Anda di halaman 1dari 39

KASUS 1 BIOETIK

KELOMPOK 8
ANGGOTA KELOMPOK

 Annisa himatul ulya 030150028


 Ayu annisa saputri 03015038
 Indira dewi widiawati 03015088
 Maria suryani magung 030150108
 Niar chairun nissa 03015138
 Sekarningrum damayanti 03015178
 Sophie fatimah alatas 03015188
 Zayyan misykati razdiq 03015198
 Ratih wahyu pertiwi 03015160
 Nazamta
KASUS

“Seorang isteri yang sulit hamil”


Pak Saleh, 42 tahun dan ibu ani, 37 tahun, sudah meikah selama 15 tahun. Pada tahun pertama
pernikahannya, ibu Ani hamil dan melahirka seorang anak laki-laki, namu aak tersbut menderita banyak
kelainan fisik sejak lahir, shingga meninggal dunia pada umur satu bulan. Sejak itu, ibu Ani tidak pernah hamil
lagi. Dokter kandungan menemukan adanya endometrosis pada ibu Ani. Sementara pak Saleh, hasil analisis
spermanya dinyatakan baik. Pak Saleh dan Ibu Ani sangat ingin punya anak. Program “Bayi Tabung” pernah
dicoba, namun tidak berhasil akibat endometriosis yang diderita ibu Ani cukup parah.
Pernah terpikir oleh pak saleh untuk “menyewa rahim” wanita lain, namun kesulitan menemukan
perempuan yang mau menyewakan rahimnya dan juga ksulitan masalah hukum di indonesia. Ada teman pak
Saleh yang meganjurkan pak Saleh untuk cari istri kedua yang sehat kandungannya, namun inipun terbentur
dengan keyakinan ak saleh yang tidak memperbolehkan cerai hidup dan poligami. Ide untuk adopsi anak
pernah terpikir pak saleh, namun ibu ani tidak setuju karena kuatir tidak mampu megurus anak adopsi dengan
sepenuh hati dan juga kuatir kemungkinan muncul masalah hukum di kemudian hari.
KLARIFIKASI ISTILAH

 Endometriosis : suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang masih berfungsi


terdapat di luar kavum uteri
 Analisis sperma : suatu pemeriksaan yang penting untuk menilai fungsi organ reproduksi
pria
 Bayi tabung atau in vitro fertilization : proses pembuahan sel telur dan sperma diluar tubuh
ibu
 Sewa rahim atau Surragate mother : proses penanaman ovum seseorang wanita yang
subur beserta sperma suaminya yang sah ke dalam rahim wanita lain
 Poligami : sistem perkawinan yang salah 1 pihak memiliki atau mengawini beberapa
lawan jenisnya
 Adopsi anak : mengambil atau mengasuh anak ke dalam suatu keluarga yang usianya
dibawah 18 tahun dimana anak tersebut yang terlantar atau ditelantaran dan
membutuhkan perlindungan khusus
IDENTIFIKASI MASALAH

 Saleh (42) dan Ani (37) pasangan suami istri menikah selama 15 thn
 Melahirkan anak laki laki yang meninggal umur 1 bulan karena kelainan fisik sejak lahir
 Ani menderita endometriosis
 Analisis sperma Saleh normal
 Mencoba bayi tabung tetapi gagal karena endometritris yang cukup parah
 Ingin sewa rahim sulit karena tidak ada pendonor
 Terpikir untuk poligami tetapi menentang keyakinan dan agama Saleh
 Ingin adopsi anak tetapi takut tidak mengurus sepenuh hati dan masalah hukum
Analisis sperma
Saleh 42 thn Ani 37 thn endometriosis
normal

- Syarat sah
Menikah 15 pernikahan
tahun - Tujuan
pernikahan

Kelainan fisik Anak pertama


sejak lahir meninggal

Usaha
mempunyai anak Dampak (+) & (-) Syarat

Bayi tabung Sewa rahim poligami Adopsi anak

gagal
Aspek hukum, agama, etika
LEARNING OBJECTIVE

 Mengetahui syarat sah pernikahan secara hukum


 Mengetahui tujuan pernikahan secara hokum
 Mengetahui aspek hukum, agama, etika tentang bayi tabung
 Mengetahui aspek hukum, agama, etika tentang sewa Rahim
 Mengetahui aspek hukum, agama, etika tentang poligami
 Mengetahui aspek hukum, agama, etika tentang adopsi anak
 Mengetahui syarat adopsi anak
 Mengetahui solusi dan pencegahan kasus
TUJUAN PERNIKAHAN

