Anda di halaman 1dari 30

ASPEK

ETIKO-MEDICO-LEGAL
PROFESI KEDOKTERAN

Oleh :
Dr.Ny.Anny Isfandyarie Sarwono, Sp.An, SH
UNISMA, 22 Okt 2008
POKOK BAHASAN

Pengertian istilah (etik medik, medikolegal,


profesi & profesi kedokteran)
Perbedaan etika profesi & hukum
Etika profesi kedokteran (Sumpah Hippocrates
& KODEKI).
Pelanggaran etik
Pertanggung jawaban hukum dokter dalam
transaksi terapeutik
Sanksi thd pelanggaran etik & hukum bagi
profesi kedokteran
PENGERTIAN ISTILAH ETIK,
HUKUM & MEDIK
Etik & hukum merup norma yg mengatur
perilaku manusia dlm kehidupan bersama/
masyarakat (Prof.Hermien).
Medis : pelayanan kesehatan yg diberikan oleh
dokter kpd pasien dalam upaya penyembuhan
penyakit yg diderita pasien melalui pencarian
terapi yg paling tepat berdasarkan ilmu penget
& pengalaman yg dimilikinya. (Prof.Hermien)
Utk memperoleh I.Peng ttg upaya
penyembuhan kuliah FK
Utk memperoleh pengalaman co-schap di
RS.
PROFESI
(Prof. Soetandyo Wignjosoebroto)
Kata profesi berasal dr kata Latin profiteri yg berarti
ikrar dimuka umum.
Dr kata profiteri terbentuklah kata professio yg berarti
suatu kegiatan kerja yg dilakukan atas dasar suatu
ikrar pengabdian. (berbeda dg okupasi : PNS, PSK bukan
profesi).
Karakteristik / ciri-2 profesi :
1. Suatu aktivitas kerja yg berlandaskan itikat mulia sbgm tlh
diikrarkan dimuka umum (to profess). Ikrar demi kebajikan,
bukan demi upah. ( bgm kenyataannya ?)
2. Utk merealisasi kebajikan tsb, hrs memiliki kemahiran
tehnis yg bermutu tinggi.
3. Para pekerja profesional rela & ikhlas menundukkan diri pd
kontrol organisasi profesi.
ETIKA PROFESI

Etika adalah a systematic code of moral


principles yg bfungsi sbg rational of moral
action.
Etik merup refleksi dr internal self controle,
bukan eksternal social controle.
Karena kelompok profesi adalah kelompok
kerja yg bekerja dg tekad utk merealisasi nilai-
nilai tertentu yg dijunjung tinggi dlm masy,
maka diperlukan otonomi bagi kelompok tsb yg
diatur dalam KODE ETIK.
PERBANDINGAN ETIK
PROFESI & HUKUM
ETIK PROFESI HUKUM

Persamaan Keduanya mrpk norma yg mengatur perilaku manusia


dlm masy.
Perbedaan 1. mengatur perilaku 1. mengatur perilaku
pelaksana/ manusia pd
pengemban profesi; umumnya;
2. dibuat bdsrkan 2. dibuat lembaga resmi
konsensus antara negara yg berwenang
para pelaksana; bg semua org;
3. kekuatan mengikat u/ 3. mengikat sbg sesuatu
satu wkt tertentu & yg wajib scr umum
mengenai satu hal ttt; sampai dicabut;
PERBANDINGAN ETIK
PROFESI & HUKUM (2)

ETIK PROFESI HUKUM

Perbedaan 4. sifat sanksinya moral 4. sifat sanksinya berupa


psikologis; derita jasmani/ materi;

5. macam sanksi dpt 5. macam sanksi dpt berupa


berupa diskreditasi pidana ganti rugi atau
profesi; tindakan;
6. kontrol & penilaian 6. kontrol & penilaian dilk
dilk organisasi profesi o/ masy & penegak
terkait. hukum struktural.
ETIKA MEDIS (ETIKA PROFESI
KEDOKTERAN)

Etika medis bermuatan kewajiban etis


thd pasien, sejawat, guru, diri sendiri dan
masyarakat.
Metodologi etika medis thd pasien selalu
berorientasi pd 2 hal sbb:
Pendekatan berbasis 4 asas;
Metodologi etika klinik
ASAS-ASAS ETIKA MEDIS THD
PASIEN
Dlm pengambilan keputusan klinis, dokter hrs
memperhatikan 4 asas sbb:
1. Asas menghormati otonomi pasien;
2. Asas nonmaleficence (kewajiban mencegah
terjadinya cedera pd pasien) do no harm
3. Asas Beneficence : norma-2 ttg kewajiban
berbuat kebajikan atau menimbulkan manfaat
dan menyeimbangkan antara manfaat dg risiko
& biaya bagi pasien.
4. Asas justice (keadilan) : norma-2 ttg
pendistribusian manfaat, risiko, dan biaya
secara adil thd pasien.
ETIKA KLINIS

