PENDAHULUAN
1. Pengertian Umum
Peran penelitian di suatu negara, atau di lembaga
pendidikan adalah sangat menentukan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi negara atau lembaga pendidikan
tersebut. Tetapi kenyataannya banyak hasil penelitian belum
diterapkan, atau belum digunakan sebagaimana tujuan dari
penelitian tersebut sehingga hasil penelitian yang dibuat dalam
laporan penelitian sekedar “penghias” lemari buku, atau tersimpan
di dalam lemari (mubazir).
Kapan suatu penelitian akan dimulai ?. Penelitian mulai
dilakukan apabila mempunyai permasalahan tetapi untuk
memecahkan masalah informasi (data) yang dimiliki belum
mencukupi. Dalam kegiatan penelitian maka informasi atau data
itu sangat penting. Penelitian yang dilakukan tergantung kepada
bidangnya sendiri, misalkan bidang ekonomi maka kita dapat
melakukan penelitian mengenai “pemasaran”, atau “produksi”,
atau bidang teknik industri maka kita dapat melakukan penelitian
mengenai “sistem produksi”, “ergonomi”, “kualitas”, dan
sebagainya.
Untuk memberikan pengetahuan dasar tentang ilmu
pengetahuan dan penelitian, serta menumbuhkan ketrampilan
dalam melaksanakan kegiatan penelitian maka dimulai dari
membuat perumusan masalah, melakukan studi
literatur/kepustakaan, pengumpulan dan pengolahan (analisis)
data, hingga untuk menyusun atau membuat laporan hasil
penelitian, atau membuat skripsi, tesis, dan disertasi (tulisan
ilmiah).
3. Metoda Ilmiah
Metoda ilmiah (Scientific method) merupakan suatu cara
untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang baru atau cara untuk
menjawab berbagai permasalahan penelitian yang dilakukan
dengan mengikuti kaidah-kaidah ilmiah.
Mengidentif
ikasi
masalah
Merumuska
n Masalah
(Hipotesis)
Menguji
Hipotesis
Membuat Gambar 1.
kesimpulan Langkah – langkah Metode Ilmiah
BAB 2
PENULISAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI
Penelitian Tesis
Disertasi
Tugas Akhir
Kesarjanaan
Desain
bangunan/
mesin/produk
Desain
Desain sistem
(perancangan)
Perencanaan
Gambar 2.
produksi/
Tugas akhir kesarjanaan
Strategi, dll.
Tabel 2
Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Dasar Perbedaan Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif
Jenis data Kuantitatif Kualitatif
Tentukan sample
untuk menguji
hipotensis
2. Landasan Teori
Tinjauan pustaka
Tinjauan studi
Kerangka konsep Perumusan hipotesis
Hipotesis
Definisi istilah
3. Metodologi
Metode penelitian Prosedur
Sampling pengujian hipotesis
Instrumentasi
Metode pengumpulan data
Teknik analisis data
4. Analisis dan interpretasi
5. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan Kesimpulan dan saran
Saran
*). Hanya dibuat pada saat membuat proposal penelitian
BAB 3
LATAR BELAKANG MASALAH
1. Pengantar
3. Manfaat Penelitian
Biasanya pada bab satu ada dua bagian yang mengutarakan tentang
manfaat penelitian. Untuk laporan akhir skripsi/tesis, bagian ini biasanya
tidak dimasukkan. Bagian ini hanya penting dimasukkan ketika membuat
proposal atau usulan penelitian. Pada proposal skripsi/tesis, manfaat
penelitian harus dimasukkan. Umumnya proposal ada tiga bab, yakni bab
pertama terdiri dari “Pendahuluan”, “Landasan Teori”, dan “Metodologi”.