 Aspek Hukum
 UU pasal 1 tahun 1974
“Ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk membentuk rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa”

 Aspek Agama
 Islam : ibadah, menghindari fitnah, mendapat keturunan
 Katholik : kesejahteraan suami istri, terarah pada prokreasi dan edukasi
 Kristen : propagasi, kesatuan, kesenangan
 Budha : membentuk suatu keluarga yang diberikati Tuhan
 Hindu : kesejahteraan pernikahan & mendapat keturunan
SYARAT SAH PERKAWINAN

 Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua belah pihak (Pasal 6 ayat 1 UU
perkawinan)
 Harus mendapatkan izin dari kedua orangtua, bila masing-masing belum berusia 21 tahun
(Pasal 6 ayat 2 UU Perkawian)
 Bagi pria harus berusia 19 tahun dan wanita 16 taun, kecuali ada dispensasi yang diberikan
oleh pengadilan yag ditunjuk oleh orangtua kedua belah pihak ( Pasal 7 ayat 1 dan 2 UU
Perkawinan)
 Bahwa kedua belah pihak tidak dalam keadaan kawin, keuali bagi mereka yang agamanya
mengizinkan untuk berpoligami (Pasal 9 Jo. Pasal 3 ayat 2 dan Pasal 4 UU perkawinan )
 Bagi seorang wanita yang akan melakukan perkawinan untuk kedua kali dan seterusnya, UU
mensyaratkan setelah lewatnya masa tunggu, sekurang-kurangnya 90 hari bagi yang putus
perkawinannya karena perceraian, 130 hari bagi yang suaminya meninggal ( Pasal 10 dan 11
UU perkawinan )
Bayi Tabung
Bayi Tabung Aspek Hukum

- DARI ASPEK HUKUM


 Pasal 16 UU No. 23 Tahun 1992 menyatakan:
1. Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami istri mendapatkan keturunan
2. Hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:
a. Hasil pembuahan sperma&ovum dari suami istri yang bersangkutan, ditanamkan dalam
rahim istri dari mana ovum berasal.
b. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
c. Pada sarana kesehatan tertentu.
Bayi Tabung Aspek Agama

 Islam  Membolehkan, karena termasuk ikhtiar/ usaha asalkan sperma dan ovum dari
pasangan yang sah
 Katholik  tidak menyetujui, karena sudah melampaui kuasa Tuhan yang sudah
menciptakan manusia
 Kristen  Membolehkan, asalkan dalam konteks yang melaksanakan adalah pasangan
suami isteri yang diberkati atau dinikahi
 Buddha  Membolehkan, asalkan dilakukan tanpa paksaan dan secara sukarela
 Hindu  tidak menyetujui, karena sudah melanggar kewajaran ketentuan Tuhan untuk
menciptakan manusia
Bayi Tabung Aspek Etika

 Program bayi tabung pada dasarnya tidak sesuai dengan budaya dan tradisi ketimuran
kita. Sebagian agamawan menolak adanya fertilisasi in vitro pada manusia, sebab
mereka berasumsi bahwa kegiatan tersebut termasuk Intervensi terhadap “karya Illahi”
 Di Indonesia sendiri bila dipandang dari segi etika, pembuatan bayi tabung tidak
melanggar, tapi dengan syarat sperma dan ovum berasal dari pasangan yang
sah. Jangan sampai sperma berasal dari bank sperma, atau ovum dari pendonor.
SEWA RAHIM
Sewa Rahim (Surrogate
Mother)