Ada 4 aspek etis dlm pengambilan putusan klinis yi :


1. Indikasi medis oleh dokter;
2. Preferensi pasien (dr bbrp alternatif tind medis yg
disarankan o/ dokter).
3. Mutu hidup pasien;
4. Fitur kontekstual yg ada kaitannya dg kasus yg
dihadapi, spt aspek keluarga, sos-ek, budaya, hukum,
agama, dan masalah-2 administratif.
* Dokter harus memiliki knowledge, skill & professional
attitude dalam melaksanakan profesinya.(bekerja
sesuai standar profesi).
ASAS PRAKTIK KEDOKTERAN
DLM UU PRADOK (pasal 2)

Etika thd pasien kemudian diperkuat dg


diterbitkannya UU No. 29 Tahun 2004 ttg
Praktik kedokteran yg mencantumkan
gabungan antara asas etika medis & etika
klinis tsb dlm Pasal 2 yg berbunyi :
Praktik kedokteran dilaks berasaskan
Pancasila dan didasarkan pd nilai ilmiah,
manfaat, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan, serta perlindungan dan
keselamatan pasien.
LAFAL SUMPAH DOKTER
(Mukernas Etik Kedokt, Des.1981)
Demi Allah saya bersumpah/berjanji,bhw:
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna
kepentingan perikemanusiaan;
2. Saya akan memelihara dg sekuat tenaga martabat
dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
3. Saya akan menjalankan tugas saya dg cara yg
thormat dan bsusila, sesuai dg martabat pekerjaan
saya sbg dokter;
4. Saya akan mjalankan tugas saya dg mutamakan
kepent masy;
5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yg saya
ketahui krn pek saya & keilmuan sy sbg dokter;
LAFAL SUMPAH DOKTER (2)

6. Saya akan tidak mpergunakan penget


kedokt saya utk sesuatu yg bertent dg
perikemanusiaan, sekalipun diancam;
7. Saya akan senantiasa mengutamakan
kesehatan penderita;
8. Saya akan bikhtiar dg sungguh-2 spy saya
tidak tpengaruh o/ ptimbangan
keagamaan, kesukuan, pbedaan kelamin,
politik kepartaian, atau kddk sos dlm
menunaikan kewajiban thd penderita.
9. Saya akan mhormati setiap hidup insani
mulai dari saat pbuahan;
LAFAL SUMPAH DOKTER (3)

10. Saya akan mbrk kpd guru-2 dan bekas


guru-2 saya phormatan & pnyataan terima
kasih yg selayaknya;
11. Saya akan mperlakukan teman sejawat
saya sbgm saya sendiri ingin diperlakukan;
12. Saya akan menaati dan mengamalkan
Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI).
13. Saya ikrarkan sumpah ini dg sungguh-2
dan dg mpertaruhkan kehormatan diri
saya.
KODEKI

