASISWA

Judul penelitian sebaiknya dibuat seringkas mungkin tetapi


mencakup keempat aspek diatas, kecuali pupulasinya bersifat
universal. Pada umumnya panjang judul penelitian dibatasi
maksimal duapuluh kata.
Judul penelitian biasanya diketik di tengah dan apabila judul
penelitiannya lebih satu baris maka barisannya disusun berbentuk
piramida terbalik. Baris yang terpanjang berada paling atas dan
seterusnya, dan baris terpendek berada paling bawah.
Dengan demikian, judul penelitian harus :
 Dapat menyatakan maksud penelitian dengan tepat,
menunjukkan tujuan penelitian, dan memuat kata kunci,
 Lengkap tapi singkat, spesifik dan tidak menimbulkan
penafsiran ganda,
 Menarik minat untuk mengetahui lebih jauh,
 Sebaiknya kata pokok diletakkan di depan sepanjang tidak
menimbulkan kejanggalan,
 Judul yang terlalu pendek terkesan umum dengan lingkup
terlalu luas dan tidak fokus,
 Judul terlalu panjang akan melebar dan terlalu rinci akan
terkesan menyempit.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 44


BAB 6
MASALAH PENELITIAN

1. Masalah Utama Penelitian

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 45


Masalah penelitian pada umumnya terbagi atas masalah
utama (main problem) dan beberapa sub-masalah (sub-problem).
Masalah utama adalah pernyataan secara keseluruhan dari
apa yang akan diteliti. Masalah utama menunjukkan uraian utama
tentang suatu variabel atau uraian tentang hubungan antara
variabel.
Pada umumnya masalah utama penelitian dinyatakan dalam
bentuk tujuan.

Contoh 3
Masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk tujuan :
“Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara uang saku dan raut
muka mahasiswa di Universitas Pancasila.”

2. Sub-Masalah Penelitian
Sub-masalah adalah uraian dari masalah utama penelitian.
Cara yang terbaik untuk merumuskan sub-masalah
adalah dalam bentuk pertanyaan sehingga terkadang yang
dimaksud dengan sub-masalah adalah pertanyaan-pertanyaan
penelitian

Contoh 4
Pertanyaan penelitian (sub-masalah) :
1. Bagaimana profil mahasiswa yang diteliti dari segi jumlah uang saku yang
diterima, raut muka, jenis kelamin, dan asal daerah ?,
2. Apakah mahasiswa dengan raut muka :
 Marah,
 Gembira, atau
 Sedih.
Ini berhubungan dengan jumlah uang saku yang mereka peroleh ?.

Oleh karena pertanyaan penelitian (sub-masalah) adalah


uraian dari tujuan penelitian (masalah utama) maka sekurang-
kurangnya terdapat dua pertanyaan penelitian (sub-masalah)
untuk setiap penelitian. Jika hanya ada satu sub-masalah berarti
sama saja dengan masalah utamanya sehingga tidak perlu lagi
ada sub-masalah.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 46


Untuk dapat menghasilkan beberapa pertanyaan penelitian,
caranya adalah dengan bertanya sebanyak-banyaknya tentang
hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah utama penelitian
yang jawabannya bisa diperoleh dengan melakukan penelitian.
Biasanya pertanyaan-pertanyaan penelitian yang dihasilkan di sini
bersifat sementara yang kelak akan diubah setelah kerangka
konsep dibuat berdasarkan tinjauan pustaka. Pertanyaan
penelitian yang mula-mula dirumuskan tersebut akan menjadi
penuntun dalam mencari materi pustaka yang relevan.
Dalam merumuskan pertanyaan penelitian yang perlu
diperhatikan ialah tidak semua pertanyaan dapat dijadikan
pertanyaan penelitian. Ciri utama suatu pertanyaan penelitian
adalah pertanyaannya dapat dijawab dengan mengumpulkan data.
Contoh pertanyaan penelitian yang diberikan dibawah ini
adalah jenis pertanyaan yang dapat dijawab dengan
mengumpulkan data.
Beberapa jenis pertanyaan yang bukan merupakan
pertanyaan
penelitian karena tidak dapat dijawab dengan mengumpulkan
data, di antaranya :
 Pertanyaan menyangkut nilai (value). Misalnya, haruskah
mahasiswa memiliki muka yang tersenyum ?. Apa cara yang
terbaik dalam mengelola perusahaan ?. Pertanyaan-
pertanyaan seperti itu tidak dapat dijawab dengan
mengumpulkan data. Pertanyaan ini harus diubah menjadi
bentuk pertayaan yang membutuhkan pengumpulan data yang
kemudian dianalisis untuk menjawab pertanyaan tersebut.
 Pertanyaan menyangkut metafisik. Metafisik adalah yang
berhubungan dengan hal-hal yang bersifat di luar alam nyata.
Itu sebabnya pertanyaan yang menyangkut metafisik bukanlah
pertanyaan penelitian.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 47


BAB 7
Identifikasi Masalah

1. Pengantar

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 48


Apakah masalah penelitian itu ?.
Masalah penelitian merupakan suatu pernyataan yang
mempersoalkan keberadaan suatu variabel atau mempersoalkan
hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Variabel
memberikan suatu arti yang dapat membedakan antara yang satu
dengan yang lainnya.
Terjadi proses suatu penelitian yang secara umum, yaitu
terdiri dari empat tahapan :
1. Identifikasi masalah, atau pengajuan pertanyaan sistematis
dalam penelitian
2. Telaah teoritis
3. Pengujian fakta atau data, dan
4. Kesimpulan
Identifikasi Masalah
(Pertanyaan Penelitian)

Telaah Teoritis Hipotesis

Pengujian fakta & data Hasil


Pemilihan data Pengujian
Pengumpulan & Analisis data

Kesimpula
n
Gambar 7. Identifikasi Masalah

Penjelasan Identifikasi Masalah, sebagai berikut :


a. Identifikasi Masalah Penelitian (Pertanyaan Penelitian)
Penelitian tersebut dilihat sebagai proses yang mencakup
penemuan masalah (problem finding), dan pemecahan masalah
(problem solving) dari hasil pemeilihan data, pengumpulan
data, dan analisis data. Penemuan masalah adalah tahapan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 49


yang paling sulit dan krusial, karena tujuan penelitian adalah
untuk menjawab masalah dan kalau tidak dilakukan dengan
baik atau tepat, maka perumusan masalah dalam penelitian
tidak tercapai sebagaimana mestinya. Berlandaskan konsep-
konsep teoritis yang ditelaah harus relevan dengan perumusan
masalah yang diteliti, pertimbangan pemilihan metode
pengujuan fakta dan hingga mampu menjawab masalah
penelitian (strategi penelitian).

b. Telaah Teoritis
Telaah teoritis yag merupakan kajian, kerangka atau landasan
teoritis adalah tahapan-tahapan dalam proses penelitian (riset),
bertujuan untuk penyusunan kerangka teoritis sebagai dasar
untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Termasuk
mengembangkan dan menguji hipotesis melalui proses
pengujian fakta yang merupakan pengembangan ilmu dan teori
dengan menggunakan, misalnya pendekatan deduktif atau
induktif.

c. Pengujian Fakta & Data


Pengujian fakta atau data, melalui proses pemilihan,
pengumpulan dan analisis fakta atau data untuk membentuk
desain penelitian tersebut terkait dengan permasalahan yang
sedang diteliti. Jadi hasilnya sebagai dasar yang representatif
untuk penyusunan suatu kesimpulan dalam penelitian. Data
adalah sekumpulan fakta yang diperoleh melalui pengmatan
(observasi) langsung atau survei. Pemeilihan data merupakan
bagian dan jenis data yang diteliti, dan peneliti dapat
menggunakan seluruh data yang ada (populasi) atau sebagian
data tertentu (sampel). Pengumpulan data yang berkaitan
dengan sumber atau cara untuk memperoleh data penelitian
melalui metode observasi atau survei. Sedangkan analisis data,
merupakan proses pengujian data yang hasilnya digunakan
sebagai bukti layak untuk menarik suatu kesimpulan. Biasanya
agar hasilnya lebih meyakinkan jika dengan menggunakan
teknik dan perhitungan angka statistik untuk memcahkan suatu
permasalahan yang lebih tepat dan signifikan.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 50


d. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan hasil penelitian yang memberikan
umpan balik (feed back) pada masalah atau pertanyaan yang
timbul dalam suatu penelitian. Kesimpulan penelitian lebih
menekankan kepada ilmu pegetahuan yang mungkin dapat
diterima atau ditolaknya hipotesis penelitian yang
dikembangkan dari telaah penelitian, pengungkapan fakta yang
digunakan sebagai dasar penyusunan teori atau hipotesis
tertentu. Kesimpulan untuk pemecahan (solusi) berupa
informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
Bagaimana membedakan manusia dalam wujud sebagai
pria dan wanita, dan dengan manusia yang lulus SD, SMP, SMA,
atau Sarjana ?. Manusia dalam wujud pria dan wanita perlu diberi
arti, sebagai “jenis kelamin’ sehingga variabel pertama di atas
menunjukkan jenis kelamin. Sedangkan variabel berikutnya
memberikan arti mereka yang lulus SD, SMP, SMA, atau Sarjana
adalah “tingkat pendidikan”. Jenis kelamin dan tingkat pendidikan
adalah dua variabel yang berbeda.
Apabila seseorang ingin mengetahui keberadaan salah satu
variabel atau ingin mengetahui hubungan antara variabel maka
masalah penelitian akan timbul. Masalah penelitian dapat
dinyatakan dalam dua bentuk kalimant yaitu :kalimat pertanyaan,
atau kalimat pernyataan.
Mengapa masalah penelitian yang baik dibuat dalam kalimat
pertanyaan, karena keingintahuan akan lebih jelas apabila
dinyatakan dalam kalimat tanya. Itu sebabnya masalah penelitian
paling baik dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, walaupun tidak
selamanya demikian. Masalah penelitian dapat pula dinyatakan
dalam bentuk tujuan. Contoh 5
1. Masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan menyangkut
keberadaan suatu variable
 Berapa jumlah wanita dan pria di desa Maju ?
 Berapa orang yang lulus SD, SMP, SMA dan Sarjana di desa Maju ?.
2. Masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang menyangkut
hubungan antara variable.
 Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pendidikan ?.
3. Masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk tujuan menyangkut keberadaan
suatu variable.
 Penelitian ini tujuan untuk mencari tahu.
a. Jumlah wanita dan pria di desa Maju, dan
b. Jumlah lulusan SD, SMP, SMA, dan Sarjana di desa Maju.
4. Masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk tujuan menyangkut hubungan
Ir. Budiady,
antaraMT
variable. Metode Penelitian 51
 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamian dan
tingkat pendidikan.
Sumber Masalah Penelitian

Di mana suatu masalah penelitian dapat diperoleh ?. Untuk


penelitian yang berhubungan dengan ilmu-ilmu social, sumber
masalah penelitian dapat diperoleh dengan memakai akronim “4P”
berikut ini (Kumar, 1996), yaitu :
1. People (manusia),
2. Problem (masalah),
3. Program, dan
4. Phenomenon (fenomena).
Penelitian, prosesnya ada dua tahap, yakni :
1. Penemuan masalah,
2. Pemecahan masalah.
Penemuan masalah dalam penelitian :
1. Identifikasi masalah,
2. Penentuan atau pemilihan pokok masalah (topic),
3. Permusan masalah (ini yang paling sulit).
Masalah penelitian dapat diperoleh dari variabel yang
menyangkut manusia. Apakah dari manusia sebagai individu,
dalam organisasi, atau dalam masyarakat.
Masalah penelitian dapat pula diperoleh dari berbagai
variabel yang berhubungan dengan masalah yang sering dihadapi
manusia. Bedakan antara masalah penelitian dengan masalah
yang dihadapi manusia sehari-hari. Jika seseorang tidak punya
uang atau mungkin dia patah hati, ini adalah masalah orang
tersebut dan bukan masalah penelitian. Masalah ini bisa diubah
menjadi masalah penelitian dengan mengubah menjadi suatu
pernyataan masalah yang menimbulkan keingintahuan sehingga
ada usaha untuk mencari tahu. Masalah sehari-hari misalnya,

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 52


yang menyangkut kebutuhan yang tidak dipenuhi, situasi yang
mengancam hidup, isu yang belum benar, dan sebagainya bisa
menjadi sumber masalah penelitian.
Dari masalah sehari-hari menyangkut tidak punya uang
dapat diubah menjadi masalah penelitian, “apa cirri-ciri orang yang
tidak punya uang?”. Pernyataan ini merupakan masalah penelitian
sebab ada kesan keingintahuan, dimana keingintahuan tersebut
dapat dijawab dengan mengumpulkan data atau informasi. Dapat
dilihat bahwa yang dihadapi seseorang bisa diubah menjadi
sumber permasalahan penelitian.

Contoh 6
Masalah sehari-hari.
“Tidak punya uang”
Menjadi masalah penelitian.
“Apa ciri-ciri orang yang tidak punya uang ?”

Variabel yang menyangkut program dapat menjadi sumber


masalah penelitian. Maksud program adalah hal-hal yang
berhubungan dengan cara kerja, struktur kerja, isi suatu
pekerjaan, dan lain-lain yang merupakan bagian dari suatu
program.
Fenomena merupakan suatu keadaan di mana sesuatu hal
berlangsung. Penjelasan terhadap yang terjadi pada suatu
fenomena tertentu dapat dijadikan sumber masalah penelitian.
Variabel yang berhubungan dengan tempat, kejadian, waktu,
siklus, dan lain-lain adalah variabel yang berhubungan dengan
fenomena.
Sumber masalah dari 4P diperuntukkan ilmu sosial. Sumber
masalah untuk ilmu-ilmu eksakta pada umumnya diperoleh dari
berbagai benda atau makhluk yang berhubungan dengan
keilmuan yang bersangkutan. Untuk ilmu kimia misalnya, sumber
masalahnya terdapat pada unsur-unsur atau zat-zat kimia.
Demikian pula halnya untuk ilmu biologi, masalahnya terdapat
pada makhluk hidup atau tumbuh-tumbuhan.

2. Menemukan Masalah Penelitian

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 53


Pada umumnya mahasiswa atau peneliti pemula mendapat
kesulitan dalam menemukan masalah penelitian. Bagi mereka
yang tergolong pemula dalam meneliti, Kumar (1996) memberikan
usulan melalui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
mempermudah menemukan masalah penelitian yang baik dan
benar.
Langkah 1 :Tentukan Satu Topik
Topik yang ditentukan sebaiknya berhubungan dengan
bidang studi atau keahlian peneliti. Dianjurkan untuk tidak
mengambil topik di luar bidang studi atau keahlian peneliti, kecuali
jika penelitian yang akan dilakukan menyangkut beberapa aspek
disiplin ilmu sehingga membutuhkan lebih dari satu peneliti.
Untuk mempermudah penjelasan tentang langkah-langkah
menentukan masalah penelitian ini, akan digunakan sebuah
contoh sebagai berikut :
Contoh 7
Topik yang ditentukan bersumber dari masalah sehari-hari :
Tidak Punya Uang

Langkah 2 : Uraian Topik Dalam Bentuk Pernyataan


Caranya adalah dengan membagi topik yang bersifat umum
dalam beberapa bagian sub-topik. Sub-topik ini nantinya dapat
dijadikan sebagai masalah penelitian.

Contoh 8
Sub-topik dari topic umum “tidak punya uang”, di antaranya :
 Ciri-ciri seseorang yang kekurangan uang
 Sebab-sebab kekurangan uang
 Proses seseorang menjadi tidak punya uang (miskin)
 Kekurangan uang dan hubungannya dengan raut muka
seseorang

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 54


Untuk dapat menghasilkan beberapa sub-topik, lakukan
brain-storming dengan diri sendiri, dengan teman, atau dengan
para ahli.

Langkah 3 : Pilih Satu dari Daftar Tersebut


Dari daftar sub-topik atau pernyataan masalah yang dapat
diteliti, dianjurkan untuk memilih salah satu yang dianggap
menarik untuk diteliti.