Apabila sudah menjadi laporan akhir, “Manfaat Penelitian” sudah tidak
BAB 4
Susunan Laporan Penelitian
Kualitatif
1. Pengantar
Tabel 4
Susunan penulisan skripsi atau tesis untuk penelitian kualitatif
SUSUNAN SKRIPSI/TESIS METODE ILMIAH
1. Pendahuluan
Lata Belakang Masalah
Masalah Penelitian Indentifikasi masalah
Keterbatasan
Hipotesis
Perumusan Hipotesis
Definisi istilah
Kerangka Penulisan
2. Objek Penelitian
3. Prosedur
Jenis Penelitian
Peran Penelitian Prosedur
Metode Pengumpulan pengujuan
Prosedur Analisis Data hipotesis
Metode Verifikasi Data
4. Hasil Penelitian dan Hubungannya
dengan Teori dan Literatur.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan Kesimpulan dan Saran
Saran
1. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian kualitatif sedikit berbeda dengan
hipotesis pada penelitian kuantitatif. Hipotesis pada penelitian
kuantitatif berupa hipotesis statistik (statistical hyphotesis) di mana
pengujiannya dilakukan dengan statistik. Hipotesis diterima atau
ditolak tergantung dari hasil perhitungan statistik. Pada penelitian
kualitatif, hipotesisnya adalah hipotesis non-statistik (non-
statistical hyphotesis) dimana tidak membutuhkan pegujian.
Hipotesis pada penelitian kualitatif bersifat sementara dan
dapat berubah-ubah sewaktu pengumpulan dan analisis data.
Sedangkan hipotesis pada penelitian kuantitatif tidak dapat
berubah setelah ditetapkan dari awal. Itu sebabnya hipotesis pada
penelitian kualitatif dapat diletakkan di bab satu dan tidak perlu
ada teori yang mendukungnya. Mengapa demikian ?. Karena pada
umumnya penelitian kualitatif dilakukan apabila kurang atau tidak
ada teori yang mendukung penelitian tersebut. Jadi, yang
dilakukan adalah mencari tahu teori terlebih dahulu melalui
penelitian kualitatif. Karena tidak ada atau kurangnya teori yang
mendukung maka hipotesis ditetapkan lebih dahulu sebagai
penuntun dalam meneliti, tanpa didasarkan pada teori yang kuat
dan dapat berubah sesuai dengan hasil sementara pengumpulan,
serta analisis data. Ini yang bertentangan dengan penelitian
kuantitatif dimana hipotesis harus didasarkan atas teori yang kuat.
Pada penelitian kualitatif, hipotesis bisa dicantumkan atau
juga tidak dicantumkan. Ada dua alasan mengapa banyak
penelitian kualitatif tidak mencantumkan hipotesis pada laporan
2. Kerangka Penulisan
3. Objek Penelitian
Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah tidak dapat
digeneralisasi (membuat kesimpulan yang berlaku umum). Yang
dimaksud dengan tidak dapat digeneralisasi adalah bahwa hasil
penelitian kualitatif tidak bisa diberlakukan secara universal,
hasilnya hanya berlaku pada suatu lokasi, situasi tertentu, dan
keadaan tertentu saja.
Hasil penelitian suatu penelitian kualitatif hanya dapat
diberlakukan pada situasi dan keadaan yang sesuai dengan
situasi dan keadaan di mana penelitian yang serupa dilakukan. Itu
sebabnya sangat penting untuk menguraikan secara jelas situasi
dan keadaan dimana penelitian dilakukan sehingga orang bisa
mengetahui dengan jelas apakah situasinya sama dengan situasi
ketika penelitian dilakukan. Pada penelitian kuantitatif objek
penelitian tidak diperlukan karena hasil penelitiannya bisa
digeneralisasi tanpa harus menyesuaikan persis sama dengan
situasi atau keadaan saat mana penelitian dilakukan. Maka akan
keliru bila mengutarakan objek penelitian pada penelitian-
penelitian kuantitatif.
4. Prosedur Penelitian
Pada bab tentang prosedur, harus dijelaskan jenis penelitian
kualitatif yang dilakukan, peran peneliti, prosedur pengumpulan
BAB 5
PENGERTIAN PENELITIAN
2. Jenis-Jenis Penelitian
Mengetahui jenis-jenis penelitian dapat membantu dalam
mendefinisikan masalah penelitian, karena dalam mendefinisikan
masalah penelitian maka jenis penelitian harus kelihatan. Dengan
membaca masalah penelitian, seseorang sudah dapat menduga
jenis penelitian yang akan atau sedang dilaksanakan.
