Anda di halaman 1dari 8

TUGAS I

TEKNIK PEMBUATAN AKTA KONTRAK DAN AKTA CATATAN SIPIL


PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM

DISUSUN OLEH :

MONICA RIZKIANA (17.C1.0103)

ARDELIA DEVINA ERLINDA (17.C1.0118)

ANISA FATRIANI (17.C1.0132)

MARIANA APRILIA S (17.C1.0148)

NABILLA IMAWATI (17.C1.0157)

WANDA SWANTINI (17.C1.0162)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG
URAIAN TUGAS
A. Permasalahan
Dalam kasus hukum dijelaskan bahwa P.T Trubus Hijau Abadi didirikan oleh-
dan merupakan satu-satunya pemilik atas seluruh saham yang telah
dikeluarkan perseroan, yaitu :
1. YAYASAN RAWA BENING ABADI, berkedudukan di Ambarawa
(berkantor di Jln.Mgr.Sugiyopranoto No.127); dan
2. Drs. TUKIMAN HADI ATMODJO,M.Si.Med., lahir di Muntilan
umur 68 (enam puluh delapan) tahun, pensiunan aparatur sipil
negara,bertempat tinggal di Jl.Osa Maliki No.77 Salatiga.

Menurut pendapat kelompok kami kalimat “didirikan oleh-dan merupakan


satu-satunya pemilik atas seluruh saham” bahasanya multitafsir. Alasannya,
karena kalimat tersebut bisa mengandung 2 pengertian yaitu :
1. Didirikan oleh Yayasan Rawa Bening Abadi dan Drs.Tukiman Hadi Atmodjo
2. Dalam kalimat tersebut menegaskan bahwa P.T Trubus Hijau Abadi
didirikan oleh Drs. Tukiman Hadi Atmodjo dan beliau merupakan satu-satunya
pemilik saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan. Hal ini juga ditegaskan
dalam data sementara yang tersedia bahwa pendiri yayasan rawa bening
abadi didirikan oleh Drs.Tukiman Hadi Atmodjo dan isterinya Ny. Ir. Janti
Wijayanti

Yayasan seolah sebagai pelengkap atas kepemilikan P.T Trubus Hijau Abadi.
Bila P.T Trubus Hijau Abadi dimiliki oleh 2 pendiri yaitu Yayasan dan Tukiman
dengan catatan Tukiman bukan pemilik Yayasan maka ia memenuhi Undang-
Undang PT dan secara hukum ia sah karena sesuai dengan ketentuan yang
ada di pasal 7 ayat (1) UU No. 40 Tahun 2007. Namun, apabila P.T Trubus
Hijau Abadi itu dimiliki oleh Yayasan dan Tukiman (pemilik yayasan) maka
secara hukum ia tidak dapat mendirikan PT.

Berdasarkan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang


Perseroan Terbatas, “Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih
dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia”. Menurut pendapat
kelompok kami P.T Trubus Hijau Abadi telah melanggar pasal ini mengingat
ia adalah satu-satunya pendiri P.T. Trubus Hijau Abadi.

Secara hukum PT tidak dapat dimiliki oleh suami isteri alasannya, antara
suami isteri memiliki harta bersama atau persatuan kekayaan selama tidak
diatur dalam perjanjian kawin (Pasal 1 jo pasal 31 ayat 3 UU Perkawinan
Nomor 1 Tahun 1974) tetapi suami isteri dapat memiliki atau mendirikan PT
dengan adanya perjanjian kawin terlebih dahulu.
Perlu kita ketahui bersama pengertian Yayasan berdasarkan pasal 1 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 yaitu “Badan hukum yang terdiri atas
kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukan untuk mencapai tujuan tertentu
dibidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai
anggota.” Dalam kasus ini Yayasan Rawa Bening berperan sebagai pendiri
PT, sedangkan tujuan pendirian PT adalah berbisnis dan mencari keuntungan
berbanding terbalik dengan tujuan yayasan, maka dari itu tujuan pendirian
yayasan ini telah menyalahi aturan .

Selain pelanggaran atas ketentuan dalam peraturan hukum tentang


perseroan terbatas (PT), terdapat juga kendala dalam jual beli lahan
perkebunan. Dimana terdapat pelanggaran terhadap ketetuan dalam Hukum
Agraria tentang lahan pertanian. Berdasarkan pasal 5 Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna dan Hak Pakai
atas Tanah menyebutkan bahwa luas minimum tanah yang dapat diberikan
dengan Hak Guna Usaha adalah lima hektar hal tersebut juga disebutkan
dalam pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
PT. Trubus Hijau Abadi yang memiliki lahan perkebunan kopi atas hak guna
usaha sebesar 5,9755 hektar tidak dapat dijual kepada perseorangan yaitu Ir.
Kuswooyo karena kepemilikan lahan yang luasnya melebihi 5 hektar hanya
diperbolehkan untuk badan hukum.