Contoh 9
Sub-topik yang dipilih :
Kekurangan uang dan hubungannya dengan raut muka
seseorang

Langkah 4 : Evaluasi
Pilihan yang sudah dibuat perlu dievaluasi kembali, apakah
pilihan tersebut adalah pilihan yang sudah dibuat dengan benar.
Masalah penelitian yang baik memiliki sekurang-kurangnya lima
karakteristik. Untuk mengevaluasi masalah penelitian yang dipilih,
berdasarkan lima karakteristik adalah berikut :
1). Menarik. Sangat penting bahwa topik yang dipilih itu menarik
bagi anda. Jika topic tersebut menarik, maka Anda akan
termotivasi untuk melakukan penelitian dan diharapkan dapat
menghasilkan penelitian yang terbaik.
2). Bermanfaat. Suatu penelitian diharapkan dapat memberikan
manfaat yang berarti, terutama terhadap ilmu pengetahuan,
peningkatan kesejahtraan manusia, dan memperbaiki cara-
cara manusia melakukan sesuatu. Penelitian yang tidak dapat
memberikan manfaat yang berarti tidak layak untuk dilakukan.
3). Hal yang baru. Penelitian diharapkan dapat menghasilkan
sesuatu yang baru, apakah itu sama sekali baru atau
memperbaiki apa yang sudah ada. Penelitian yang sudah
dapat dipastikan hasilnya karena merupakan sesuatu yang
lazim dan tidak ada hal yang baru yang diharapkan, sebaiknya
tidak perlu dilaksanakan.
4). Dapat dilaksanakan. Sangat penting untuk memastikan
bahwa penelitian akan dilakukan terhadap masalah yang
dipilih akan benar dapat dilaksanakan.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 55


Pertanyaan-pertanyaan berikut ini dapat digunakan untuk
mengevaluasi apakah masalah penelitian yang dipilih
dapat dilaksanakan dengan baik.
 Apakah saya memiliki kemampuan akademis dan keahlian
untuk meneliti permasalahan ?,
 Apakah data yang diperlukan tersedia dan dapat diperoleh ?
 Apakah ada cukup waktu untuk melaksanakan penelitian ini?
 Apakah ada cukup dana untuk melaksanakan penelitian
tersebut?.
Apabila pertanyaan-pertanyaan diatas dijawab dengan “ya”,
maka penelitian dapat dilaksanakan. Namun, jika pertanyaan-
pertanyaan diatas dijawab dengan “tidak” , sebaiknya masalah
penelitian perlu ditinjau kembali.
5). Tidak melanggar etika. Beberapa hal yang menyangkut etika
dalam penelitian perlu diperhatikan :
 Informed concent. Orang yang merupakan objek
penelitian berhak untuk mengetahui selengkap-lengkapnya
prosedur yang akan dilakukan, resiko yang akan dihadapi,
akibatnya, dan apa yang diharapkan darinya. Jika orang
yang menjadi objek penelitian tidak kompeten karena factor
umur, penyakit, atau hal-hal lain maka yang menjadi
perwakilan berhak untuk mengetahuinya. Untuk itu,
diperlukan pernyataan bersedia diteliti. Pernyataan ini
sebaiknya tertulis.
 Invasi of privacy. Tidak dibenarkan melakukan observasi
secara tersembunyi, misalnya dengan menggunakan
kamera, mikrofon, atau cara-cara lain yang menyangkut
kerahasiaan seseorang tanpa diketahui oleh orang tersebut.
Walaupun demikian, terkadang diperbolehkan mengamati
seseorang atau orang-orang yang berada di tempat-tempat
umum.
 Confidentiality. Informasi yang menyangkut seseorang
harus dirahasiakan. Informasi tersebut tidak boleh
disebarluaskan tanpa persetejuan yang bersangkutan.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 56


 Deception. Partisipan dalam suatu penelitian tidak boleh
ditipu atau dibohongi. Dalam situasi tertentu diperbolehkan
untuk tidak memberitahukan hal yang sebenarnya kepada
partisipan hanya apabila penelitian tersebut tidak dapat
dilaksanakan tanpa berbohong dan dapat dibenarkan secara
ilmiah. Misalnya, dalam penggunaan placebo di mana
partisipan seolah-olah mendapatkan perlakuan namun
sebenarnya tidak. Seperti halnya dalam eksprimen
pemberian obat kepada dua kelompok orang, yang satu
kelompok diberikan obat sesungguh dan kelompok yang lain
diberikan “obat bohongan” misalnya air. Pemberian air ini
yang dimaksud dengan placebo. Walaupun demikian, segera
setelah perlakuan partisipan tersebut harus diberikan
penjelasan yang sesungguhnya.
 Protection against stress, harm, or danger. Penelitian
harus menjamin bahwa penelitian yang dilakukan tidak
membahayakan harkat hidup partisipan. Partisipan harus
mendapat perlindungan terhadap stress dan hal-hal lain
yang dapat membahayakan martabat dan hidupnya.
 Knowledge of outcome. Partisipan mempunyai hak untuk
mengetahui hasil penelitia, apakah itu melalui
pemberitahuan langsung atau melalui jurnal ilmiah.

Masalah penelitian merupakan keadaan yang memerlukan


solusi, dan hubungan antara variabel pada suatu fenomena.
Variabel memberi suatu arti yang dapat membedakan antara
sesuatu dengan yang lain.
Tipe masalah penelitian tergantung pada disiplin ilmu dan bidang
studi yang menjadi minat dan perhatian penelitian.

Ada 4 tipe masalah :


1).Masalah-masalah yang terdapat dalam lingkungan organisasi
yang memerlukan solusi,
2).Masalah-masalah yang terdapat di area-area tertentu dalam
suatu organisasi yang memerlukan pembenahan atau
perbaikan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 57


3).Persoalan-persoalan teoritis untuk menjelaskan (memprediksi)
fenomena,
4). Pertanyaan yang memerlukan jawaban empiris.

Dari mana diperoleh sumber masalah penelitian ?.


Masalah penelitian dapat diperoleh dari variabel yang menyangkut
manusia.
Misalkan manusia :
a). Sebagai individu,
b). Dalam organisasi,
c). Dalam masyarakat, dan
d).Variabel yang berhubungan dengan masalah yang sedang
dihadapi.
Masalah penelitian berbeda dengan masalah yang dihadapi
manusia. Jika seseorang tidak lulus ujian maka timbul masalah.
Masalah ini bisa diubah menjadi masalah penelitian dengan
mengubah dalam bentuk pernyataan yang akan menimbulkan
keingintahuan sehingga ada usaha untuk mencari tahu. Masalah
sehari-hari juga bisa menjadi sumber masalah penelitian :
1). Kebutuhan yang tidak dipenuhi,
2). Situasi yang mengancam kehidupan,
3). Isu yang belum tentu benar, dan sebagainya.
Masalah sehari-hari, seperti tidak lulus ujian, tidak punya
uang dapat diubah menjadi masalah penelitian. Contoh masalah
sehari-hari menjadi masalah penelitian :
“Apa yang menyebabkan mahasiswa tersebut tidak lulus ?”.
Langkah pertama yang harus ditempuh oleh seorang peneliti
adalah mengidentifikasi permasalahan penelitian. Sebagaimana
telah diketahui, penelitian dimulai dari keingintahuan untuk
menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Situasi tertentu
yang tidak dapat berjalan dengan baik dan tidak memuaskan
dengan kondisi atau prosedur yang telah ada, perlu dilakukan
pengembangan atau penyempurnaan melalui penelitian.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehari-hari dapat menjadi objek
penelitian yang potensial. Pada suatu saat selalu ada fenomena
tertentu. Hal ini dapat juga merupakan objek penelitian yang
menarik.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 58


Dapat dikatakan bahwa ada 3 alasan perlunya penelitian di
suatu bidang tertentu, yaitu :
1. Tidak ada informasi sama sekali pada aspek tertentu dari bidang
tersebut,
2. Informasi yang belum lengkap tentang aspek tertentu dalam
bidang tersebut,
3. Informasi sudah banyak tetapi belum dibuktikan kembali
kebenarannya.
Pada calon peneliti sebelumnya harus menginventarisir
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga
dapat menentukan mana yang perlu diteliti dan mana yang tidak,
Pengulangan penelitian kadang-kadang diperlukan. Misalnya,
dalam hal penelitian deskriptif yang dilakukan pada suatu kurun
waktu tertentu atau tempat yang berlainan. Studi eksprimental
yang telah dilakukan perlu diulang untuk menguji validasi hasilnya.
Untuk memperoleh permasalahan penelitian, calon peneliti
harus peka terhadap permasalahan. Jika selalu menerima apa
adanya tanpa dugaan, maka harus merubah pandangan dan
persepsi tentang :
1. Semua telah ditulis dalam literatur,
2. Prosedur dari para instruktur atau pembimbing,
3. Praktek-praktek peneliti yang selama ini dikerjakan dan
dilihatnya.
Sikap kritis, berfikir logis dapat memudahkan untuk
mendapatkan permasalahan penelitian.
Sumber permasalahan penelitian sebenarnya ada dalam diri
pribadi calon peneliti sendiri. Ia harus peka terhadap alasan yang
diberikan oleh para kolega, pembimbing dan bukan tulisan dalam
literatur. Ia harus mengembangkan ketajaman persepsi, sehingga
menjadi lebih peka terhadap apa saja yang perlu dipertanyakan.
Peneliti dapat meragukan setiap kesimpulan yang tidak cukup
bukti atau tidak berdasarkan data yang lengkap atau datanya tidak
valid. Jika semua itu dianggap memerlukan pembuktian, maka
telah sampai pada permasalahan penelitian.
Untuk melokalisir permasalahan penelitian, dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 59


1. Lakukan eksplorasi literatur pada aspek tertentu dalam suatu
bidang keilmuan, kumpulkan teori-teori, pelajari
perkembangannya, kelemahannya, kesenjangannya atau
inkonsistensinya. Ini akan mengarahkan pada permasalahan
untuk diteliti lebih lanjut.
2. Menghadiri seminar untuk dapat menangkap permasalahan,
ikut pertemuan ilmiah profesi, kuliah tamu, atau mengunjungi
pusat-pusat penelitian, lapangan dan sebagainya,
3. Dari pengalaman sehari-hari yang dihadapi.
Langkah-langkah kunci yang dapat ditempuh untuk
mendapatkan permasalahan penelitian adalah :
 Lakukan analisis terhadap semua yang telah diketahui, yang
telah diteliti,
 Carilah kesenjangan dalam penjelasannya, carilah kesimpulan
yang belum diuji,
 Dapatkan konflik pendapat tentang sesuatu hal,
 Carilah saran konkret yang harus diteliti lebih lanjut dari suatu
laporan penelitian,
 Selalu mempertanyakan kebenaran dari suatu prosedur rutin
yang selalu dipakai setiap hari,
 Baca, dan refleksikan dalam bentuk pertanyaan, mengapa,
bagaimana, kenapa.
Identifikasi permasalahan dapat dilakukan juga dengan cara
membatasi atas dasar minat atau disiplin ilmu yang sedang
digeluti. Jika si calon peneliti adalah seorang dokter, maka dapat
dibatasinya melalui disiplin ilmu yang ditekuninya. Misalnya,
disiplin ilmu mikrobiologi. Lebih sempit lagi dari bidang
mikrobiologi adalah aspek metode diagnostik infeksi mikrobiologis,
lebih sempit lagi adalah diagnostik imunologis, lebih sempit lagi
khusus adakah mikroba pathogen Salmonella. Permasalahan
yang timbul berangkali adalah : Apakah telah ditemukan metoda
diagnosa dini berdasarkan reaksi imunologis pada infeksi
Salmonella?.
Disamping semua yang tersebut di atas, permasalahan
penelitian, pada hakekatnya calon peneliti harus berbekal
“scientific mind” dan “prepared mind”. Scientific mind artinya

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 60


peneliti harus berpandangan objektif (dapat melepaskan diri dari
praduga dan opini sendiri)., independent (tidak terpengaruh oleh
pandangan orang lain), dan berwawasan : tidak ada otoritas dalam
sains. Prepared mind artinya peneliti selalu siap untuk dapat
menangkap permasalahan yang timbul selama melakukan
observasi.
Sebagai ilustrasi : Issac Newton dapat menemukan hukum
gravitasi bumi, setelah dia kejatuhan buah apel. Banyak orang
yang sebelumnya juga kejatuhan apel seperti Issac Newton, tetapi
tidak pernah ada yang berfikir tentang gravitasi bumi, oleh karena
pikiran mereka tidak siap siaga untuk menangkap makna yang
terkandung dalam peristiwa jatuhnya apel ke kepala mereka.
Permasalahan penelitian kadang-kadang muncul dari
fenomena-fenomena aktual yang muncul dalam keseharian yang
diamati, dirasakan, dibicarakan, tetapi belum ada konfirmasi yang
jelas tentang fenomena tersebut. Permasalahan yang telah
diidentifikasi kadang-kadang sifatnya masih umum, belum konkret
dan spesifik. Jika demikian keadaannya, maka permasalahan
yang demikian harus dipersempit agar lebih konkret dan spesifik
melalui pemecahan menjadi sub-sub permasalahan atau sederet
pertanyaan yang relevan dengan pokok permasalahan.
Setelah pemilihan judul penelitian, pada umumnya dalam
melakukan penelitian tidak segera mengumpulkan data
(informasi), tetapi terlebih dahulu harus merumuskan masalah
yang sesuai dengan judul yang telah dipilih. Ini dimaksudkan agar
data yang dikumpulkan benar-benar relevan dan ada
hubungannya dengan permasalahan tersebut. Di dalam
merumuskan masalah yang kemudian bisa diketahui bagaimana
populasinya, yaitu jumlah keseluruhan elemen-elemen yang
menjadi objek penelitian.
Dengan mengetahui seluruh elemen yang diteliti, maka kita
bisa menentukan metode pengumpulan data yang mempunyai
nilai ilmiah, yakni suatu metoda pengumpulan data yang
menghasilkan data yang relevan terhadap permasalahan dengan
efisien, biaya murah, serta waktu dan tenaga yang dibutuhkan
relatif sedikit.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 61


Walaupun pemilihan judul penelitian ditentukan dengan
pertimbangan yang bukan ilmiah sifatnya, akan tetapi perumusan
masalah merupakan langkah pertama di dalam penelitian ilmiah.
Dalam rangka perumusan masalah penelitian perlu
diperhatikan beberapa kreteria yang berguna untuk mendalami
permasalahan yang sedang dalam penelitian, sehingga dapat
dirumuskan dengan mudah.
Masalah harus memenuhi beberapa kreteria, diantaranya :
 Apakah masalah itu berguna untuk dipecahkan ?,
 Apakah terdapat kepandaian tertentu yang diperlukan untuk
pemecahan masalah ?,
 Apakah masalah itu sendiri menarik untuk dipecahkan ?,
 Apakah masalah tersebut member sesuatu yang baru ?,
 Apakah pemecahannya dapat diperoleh data yang cukup ?,
 Apakah masalah tersebut terbatas sedemikian rupa sehingga
jelas batas-batasnya dan dapat diselesaikan ?.
Dalam membuat perumusan masalah, dibuat kalimat yang
baik (bias dalam bentuk kalimat tanya atau dalam bentuk kalimat
pernyataan, rumusannya padat dan jelas, serta data yang tersedia
dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. Sedangkan kualitas
perumusan masalah ditentukan oleh :
1. Originalitas : apakah benar masalah tersebut belum pernah
diteliti ?,
2. Aktualitas : apakah masalahnya menarik ?,
3. Filosofi keilmuan : apakah ada memenuhi beberapa unsur dari
formula 5W+1H (Who, What, Why, Where, When, and How)
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan
masalah penelitian. Hal ini perlu diperhatikan karena ada
hubungannya dengan jenis penelitian yang akan dilakukan. Tidak
selamanya kita mudah membuat perumusan masalah karena
masalahnya yang luas dan kompleks sehingga sulit untuk
merumuskannya. Pada dasarnya ada 3 hal yang perlu
diperhatikan dalam merumuskan masalah, yaitu :
1. Tidak bisa dirumuskan dengan jelas karena terlalu kompleks,
2. Permasalahannya bisa dirumuskan dalam bentuk hipotesa,
3. Permasalahan bisa juga dirumuskan dalam bentuk hipotesa.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 62


Perlu ditegaskan bahwa hipotesa sangat penting yaitu
merupakan petunjuk dalam pengumpulan data, serta dalam
menganalisa data. Selain itu perumusan masalah dapat diketahui
hubungan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian
lainnya.