Aspek Hukum:
UU No. 36 tahun 2009 ttg kesehatan. Pasal 127: Upaya kehamilan diluar cara alamiah hanya
dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan “Hasil pembuahan
sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari
mana ovum berasal”
UU RI No. 23 tahun 1992 ttg kesehatan pasal 16 “Kehamilan di luar cara alami dapat
dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri mendapat keturunan,
tetapi upaya kehamilan tersebut hanya dapat dilakukan pasangan suami istri yang sah”
UU No. 1 tahun 1974 pasal 42 “Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau
sebagai akibat perkawinan yang sah”. Jika embrio diimplantasikan ke dalam rahim wanita
lain yang bersuami maka anak yang dilahirkan merupakan anak yang sah dari pasangan
yang hamil tersebut.
Aspek Agama
Agama Islam, Katolik, Kristen, dan Hindu: Tidak diperbolehkan untuk sewa rahim
Buddha: diperbolehkan asalkan dilakukan dengan sukarela tanpa paksaan.

Aspek Etika
Di Indonesia tidak memperbolehkan. Tapi sebagian negara ada yang memperbolehkan
dan ada yang tidak.
POLIGAMI
POLIGAMI

 Aspek hukum :
UU no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan
Azas perkawinan adalah monogami, dan poligami diperbolehkan dengan alasan, syarat, dan prosedur
tertentu tidak bertentangan dengan ajaran agama

Pasal 4 UU no. 1 tahun 1974 tentang perkawinan


Dalam hal seorang suami akan beristeri lebih dari seorang maka ia wajib mengajukan permohonan kepada
pengadilan di daerah tempat tinggalnya
Pasal ini hanya memberi izin dengan ketentuan :
- Isteri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri
- Isteri mendapatcacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan
- Isteri tidak dapat melahirkan keturunan
Pasal 5 UU no,1 tahun 1974 tentang perkawinan
syarat mengajukan permohonan poligami ke pengadilan :
- Adanya persetujuan dari isteri/isteri-isteri
- Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup isteri-isteri dan anak-
anak mereka
- Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-anak
mereka
Syarat tersebut diatas tidak diperlukan bagi seorang suami apabila isteri/isteri-isterinya tidak
mungkin diminta persetujuannya dan tidak dapat menjadi pihak dalam perjanjian, atau
apabila tidak ada kabar dari isterinya selama sekurang-kurangnya 2 tahun, atau karena
sebab-sebab lainnya yang perlu mendapat penilaian dari Hakim Pengadilan
Aspek Agama Aspek Etika
 Islam :  Harus mendapat izin dari istri
diperbolehkan pertama
 Katolik :  Mencakup keadilan
tidak diperbolehkan ( monogami )  Di negara maju poligami ditentang
 Kristen : terutama oleh penganut feminisme
tidak diperbolehkan (monogami )
karena menganggap poligami
menginjak hak wanita
 Hindu:
menghindari/ max. 4 istri dengan ketentuan
tertentu
 Budha :
tidak melarang dan tidak menganjurkan
Dampak positif dan negatif
monogami dan poligami
Monogami
Dampak positif monogami

 Terhindar dari penyakit menular seksual


 Keluarga lebih harmonis
 Dapat bersikap adil
 Lebih mengenal keluarga
 Kasih sayang
Poligami
Dampak positif poligami

 Menambahkan hubungan antara keluarga dengan ikatan yang dibuat


 Kehormatan wanita akan terjaga
 Mencegah berlakunya perzinaan terutamanya kaum lelaki yang akan menyalurkankeinginan
nafsunya ke tempat yang haram
 Mencegah perceraian bila terdapat isteri-isteri yang tidak dapat melahirkan anak
 Menambahkan keturunan-keturunan
Dampak negatif poligami

 Timbulnya rasa dengki dan permusuhan di antara para istri. Perasaan ini biasanya timbul
karena suami lebih mencintai satu istri dbandingkan dengan istri yang lain atau karena kurang
adanya keadilan. Akan tetapi hal ini jarang terjadi apabila suami dan istri mengerti mengenai
hak dan kewajibannya.
 Perasaan di atas juga biasanya terwarisi kepada anak-anak dari masing-masing istri sehingga
tidak mempunyai rasa persaudaraan.
 Dampak ekonomi
 Dampak psikologis istri
Syarat Mengadopsi Anak
(Pasal 12&13 Peraturan Pemerintah RI No. 54 tahun 2007)