Penelitian dapat dikatagorikan ke dalam beberapa jenis,
tergantung bagaimana melihatnya. Apabila dilihat dari segi tujuan
penelitian dilaksanakan, maka ada tiga jenis penelitian, yaitu :
1. Penelitian deskripsi,
2. Penelitian korelasi, dan
3. Penelitian eksperimen.
a. Penelitian Deskripsi
Penelitian deskripsi adalah jenis penelitian yang memberi
gambaran atau uraian atas suatu keadaan secara jernih tanpa
adanya perlakuan terhadap yang diteliti.
Jenis penelitian deskripsi biasanya dilakukan terhadap satu
variabel. Sekurang-kurangnya satu variabel yang diteliti dengan
mencoba menguraikannya serinci mungkin sesuai dengan
masalah penelitian yang diinginkan. Penelitian deskripsi dapat
melibatkan lebih dari satu variabel, namun diuraikan satu per satu.
Salah satu ciri yang merupakan keterbatasan penelitian ialah
tidak dapat menganalisis bagaimana satu variabel berhubungan
dengan variabel lainnya, atau bagaimana satu variabel
dipengaruhi variabel lainnya.
b. Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi adalah penelitian yang mencoba melihat
hubungan antara beberapa variabel sebagaimana adanya tanpa
perlakuan. Melihat apakah mungkin perubahan satu variabel
berhubungan dengan perubahan variabel lainnya.
Gambar 5.
Hubungan antara variabel prediksi dan variabel kriteria.
c. Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat memberikan penjelasan
“alasan mengapa”. Hubungan sebab akibat bisa diketahui karena
peneliti dimungkinkan untuk melakukan perlakuan terhadap objek
penelitian.
Sekurang-kurangnya ada tiga jenis variabel pada penelitian
eksprimen, yaitu :
1. Variabel independen. Variabel ini menyebabkan perubahan
pada variabel dependen. Perlakuan pada penelitian
Variabel Variabel
independen dependen
Variabel confounding
c. Kelemahan Empirisme
Fakta yang terlihat secara empiris, perlu ditafsirkan agar
mempunyai arti, dan fakta yang sama bisa ditafsirkan menurut
cara yang berbeda.
4. Judul Penelitian
Setelah memilih masalah penelitian yang akan diteliti, tentu
setelah dievaluasi dengan baik, langkah berikutnya adalah
merumuskan judul penelitian.
Dalam merumuskan judul penelitian, ada empat aspek yang
perlu dipertimbangkan :
1. Masalah penelitian,
2. Jenis penelitian,
3. Variabel yang akan diteliti, dan
Contoh 2
Judul Penelitian (populasi bersifat universal)
UANG SAKU DAN HUBUNGANNYA DENGAN RAUT MUKA
MAHASISWA
Contoh 3
Masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk tujuan :
“Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara uang saku dan raut
muka mahasiswa di Universitas Pancasila.”
2. Sub-Masalah Penelitian
Sub-masalah adalah uraian dari masalah utama penelitian.
Cara yang terbaik untuk merumuskan sub-masalah
adalah dalam bentuk pertanyaan sehingga terkadang yang
dimaksud dengan sub-masalah adalah pertanyaan-pertanyaan
penelitian
Contoh 4
Pertanyaan penelitian (sub-masalah) :
1. Bagaimana profil mahasiswa yang diteliti dari segi jumlah uang saku yang
diterima, raut muka, jenis kelamin, dan asal daerah ?,
2. Apakah mahasiswa dengan raut muka :
Marah,
Gembira, atau
Sedih.
Ini berhubungan dengan jumlah uang saku yang mereka peroleh ?.