3. Batasan Permasalahan
Beberapa kualifikasi umum harus dipenuhi untuk seorang
peneliti. Peneliti harus mempunyai motivasi dan keuletan, tertarik
pada permasalahan yang akan diteliti, mempunyai naluri
intelektual yang ingin tahu, mampu memilah dan mengevaluasi
penelitian yang berkaitan dengan penelitiannya, dapat menalar
secara logis, menulis ide secara tajam, mempunyai sifat : teliti,
sabar dan tabah. Suatu permasalahan penelitian tertentu cocok
untuk seseorang, tetapi belum tentu cocok untuk orang lain,
karena kemampuan dan ketrampilannya berbeda.
Batasan permasalahan penelitian meliputi beberapa aspek,
yaitu rumusan dari : judul, tujuan, hipotesis, asumsi dasar, dan
ruang lingkup penelitian, serta definisi terminology yang digunakan
dalam penelitian.

4. Judul Penelitian
Judul penelitian harus menunjukkan lingkup penelitian, dan
sepenuhnya menyatakan subjek utama penelitian yang sebenarnya.
Pertama tulisan judul dalam bentuk menyeluruh, luas, banyak
terminology, termasuk seluruh isi penelitian dengan pemilihan kata-kata
yang tepat dan pendek. Setelah itu ditinjau lagi. Kata-kata yang tidak
diperlukan dan mubazir sebaiknya dihilangkan, kemudian diedit lagi, dan
terakhir ditinjau lagi apakah judul sudah jelas dan menarik.
Untuk mencegah agar judul tidak terlalu panjang, apabila
diperlukan dibuat sub-judul, tanpa kehilangan kesatuan pengertian
judul.
Kata-kata seperti : “Studi tentang …….”, dalam awal judul hanya
akan memperpanjang judul dan kurang perlu. Kata-kata semacam
itu tidak menambah kejelasan atau makna judul. Tetapi kata-kata
awal pada judul semacam “Studi laboratoris ………..”. Jika sulit
merumuskan judul penelitian, rumuskan terlebih dahulu tujuan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 63


penelitian, kemudian baru dirumuskan judulnya dengan
pertolongan rumusan tujuan tadi.
Dengan demikian, maka judul penelitian:
 Dapat menyatakan maksud penelitian dengan tepat,
menunjukkan tujuan penelitian, memuat kata kunci,
 Judul harus lengkap dan singkat, spesifik dan tidak
menimbulkan penafsiran yang ganda,
 Menarik pembaca untuk mengetahui lebih jauh tentang isinya,
 Sebaiknya kata pokok diletakkan di depan sepanjang tidak
menyebabkan kejanggalan,
 Judul yang terlalu pendek terkesan umum dengan ruang lingkup
terlalu luas dan tidak focus,
 Judul yang terlalu panjang dan terlalu rinci terkesan sempit.

5. Tujuan Penelitian
Ada penelitian yang hanya memerlukan satu tujuan umum,
dan ada juga yang mempunyai beberapa tujuan yang sesuai
dengan sub-permasalahan. Tujuan penelitian harus dinyatakan
dengan jelas, terang dan singkat sehingga akan dapat
memberikan arah penelitiannya.
Jika peneliti menghadapi kesulitan dalam merumuskan tujuan
penelitian, maka itu pertanda bahwa ide permasalahan penelitian
yang akan dipecahkan belum dikuasai dengan baik.
Lebih baik tujuan penelitian dirumuskan menjadi beberapa
tujuan penelitian yang secara keseluruhan merupakan tujuan
umum penelitian tersebut.
Tujuan penelitian dirumuskan dalam kalimat pertanyaan yang
konkret dan jelas tentang apa yang akan diuji, dikonfirmasi,
dibandingkan, dikorelasikan, dalam penelitian tersebut.

6. Hipotesis Penelitian
Bahwa peneliti sebenarnya “tahu” atau telah punya dugaan
tentang jawaban dari permasalahan penelitiannya. Hipotesis
adalah dugaan peneliti tentang hasil yang akan didapat. Dugaan
ini dapat diterima jika ada cukup data untuk membuktikannya. Jika

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 64


peneliti tidak punya opini atau dugaan tentang jawaban
permasalahan penelitian, artinya peneliti tidak ada hipotesisnya.
Apa perbedaan tentang apakah setiap permasalahan harus
ada hipotesisnya atau tidak. Di satu pihak menyatakan jika peneliti
tidak mempunyai opini tentang hasil penelitiannya, maka tidak
perlu hipotesis, sedangkan pihak lain menyatakan dalam kasus
seperti ini penelitian harus menyatakan :bahwa tidak ada sesuatu
yang terjadi secara bermakna dalam penelitian yang akan
dilakukan.
Pada penelitian historis, filosofis atau eksploratif tidak dapat
dirumuskan hipotesisnya. Jika telah dinyatakan hipotesisnya,
maka harus diuji apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak
berdasarkan data yang diperoleh dan harus ada kesimpulan dari
setiap hasil pengujian tersebut.

7. Merumuskan Hipotesis Penelitian


Hipotesis berasal dari kata “hipo” (lemah) dan “tesis”
(pernyataan). Jadi hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah,
maka perlu dibuktikan untuk menegaskan apakah hipotesis tadi
dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data
empirik yang telah dikumpulkan dalam penelitian.
Agar diperoleh gambaran yang jelas tentang hipotesis,
berikut ini adalah sebuah ilustrasi yang diambil dari kejadian
sehari-hari. Pada suatu hari seorang sopir menghidupkan mesin
mobilnya. Ternyata setelah kunci kontak dimasukkan dan diputar
ke posisi “on” , mesin tidak hidup. Maka timbul permasalahan bagi
sopir . Berdasarkan pengetahuan teoritis yang pernah diperoleh,
maka akan timbul dugaan “teoritis” yang paling mungkin atau
dugaan yang beralasan dan logis sebagai berikut :
Mesin mobil tidak mau hidup karena beberapa hal, yakni :
1. Bensin habis,
2. Businya kotor,
3. Akinya lemah.
Tentu sopir tidak akan menunjukkan dugaan karena bannya
bocor atau karena sopirnya belum mandi. Dugaan semacam ini
tidak didukung oleh dasar “teortis”, atau Landasan Teori.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 65


Berdasarkan dugaan di atas dirancang eksprimen atau
observasi untuk mencari data agar dugaan tersebut dapat
diterima, atau harus ditolak. Sebagai contoh, untuk membuktikan
dugaan (hipotesis) bensin habis, dicari panel atau mengukur
seberapa jumlah bensin yang ada. Jika ternyata fakta atau data
menunjukkan ternyata maih ada dan jumlahnya cukup, maka
hipotesis (1) harus ditolak. Artinya, tidak benar bahwa mesin tidak
mau hidup karena kehabisan bensin.
Demikian seterusnya (2, dan 3) sehingga didapat fakta atau
data empiris melalui eksprimentasi dan atau ditolak, sehingga
pada akhirnya dapat diketahui jawabannya mengapa mesin tidak
mau hidup.
Dari uraian dan ilustrasi di atas dapat disimpulkan bahwa
hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang
secara teoritis paling mungkin terjai. Secara teoritis paling mungkin
terjadi. Secara tersirat hipotesis merupakan ramalan. Ketepatan
peramalan tergantung pada ketepatan landasan teori yang
digunakan.
Kegunaan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
1. Memberikan batas, lingkup atau jangkauan penelitian,
2. Menyiagakan peneliti agar tepat memilih data apa yang harus
dikumpulkan dan yang tidak perlu,
3. Memfokuskan data yang bercerai-berai,
4. Sebagai panduan dalam memilih metoda analisisnya.
Disamping itu hipotesis diperlukan sebagai sasaran ke arah
mana penelitian dijalankan dalam rangka mencari data yang
relevan dan sekaligus menggambarkan motif dari penelitiannya.
Pengujian hipotesis pada hakekatnya adalah menguji
validitas hipotesis tersebut. Pengujian hipotesis dapat dilakukan
dengan dua pendekatan, yaitu :
1. Menguji konsistensi terhadap logika,
2. Mencocokkan dengan data yang ada.
Pengujian hipotesis dengan pendekatan 1), menggunakan
prosedur logika induktif analisis (dari hal-hal spesifik ke
kesimpulan umum), atau prosedur logika deduktif-verivikatif (dari
hal yang umum ke kesimpulan yang spesifik). Pendekatan 1),
dapat juga menggunakan metoda pembuktian menurut logika

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 66


Canon Mill dari John Stuart Mill. Canon Mill berdasarkan aksioma
bahwa :
1. Apa yang terjadi selalu ada penyebabnya,
2. Jika ada perbedaan efek selalu ada perbedaan sebab,
3. Tiap efek adalah penyebab efek berikutnya.
Ada 5 macam prosedur pembuktian hipotesis menurut Canon Mill,
yaitu :
1. Metoda kesamaan (agreement),
2. Metoda perbedaan (diference),
3. Metoda persamaan dan perbedaan,
4. Metoda pertinggal (residual),
5. Metoda variasi beriring (concomitant-variation).

BAB 8
LAPORAN PENELITIAN

1. Pengantar
Laporan penelitian adalah informasi yang disampaikan
secara tertulis atau lisan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan
kesimpulan dari hasil atau temuan penelitian, dan rekomendasi

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 67


yang diperlukan. Format laporan penelitian tergantung pada tujuan
yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Berdasarkan tujuannya,
penelitian dapat diklasifikasikan menjadi : penelitian dasar dan
penelitian terapan.

2. Penelitian Dasar (basic research)


Tujuan utama penelitian dasar adalah untuk
mengembangkan ilmu. Penelitian dasar umumnya dilakukan di
lingkungan akademik (perguruan tinggi). Berdasarkan tujuan dan
maksud dilakukan penelitian (dasar) di lingkungan perguruan
tinggi, selanjutnya dapat dipisahkan menjadi dua katagori :
 Peneliian dasar untuk peningkatan kualitas akademik dosen,
dan
 Penelitian dasar untuk memperoleh gelar akademik (penelitian
mahasiswa).

3. Abstrak (Abstract
Nama lain dari abstrak yang sering digunakan dalam laporan
penelitian adalah sinopsis (synopsis) dan ringkasan atau intisari
(summary), dan sering juga ditulis sebagai sari karangan. Abstrak
merupakan bagian vital dalam laporan penelitian, karena bagian
pembukaan dari laporan penelitian ini memberikan informasi
secara ringkas mengenai alasan peneliti untuk melakukan
penelitian, aspek-aspek masalah yang diteliti, metode-metode
penelitian yang digunakan, dan kesimpulan hasil penelitian.
Menurut ANSI – 1979 (American National Standards
Istitute’s)- Abstrak adalah pernyataan secara singkat tetapi akurat
dari sisi suatu dokumen, tanpa menambah tafsiran atau kritik dan
tanpa membedakan untuk siapa abstrak tersebut dibuat.
Menurut ISO 214-1976 (International Standard Organization)
– Abstrak adalah uraian singkat tetapi akurat yang mewakili isi
dokumen, tanpa tambahan interpretasi atau kritik dan tanpa
melihat siapa pembuat abstrak tersebut.
Berdasarkan informasi yang disajikan pada abstrak, secara
kilas pembaca dapat memahami esensi penelitian yang
dilaporkan. Dengan kata lain, setelah membaca abstrak maka kita

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 68


dapat memahami isi dari laporan penelitian tersebut. Berbeda
dengan bagian lain dari laporan penelitian yang umumnya ditulis
dengan spasi ganda, tetapi abstrak ditulis dengan spasi tunggal
(umumnya disajikan dalam bahasa Inggeris dengan huruf
miring/italic). Panjang halaman abstrak biasanya satu atau
maksimal dua halaman yang terdiri dari 150 sampai 400 kata.
Abstrak biasanya diikuti oleh sedikitnya empat kata kunci (key
words) untuk memudahkan penyusunan bibliographic atau
abstract database.
Abstrak umumnya memuat empat elemen informasi :
Pertama, pernyataan mengenai tujuan penelitian termasuk alasan
pokok dan tujuan khsus dari penelitian. Kedua, informasi
mengenai pengujian (pemilihan, pengumpulan, dan analisis) data
dan hasilnya. Ketiga, kesimpulan yang dibuat berdasarkan hasil
analisis data dan yang terakhir adalah rekomendasi untuk
penelitian selanjutnya (untuk penelitian dasar) atau rekomendasi
untuk kebijakan dan tindakan yang harus dilakukan (untuk
penelitian terapan).
Panduan dalam membuat abstrak agar isinya tidak
menyimpang dari yang telah diuraikan dalam skripsi, tesis, dan
disertasi maka sebaiknya mengunakan rumus IMRAD sebagai
panduan umum.
Hampir semua skripsi, tesis, dan disertasi mencantumkan
abstrak dalam bentuk yang padat pada awal (halaman depan)
skripsi, tesis, dan disertasi. Abstrak merupakan bentuk mini dari
skripsi,tesis, dan disertasi dan harus mencakup komponen-
komponen isi laporan penelitian yang tersusun sebagai IMRAD
(Introduction, Methods, Results, and Discussion). Abstrak biasanya
tidak lebih dari 200 – 300 kata, dan untuk laporan pendek, atau untuk
menulis di jurnal ilmiah dapat diperas menjadi 100 – 200 kata.
Komponen dalam abstrak mencakup :
Introduction : Alasan utama mengapa penelitian dilakukan,
Methods : Uraian ringkas cara kerja untuk mencapai tujuan penelitian,
dan pendekatan teknik baru, cara memperoleh data,
sumber data serta cara pengumpulannya.
Results : Hasil utama yang menggambarkan penemuan singkat dan
informatif. Penemuan baru dapat berupa hasil penelitian,

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 69


teori, kumpulan data, hubungan dan korelasi, dan pengaruh
dari hasil penelitian.
Discussion : Kesimpulan utama penelitian adalah uraian dari hasil
penelitian, terutama yang berkaitan dengan tujuan
penelitian. Kesimpulan dapat dikaitkan dengan rekomendasi
(usulan), evaluasi, saran atau hipotesa.