Untuk orangtua Untuk anak

 Sehat Jasmani dan Rohani,  Usia <18 tahun (<6 tahun merupakan prioritas
 Minimal usia 30 tahun, maksimal 55 tahun, utama),

 Beragama yang sama dengan anaknya,  Anak terlantar / ditelantarkan

 Berkelakuan baik dan tidak pernah dihukum,  Berada didalam asuhan keluarga atau dalam
lembaga pengasuhan anak
 Menikah minimal 5 tahun,
 Tidak merupakan pasangan sejenis,
 Belum mempunyai anak atau hanya mempunyai 1,
 Mampu secara ekonomi dan sosial
Aspek Hukum

1. Aspek Hukum
 Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No. 6 Tahun 1983 yang mengatur tentang
pengangkatan anak dengan cara mengajukan permohonan pengesahan.
 Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak
Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga,
orangtua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan,
pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orangtua
angkatnya berdasarkan keputusan atau penetapan pengadilan.
Aspek Agama

Kristen
Islam Katolik Hindu Budha
Protestan

-boleh tetapi tidak -boleh - boleh - boleh - boleh


mempunyai ( dalam Kitab
hubungan muhrim - seagama Hukum - seagama - seagama
Kanonik 1983
-boleh tetapi tidak Kan 110 )
memutuskan
hubungan dengan
orangtua kandung

-Seagama
Aspek Agama

1. Menurut Islam
berdasarkan Q.S Al-Ahzab: 4-5 dapat diambil kesimpulan:
Hubungan anak angkat dengan orangtua angkat dan keluarganya tetap seperti sebelum
diadopsi yang tidak mempengaruhi kemahraman dan kewarisan baik anak angkat itu
diambil dari kerabat dekat maupun orang lain.
2. Menurut Kristen Protestan
“Dalam kasih ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi
anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya” (Ef 1:5)
Adopsi adalah sesuatu yang baik dalam Alkitab, baik yang mengadopsi maupun yang
diadopsi mendapatkan berkat yang luar biasa.
3. Menurut katolik
Dalam kitab hukum kanonik dikatakan “Anak yang diadopsi menurut
hukum norma sipil, dianggap sebagai anak dari orang atau orang-orang
yang mengadopsinya” (KHK 1983 kan 110 )
Tindakan mengadopsi menyebabkan adanya hubungan pertalian
hukum antara yang mengadopsi dan yang diadopsi dan seorang anak
yang diadopsi mempunyai hukum yang sama dengan anak kandung.
5. Menurut Hindu
Yang perlu dipahami dan diyakini adalah bahwa anak kandung maupun anak
angkat sesungguhnya mempunyai kedudukan yang sama dalam segala hal.
Hal ini tercermin dalam kekawin nitisastra bahwa yang bisa disebut anak
adalah anak kandung, anak yang lahir dari pendidikan kesucian, anak yang
ditolong jiwanya, anak yang dipelihara, diberi makan seumur hidup.
Aspek Etik

Tidak memutus hubungan anak dengan orangtua kandungnya


Hak waris → dari orangtua angkat maupun orangtua kandung
Tergantung kebudayaan setempat
Problem etis → kasih sayang dan perhatian orangtua asuh kepada
anak angkat tidak sepenuhnya
Dibolehkan → perlindungan, pemenuhan hak dan kesejerahteraan
anak
SOLUSI KASUS

 Terapi endometritis  terapi hormon & terapi bedah


 Berhasil sembuh  coba kembali bayi tabung
 Gagal  adposi anak
PENCEGAHAN KASUS

 Pemeriksaan pra- nikah  kesuburan dan hormonal


 Perjanjian / persetujuan pra nikah
- Perjanjian sebelum menikah apapun kemungkinan yang terjadi
akan selalu setia sampai mati
Daftar Pustaka:

 Peraturan Pemerintah RI. Pelaksanaan Pengangkatan Anak. 2007[cited 2015 July 29].
Available: kepri.kemenag.go.id/file/file/perpu/hjig1391671799.pdf.
 Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. 4thed. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo;2014.p.314-6.
 Mulyatno KC. Analisis Sperma [cited 2015 July 29]. Available:
www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/analisa%20sperma.pdf.

Anda mungkin juga menyukai