1. Pengantar
Kesimpula
n
Gambar 7. Identifikasi Masalah
b. Telaah Teoritis
Telaah teoritis yag merupakan kajian, kerangka atau landasan
teoritis adalah tahapan-tahapan dalam proses penelitian (riset),
bertujuan untuk penyusunan kerangka teoritis sebagai dasar
untuk menjawab permasalahan dalam penelitian. Termasuk
mengembangkan dan menguji hipotesis melalui proses
pengujian fakta yang merupakan pengembangan ilmu dan teori
dengan menggunakan, misalnya pendekatan deduktif atau
induktif.
Contoh 6
Masalah sehari-hari.
“Tidak punya uang”
Menjadi masalah penelitian.
“Apa ciri-ciri orang yang tidak punya uang ?”
Contoh 8
Sub-topik dari topic umum “tidak punya uang”, di antaranya :
Ciri-ciri seseorang yang kekurangan uang
Sebab-sebab kekurangan uang
Proses seseorang menjadi tidak punya uang (miskin)
Kekurangan uang dan hubungannya dengan raut muka
seseorang
Contoh 9
Sub-topik yang dipilih :
Kekurangan uang dan hubungannya dengan raut muka
seseorang
Langkah 4 : Evaluasi
Pilihan yang sudah dibuat perlu dievaluasi kembali, apakah
pilihan tersebut adalah pilihan yang sudah dibuat dengan benar.
Masalah penelitian yang baik memiliki sekurang-kurangnya lima
karakteristik. Untuk mengevaluasi masalah penelitian yang dipilih,
berdasarkan lima karakteristik adalah berikut :
1). Menarik. Sangat penting bahwa topik yang dipilih itu menarik
bagi anda. Jika topic tersebut menarik, maka Anda akan
termotivasi untuk melakukan penelitian dan diharapkan dapat
menghasilkan penelitian yang terbaik.
2). Bermanfaat. Suatu penelitian diharapkan dapat memberikan
manfaat yang berarti, terutama terhadap ilmu pengetahuan,
peningkatan kesejahtraan manusia, dan memperbaiki cara-
cara manusia melakukan sesuatu. Penelitian yang tidak dapat
memberikan manfaat yang berarti tidak layak untuk dilakukan.
3). Hal yang baru. Penelitian diharapkan dapat menghasilkan
sesuatu yang baru, apakah itu sama sekali baru atau
memperbaiki apa yang sudah ada. Penelitian yang sudah
dapat dipastikan hasilnya karena merupakan sesuatu yang
lazim dan tidak ada hal yang baru yang diharapkan, sebaiknya
tidak perlu dilaksanakan.
4). Dapat dilaksanakan. Sangat penting untuk memastikan
bahwa penelitian akan dilakukan terhadap masalah yang
dipilih akan benar dapat dilaksanakan.
3. Batasan Permasalahan
Beberapa kualifikasi umum harus dipenuhi untuk seorang
peneliti. Peneliti harus mempunyai motivasi dan keuletan, tertarik
pada permasalahan yang akan diteliti, mempunyai naluri
intelektual yang ingin tahu, mampu memilah dan mengevaluasi
penelitian yang berkaitan dengan penelitiannya, dapat menalar
secara logis, menulis ide secara tajam, mempunyai sifat : teliti,
sabar dan tabah. Suatu permasalahan penelitian tertentu cocok
untuk seseorang, tetapi belum tentu cocok untuk orang lain,
karena kemampuan dan ketrampilannya berbeda.
Batasan permasalahan penelitian meliputi beberapa aspek,
yaitu rumusan dari : judul, tujuan, hipotesis, asumsi dasar, dan
ruang lingkup penelitian, serta definisi terminology yang digunakan
dalam penelitian.
4. Judul Penelitian
Judul penelitian harus menunjukkan lingkup penelitian, dan
sepenuhnya menyatakan subjek utama penelitian yang sebenarnya.
Pertama tulisan judul dalam bentuk menyeluruh, luas, banyak
terminology, termasuk seluruh isi penelitian dengan pemilihan kata-kata
yang tepat dan pendek. Setelah itu ditinjau lagi. Kata-kata yang tidak
diperlukan dan mubazir sebaiknya dihilangkan, kemudian diedit lagi, dan
terakhir ditinjau lagi apakah judul sudah jelas dan menarik.