Tabel : Ringkasan membuat Abstrak berdasarkan formulasi IMRAD


TITLE Buat dengan singkat dan cocok untuk pengindesan
AUTHOR(S) Cantumkan alamat surat e-mail
ABSTRACT Ringkaslah permasalahan dan pemecahannya
TITLE Buatlah dengan singkat dan cocok untuk pengindeksan
Contoh 10 e-mail
AUTHOR(S) Cantumkan alamat surat
ABSTRACT Ringkaslah permasalahan
ABSTRAK
dan pemecahannya
INTRODUCTION Apa permasalahannya ¿
Di Indonesia banyakJelaskan peubah
perusahaan atauyang diamati
industri yang mengabaikan masalah
MATERIALS and Bagaimana
pengendalian persediaan Anda
(inventory melakukannya
control). ¿
Padahal dengan menyusun program
METHODS Orangyang
pengendalian persediaan lain harus
handaldapat
mampumengulanginya
menekan biaya produksi yang
RESULT
akhirnya produk yang Apa yang Anda
dihasilkan mamputemukan ¿ dari sisi harga.
bersaing
And Dengan menangani Tampilkan
secara tepat tentang
daata pengendalian persediaan, maka
yang mewakili
perusahaan akan mampu
DISCUSSION meraih keuntungan yang lebih besar. Hal itu beralasan
Apa maknanya
karena penyimpanan barang (material),
Bahaslah temuan merupakan komponen
Anda, jangan biayahasil
mengulang yang harus
dikorbankan, dan kesalahan penanganan persediaan dapat menimbulkan biaya
REFERENCES Rujukan sumber informasi Anda
resiko yang lebih besar.
Tulislah
Oleh sebab itu, banyak dengan cermat.
perusahaan di luar negeri masalah pengendalian
persediaan ditangani secara serius dan dikembangkan konsep-konsep
Pada saat
pengendalian ini dikenal
persediaan yang 2tepat,
jenisseperti
abstrak,
JIT yakni abstrakKanban,
(just-in-time), satu paragraf
Zerro-
Stock,
dan Economic
abstrak Order Quantity
terstruktur (EOQ),
(structured MaterialPada
abstract). Requirements
kedua jenis(MRP), atau
abstrak
iniMRP II, dan komponen
keempat lain-lain. isi laporan penelitian dikemukakan dengan jelas
Tujuan dari pengendalian persediaan adalah untuk memperlancar kegiatan
dan ringkas. Pada abstrak satu paragraf ditulis secara naratif alasan mengapa
produksi, menghindari stagnasi, menekan ongkos produksi, dan mampu
penelitian dilakukan,
meningkatkan efisiensi.apa yang dikerjakan, hasil apa yang diperoleh, dan
kesimpulan utama
Dalam peramalan penelitian
jumlahdituliskan dengan
kebutuhan sekuensmaka
material, yang perlu
logis dan dengan
dilakukan
kalimat
analisisyang mudah
metode dipahami.
peramalan yang cocok untuk kondisi perusahaan atau industri
Berikut
tersebut. ini contoh
Berdasarkan abstrak
data dalam
historis bahasaperiode
beberapa Indonesia
yangcontoh 10, dan
lalu dapat bahasa
diketahui
karakteristik
Inggeris contohatau
11. pola data pemakaian material. Beranjak dari karakteristik
tersebut dipilih metode peramalan yang digunakan, yaitu dari data historikal
terlihat karakteristiknya dari periode (tahun) ke periode berikutnya polanya
hampir sama dan konsisten maka dipilih metode yang cocok adalah metode
dekomposisi (deret berkala – time series) dengan menghitung nilai trend dan
musiman.
Hasil peramalan dengan metode perkalian trend dan musiman yang telah
disesuaikan maka ditetapkan sebagai nilai yang digunak an untuk kebutuhan
material yang akan datang, dan nilai tersebut digunakan dalam
penerapan algoritma “Wagner-Whitin” yang dapat diolah secara
Ir.manual atau memakai program yang dibuat dengan bantuan
Budiady, MT MetodeTurbo Pascal
Penelitian 70
Versi 5.0 dalam membuat perencanaan horizon kebutuhan material yang akan datang
dengan biaya minimum.
Contoh 11

ABSTRACT

In Indonesia, there one many company or industry which is neglect a problem


about inventory control, whereas in fact by arranging a tough inventory control
program, it can afford to reduce the production cost which is ultimately produce a
competitive product from the price side.
With a precise handling of inventory control, the company will be able to get a
bigger profit. This is reasonable because material storage, is the opportunity cost,
and the wrong handled of inventory could create a higher risk.
Because of that, many company abroad handle the inventory control seriously
and they develop a precise concepts of controlling, like JIT (just-in-time), Kanban,
Zero-Stock, Economic Order Quantity (EOQ), Material Requirements (MRP), or
MRP II, etc.
The purpose of inventory control are accelerate production activity, avoid
stagnation, reduce production cost, and increase efficiency.
In forecasting the need of material, we have to choose an appropriate
forecasting method analysis for each company or industry. According to the
historical data of previous periods we can find the characteristic or the pattern of
material usage data. Base on the characteristic, we choose the appropriate
forecasting method we want to use, that is from the historical data it show the
characteristic from period to the next period having almost a same and consistent
pattern, then the appropriate method is the decomposition method (time series) by
calculating trend and seasonal value.
The forecasting result using cross method trend and seasonal which have been
adjusted is determine a value of the next material needs, and we use this value is
algorithm “Wagner-Whitin” which is we can process it manually or using a
program made by Turbo Pascal Version 5.0 in making the next horizon material needs
planning with a minimum cost.

Ir. Budiady,
Key wordsMT Metode Penelitian
: algorithm, program, inventory control, forecasting, 71
4. Catatab Kaki (Footnote)
Agresti, Alan, Catagorical Data Analysis., John Wiley and Sons., New
York., 1990.
Ibid.
Agresi, Alan., Analysis of Ordinal Catagorical Data., John Wiley, New
York, 1990.
Agung, Igusti Ngurah., Statistika: Penerapan Metode Analisis Untuk
Tabulasi Sempurna dan Tak Sempurna.,PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003.
Agresti, Alan. Loc.cit.
Agung, Igusti Ngurah. Loc.cit.

Agresi, Alan., Analysis of Ordinal Catagorical Data., John Wiley, New


York, 1990.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 72


Agung, Igusti Ngurah., Statistika: Penerapan Metode Analisis Untuk
Tabulasi Sempurna dan Tak Sempurna.,PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003.
Agresti, Alan. Op.cit.
Agung, Igusti Ngurah. Op.cit

5. Membuat Kesimpulan dan Saran


Pada umumnya, bab terakhir dari suatu skripsi atau tesis membahas
tentang ringkasan temuan, rangkuman dan saran, atau disebut bab
kesimpulan dan saran, atau dalam bahasa Inggeris sering ditulis,
Summary, Conclusions, and Recommendations.
a. Ringkasan Temuan (Summary of Findings)
Pada sub judul “Ringkasan Temuan”, atau terkadang ditulis dengan
“Temuan-temuan”, disebutkan ringkasan dari apa yang ditemukan
pada penelitian yang dilakukan.
Sekurang-kurangnya setiap masalah penelitian menghasilkan satu
temuan. Apabila penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif,
maka temuan yang dinyatakan di sini adalah hasil perhitungan statistik
deskriptif yang digunakan.
Contoh
Diperoleh bahwa mahasiswa Universitas Pancasila memiliki tinggi badan
rata-rata 164,5 cm, sedangkan mahasiswinya memiliki tinggi badan rata-
rata 157,5 cm.
Disini statistk deskriptif yang digunakan adalah rata-rata (mean). Oleh
karena itu statistik yang digunakan adalah rata-rata maka hasil
perhitungan rata-rata tersebut yang dinyatakan pada sub bab “temuan”.
Apabila masalah yang diteliti menyangkut pengujian hipotesis maka yang
disampaikan pada ringkasan temuan ini adalah hasil pengujian statistik
atas hipotesis tersebut apakah diterima atau ditolak.
Contoh
Temuan :
Hipotesis penelitian bahwa tidak ada perbedaan tinggi badan antara pria
dan wanita dewasa, yang diuji pada tingkat kepercayaan (confidence
level) 95 persen, ditolak. Artinya, terdapat perbedaan yang berarti
(signifikan) antara tinggi badan pria dan tinggi badan wanita dewasa.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 73


Kata “berarti” (significant) sebaiknya digunakan dalam pengujian
statistik, apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak, bukan berdasarkan
suatu angka yang mutlak tetapi berada pada suatu jarak (range), sehingga
bisa saja ukuran tinggi badan berbeda tetapi tidak berarti (insignificant).
Perlu diketahui, bahwa pada suatu penelitian bisa saja terdapat masalah
yang perlu diteliti secara deskriptif, korelasi, maupun eksprimen.
a. Kesimpulan
Kesimpulan adalah pernyataan generalisasi hasil penelitian. Yang
dimaksud dengan generalisasi di sini adalah apakah hasil penelitian yang
datanya diambil dari sampel dapat berlaku pada populasi. Dengan kata
lain, generalisasi merupakan kesimpulan yang ditujukan kepada populasi.
Contoh
Kesimpulan :
Data yang dikumpulkan mendukung hipoteis penelitian yang dibuat
bahwa tinggi badan pria dewasa berbeda dengan tinggi badan wanita
dewasa.
Atau,
Data yang dikumpulkan gagal mendukung hipotesis penelitian yang
dibuat bahwa tinggi badan pria dewasa berbeda dengan tinggi badan
wanita dewasa.
Dalam membuat kesimpulan, perlu diperhatikan bahwa hanya ada
satu kesimpulan untuk suatu hipotesis. Tdak mungkin terdapat beberapa
kesimpulan dalam satu hipotesis sebab satu hipotesis menunjukkan satu
hal yang kingin dibuktikan.
Untuk penelitian yang tidak menggunakan statistik dalam pengujian
hipotesisnya, sangat sulit memisahkan antara temuan dan kesimpulan. Itu
sebabnya pada penelitian kualitatif atau penelitian deskriptif tidak
terdapat sub topik “temuan” pada bab kesimpulan dan saran. Yang ada
hanya dua sub bab, yaitu sub bab kesimpulan dan saran. Temuan sudah
tercakup pada kesimpulan.
b. Saran
Setelah temuan diperoleh, kemudian apa saja yang perlu
disarankan ?. Saran dapat ditujukan kepada teori, praktik, atau untuk
penelitian selanjutnya.
Apabila hipotesis nol ditolak atau menerima hipotesis penelitian
menunjukkan bahwa teori-teori sebelumnya masih perlu dipertanyakan.
Perlu disarankan agar penelitian selanjutnya menguji teori-teori yang ada.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 74


Pada penelitian yang tidak didukung kuat oleh trori, seperti pada
penelitian kualitatif, tidak akan ada saran terhadap teori.
Apabila data yang diperoleh mendukung hipotesis penelitian maka
akan ada saran terhadap praktik yang bisa dilaksanakan. Misalnya, saran
apa saja yang dapat diberikan seandainya tinggi badan pria dewasa
ternyata berbeda dengan tinggi badan wanita dewasa.
Apabila terdapat keterbatasan dalam penelitian maka bisa disarankan
untuk membuat replikasi (duplikasi) peneltian dimana keterbatasan yang
ada dapat diatasi.

BAB 10
KEPUSTAKAAN

Dalam menususn karya ilmiah, penulis sebaiknya mencari sumber acuan


dari pustaka primer seperti jurnal, monograf, dan tulisan asli lainnya.
Sebaliknya, buku ajar berupa diktat kuliah, texbook, dan penutun
pratikum harus dihindari karena tujuan utama buku tersebut sebagai
bahan ajar yang berisi ulasan pengetahuan secara umum.
Penulisan yang cermat tentang kepustakaan akan mempermudah pembaca
dalam menelusuri kembali masalah yang dicarinya dari sumber acuan
yang digunakan. Pengacuan yang umumdilakukan mengikuti sistem
Nama – Tahun (Sistem Havard) dan sistem Nomor (sistem Vancouver).
Penelusuran sumber acuan melalui internet telah digunakan, namun
standar penulisan daftar pustaka yang diakses melalui internet sampai
saat ini belum tersedia secara baku. Pada dasarnya sumber acuan harus

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 75


merupakan pustaka primer yang dapat dipertanggungjawabkan seperti
yang telah dijelaskan pada paragraf terdahulu, demikian pula pengacuan
dan penyusunannya.
1. Pengacuan Pustaka
Dalam tubuh tulisan karya ilmiah, pengaran dapat mengacu pustaka
mengikuti salah satu dari sistem pengacuan di atas. Setiap sistem
pengacuan pustaka harus digunakan secara taat dalam tubuh tulisan,
tabel, dan gambar suatu karya ilmiah, kemudian diseminarkan (senerasi)
pada akhir tulisan atau bab tertentu dengan mencamtumkan “Daftar
Pustaka”, karena ada bab Tinjuan Pustaka yang mengutip beberapa
pendapat orang lain yang diabil dari jurnal atau literatur lain.
Pengacuan pustaaka bersumber pada situs web dari pangkalan data (data
base) di dunia dan perangkat lunak (soft ware) untuk analisis merupakan
perkecualian.
2. Sistem Nama – Tahun
Dalam sistem Nama – Tahun yang mana nama pengarang yang diacu
dalam tubuh tulisan hanyalah nama kelaurga atau nama akhir pengarang
apabila namanya tetrdiri dari lebih dua suku kata dan kemudian diikuti
tahun publikasinya.

BAB 9
TEKNIK, METODE, dan
TINGKAT PENGUKURAN

1. Teknik Pengukuran

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 76


Dalam penelitian pengukuran merupakan hal yang utama dan
apabila tidak ada teknik pengukuran maka objek penelitian tidak dapat
dibandingkan atau dikelompokkan. Untuk gejela atau kejadian sehari-hari
yang berkaitan dengan teknik pengukuran tidak ada masalah karena
perangkat alat ukur dan penggunaannya sudah diketahui secara umum.
Misalnya, mengenai ukuran panjang, lebar atau luas suatu bidang
menggunakan ukuran sentimeter, meter hingga kilometer. Untuk ukuran
berat menggunakan alat ukur timbang, dan untuk ukuran waktu dapat
menggunakan detik, menit dan jam dengan alat ukur jam atau stopwatch,
dan alat ukur panas menggunakan termometer.
Kegiatan dalam proses penerlitian

BAB 10
SAMPLING

Sampling adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan proses


pemilihan, atau menarik sampel dari populasi. Apa yang dimaksud
dengan sampel ? Karena sampel berhubungan dengan populasi,
maka apa yang dimaksud dengan populasi ?

Populasi dan Sampel


Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang
merupakan perhatian peneliti. Objek peneliti dapat berupa maksluk
hidup, benda, sistem dan prosedur, atau fenomena dan lain-lain.
Apabila yang diteliti tentang orang, maka populasi adalah seluruh
manusia yang ada di dunia. Tetapi yang ingin diteliti adalah
mahasiswa yang belajar di Universitas Pancasila. Jadi, populasinya

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 77


adalah seluruh anggota yang terdapat dalam lingkup yang
dimaksud, yakni mahasiswa di Universitas Pancasila. Atau, yang
akan diteliti seluruh mahasiswa di Teknik Industri maka
populasinya adalah anggota yang kuliah di Teknik Industri Fakultas
Teknik Universitas Pancasila.
Sampel adalah bagian dari populasi, atau anggota dari populasi.
Pada umumnya, dalam melakukan penelitian sulit untuk
mengambil semua anggota dari populasi atau terlalu banyak maka
dapat diambil sebagian dari anggota populasi yang disebut dengan
sampel.
Dengan menggunakan seluruh mahasiswa Universitas Pancasila
untuk dijadikan sampel, atau populasi seluruh mahasiswa di
Indonesia, atau populasi mahasiswa di seluruh dunia. Jadi,
mahasiswa Universitas Pancasila dapat dianggap sebagai populasi
dan dapat juga dianggap sebagai sampel tergantung lingkup yang
diinginkan. Kalau lingkup yang diinginkan peneliti adalah seluruh
mahasiswa di Indonesia, maka mahasiswa Universitas Pancasila
dapat dianggap sebagai sampel. Tetapi, jika lingkup yang
diinginkan peneliti adalah mahasiswa Universitas Pancasila, maka
mahasiswa Teknik Industri dapat dianggap sebagai sampel.
Apa yang sangat penting disini adalah bagaimana proses pemilihan
sampel agar sampel benar-benar merupakan representatif dari
populasi. Proses pemilihan sampel ini yang dikenal dengan istilah
sampling.
Prosedur Sampling
Ada dua prosedur yang dapat dilaklukan dalam proses pemilihan
sampel (sampling) :
1. Random Samping, dan
2. Non-random Sampling.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 78


BAB 10
ANALISIS DATA

1. Pengatar
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, ada dua jenis data
yakni : data kualitatif dan data kuan titatif. Disebut data kualitatif karena
data tersebut tidak dapat dianalisis dengan teknik statistik. Sedangkan
data kualitatif dapat dianalisis dengan teknik statistik. Dengan kata lain,
ada dua metode yang dapat digunakan dalam analisis data :
a. dengan metode non statistik untuk data kualitatif, dan
b. dengan metode statistik untuk data kuantitatif.