Menurut kelompok kami yang dapat dilakukan dalam kasus ini adalah lahan
perkebunan kopi milik PT Trubus Hijau Abadi tidak dapat di jual. Karena jika
Ir. Kuswooyo ingin membeli lahan perkebunan PT Trubus Hijau maka beliau
juga harus membeli PT Trubus Hijau Abadi pula dengan argumen yang kami
jelaskan diatas. Maka yang dapat diperjualbelikan oleh PT Trubus Hijau Abadi
kepada Ir. Kooswoyo adalah saham nya.
Apabila Ir. Kooswoyo ingin membeli saham maka ia harus memenuhi
ketentuan-ketentuan yang ada. Setelah Ir. kooswoyo memiliki hak atas saham
di P.T. Trubus Hijau Abadi ia dapat menghibahkan saham tersebut pada
anaknyam melalui akta pemberian hibah.
Ir. Kooswoyo dapat membeli saham sebesar 50% dan anaknya yang bernama
Mulyani Kooswoyo membeli saham sebesar 50% agar terpenuhinya
persyaratan dalam pasal 7 ayat (5) Undang-Undang No. 40 tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas. Setelah itu Ir. Kooswoyo dapat membuat akta
hibah atas saham yang ia miliki di PT. Trubus Hijau Abadi kepada anaknya
Mulyani Kooswoyo.
Apabila ingin dilakukan jual-beli saham harus melalui beberapa prosedur,
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas yaitu :
Pasal 56 :
(1) Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak

(2) Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau
salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan

(3) Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham, tanggal, dan hari
pemindahan hak tersebut dalam daftar pemegang saham atau daftar khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) dan
memberitahukan perubahan susunan pemegang saham kepada Menteri
untuk dicatat dalam daftar Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal pencatatan pemindahan hak.

(4) Dalam hal pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) belum
dilakukan, Menteri menolak permohonan persetujuan atau pemberitahuan
yang dilaksanakan berdasarkan susunan dan nama pemegang saham yang
belum diberitahukan tersebut.

(5) Ketentuan mengenai tata cara pemindahan hak atas saham yang
diperdagangkan di pasar modal diatur dalam peraturan perundang-undangan
di bidang pasar modal.

Pasal 57 :
(1) Dalam anggaran dasar dapat diatur persyaratan mengenai pemindahan
hak atas saham, yaitu:
a. keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan
klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;
b. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Organ Perseroan;
dan/atau
c. keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku dalam hal
pemindahan hak atas saham disebabkan peralihan hak karena hukum,
kecuali keharusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c berkenaan
dengan kewarisan.
Pasal 58 :
(1) Dalam hal anggaran dasar mengharuskan pemegang saham penjual
menawarkan terlebih dahulu sahamnya kepada pemegang saham klasifikasi
tertentu atau pemegang saham lain, dan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh)
hari terhitung sejak tanggal penawaran dilakukan ternyata pemegang saham
tersebut tidak membeli, pemegang saham penjual dapat menawarkan dan
menjual sahamnya kepada pihak ketiga.

(2) Setiap pemegang saham penjual yang diharuskan menawarkan


sahamnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak menarik kembali
penawaran tersebut, setelah lewatnya jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

(3) Kewajiban menawarkan kepada pemegang saham klasifikasi tertentu atau


pemegang saham lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya berlaku 1
(satu) kali.

Pasal 59 :
(1) Pemberian persetujuan pemindahan hak atas saham yang memerlukan
persetujuan Organ Perseroan atau penolakannya harus diberikan secara
tertulis dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari terhitung
sejak tanggal Organ Perseroan menerima permintaan persetujuan
pemindahan hak tersebut.

(2) Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat
dan Organ Perseroan tidak memberikan pernyataan tertulis, Organ Perseroan
dianggap menyetujui pemindahan hak atas saham tersebut.

(3) Dalam hal pemindahan hak atas saham disetujui oleh Organ Perseroan,
pemindahan hak harus dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 56 dan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 90
(sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal persetujuan diberikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebelum


melakukan pemindahan hak atas saham/penjualan saham, ada hal-hal yang
harus dilaksanakan terlebih dahulu, diantaranya yakni:
1. Perlu memperhatikan ketentuan mengenai: keharusan menawarkan
terlebih dahulu saham tersebut di antara para pemegang saham
perseroan, keharusan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari
Organ Perseroan yakni Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”),
Direksi dan/atau Dewan Komisaris dan/atau keharusan mendapatkan
persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang.
2. Jika untuk melakukan pemindahan saham harus mendapatkan
persetujuan dari RUPS, maka mengajukan permohonan/permintaan
pemindahan hak atas saham kepada Organ Perseroan yakni RUPS,
Direksi dan/atau Dewan Komisaris
3. Persetujuan/Penolakan diberikan dalam jangka waktu 90 hari sejak
tanggal Organ Perseroan menerima permohonan/permintaan
pemindahan hak atas saham;
4. Jika setelah lewat waktu (90 hari) Organ Perseroan tidak memberikan
pernyataan tertulis, maka dianggap menyetujui pemindahan hak atas
saham,
5. Jika tahap 1 sampai 4 sudah dilakukan maka selanjutnya dibuat Akta
Pemindahan Hak atas saham dan salinannya disampaikan kepada
Perseroan.

Pasal 128 :

(1) Rancangan Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, atau


Pemisahan yang telah

disetujui RUPS dituangkan ke dalam akta Penggabungan, Peleburan,


Pengambilalihan, atau

Pemisahan yang dibuat di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.

(2) Akta Pengambilalihan saham yang dilakukan langsung dari pemegang


saham wajib dinyatakan dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia.

B. Akta-Akta yang diperlukan

 Akta Jual Beli Saham PT Trubus Hijau Abadi


 Akta Hibah Saham PT Trubus Hijau Abadi
 Surat Perjinan Usaha atas Lahan Perkebunan Hak Guna Usaha

C. Peraturan perundang-undangan yang berlaku dan terkait transaksi


hukum
 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan dasar pokok-
pokok agraria
 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha,
Hak Guna dan Hak Pakai atas Tanah
Undang
 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2004 tentang Yayasan

Anda mungkin juga menyukai