Untuk mencegah agar judul tidak terlalu panjang, apabila
diperlukan dibuat sub-judul, tanpa kehilangan kesatuan pengertian
judul.
Kata-kata seperti : “Studi tentang …….”, dalam awal judul hanya
akan memperpanjang judul dan kurang perlu. Kata-kata semacam
itu tidak menambah kejelasan atau makna judul. Tetapi kata-kata
awal pada judul semacam “Studi laboratoris ………..”. Jika sulit
merumuskan judul penelitian, rumuskan terlebih dahulu tujuan
5. Tujuan Penelitian
Ada penelitian yang hanya memerlukan satu tujuan umum,
dan ada juga yang mempunyai beberapa tujuan yang sesuai
dengan sub-permasalahan. Tujuan penelitian harus dinyatakan
dengan jelas, terang dan singkat sehingga akan dapat
memberikan arah penelitiannya.
Jika peneliti menghadapi kesulitan dalam merumuskan tujuan
penelitian, maka itu pertanda bahwa ide permasalahan penelitian
yang akan dipecahkan belum dikuasai dengan baik.
Lebih baik tujuan penelitian dirumuskan menjadi beberapa
tujuan penelitian yang secara keseluruhan merupakan tujuan
umum penelitian tersebut.
Tujuan penelitian dirumuskan dalam kalimat pertanyaan yang
konkret dan jelas tentang apa yang akan diuji, dikonfirmasi,
dibandingkan, dikorelasikan, dalam penelitian tersebut.
6. Hipotesis Penelitian
Bahwa peneliti sebenarnya “tahu” atau telah punya dugaan
tentang jawaban dari permasalahan penelitiannya. Hipotesis
adalah dugaan peneliti tentang hasil yang akan didapat. Dugaan
ini dapat diterima jika ada cukup data untuk membuktikannya. Jika
BAB 8
LAPORAN PENELITIAN
1. Pengantar
Laporan penelitian adalah informasi yang disampaikan
secara tertulis atau lisan dengan tujuan untuk mengkomunikasikan
kesimpulan dari hasil atau temuan penelitian, dan rekomendasi
3. Abstrak (Abstract
Nama lain dari abstrak yang sering digunakan dalam laporan
penelitian adalah sinopsis (synopsis) dan ringkasan atau intisari
(summary), dan sering juga ditulis sebagai sari karangan. Abstrak
merupakan bagian vital dalam laporan penelitian, karena bagian
pembukaan dari laporan penelitian ini memberikan informasi
secara ringkas mengenai alasan peneliti untuk melakukan
penelitian, aspek-aspek masalah yang diteliti, metode-metode
penelitian yang digunakan, dan kesimpulan hasil penelitian.
Menurut ANSI – 1979 (American National Standards
Istitute’s)- Abstrak adalah pernyataan secara singkat tetapi akurat
dari sisi suatu dokumen, tanpa menambah tafsiran atau kritik dan
tanpa membedakan untuk siapa abstrak tersebut dibuat.
Menurut ISO 214-1976 (International Standard Organization)
– Abstrak adalah uraian singkat tetapi akurat yang mewakili isi
dokumen, tanpa tambahan interpretasi atau kritik dan tanpa
melihat siapa pembuat abstrak tersebut.
Berdasarkan informasi yang disajikan pada abstrak, secara
kilas pembaca dapat memahami esensi penelitian yang
dilaporkan. Dengan kata lain, setelah membaca abstrak maka kita
ABSTRACT
Ir. Budiady,
Key wordsMT Metode Penelitian
: algorithm, program, inventory control, forecasting, 71
4. Catatab Kaki (Footnote)
Agresti, Alan, Catagorical Data Analysis., John Wiley and Sons., New
York., 1990.
Ibid.
Agresi, Alan., Analysis of Ordinal Catagorical Data., John Wiley, New
York, 1990.
Agung, Igusti Ngurah., Statistika: Penerapan Metode Analisis Untuk
Tabulasi Sempurna dan Tak Sempurna.,PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2003.