2. Analisis Data Kualitatif

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 79


Data kualitatif pada umumnya dalam bentuk pernyataan kata-kata,
atau gambaran tentang sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk penjelasan
dengan kata-kata atau tulisan. Data kualitatif sulit dianalisis karena dalam
bentuk pernyataan atau kata-kata atau tulisan.
Analsisis data kualitatif menyangkut identifikasi apa yang menjadi
perhatian (concerns) dan apa yang merupakan persoalan (issues). Dalam
melakukan identifikasi ini ada beberaaaaapa proses yang perlu dilakukan,
yaitu :
2. Proses katagorisasi,
3. Proses prioritas, dan
4. Proses penentuan kelengkapan.
a. Proses Katagorisasi

b. Proses Prioritas
Apabila terdapat banyak sekali katagori, maka perlu dilakukan
prioritas mana katagori yang dapat ditampilkan dan mana yang tidak
perlu ditampilkan dan mana yang tidak perlu ditampilkan karena terlalu
banyak katagori akan menyulitkan dalam interpretasi.

c. Proses Penentuan Kelengkapan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 80


Kegiatan penelitian dapat dikatakan suatu upaya proses
pengumpulan, pengolahan dan analisis data yang dilakukan secara
sistematis, teliti dan mendalami untuk mencari jawaban dari suatu
masalah. Jelas bahwa peneliti harus mengenai secara pasti masalah yang
akan ditelitinya sehingga mampu menentukan tujuan dari penelitiannya.
Melalui kerangka penelitian teoritis, peneliti dapat mengajukan
suatu hipotetis yang akan diuji kebenarannya dengan data yang
dikumpulkan sesuai dengan metode atau instrumen yang digunakan
peneliti. Data yang telah dikumpulkan harus diolah dan dianalisis serta
hasilnya disajikan dalam bentuk laporan penelitian.
Buku ini akan dibahas mengenai proses pengolahan data (khususnya
melalui pengamatan kepustakaan) dan analisis data.

3. Analisa Data
Setelah data disusun sedemikian rupa dalam tabel-tabel, ataupun
bentuk maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis dan
menafsirkan hasil penemuan dari pengolahan data tersebut.
Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut :
 Membandingkan dua hal atau dua nilai variabel untuk mengetahui
selisihnya atau rasionya kemudian diambil kesimpulannya,
 Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil, agar dapat diketahui :
a). Komponen atau bagian mana yang lebih dominan,
b). Perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang
lainnya,
c). Perbandingan suatu bagian terhadap keseluruhan.
3. Memperkirakan atau menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif
dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya, serta
meramalkan kejadian lainnya. Kejadian-kejadian tersebut dapat
dinyatakan sebagai variabel.
Analisa yang dilakukan tergantung pada permasalahan dalam
penelitian sehingga dapat menggunakan analisa statistik atau analisa
lainnya seperti analisa Break Even Point (BEP), CPM dan lain-lain.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 81


Dengan banyaknya program-program aplikasi komputer seperti
SPSS, Micro-soft, TSP, Excel, dan lain-lain maka kita dapat
menempatkan perangkat lunak tersebut untuk analisis-analisis yang
dibutuhkan.
Penelitian pada dasarnya dimaksudkan untuk manarik kesimpulan
dari data yang dikumpulkan, maka tidak dapat disangkal lagi bahwa
teknik statistik sangat membantu dalam penelitian. Banyak teknik-teknik
statistik yang tersedia yang dapat dimanfaatkan. Dalam pengolahan atau
analisis data, statistik memberikan kemudahan dalam teknik-teknik
mengkalisifikasikan data, penyajian dan menipulasi data, serta dalam
pengujian-pengujian hubungan antar fenomena dan penarikan
kesimpulan. Kemudahan tersebut lebih diutamakan tetapi dalam
penggunaan teknik statistik perlu diingatkan, bahwa sebagai alat
memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu dalam aplikasinya.
Penggunaan alat ini tanpa memperhatikan persyaratan yang dibutuhkan,
tidak akan memberikan manfaat bahkan akan menjerumuskan.
Dengan perkataan lain penelitian perlu mempelajari pengertian dari
rumus-rumus yang diberikan. Pengetahuan tersebut dapat dipelajari
melalui buku-buku teks mengenai statistik. Fasilitas untuk melakukan
perhitungan atau pengujian statistik terdapat pada paket-paket program
komputer seperti yang telah disebut di muka.
Sebagai contoh beberapa teknik perhitungan dan uji statistik yang
sering dipakai dalam analisis dapat dikemukakan seperti di bahaw ini.
1. Menghitung Frekuensi
Frakuensi merupakan jumlah kali pemunculan. Apabila data
mentah telah diatur ke dalam kelas-kelas dan dihitung frekuensinya (baik
dalam nilai absolut, maupun nilai persen), serta ditabelkan maka tabel
tersebut dinamakan Tabel Distribusi Frekuensi. Penentuan interval kelas
dapat dihitung menurut rumus Sturges, atau disesuaikan dengan tujuan
penelitian.
2. Perhitungan Mean, Media, Modus, Variance dan Standar
Deviasi
a). Mean, Median dan Modus meruapakan ukuran-ukuran nilai tengah
atau kecenderungan tengah yang memberikan gambaran umum
dari suatu pengamatan,
b). Modus (Mo) adalah nilai katagori pengamatan yang mempunyai
frekuensi terbesar, seringkali juga dikatakan bahwa modus adalah

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 82


nilai yang paling sering muncul, dalam arti bahwa katagori tersebut
dipilih oleh sebagian besar responden,
c). Media (Me) adalah nilai atau katagori pengamatan yang paling
tengah dari sejumlah pengamatan yang diurutkan menurut
besarnya,
d). Mean (rataan) adalah nilai rata-rata dari jumlah seluruh nilai
pengamatan dibagi dengan jumlah responden. Penggunaan ukuran
statistik ini juga harus memperhatikan skala variabelnya. Tidak
selalu suatu variabel dapat dianalisa berdasarkan semua ukuran
statistik.
3. Analisa time series
4. Uji Hipotesis untuk nilai mean
Merupakan uji statistik untuk menguji nilai tengahj baik uji satu mean,
maupun uji beda pasangan dan kelompok baik untuk sampel besar
maupun untuk sampel kecil (uji t dan Z).
5. Analysis of Variance (ANOVA)
Analisis ini dapat berupa One Way ANOVA, Randomized Blocks
ANOVA maupun Two Way ANOVA.
6. Crosstab/Chi-square
7. Analisa korelasi dan regresi
8. Uji-uji non-parametric statistics, seperti :
a). Wald – Wolfowitz runs test
b). Wilcoxon rank-sum test
c). Kruskal – Willis test
d). Kolmogorov – Smirnov goodness of fit test
e). Kolmogorov – Smirnov two group test
f). Wilicoxon signed rank test
g). Absolute normal score test
h). Friedman test
i). Kendal coefficient of concordunce
j). Sign-test
k). Fisher exact test
l). Spearman rank-order correlation.
Berikut ini akan diberikan bahasan mengenai uji hipotesis yang
menggunakan distribusi t dan Z.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 83


3. Pengolahan Data
Tujuan pengolahan data adalah untuk memperoleh data yang
komprehensif sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam proses atau tahap
pengolahan data itu sendiri juga dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas data sehingga dapat memperkecil kesalahan-kesalahan (error)
yang mungkin terjadi dalam tahap sebelumnya yaitu proses pengumpulan
data.
Dalam proses pengolahan, data mentah dikatagorikan dan
manipulasi sedemikian rupa sehingga dapat menunjukkan makna untuk
menjawab masalah yang diteliti. Manipulasi data mentah mengandung
pengertian usaha mengubah data mentah menjadi suatu bentuk yang
dapat dengan mudah memperlihatkan hubungan-hubungan data fenomena
atau variabel.
Ada pun langkah-langkah dalam proses pengolahan data adalah sebagai
berikut :

Editing (pemeriksaan data)


Editing merupakan kegiatan memperbaiki kualitas data (mentah)
serta menghilangkan keraguan akan kebenaran atau ketepatan data
mentah tersebut. Kegiatan editing seyogyanya dilakukan di lapangan,
agar resiko kehilangan informasi (karena lupa menjadi kecil dan agar
mudah dilakukan pengecekan kepada sumber data.

Tujuan Editing
Untuk memperbaiki kualitas data untuk pengolahan dan analisa
data lanjut. Editing dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a). Lengkapnya pengisian
Kuesioner harus diisi lengkap. Setiap pertanyaan yang diajukan harus
ada jawabannya, sekalipun jawaban itu berbunyi “tidak tahu” atau
“tidak menjawab”. Jika ada isian yang kosong, tentunya petugas
wawancara lupa menanyakan pertanyaanj tersebut atau lupa
menulisnya.
b). Kejelasan tulisan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 84


Tulisan yang buruk atau acak-acakan sering mempersulitkan
pengolahan data atau mungkin terjadi kesalahan menangkap maksud,
terutama untuk jawaban terhadap bentuk-bentuk pertanyaan terbuka.
c). Relevansi jawaban
Apabila peneliti kurang cukup merumuskan pertanyaan yang diajukan,
maka responden seringkali memberi jawaban yang ternyata tidak atau
kurang bersangkut paut dengan persoalan yang sebenarnya.
d). Keseragaman, kesatuan data
Pemeriksaan keseragaman ukuran data yang telah dikumpulkan,
apakah memakai ukuran yang seragam. Atau, apakah ukuran dari data
telah dikonversikan kepada ukuran yang dikehendaki (bukan memakai
ukuran lokal yang belum tentu dikenal di tempat lain).
Misalnya, ppm, oC, mm Hg, kg, ton dan lain-lain.
Pada waktu editing, apabila dalam kuesioner itu ditemukan danya
cacat yang ditimbulkan oleh karena kurang diperhatikannya hal-hal
diatas, maka biasanya editor atau petugas berkewajiban
mengembalikan kuesioner tersebut kepada responden. Oleh karena itu,
editing harus dilakukan di lokasi dimana penelitian dilakukan.

Coding
Setelah editing selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian
kode (coding) terhadap data. Kegiatan coding data bertujuan untuk
mengklasifikasi jawaban-jawaban pertanyaan ke dalam katagori-katagori
tertentu.
Pemberian kode kepada data, atau jawaban dari responden penting
artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer yang berfungsi
untuk :
a). Mempermudahkan dan mempercepat analisis,
b). Mempermudah penyimpanan data untuk hal ini disebabkan karena
mungkin data dapat diolah atau dianalisis berkali-kali sehingga
dengan data yang sama dapat dibuat beberapa laporan atau artikel.
Jadi dengan demikian yang dimaksud dengan coding adalah usaha
mengkalisifikasikan jawaban-jawaban responden menurut macamnya.
Klasifikasi itu dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban
tersebut dengan tanda kode tertentu.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 85


Langkah pertama yang dilakukan dalam kegiatan coding data
adalam menentukan katagori yang akan digunakan, kemudian disusul
dengan kegiatan mengalokasikan jawaban-jawaban tersebut ke dalam
katagori. Kumpulan kode-kode darei katagori tersebut sering disebut
sebagai “coding frame”.
Kode-kode yang diberikan kepada data dicatat dalam buku kode
(code book) dimana pada umumnya buku kode tersebut mengandung
keterangan :
 Nomor halaman kuesioner,
 Nomor pertanyaan,
 Nomor variabel,
 Nama variabel,
 Kolom,
 Kode variabel,
 Keterangan variabel.
Pemberian kode dilakukan dengan memperhatikan jenis pertanyaan
serta kemungkinan jawaban, yang dapat dibedakan menjadi :

a). Coding untuk jawaban berupa angka


Jawaban untuk pertanyaan sepertu umur, jumlah anggota keluarga,
penghasilan dan lainnya, tidak perlu diubah menjadi kode karena
jawaban itu sendiri dapat disamakan dengan kode.
Contoh : Pertanyaan : Berapa penghasilan anda ?
Jawaban : Rp. 1 juta
Maka jawaban tersebut sama dengan kode, yaitu : kode : Rp.1 juta.
Namun demikian dapat saja dibuat interval sehingga tidak perlu
menyediakan kode lainnya.

b). Koding untuk jawaban pertanyaan tertutup


Jawaban untuk pertanyaan tertutup sudah disediakan lebih
dahulu oleh peneliti, responden hanya tinggal memilih jawabannya.
Tiap jenis jawaban ditentukan kodenya.
Contoh : Apa suku bangsa bapak ?
Batak - kode 1
Jawa - kode 2
Sunda - kode 3

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 86


Minang - kode 4
dan seterusnya.

c). Koding untuk jawaban dari pertanyaan semi-terbuka


Selain jawaban yang telah ditentukan oleh peneliti, responden masih
diberi kesempatan untuk memberi jawaban lain yang dianggapnya
paling cocok. Jawaban lainnya juga diperlukan kode :
Contoh : Jenis pupuk yang digunakan :
Urea - kode 1
TSP - kode 2
ZA - kode 3
Lain-lain :
.....................
.....................
(kode ditentukan kemudian)

d). Koding untuk jawaban dari pertanyaan terbuka


Jawaban yang diberikan dari pertanyaan yang terbuka, sifatnya bebas
sesuai dengan apa yang diperkirakan jawaban tanpa ada suatu batasan
tertentu. Jawaban-jawaban tersebut hanya dikatagorikan oleh peneliti
ke dalam kelompok-kelompok jawaban, kemudian setiap kelompok
jawaban diberi kode tertentu.
Setelah disederhanakan data ke dalam katagori-katagori dengan
kode dan pembuatan buku kode maka data dari kuesioner dipindahkan ke
coding sheet sehingga setiap kuesioner diwakili oleh 1 coding sheet.
Berikut diberikan contoh sederhana tentang proses coding yang telah
dibicarakan (terdiri dari lembar atau sebagian kuesioner, buku kode,
coding sheet)

Contoh 12 : Kuesioner
Nomor responden
I. Identitas responden
1. Usia :
2. Agama : 1. Islam

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 87


2. Protestan
3. Katolik
4. Hindu
5. Budha
3. Jenis kelamin :1. Wanita
2. Pria
4. Apa pendidikan terakhir anda ?
1. Tidak sekolah
2. Sekoah dasar/sederajat
3. SLTP/sederajat
4. SLTA/sederajat
5. Perguruan Tinggi
5. Berapa penghasilan anda per bulan ? Rp. .............. ......

III. Pemanfaat aur bersih


1. Dari mana anda memperoleh air bersih ?
1. Membeli
2. Sumur/pompa
3. PAM
2. Bagaimana pendapat anda tentang
pencemaran air yang diakibatkan oleh kegiatan industri di
waliyah anda ?.
...................................................................................
2. Apa bentuk pencemaran yang ada di wilayah anda ?.
(jawab bisa lebih dari satu)
1. Limbah cair
2. Sampah
3. Gas/Debu
4. Bising
5. Bau

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 88


1 1 Nomor responden 1–3 - Angka absolut
2 2 Usia 4–5 - Angka absolut
3 3 Agama 6 1 Islam
2 Protestan
3 Katolik
4 Hindu
5 Budha
4 4 Jenis kelamin 7 2 Laki-laki
5 5 Pendidikan terakhir 8 1 Tidak sekolah
2 SD/sederajat
3 SLTP/sederajat
4 SLTA/sedserajat
5 Perg. Tinggi
6 6 Penghasilan/bulan 9 – 15 - Angka absolut
III.1 7 Pemanfaatan air bersih 16 1 Membeli

2 Sumur/pompa
Pendapatan tentang 3 PAM
2 8 pencemaran air bersih 17 1 Sengaja
Bentuk pencemaran 2 Tidak sengaja
3 Tidak ada pendapat
3 9 18 - 19 1 Limbah cair
2 Sampah
3 Gas/Debu
4 Bising
5 Bau
6 Bau dan bising 4,5
7 Bau dan limbah
cair 1,5
8 Bising dan limb ah
cair 1,4
9 Bising dan
sampah 2,4
10 Limbah cair dan
sampah 1,2
11 Dan lain-lain

Setelah editing dan koding terhadap data kegiatan dilanjutkan dengan


pemasukan data ke dalam komputer (data entry). Data entry merupakan kegiatan
memindahkan informasi dari instrumen pengumpul data (kuesioner) ke dalam
komputer melalui suatu pake program tertentu. Data tersebut disimpan dalam
suatu “file”
dalam komputer, yang sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk keperluan tertentu.
Pada umumnya paket program statistik telah menyediakan fasilitas data
entry-nya sendiri, tetapi paket-paket program statistik yang baru dengan fasilitas
“translate” yang dimilikinya dapat memakai format data dan di-entry oleh paket

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 89


program lain yang bersifat umum. Sebagai contoh adalah paket program SPSS +
versi 3.1 ke atas dapat langsung membaca data yang di-entry oleh paket program
DBASE III+ dan Lotus 123 versi 2.x.
Fasilitas yang disediakan dalam perangkat lunak ini cukup memadai untuk
pengolahan data, terutama data dalam jumlah yang cukup besar. Walaupun
demikian, t-test statistik untuk jumlah data yang kecil juga disediakan, antara
lain untuk pengujian t-test. Untuk pembuatan tabel-tabel, seperti tabel frekuensi,
tabel silang juga sangat mudah penggunaannya, karena semuanya berada dalam
Windaws dngan pengoperasian “pull down menu”.
Paket program yang bersifat umum yang sering dipakai untuk meng-entry
data adalah Lotus 123 dan DBASE, keuntungan pemakaian program seperti ini
dalam proses data entry adalah bahwa hasil data entry tersebut dapat lebih diedit,
dibersihkan dan dimanipulasi oleh program tersebut sebelum diolah paket
program statistik. Selain menggunakan statistik hasil data entry yang dipakai
umumnya dapat dibaca oleh lebih dari satu paket program statistik.
Dengan paket program DBASE (III+ atau IV) peneliti dapat memanfaatkan
“format screen”, dimana kita dapat membuat duplikat kuesioner. Dengan
demikian, kesalahan pada suatu data entry dapat dikurangi. Data yang di-entry
dengan DBASE disimpan dalam file +.dbf dan file ini dapat langsung dibaca
oleh paket program SPSS PC+ versi 3.1 ke atas.
Data entry ke dalam komputer pada dasarnya merupakan pekerjaan
memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga
dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai katagori.