Agresti, Alan. Loc.cit.
Agung, Igusti Ngurah. Loc.cit.
BAB 10
KEPUSTAKAAN
BAB 9
TEKNIK, METODE, dan
TINGKAT PENGUKURAN
1. Teknik Pengukuran
BAB 10
SAMPLING
1. Pengatar
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, ada dua jenis data
yakni : data kualitatif dan data kuan titatif. Disebut data kualitatif karena
data tersebut tidak dapat dianalisis dengan teknik statistik. Sedangkan
data kualitatif dapat dianalisis dengan teknik statistik. Dengan kata lain,
ada dua metode yang dapat digunakan dalam analisis data :
a. dengan metode non statistik untuk data kualitatif, dan
b. dengan metode statistik untuk data kuantitatif.
b. Proses Prioritas
Apabila terdapat banyak sekali katagori, maka perlu dilakukan
prioritas mana katagori yang dapat ditampilkan dan mana yang tidak
perlu ditampilkan dan mana yang tidak perlu ditampilkan karena terlalu
banyak katagori akan menyulitkan dalam interpretasi.
3. Analisa Data
Setelah data disusun sedemikian rupa dalam tabel-tabel, ataupun
bentuk maka langkah berikutnya adalah melakukan analisis dan
menafsirkan hasil penemuan dari pengolahan data tersebut.
Analisa data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut :
Membandingkan dua hal atau dua nilai variabel untuk mengetahui
selisihnya atau rasionya kemudian diambil kesimpulannya,
Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil, agar dapat diketahui :
a). Komponen atau bagian mana yang lebih dominan,
b). Perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang
lainnya,
c). Perbandingan suatu bagian terhadap keseluruhan.
3. Memperkirakan atau menghitung besarnya pengaruh secara kuantitatif
dari perubahan suatu kejadian terhadap kejadian lainnya, serta
meramalkan kejadian lainnya. Kejadian-kejadian tersebut dapat
dinyatakan sebagai variabel.
Analisa yang dilakukan tergantung pada permasalahan dalam
penelitian sehingga dapat menggunakan analisa statistik atau analisa
lainnya seperti analisa Break Even Point (BEP), CPM dan lain-lain.
Tujuan Editing
Untuk memperbaiki kualitas data untuk pengolahan dan analisa
data lanjut. Editing dilakukan terhadap hal-hal sebagai berikut :
a). Lengkapnya pengisian
Kuesioner harus diisi lengkap. Setiap pertanyaan yang diajukan harus
ada jawabannya, sekalipun jawaban itu berbunyi “tidak tahu” atau
“tidak menjawab”. Jika ada isian yang kosong, tentunya petugas
wawancara lupa menanyakan pertanyaanj tersebut atau lupa
menulisnya.
b). Kejelasan tulisan
Coding
Setelah editing selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian
kode (coding) terhadap data. Kegiatan coding data bertujuan untuk
mengklasifikasi jawaban-jawaban pertanyaan ke dalam katagori-katagori
tertentu.
Pemberian kode kepada data, atau jawaban dari responden penting
artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer yang berfungsi
untuk :
a). Mempermudahkan dan mempercepat analisis,
b). Mempermudah penyimpanan data untuk hal ini disebabkan karena
mungkin data dapat diolah atau dianalisis berkali-kali sehingga
dengan data yang sama dapat dibuat beberapa laporan atau artikel.
Jadi dengan demikian yang dimaksud dengan coding adalah usaha
mengkalisifikasikan jawaban-jawaban responden menurut macamnya.
Klasifikasi itu dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban
tersebut dengan tanda kode tertentu.
Contoh 12 : Kuesioner
Nomor responden
I. Identitas responden
1. Usia :
2. Agama : 1. Islam
2 Sumur/pompa
Pendapatan tentang 3 PAM
2 8 pencemaran air bersih 17 1 Sengaja
Bentuk pencemaran 2 Tidak sengaja
3 Tidak ada pendapat
3 9 18 - 19 1 Limbah cair
2 Sampah
3 Gas/Debu
4 Bising
5 Bau
6 Bau dan bising 4,5
7 Bau dan limbah
cair 1,5
8 Bising dan limb ah
cair 1,4
9 Bising dan
sampah 2,4
10 Limbah cair dan
sampah 1,2
11 Dan lain-lain
Manipulasi Data
Setelah dilakukan pembersihan data, mungkin diperlukan manipulasi data
untuk memudahkan menafsirkan data atau hubungan antara variabel yang
disesuaikan dengan tujuan penelitian. Seperti telah dikemukakan pada bagian
terdahulu bahwa manipulasi data merupakan usaha mengubah data tersebut dari
bentuk awalnya menjadi suatu bentuk yang dapat dengan mudah memperlihatkan
hubungan-hubungan antara variabel. Dengan sendirinya usaha manipulasi data
ditentukan oleh apa yang menjadi tujuan penelitian.
Sangat
Tidak x -------------------------- x --------------------------x Sangat
setuju 1 2 3 4 5 setuju
Pengumpula Data
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara tergantung pada
iinstrumen yang digunakan dan sumber datanya.
Data dari suatu penelitian diperoleh dari bermacam-macam sumber, namun dapat
dikelompokkan ke dalam dua sumber utama, yaitu :
1. Sumber sekunder, disebut juga dengan data sekunder,
2. Sumber primer, disebut juga data primer.
Pengumpulan data dari sumber sekunder tidak membutuhkan instrumen,
sedangkan pengumpulan data dari sumber primer membutuhkan instrumen. Pada
gambar 1, ditunjukkan hubungan antara sumber data, instrumen, dan metoda
pengumpulan data
Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari hasil penelitian orang lain
yang dibuat untuk maksud yang berbeda . Data tersebut dapat berupa fakta, tabel,
gambar, grafik, dan lain-lain. Walaupun data tersebut diperoleh dari hasil
Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber
utamanya. Misalnya, penelitian yang ingin mengetahui persepsi konsemen
terhadap suatu produk tertentu. Di sini, sumber utama adalah dari konsumen.
Data yang diperoleh langsung dar konsumen adalah merupakan data primer.
Oleh karena tidak semua informasi dapat diperoleh dari data sekunder
maka jika tidak tersedia informasi data sekunder diperlukan usaha untuk
memperolehnya dari sumber utama yang juga merupakan data primer.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan jika ingin mengambil data
primer, diantaranya :
1. Apakah cukup waktu dan dana untuk memperoleh data primer. Jika ternyata
ada cukup waktu dan dana , maka yang perlu diketahui adalah,
2. Di mana saja data primer tersebut diperoleh,
3. Bagaimana cara memperoleh data primer tersebut.
Sekarang timbul pertanyaan bagaimana caranya mengumpul data primer ?. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh data primer diantaranya
melalui :
1. Wawancara,
2. Obserbasi,
3. Kuesioner.
Cara mana yang akan dipakai tergantung pada instrumen yang akan
digunakan, informasi aapa yang akan diperoleh, waktu dan ana yang tersedia,
serta tenaga peneliti yang akan melakukannya. Apabila instrumen yang
digunakan adalah peneliti maka inormasi yang akan dicari adalah informasi
kualitatif dengan cara wawancara atau observasi menjadi pilihan yang terbaik.
Namun, jika informasi yang akan dicari adalah informasi kuantitatif maka
kuesioner yang paling baik digunakan. Jika informasi harus diperoleh dari
banyak orang sedangkan waktu yang tersedia terbatas maka menggunakan
kuesioner akan lebih efektif.
Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
bertanya dan mendengarkan jawaban langsung dari sumber utama data. Peneliti
merupakan pewawancara dan sumber data adalah orang yang diwawacari.
Ada beberapa jenis wawancara :
1. Wawancara terstruktur, atau
2. Wawancara yang tidak terstruktur.
Dalam wawancara terstrukur pewawancara meniapkan daftar pertanyaan
sebelum wawancara dilakukan dan pertanyaan didasarkan atas pertanyaan-
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.