Manipulasi Data
Setelah dilakukan pembersihan data, mungkin diperlukan manipulasi data
untuk memudahkan menafsirkan data atau hubungan antara variabel yang
disesuaikan dengan tujuan penelitian. Seperti telah dikemukakan pada bagian
terdahulu bahwa manipulasi data merupakan usaha mengubah data tersebut dari
bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah memperlihatkan
hubungan-hubungan antara variabel. Dengan sendirinya usaha manipulasi data
ditentukan oleh apa yang menjadi tujuan penelitian.

Pemilihan Alat dan Pengumpulan Data


 Alat yang digunakan untuk mengumpul data harus dipilih secara tepat agar
tidak terjadi kesalahan dalam penelitian.
 Kesalahan bisa terjadi karena :
a. Jenis alat pengumpul data tidak tepat.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 90


b. Skala pengukuran tidak sesuai dengan karakteristik data yang akan
dikumpulkan.
Contoh :
1. Teknik wawancara yang digunakan terhadap para mahasiswa untuk
mengevaluasi performance dosen, bisa menghasilkan data yang tidak
tepat karena mahasiswa marasa takut untuk mengemukakan
pendapatnya secara terbuka.
2. Penggunaan skala Likert untuk mengukur opini responden yang
berpendidikan rendah seringkali kurang tepat karena mereka umumnya
tidak mampu mengukur kadar persetujuannya terhadap hal yang
ditanyakan.

Sangat
Tidak x -------------------------- x --------------------------x Sangat
setuju 1 2 3 4 5 setuju

Seringkali terjadi responden semacam ini menjawab/memilih jawaban (x)


sebagai berikut :
a. Jika responden merasa sangat mengerti akan permasalahan yang ditanyakan,
dan setuju ataupun tidak setuju, cenderung memilih angka yang
maksium/ekstrim : 1 atau 5.
b. Tetapi, jika responden tidak terlalu mengerti akan permasalahan, umumnya
enggan atau tidak mampu berfikir sehingga cenderung memilih titik netral,
yaitu angka 3.
Karena itu, walaupun responden cukup banyak, akhirnya jawaban yang
diperoleh hanya terdiri dari 3 angka, yakni : 1,3 dan 5.
Alat pengambilan/pengumpulan data yang baik mempunyai persyaratan tertentu,
yang ditunjukkan oleh dua sifat berikut :
1. Reliabilitas (Keandalan)
2. Validitas (Kesahian)
Reliabilitas : menunjukkan konsistensi alat pengambil/pengukur data : alat
pengukur/pengambilan data tetap menunjukkan hasil ukuran yang sama, jika
:
a. Digunakan oleh orang yang sama, dan pada waktu yang berlainan.
b. Digunakan oleh orang yang berbeda.
c. Digunakan oleh orang yang berbeda, dan pada waktu yang berlainan.
Validitas : menunjukkan ketepatan, sejauh mana alat pengukur itu jenisnya
sesuai untuk mengukur apa yang dimaksudkan akan diukur.

Pengukur Reliabilitas dan Validitas Alat Pengumpul Data

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 91


Pengukuran reliabilitas, dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Meneliti konsistensi eksternal, dengan menggunakan :
a. Metoda test-retest.
b. Metoda test-retest paralel.
2. Meneliti konsistensi internal dengan menggunakan : Analisa Diskriminan.
Metoda Test-Retest : sampel yang sama diukur (di-test) dua kali, pada waktu I
dan waktu II (retest), dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Jarak test-
retest tidak ada patokan, biasanya antara 2 hingga 4 minggu.
 Alat ukur ideal jika H1 sama dengan H2
 Korelasi H1 dan H2 menunjukkan tingkat reliabilitas alat pengukur
 Metode test – retest mempunyai keuntungan dan
kelemahannya sebagai berikut :
1. Keuntungan
 Alat ukur bisa dibandingkan, secara langsung terhadap/dengan alat ukur
itu sendiri,
 Mudah dilakukan, dan hasilnya bisa segera diperoleh.
2. Kelemahan
Responden dapat mengingat test/pengukuran yang pertama pada saat retest
dilakukan, sehingga kesamaan H 1 dan H2 belum tentu terjadi karena
reliabilitas alat pengukur, melainkan karena ingatan responden terhadap isi
alat ukur.
a. Metode Test – Re-test Paralel
Metode ini bisa dilakukan dengan dua macam cara :
1. Menggunakan satu objek :
 Menggunakan 2 alat pengukur (yang diinginkan sama) untuk mengukur
sebuah objek (yang dianggap tidak berubah).
 Jika kedua alat pengukur menunjukkan hasil yang sama, berarti aalat ukur
tersebut reliabel.
2. Menggunakan dua objek (yang dianggap sama) :
 Satu alat pengukur digunakan untuk mengukur (secara berurutan) kedua
objek yang dinggap sama, dan jika hasilnya konsisten berarti alat ukur
reliabel
 Dua alat ukur digunakan bersamaan, masing-masing untuk mengukur satu
objek, jika hasilnya konsisten berarti alat ukur reliabel.
b. Analisis Diskriminan
 Memeriksa konsistensi internal aspek-aspek (item-item) suatu alat
pengukur
 Contoh :

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 92


a. Penggunaan skala sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju
untuk meneliti sikap.(skala Linkert)
b. Orang “pro” cenderung memilih jawaban dengan nilai besar,
mendekati/hingga sesuai dengan jawabab “:pro”.
c. Orang “anti” cenderung memilih jawaban dengan nilai kecil.
d. Jika ada penyimpangan, berarti tidak konsisten.
e. Dapat dilihat pada tabel berikut :

Pengumpula Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara tergantung pada
iinstrumen yang digunakan dan sumber datanya.
Data dari suatu penelitian diperoleh dari bermacam-macam sumber, namun dapat
dikelompokkan ke dalam dua sumber utama, yaitu :
1. Sumber sekunder, disebut juga dengan data sekunder,
2. Sumber primer, disebut juga data primer.
Pengumpulan data dari sumber sekunder tidak membutuhkan instrumen,
sedangkan pengumpulan data dari sumber primer membutuhkan instrumen. Pada
gambar 1, ditunjukkan hubungan antara sumber data, instrumen, dan metoda
pengumpulan data

Data Instrumen Metode Pengumpulan Data


Data sekunder - Desk research
Data primer Peneliti 1. Wawancara
2. Observasi
Kuesioner 1. Melalui pos
2. Dibawa langsung
3. Melalui e-mail

Sumber data sekunder diperoleh dengan metode pengumpulan data pada


desk research. Sedangkan data primer, ada dua instrumen yang umumnya
digunakan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial, yaitu peneliti dan luesioner. Jika
instrumen yang digunakan adalah peneliti maka metode pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara atau observasi, sedangkan jika instrumen yang
digunakan adalah kuesioner maka metoda pengumpulan data yang digunakan
antara lain melalui pos, dibawa langsung, atau melalui internet (e-mail).

Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari hasil penelitian orang lain
yang dibuat untuk maksud yang berbeda . Data tersebut dapat berupa fakta, tabel,
gambar, grafik, dan lain-lain. Walaupun data tersebut diperoleh dari hasil

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 93


penelitian orang lain yang dibuat untuk m aksud yang berbeda tetapi data
tersebut dapat digunakan untuk keperluan penelitian yang lain.
Data yang diperoleh dar hasil penelitian orang lain akan lebih murah, dan
kadangkala laporan tersebut tersedia bagi mum dan tidak membutuhkan dana
untuk memperolehnya. Peneliti tidak akan membuang-buang waktu dan uang
untuk mendesain instrumen dan mengumpulkan data apabila informasiyang
dibutuhkan tanpa harus melakukan pengumpulan data yang rumit.
Ada beberapa manfaat menggunakan data sekunder, yakni :
1. Data sekunder dapat dipeoleh dengan cepat,
2. Dalam banyak situasi tidak membutuhkan dana yang besar,
3. Tidak ada cara lain yang dapat dilakukan kecuali dengan data sekunder.
Diperoleh Dengan Cepat. Data sekunder diperoleh dari hasil laporan yang
telah dibuat leh orang lain, atau pihak lain. Laporan tersebut sudah selesai dan
sudah tersedia. Oleh karena sudah dalam bentuk laporan maka tidak
membutuhkan waktu lama untuk memperolenya. Beberapa tempat di mana data
sekunder dapat diperoleh antara lain di berbagai perpustakaan, toko buku,
perusahaan atau llembaga yang menerbitkan laporan penelitian tersebut. Oleh
sebab itu metoda pengumpulan data sekunder disebut juga dengan desk research
karena datanya diperleh dari meja (desk), misalnya dari meja di perpustakaan, di
kantor yang membuat laporan yang dapa digunakan sebagai sumber data bagi
penelitian.
Tidak Membutuhkan Dana yang Besar. Data sekunder yang diperoleh
adalah hasil penelitian pihak lain sehingga tidak membutuhkan dana untuk
mendapatkannya dari sumber utama. Tidak diperlukannya instrumen yang rumit
sehingga membutuhkan waktu dan dana yang besar untuk membuatnya. Data
tersebut sdah siap saji dalam bentuk laporan penelitian atau hasil kerja pihak
lain.
Sebagai data sekunder dapat diperleh dengan gratis, sedangkan sebagaian lagi
harus diperoleh dengan membayar namun dengan biaya yang lebih murah.
Tempat yang paling mudah untuk memperoleh data sekunder adalah di
perpustakaan. Pada umumnya, perpustakaan umum atau di perpustakaan milik
perguruan tinggi (universitas atau Fakultas) tersedia berbagai laporan peneltian
dan hasil penelitian atau laporan yang telah dibuat. Informasi dari laporan ini
dapat dijadikan sumder data sekunder. Data sekunder yang diperoleh dari
perpustakaan yang umumnya dapat diperleh dengan gratis.
Beberapa data sekunder dapat diperoleh di toko buku dengan membelinya, atau
mengunduh (down load) dari internet ada yang juga gratis. Beberapa organisasi
atau institusi yang menerbitkan laporan hasil peneliian dapat diperoleh dengan
membayar, namun biayanya jauh lebih murah dibandingkan dengan mengambil
data tersebut langsung dari sumber utama.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 94


Tidak Ada Cara Lain yang Dapat Dilakukan. Beberapa penelitian
membutuhkan data karena tidak ada sumber ;ain yang dapat diperoleh kecuali
melalui data sekunder.
Apabila perusahaan ingin mengetahui berbagai peristiwa yan telah terjadi, tidak
ada cara lain untuk memperoleh data kecuali dari hasil laporan pihak llain
tentang peristiwa tersebut, dan laporan pihak lain ini merupakan data sekunder.
Data diperoleh dari laporan pihak lain tentan peristiwa yang telah tterjadi.
Misalnya, penelitian untuk mengetahui tren penjualan yang telah dibuat selama
lima tahun terakhir.

Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber
utamanya. Misalnya, penelitian yang ingin mengetahui persepsi konsemen
terhadap suatu produk tertentu. Di sini, sumber utama adalah dari konsumen.
Data yang diperoleh langsung dar konsumen adalah merupakan data primer.
Oleh karena tidak semua informasi dapat diperoleh dari data sekunder
maka jika tidak tersedia informasi data sekunder diperlukan usaha untuk
memperolehnya dari sumber utama yang juga merupakan data primer.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan jika ingin mengambil data
primer, diantaranya :
1. Apakah cukup waktu dan dana untuk memperoleh data primer. Jika ternyata
ada cukup waktu dan dana , maka yang perlu diketahui adalah,
2. Di mana saja data primer tersebut diperoleh,
3. Bagaimana cara memperoleh data primer tersebut.
Sekarang timbul pertanyaan bagaimana caranya mengumpul data primer ?. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh data primer diantaranya
melalui :
1. Wawancara,
2. Obserbasi,
3. Kuesioner.
Cara mana yang akan dipakai tergantung pada instrumen yang akan
digunakan, informasi aapa yang akan diperoleh, waktu dan ana yang tersedia,
serta tenaga peneliti yang akan melakukannya. Apabila instrumen yang
digunakan adalah peneliti maka inormasi yang akan dicari adalah informasi
kualitatif dengan cara wawancara atau observasi menjadi pilihan yang terbaik.
Namun, jika informasi yang akan dicari adalah informasi kuantitatif maka
kuesioner yang paling baik digunakan. Jika informasi harus diperoleh dari
banyak orang sedangkan waktu yang tersedia terbatas maka menggunakan
kuesioner akan lebih efektif.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 95


Observasi
Observasi adalah salah satu cara untuk memperoleh data primer.
Observasi dilakukan dengan cara mengamati objek yang merupaakan sumber
utaama data. Misalnya, kita ingin mengetahui cara konsumen memilih barang
yang akan dibeli, maka yang dapat dilakukan adalah mengamati ketika dia
memilih barang sewaktu dia memilih barang, atau segera setelah dia memilih
barang. Berdasarkan pengamatan banyak informasi yang dapat diketahui.
Misalntya, sewaktu akan memilih barang, dapat diketahui di rak mana letak
barang yang terbaik, apat diketahui di rak mana letak barang yang terabik,
apakah di atas, di tengah, atau di bawah. Demikian pula lokasi terbaik di mana
barang tersebut ditempatkan, apakah di depan pintu tempat pembeli masuk atau
di bagian belakang ruangan, akan menentukan oran memilih barang.
Apabila melihat peran pengamatan dalam melakukan observasi, ada
beberapa jenis observasi :
1. Pengamat mengamati , tetapi tidak berpartisipasi dalam kegiatan mereka
yang diamati dan tidak teridentifikasi oleh mereka yang diamati. Mereka
yang diamati tidak mengetahui sama sekali kalau sedang diamati,
2. Pengamat mengamati dan tidak terlibat dalam aktivitas mereka yang
diamati, tetapi menampakkan diri sehingga bisa dikenali oleh mereka yang
memperhatikan dan bisa juga idak dikenali apabila tidak diperhatikan,
3. Sambil mengamati, pengamat berpartipasi pada aktivitas mereka yang
diamati dan mereka juga mengetahui kalau sedang diamati,
4. Sambil mengamati, pengamat berpartisipasi pada aktivitas mereka yang
iamati, tetapi mereka tidak tahu kalau sedang diamati.

Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
bertanya dan mendengarkan jawaban langsung dari sumber utama data. Peneliti
merupakan pewawancara dan sumber data adalah orang yang diwawacari.
Ada beberapa jenis wawancara :
1. Wawancara terstruktur, atau
2. Wawancara yang tidak terstruktur.
Dalam wawancara terstrukur pewawancara meniapkan daftar pertanyaan
sebelum wawancara dilakukan dan pertanyaan didasarkan atas pertanyaan-
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Wawancara tidak terstruktur dikenal pula dengan istilah wawancara tidak
resmi (informal interview). Disini pewawancara dan mereka yang diwawancara
berbicara dengan santai dan pertanyaan bisa muncul ketika sedang dalam
pembicaraan. Tidak ada daftar pertanyaan yang harus diikuti dengan ketat.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 96


Sangat penting bahwa informasi yang dipeoleh dari wawancara itu benar
dan tidak bias. Segala sesuatu yang dapat membuat hasil wawancara bias harus
diminimalkan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil wawancara bias:
1. Pewawancara,
2. Yang diwawancarai,
3. Situasi.
Pewawancara dapat mencatat hasil wawancara yang tidak sesuai dengan
yang dimaksud. In mungkin disebabkan karena pewawancara terlalu cepat
menginterpretaikan maksud yang diutarakan oleh yang diwawancarai. Selain itu,
pewawancara dapat pula menyebabkan hasil wawancara bias karena memberikan
pertanyaan yang menntun jawaban seperti yang ia inginkan, dan buka seperti
yang dimaksud oleh yang diwawancarai. Misalnya, dengan bertanya: “Harga
prouk X kelihatannya murah, bukankah demikian?”. Pertanyaan seperti ini
memaksa orang yang diwawancarai untuk mengikuti apa yang dikehendaki
pewawancara, padahal mungkin apa yang dirasakan tidak demikian. Kalau kita
ingin mengetahui produk X murah atau mahal, sebaiknya pertanyaan tidak
memberi arah, misalnya : “Bagaimana haga produk X menurut anda ?”.
Pertanyaan seperti ini tidak akan memberikan hasil yang bias karena tidak
mengarah.
Orang yang diwawancarai juga dapat memberikan jawaban yang tidak
benar. Misanya, dia akan memberi jawaban yang dirasakan dapat diterima secara
umum atau yang sesuai dengan keinginan pewawancara. Bias dapa disebabkan
oleh yang diwawancarai, atau bisa juga karena dia tidak suka dengan penampilan
si pewawancara. Mungkin karena tingkah lakunya yang tidak disukai leh orang
yang diwawancacari, atau mungkin juga karena cara berpakaian pewawancara.
Karena tidak suka maka dia akan memberi jawabanyang asal-asalkan saja. Itu
sebabnya sanga penting untuk mengetahui orang yang akan diwawancarai dan
menyesuaikan penampilannya.
Situasi juga bisa bepengaruh terhadap jawaban yangdiberikan. Tempat
wawancara berlangsung, jka tdak disenangi oleh orang diwawancarai akan dapat
mempengaruhi jawaban yang diberikannya. Jika wawancara dilakukan di kantor
dengan banyak orang mendengarkan maka kemungkinan dia tidak akan
memberikan informasi yang lengkap karena takut memberitahukan yan
sebenarnya.
Ada beberapa cara yang dianjurkan untuk dilakukan ketika wawancara
agar hasilnya tidak bias, atau jika pun terpaksa maka bisa dapat ditekan sekecil
mungkin. Untuk itu perlu dilakukan antara lain :
1. Menghargai budaya orang lain yang diwawancarai, dan ikuti tatakrama yang
berlaku,
2. Menhargai oran yang diwawancarai,

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 97


3. Jangan kaku,
4. Mendengarkan dengan baik jawaban yang diberikan dengan cara
menunjukkan sikap tertarik atas apa yang disampaikan,
5. Menanyakan pertanyaan yang sama dengan cara yangbebeda untuk
memperjelaskan maksud,
6. Meminta mengulangi jawaban jika pewawancara tidak mengerti dengan baik
apa yang dimaksudkan,
7. Memberitahukan jika ada rekaman atau catatan atas wawancara,
8. Hindari pertanyaan yang menuntun. Sama seperti dalam wawancara jangan
menggunakan pertanyaan yang bersifa menuntun ke jawaban yang kita
inginkan.

Kuesioner
Data dapat dikumpulkan dengan cara memberikan atau penyebaran
kuesioner. Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada
responden untuk dijawab. Responden dapat memberikan jawaban dengan
memberi tanda pilih pada sala satu atau beberapa jawaban yang telah disediakan,
atau dengan menulis jawabannya.
Ada dua macam bentuk kuesioner :
1. Kuesioner yang digunakan untuk mencari informasi dari variabel yang tidak
laten (non latent variable). Variabel non latent aalah variabel yan langsung
dapat diukur. Misalnya, usia, jenis kelamin, dan lain-lain. Kuesioner seperti
ini sering dikenal sebagai formulir.
2. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel laten (latent variable).
Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diketahui secara langsung
tetapi melalui variabel lain yang bisa langsung diketahui. Untuk mengetahui
keberadaan variabel ini maka dibuat kuesioner untuk mengukur
keberadaannnya. Misalnya, variabel motivasi. Kita ingin bisa langsung
mengatakan “ “Berapa bsa motivasi anda?”. Yang bisa dilakkan adala
membeikan beberapa pertanyaan yang mengindikasikan keberadaan motivasi
seseorang.

Analisis Data
Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Disebut
kualitatif karena data tersebut tidak dapat dianalisis dengan teknik statistik.
Sedangkan data dikatakan kuantitatif karena dapat dianalisis dengan teknik
statistik. Dengan kata lain, ada dua metode yang dapat digunakan dalam analisis
data :
1. Dengan metoda non statistik untuk data kualitatif,
2. Dengan metode statistik untuk data kuantitatif.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 98


Analisis Data Kualitatif
Analisis data penelitian yang merupakan bagian dari proses pengujian
data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian.
Data kualitatif pada umumnya dalam bentuk pernyataan kata-kata atau
gambar tentang sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk penjelasan dengan kata-
kata atau tulisan. Disini yang menjadi perhatian adalah bagaimana menganalisis
pernyataan dalam bentuk kata-kata atau tulisan.
Analisis data kualitatif menyangkut identifikasi apa yang menjadi
perhatian (concern), dan apa yang merupakan persoalan (issues). Dalam
melakukan identifikasi ada beberapa proses yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Proses katagorisasi,
2. Proses prioritas,
3. Proses penenuan kelengkapan.
Proses Katagorisasi. Proses katagorisasi adalah proses menyusun kembali
catatan dari hasil observasi atau wawancara menjadi bentuk yang lebi sistematis.
Laporan dibuat dalam beberapa katagori yang sistematis.
Tidak ada suatu cara yan standar dalam menentukan katagori. Di sini
keahlian dan intuisi peneliti. Semakin sering melakukan katagorisasi, peneliti
akan semakin mahir. Namun, ada beberapa panduan yang perlu diketahui dalam
membuat katagori, yaitu :
1. Pehatikan regularity.
Regularity adalah hal-hal yang sering muncul. Hal-hal yang sering muncul
ini bisa dijadikan satu katagori.
2. Setelah katagori ditentukan, perlu diperiksa secara sistematis (systematic
check) apakah benar apa yang ianggap sebagai suatu katagori meman
sungguh merupakan suatu katagori. Pemerikaan secara sistematis dilakukan
dengan melihat hal-hal yang dianggap sebagai suatu katagori jika mereka
secara internal homogen dan secara ekstenal heterogen. Artnya, mereka
menjadi satu katagori jika memiliki kesamaan dan berbeda katagori jika
memiliki perbedaan.
3. Katagori jangan sampai terlalu luas atau terlalu sempit. Jka katagori terlalu
luas akan tidak tampak dengan jelasapa yang menjadi perhatian (concern)
dan persoalan (issues). Dan, jika terlalu sempit akan kehilangan gambaran
secara keseluruhan.
Proses Prioritas. Apabila terdapat banyak sekali katagori, perlu ada prioritas
mana katagori yang dapat ditampilkan dan mana yang tidak perlu ditampilkan
karena terlalu banyak katagori akan menyulitkan dalam interprestasi.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 99


Tidak ada suatu aturan yang baku dalam menentukan mana katagori yang
menjadi prioritas, namun ada beberapa hal yang perlu dipehatikan. Katagori yang
diprioritas adalah katagori yang :
1. Paling sering muncul,
2. Diangap sebagai yang paling dapat dipercayai,
3. Merupakan hal yan unik atau memiliki ciri khas tersendiri,
4. Membuka peluang adanya kemungkinan penyelidikan lebih lanjut,
5. Berharga.
Proses Penentuan Kelengkapan. Kapan proses katagorisasidianggap telah
llengkap ?. Apakah jumlah katagori yang telah terkumpul suda cukup?. Atau,
apakah katagori yang dikumpulkan telah menjawab semua perhatian (concerns)
maupun persoalan (issues) yang diharapkan ?.
Jumlah atau jenis katagori dianggap sudah layak apabila secara logika
rangkaian katagori dapat diterima. Dengan kata lain, permasalahan yang muncul
dapat dijelaskan dengan katagori yang dihasilkan. Namun, jika katagori yang
dihasilkan tidak dapat menjawab permasalahan yang menjadi perhatian, berarti
katagori yang dikumpulkan belum cukup.
Apabila ada dua orang yang independen melakukan katagori dari sumber
ata yang sama, sudah tentu tidak dapat diharapkan kedua orang tersebut
menghasilkan katagori yang pesisi sama. Yang terbaik adalah meminta orang
kedua untuk memeriksa katagori yang dilakukan oleh orang yang pertama untuk
dapat memverifikasi hasilnya, apakah masuk akal dan telah dilakukan sesuai
dengan prosedur yang dapat diterima.
Sebagai contoh, misalkan sebuah penelitian dilakkan terhadap para
manajer perusahaan di Indonesia yang dianggap telah sukses menjalankan
perusahaannya. Metoda pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
terstruktur. Penelitian dimaksudkan untuk mencari tahu ciri-ciri manajer yang
sukes. Dari hasil penelitian, diperoleh bahwa ada tiga karakteristik yang dimiliki
oleh para manajer yang sukses: (1) Mereka adalah orang-orang yang memiliki
prinsip dalam hidup. Prinsip yang mereka anut itulah yang mengatur segala
tindakan mereka. (2)Mereka adalah orang yang memiliki keahlian tertentu yang
dapat diandalkan. Keahlian tersebutlah yang merupakan keunggulan mereka.
Selain itu, (3) mereka adalah orang yang lebih menguamakan pelayanan
ketimbang mengejar uang.
Berdasarkan katagori yang dihasilkan kemudian dilakukan interpretasi.
Setelah itu dibuat kesimpulan atas katagorisasi tersebut.
Penelitian pada contoh diatas adalah merupakan penelitian kualitatif
dengan data yang dianalisis secara kualitatif. Dari hasil analisis diperoleh data
berdasarkan tiga katagori, yaitu : (1) orang yang memiliki prinsip hidup, (2)
orang yang memiliki keahlian yang dapat diunggulkan, dan (3) orang yang

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian100


mengutamakan pelayanan. Ketiga katagori in menunjukkan karakteristik
pimpinan perusahaan yang sukses. Jadi, dapat dilihat bahwa analisis data
kualitatif dilakukan dengan mengidentifikasi katagori.
Analisis Data Kuantitatif. Data kuantitatif dianalisis dengan teknik statistik.
Untuk mengetahui metode stattsik mana yang digunakan maka pertama-tama
yang perlu diketahui adalah jenis penelitian yang digunakan.
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, penelitian dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok dan tergantung dari sudut pandang mana kita
melihatnya. Apabila kita melihat peneliian dari maksud dilakukan penelitian itu,
maka ada tiga jenis peneliian, yaitu :
1. Penelitian deskriptif,
2. Peneliian korelasi,
3. Penelitian eksprimen.
Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data dari penelitian
deskriptif berbeda dengan analisis data untuk penelitian krelasi dan eksprimen.
Analisis Data Deskriptif. Teknik statisik yang pada umumnya digunakan untuk
analisis data deskriptif adalah :
1. Tabel,
2. Grafik,
3. Ukuran nilai sentral.
Tabel. Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian deskriptif pada umumnya
dapat dihitung dari frekuensinya sehingga cara yang terbaik untuk menampilkan
data menjadi bentuk yang mudah dibaca adalah dengan menampilkan data
tersebut dalam bentuk distribusi frekuensi (frequency distribution). Tabel yang
nantinya dibuat didasarkan atas diostribusi frekuensi. Ada dua kelompok
distribusi frekuensi, yaitu :
1. Distribusi freuensi sederhana (simple frequency distribustion),
2. Distribusi frekuensi kelompok (group distribution).
Distribusi Frekuensi Sederhana. Distribusi frekuensi sederhana dapat
digunakan untuk data yang berskala nominal, ordinal, interval, atau rasio. Data
ditampilkan dalam bentuk tabel yang memiliki tiga kolom, yaitu : kolom pertama
menunjukkan variabelnya, kolom kedua menunjukkan frekuensinya, dan kolom
ketiga menunjukkan persentasi seperti paa tabel 1.
Misalnya, penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang
jenis hewan korban di suatu tempat. Dari 200 responden diperoleh bahwa 100
ekor kambing, 60 ekor sapi, dan 40 ekor kerbau. Data in dapat ditampilkan
dalam bentuk tabel frekuensi distribusi sederhana seperti yang tampak pada tabel
1. Perlu diketahuii bahwa, variabel suku merupakan variabel dengan skala
nominal dan tabel seperti ini adalah tabel untuk data dengan skala nominal.
Perhatikan bahwa pada kolom persentasi, jumlah persentasi harus sama dengan

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian101


seratus persen. Nlai rekuensi diperoleh dari data, sedangkan nilai persentasi
diperleh dari hasil pebandingan antara frekuensi dan total frekuensi dikalikan
dengan seratus. Misalkan, nilai 50 pada kolom pesentasi dar suku Jawa diperoleh
dari 100 frekuensi ekor kambing dibagi total 200 ekor hewan korban dikali 100
atau (100/200)x100 = 50 persen.

Tabel 1
Distribusi frekuensi sederhana untuk data dengan skala nominal
JENIS HEWAN FREKUENSI PERSENTASI (%)
Kambing 100 50
Sapi 60 30
Kerbau 40 20
Total 200 100

Apabila datanya dalam bentuk interval seperti tinggi badan (dalam Cm), tabelnya
akan sedikit berbeda. Dimana pada kolom pertama berisi nilai dan bukan
katagori seperti pada tabel untuk data nominal. Misalnya, penelitian dlakukan
dan diperoleh dari 50 orang yang diteliti ternyata 25 orang memiliki tinggi badan
170 cm, 10 orang memilik tinggi badan 160 cm, dan 15 orang memiliki tinggi
badan 150 cm, maka frekuensi distrubisinya akan kelihatan seperti pada tabel 2.

Tabel 2
Distrubisi frekuensi sederhana untuk data dengan skala interval
TINGGI (cm) FREKUENSI PERSENTASI (%)
170 25 50
160 10 20
150 15 30
Total 50 100

Distribusi Frekuensi Kelompok. Apabila data yang dikumpulkan dari


penelitian deskriptif jumlahnya banyak sekali dengan kemungkinan adanya data
dengan bilangan desimal yang berarti datanya dalam skala interval, atau rasio
maka cara yang terbaik untuk menampilkan data tersebut adalah dengan
mengelompokkan data tersebut menjadi beberapa kelompok yang dikenal dengan
istilah kelas.
Misalkan, ada 100 mahasiswa yang memiliki tinggi badan tersebar antara
151cm sampai 180 cm. Rentangan (range) tinggi badan dari 150 cm sampai 180
cm dapat dibagi dalam tiga kelas, misalnya 151 cm – 160 cm (terdapat 50 orang
mahasiswa), antara 161 cm – 170 cm (terdapat 20 orang mahasiswa), dan antara

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian102


171 cm – 180 cm (terdapat 30 oran mahasiswa). Data yang sudah
dikelompokkan ini sangat seuai dengan yang ditampilkan dalam tabel distribusi
frekensi kelompok seperti terlihat pada tabel 3.

Tabel 3
Distribusi Frekuansi Kelompok
TINGGI (cm) FREKUENSI PERSENTASI (%)
151 – 160 50 50
161 – 170 20 30
171 - 180 30 20
Total 100 100

Teknik Penulisan Skripsi/Tugas Akhir


a). Kutipan Tidak Lagsung (Indirect Quotation)
Kutipan tidak langsung adalah mengambil pendapat atau uraian dari buku
atau sumber lain yang penyajiannya dengan bahasa sendiri, dan ditulis seperti
uraian sendiri sehingga tidak harus sama dengan sumbernya. Pada akhir tulisan
diberi tanda angka setengah kurung : 1), 2), dan seterusnya dan diketik diatas
bari yang bersangkutan.

Contoh :
Teknik Industri adalah ilmu yang mempelajari ........1)

b). Kutipan Langsung (Direct Quotation)


Kutipan langsung adalah mengambil pendapat atau uraian dari sumber
tertulis dengan sama sekali tidak menyimpang sedikitpun dari apa yang tertulis
dalam sumber tersebut. Cara penulisanya, apabila kutipan tidak lebih dari tiga
baris, diketik seperti uraian biasa dengan diberi tanda petik dan diberi angka
setengah kurung seeperti halnya kutipan tidaki langsung.
Contoh :
Pertumbuhan industri di Indonesia masih merupakan suatu isu dan baru
dalam perkembangan “Pertumbuhan industri di Indonesia mengalami pasang
surut karena krisis ekonomi yang terjadi”.1)
Dalam penulisannya, apabila terdapat lebih dari tiga bari maka diketik
dengan baris baru, dalam satu spasi dengan 8 ketukan masuk dari pinggir sejajar
dengan alenea baru. Disini dibuat tanpa tanda petik, diberi anda angka setengah
kurung pada akhir kutipan.
Contoh :
Pertumbuhan industri di Indoensia masih merupakan isu dan baru dalam
perkembangan.
Dakam hal ini Matias menerangkan :

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian103


Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dapat menyebabkan
pertumbuhan industri mengalami kelesuan. Dewasa ini pembangunan eknomi
diarahkan untuk memulihkan dampak dari krisis tersebu.1)
Apabila kutipan berasal dari sumber asing yang dipandang perlu
diterjemahkan, maka ditulis dahulu sebagaimana aslinya (dalam bahasa aslinya).
Kemudian terjemahannya ditulis di dalam kurung, berikutnya sama seperti 1),
dan 2).
Catatan Kaki (Footnote)
Catatan kaki berfungsi untuk memberi informasi tentang sumber yang
dikutip atau dipetik. Dan, juga memberi informasi sumber tertulis dari buku,
artikel, atau dokumentasi yang dikutip atau dipetik. Bisa juga ditulis dengan
siapa dan kapan diwawancarai. Selain itu memberi petunjuk silang, yaitu untuk
menunjukkan halaman lain yang ada kaitannya. Juga memberi informasi
penjelasan lebih lanjut yang dipandang perlu dari sesuatu hal pada teks dari
halaman yang bersangkutan.
Cara penulisan catatan kaki, dengan diberi nomor sesuai dengan nomor
kutipan, uraian yang perlu diberi petunjuk silang atau penjelasan lebih lanjut.
Nomor catatan kaki dimulai dari nomor 1).
Contoh penulisan catatan kaki.
1. Buku
a). Satu Pengarang
b). Dua pengarang
c).Tiga pengarang atau lebih dari buku asing : cukup ditulis nama pengarang,
(koma), kemudian diikuti singkatan et al. (teman sekerja) dan seterusnya
sama dengan a), dan b).
Contoh :

Pengertian dan Penggunaan Ibid, Op.Cit, Loc.Cit


1. Ibid adalah singkatan dari Ibidium yang artinya dari pengarang yang
sama, buku yang sama, halaman yang sama atau tidak sama. Apabila dari
halaman yang sama, cukup ditulis Ibid saja tetapi apabila dari halaman yang
tidak sama Ibid disertai dengan nomor halaman yang bersangkutan.
Contoh : 1).Lieberman, Hillier, Introduction to Operations Research,
McGraw-Hill , New York, 2005, hal,374.
2).
Ibid, hal. 375
3)
.Ibid, hal. 376
2. Op.Cit (Opera Citato) dan Loc.Cit (Loco Citato)
a).Op.Cit dan Loc.Cit digunakan apabila sumber yang bersangkutan telah
menjadi catatan kaki sebelumnya, tetapi telah disela oleh sumber lainnya. Hanya

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian104


perbedaannya, kalau Loc.Cit, halaman yang dikutip atau dipetik sama, sedangkan
Op.Cit, halamannya berbeda.
b).Apabila dalam bab yang bersangkutan terdapat beberapa buku dari
seseorang pengarang, maka untuk tidak membingungkan di samping nama
penulis disebut pula kata pertama dari judul buku yang dimaksud.
Contoh :
1)
. Lieberman, Hiller, Introduction to Operations Research, McGraw
Hill, New York, 2005, 376.
2)
. Taha, Hamdy A, Operations Research An Introduction, Pearson International
Edition, New York, 2005, hal.100.
3)
. Lieberman, loc.cit.

Daftar Istilah Penelitian

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian105


Abstrak. Bagian dari laporan penelitian yang memberikan informasi secara
ringkas mengenai; alasan peneliti melakukan penelitian, aspek-aspek masalah
yang diteliti, metode yang digunakan dan kesimpulan dari hasil penelitian.
Acak, random. Semata-mata berdasarkan peluang, tanpa pola tertentu.
Alfa, α. Lihat kasalahan tipe I.
Alokasi. Proses pemilhan subjek menjadi kelompok untuk pemberian intervensi.
Alokasi random. Lihat ransomisasi.
Approarch. Pendekatan, yaitu merupakan cara penggarapan objek studi
berdasarkan disiplin ilmu tertentu, seperti pendekatan psikologis dan
persuasif lain sebagainya.
Analisis. Merupakan kegiatan yang dilakukan pada saat pengumpulan data dan
setelah semua data terkumpul, dengan melacak, mengorganisasi, memilah,
mensintesis dan menelaah untuk mencari pola-pola (paterns),
diinterpretasikan atau disajikan makna fenomenanya.
Analysis factor. Metode statistik untuk meringkas informasi yang dihasilkan dari
proses pengukuran berupa konsep-konsep dalam jumlah banyak menjadi
sejumlah dimensi atau construct yang lebih kecil.
Analisis Univariat. Metode statistik deskriptif dan inferensial yang digunakan
untuk menganalisis data dari satu variabel penelitian. Lihat analisis bivariat.
Analisis Bivariat. Uji hipotesis antara dua variabel, yakni satu variabel bebas dan
satu variabel tergantung (tidak bebas). Sering disebut juga sebagai analisis
univariat, apabila hanya variabel bebasnya yang diperhitungkan. Metode
statistik deskriptif dan inferensial yang digunakan untuk menguji perbedaan
atau mengukur hubungan antara dua variabel penelitian.
Analisis Multivariat.Uji hipotesis terhadap banyak variabel bebas dengan satu
variabel tergantung. Metode statistik deskriptif dan inferensial yang
digunakan untuk menganalisis data dari tiga atau lebih variabel penelitian.
Analisis Data Sekunder. Telaah pendahuluan terhadap data sekunder yang
dikumpulkan untuk mengklarifikasikan masalah-masalah pada awal
persiapan penelitian.
Analisis Dependensi. Metode statistik multivariate yang menjelaskan dan
memprediksi variabel dependen berdasarkan dua atau lebih variabel
independen.
Analisis Deskriptif. Transformasi data kedalam bentuk yang mudah dipahami dan
diinterpretasikan, proses penyusunan, mengurutan, dan menipulasi data untuk
menyajikan informasi deskriptif.
Analisis Diskriminan. Metode statistik untuk menentukan kombinasi linear dari
variabel-variabel independen yang menunjukkan perbedaan rata-rata
kelompok untuk memprediksi pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian106


satu variabel dependen yang memiliki dua atau lebih katagori mutually
exclusive.
Analisis Regresi Berganda. Metode statistik yang digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen
dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam persamaan linear.
Analysis of Variance (Anova). Uji statistika untuk data numerik rata-rata pada 3
kelompok data atau lebih. Analisis untuk menguji pengaruh perlakuan
(treatment) pada satu variabel terhadap variabel dependen yang diukur
dengan skala interval atau rasio. Analisis untuk menguji perbedaan rata-rata
diantara tiga atau lebih kelompok dalam suatu variabel penelitian.
Bias. Prasangka atau berat sebelah, disebabkan peneliti terlalu masuk (going
native) atau sudah mengenal dalam objek penelitiannya, karena termasuk
“orang dalam”, sehingga temuannya banyak dipengaruhi oleh perasaan suka
atau tidak suka (like and dislike).
Bibliographic Databese. Text database yang memuat daftar referensi, antara lain
mengenmai :judul artikel, nama penulis, sumber publikasi, periode
penerbitan, volume edisi, dan nomor halaman.
Buku Harian. Buku yang dibuat setiap hari dalam bentuk tertulis dan isinya
diambil dari catatan lapangan. Dalam studi dokumen, buku harian merupakan
salah satu bagian dari dokumen pribadi, yang biasanya mengungkapkan
berbagai pengalaman, ungkapan perasaan, bahkan tanggapan-tanggapan
tentang peristiwa disekitar penulis.
Catatan (note). Penjelasan, referensi, atau komentar yang diletakkan di luar
tulisan dengan maksud untuk menunjukkan sumber informasi atau
memberikan tekanan pada penjelasan.
Catatan Akhir. Catatan yang diletakkan pada bagian akhir dari bab pembahasan
(endnotes).
Catatan Kaki. Catatan yang diletakkan pada bagian bawah dari badan tulisan,
gambar, ilustrasi atau tabel (footnote).
Catatan Kronologis. Merupakan catatan rinci dari lapangan yang didasarkan
pada urutan peristiwa dari waktu ke waktu.
Catatan Lapangan. Merupakan gambaran umum tentang peristiwa (event) yang
telah diamati atau diwawancarai oleh peneliti.
Check List. Daftar pengecekan, suatu daftar pertanyaan yang dibuat peneliti
untuk pengecekan apakah semua aspek informasi yang diperlukan telah
dicatat dengan baik.
Confirmability. Kriteria untuk menilai kualitas hasil penelitian dengan
penekanan pada pelacakan data dan informasi, serta interpretasi didukung
oleh materi yang ada dalam pelacakan audit. Dalam penelitian akan dianggap
objektif apabila dibenarkan atau dikonfirmasi oleh peneliti atau auditor.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian107


Credibility. Keepercayaan, yaitu kriteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari
data dan informasi yang dikumpulkan. Daalam istilah penelitian kuantitatif
disebut internal validity.
Construction. Peristiwa (event) yang telah terjadi pada masa sekarang tentang
orang, kejadian, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan,
kerisauan, dan sebagainya.
Content Analysis. Metode pengumpulan dan analisis data terhadap dokumen
untuk memperoleh kandungan informasi atau deskripsi kuantitatif dari isi
dokumentasi secara objektif dan sistematis.
Construct Validity. Kemampuan suatu instrumen untuk mengukur konsep-konsep
yang terkait dengan hipotesis penelitian yang dikembangkan dari teori.
Contrived Observation. Pengumpulan data melalui observasi yang
lingkungannya sengaja dibuat oleh peneliti dalam rangka untuk menguji
suatu hipotesis.
Creterion Related Validity. Pengukuran validitas penggunaan instrumen baru
dengan cara menguji korelasinya melalui instrumen ;ain yang memiliki
kriteria relevan (pengukuran construct yang sama).
Chi-square Test. Metode statistik untuk menguji signifikasi dalam analisis
distribusi frekuensi.
Cluster Analysis. Metode statistik yang digunakan untuk mengelompokkan
subjek atau objek penelitian dalam jumlah banyak menjadi kelompok-
kelompok dalam jumlah kecil bersifat mutually exclusive.
Conclusions. Bagian dari laporan penelitian yang memuat informasi mengenai
kesimpulan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan hasil dan pembahasan
analisis data.
Data. Jamak dari datum, data merupakan fakta, fenomena atau bahan-bahan
keterangan dalam suatu penelitian yang dikumpulkan oleh peneliti yang
kemudian diolah (diproses). Data biasanya dicatat dalam tulisan atau direkam
melalui tape cassete, video atau video tape recorder untuk pengambilan
gambar atau film. Meurut Cuba, data tidak saja sebagai apa yang diberikan
oleh alam, tetapi merupakan hasil interaksi antara peneliti dengan sumber
data.
Description Observation. Observasi yang bertujuan
mendeskripsikan ....................................................
Linear Structure Relationship (Lisrel). Metode statistik yang digunakan untuk
mengetahui hubungan sebab-akibat antara construct yang tidak dapat diukur
secara langsung yang pada umumnya berkaitan dengan sikap, perasaan, dan
motivasi. Melalui penggunaan model pengukuran dan persamaan struktural.
Mail Questionnaires. Teknik kuesioner yang dikirimkan kepada responden dan
dikumpulkan oleh peneliti melalaui kantor (surat) pos.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian108


Masalah Penelitian. (1) masalah-masalah yang terdapat pada lingkungan
operasional yang memerlukan solusi, (2) area tertentu dalam organisasi yang
memerlukan pembenahan atau perbaikan, (3) persoalan teoritis yang
memerlukan penelitian untuk menjelaskan (memprediksi) fenomena tertentu,
dan (4) pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban secara empiris.
Meaning. Makna merupakan pengungkapan asumsi-asumsi mengenai dinamika
kehidupan. Makna merupakan hal penting untuk diuangkap dalam suatu
penelitian kualitatif, dan melalui teknik penafsiran makna.
Median. Ukuran tendensi sentral yang dhitung berdasarkan nilai data yang
terletak ditengah-tengah (midpoint) dari suatu distribusi data yang tersusun
secara berurutan.
Matriks Korelasi. Bentuk laporan standar yang menyajikan hasil uji korelasi.
Metode Dialektis. Metode untuk menentukan masalah penelitian dengan
menerapkan teori atau metode alternatif sebagai usulan pengembangan teori
atau metode yang telah ada.
Metode Fenomenologi. Metode untuk menemukan masalah penelitian
berdasarkan hasil observasi terhadap fenomena-fenomena tertentu yang
memungkinkan dapat emengarahkan pada penyusunan hipotesis.

Varian. Ukuran variabilitas atau dispersi.


Verification. Pengecekan dan pengembangan informasi baik berupa konstruksi,
rekonstruksi maupun proyeksi yang telah diperoleh sebelumnya.
Wawancara Tatap Muka. Teknik wawancara melalui komunikasi secara langsung
antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan lisan kepada responden
yang menjawab pertanyaan tersebut.
Wawancara. Teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan
pertanyaan lisan kepada subjek penelitian, baik dilakukan melalui tatap muka
atau wawancara telepon.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian109


Daftar Pustaka

Cooper, D.R. and Schlinder, C.W. 2001, Business Research Method, 7 th.ed.,
McGraw Hill.
Soekanto, Soerjono.1986. Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas
Indonesia Jakarta.
Supranto, J. 1998. Metode Riset, Aplikasinya Dalam Pemasaran, Lembaga
Penerbit FE-UI Jakarta.
Umar, Husein.2000. Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, PT. Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Kountur, Ronny.2007. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,
Penerbit PPM Jakarta.
Sekaran, Uma.2000. Research Method for Business, A Skill Building Approach,
3rd edition, John Wiley&Sons.
Cooper, D.R. and Schlinder, C.W.2001. Business Research Method, 7th ed.,
McGraw Hill.

Ir. Budiady, MT Metode Penelitian 110

Anda mungkin juga menyukai