Wawancara tidak terstruktur dikenal pula dengan istilah wawancara tidak
resmi (informal interview). Disini pewawancara dan mereka yang diwawancara
berbicara dengan santai dan pertanyaan bisa muncul ketika sedang dalam
pembicaraan. Tidak ada daftar pertanyaan yang harus diikuti dengan ketat.
Kuesioner
Data dapat dikumpulkan dengan cara memberikan atau penyebaran
kuesioner. Kuesioner adalah pertanyaan tertulis yang diberikan kepada
responden untuk dijawab. Responden dapat memberikan jawaban dengan
memberi tanda pilih pada sala satu atau beberapa jawaban yang telah disediakan,
atau dengan menulis jawabannya.
Ada dua macam bentuk kuesioner :
1. Kuesioner yang digunakan untuk mencari informasi dari variabel yang tidak
laten (non latent variable). Variabel non latent aalah variabel yan langsung
dapat diukur. Misalnya, usia, jenis kelamin, dan lain-lain. Kuesioner seperti
ini sering dikenal sebagai formulir.
2. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel laten (latent variable).
Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diketahui secara langsung
tetapi melalui variabel lain yang bisa langsung diketahui. Untuk mengetahui
keberadaan variabel ini maka dibuat kuesioner untuk mengukur
keberadaannnya. Misalnya, variabel motivasi. Kita ingin bisa langsung
mengatakan “ “Berapa bsa motivasi anda?”. Yang bisa dilakkan adala
membeikan beberapa pertanyaan yang mengindikasikan keberadaan motivasi
seseorang.
Analisis Data
Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Disebut
kualitatif karena data tersebut tidak dapat dianalisis dengan teknik statistik.
Sedangkan data dikatakan kuantitatif karena dapat dianalisis dengan teknik
statistik. Dengan kata lain, ada dua metode yang dapat digunakan dalam analisis
data :
1. Dengan metoda non statistik untuk data kualitatif,
2. Dengan metode statistik untuk data kuantitatif.
Tabel 1
Distribusi frekuensi sederhana untuk data dengan skala nominal
JENIS HEWAN FREKUENSI PERSENTASI (%)
Kambing 100 50
Sapi 60 30
Kerbau 40 20
Total 200 100
Apabila datanya dalam bentuk interval seperti tinggi badan (dalam Cm), tabelnya
akan sedikit berbeda. Dimana pada kolom pertama berisi nilai dan bukan
katagori seperti pada tabel untuk data nominal. Misalnya, penelitian dlakukan
dan diperoleh dari 50 orang yang diteliti ternyata 25 orang memiliki tinggi badan
170 cm, 10 orang memilik tinggi badan 160 cm, dan 15 orang memiliki tinggi
badan 150 cm, maka frekuensi distrubisinya akan kelihatan seperti pada tabel 2.
Tabel 2
Distrubisi frekuensi sederhana untuk data dengan skala interval
TINGGI (cm) FREKUENSI PERSENTASI (%)
170 25 50
160 10 20
150 15 30
Total 50 100
Tabel 3
Distribusi Frekuansi Kelompok
TINGGI (cm) FREKUENSI PERSENTASI (%)
151 – 160 50 50
161 – 170 20 30
171 - 180 30 20
Total 100 100
Contoh :
Teknik Industri adalah ilmu yang mempelajari ........1)
Cooper, D.R. and Schlinder, C.W. 2001, Business Research Method, 7 th.ed.,
McGraw Hill.
Soekanto, Soerjono.1986. Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas
Indonesia Jakarta.
Supranto, J. 1998. Metode Riset, Aplikasinya Dalam Pemasaran, Lembaga
Penerbit FE-UI Jakarta.
Umar, Husein.2000. Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, PT. Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Kountur, Ronny.2007. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis,
Penerbit PPM Jakarta.
Sekaran, Uma.2000. Research Method for Business, A Skill Building Approach,
3rd edition, John Wiley&Sons.
Cooper, D.R. and Schlinder, C.W.2001. Business Research Method, 7th ed.,
McGraw Hill.