Terbagi dlm 4 kewajiban Dokter dan


Penutup:
1. Kewajiban Umum
2. Kewajiban Dokter terhadap Penderita
3. Kewajiban Dokter thd Teman Sejawat
4. Kewajiban Dokter thd Diri Sendiri
5. Penutup.
KODEKI (2)
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1 : Setiap dokter harus menjunjung
tinggi, mhayati dan mamalkan Sumpah
Dokter.
Pasal 2 : Seorang dokter harus senantiasa
melakukan profesinya menurut ukuran yg
tertinggi ps 51 a dg sanksi pidana ps 79 c
UU Pradok.
Pasal 3 : Dalam melaksanakan pekerjaan
kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi o/ ptimbangan keuntungan
pribadi ps 51 a dokter wajib melaks praktik
kedokt sesuai dg kebutuhan medis pasien dg
sanksi ps 79 c UU Pradok.
KODEKI (3)
KEWAJIBAN UMUM (2)
Pasal 4 : Perbuatan berikut dipandang bertentangan dg
etik :
a. Setiap pbuatan yg bsifat memuji diri sendiri;
b. Scr sendiri atau bsama-sama menerapkan penget &
keterampilan kedokt dlm segala bentuk, tanpa
kebebasan profesi.
c. Menerima imbalan selain d.p. yg layak sesuai dg
jasanya, kec dg keikhlasan, sepengetahuan, dan atau
kehendak penderita.
Pasal 5 : Tiap pbuatan atau nasehat yg mungkin
melemahkan daya tahan makhluk insani, baik
jasmani maupun rokhani, hanya dbrk utk kepent
penderita
KODEKI (4)
KEWAJIBAN UMUM (3)
Pasal 6 : Setiap dokter hrs senantiasa berhati-hati dlm
mumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik
atau pobatan baru yg belum diuji kebenarannya.
Pasal 7 : Seorang dokter hanya mbr keterangan atau
pendapat yg dpt dibuktikan kebenarannya.
Pasal 8 : Dlm melk pek.nya, seorg dokter hrs
mutamakan/mdahulukan kepent masy dan mphtk
semua aspek yankes yg menyeluruh (promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif), serta berusaha mjd
pendidik dan pengabdi masy yg sebenarnya.
Pasal 9 : Setiap dokter dlm bekerjasama dg para
pejabat di bid kesh dan bid lainnya serta masy hrs
memelihara saling pengertian yg sebaik-baiknya.
KODEKI (5)
KEWAJIBAN DOKTER THD Px
Pasal 10 : Setiap dokter hrs senantiasa mengingat
kewajibannya melindungi hidup makhluk insani
langgar : euthanasia (ps 344 KUHP 12 th
penjara), aborsi ( ps 349 KUHP atau ps 80 ayat 1
UU Kesh ; pidana penjara 15 th dan pid denda
Rp.500 jt).
Pasal 11 : Setiap dokter wajib bsikap tulus ikhlas
dan mpgnk segala ilmu dan keterampilannya utk
kepent Px. Dlm hal ia tdk mampu melk suatu pemr
atau pobatan, mk ia wajib merujuk Px kpd dokter
lain yg memp keahlian dlm peny tsb tertuang
kbl dlm pasal 51 b UU Pradok sanksi pidana
pasal 79 c UU Pradok
KODEKI (6)
KEWAJIBAN DOKTER THD Px
(2)
Pasal 12 : Setiap dokter hrs mbrk
kesempatan kpd Px agar senantiasa dpt
berhub dg keluarga dan penasehatnya dlm
beribadat dan atau dlm mslh lainnya.
Pasal 13 : Setiap dokter wajib
merahasiakan segala sesuatu yg
diketahuinya ttg seorg Px, bahkan jg
setelah Px itu meninggal dunia ps 51 c
UU Pradok sanksi pidana ps 79 c.
Pasal 14 : Setiap dokter wajib melk
pertolongan darurat sbg tugas
perikemanusiaan, kec bila ia yakin ada org
lain bsedia dan mampu mbrknya ps 51 d
dg sanksi pidana ps 79 c UU Pradok.
KODEKI (7)
KEWAJIBAN THD TEMAN
SEJAWAT
Pasal 15 : Setiap dokter wajib
memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.
Pasal 16 : Setiap dokter tidak boleh
mengambil alih Px dari teman
sejawatnya, tanpa persetujuannya.
Kasus : Tumor mammae hasil VC
neg, pindah DSB lain, tumor (+), DSB
ke-2 komentar : tumor masih ada ?
KODEKI (8)
KEWAJIBAN THD DIRI SENDIRI

Pasal 17 : Setiap dokter harus


memelihara kesehatannya, spy dpt
bekerja dg baik.
Pasal 18 : Setiap dokter hendaklah
senantiasa mengikuti perkembangan
Ilmu pengetahuan (tertuang didlm
kewajiban dokter ps 51 e UU Pradok
dg sanksi pidana ps 79 c, dihapus
sesudah JR ke MK ) dan tetap setia
kepada cita-citanya yg luhur.
KODEKI (9)
PENUTUP

Pasal 19 :Setiap dokter harus


berusaha dg sengguh-2 menghayati
dan mengamalkannya dlm pekerjaan
sehari-hari KODEKI hasil Mukernas
Etik KEdokteran II, demi mengabdi
kpd masyarakat, bangsa dan negara.
PELANGGARAN ETIK
MURNI
Pelanggaran etik murni, tidak ada sanksi
hukum, tetapi sanksi moral.
Contoh-2 pelanggaran etik murni:
Menarik imbalan jasa dr keluarga sejawat
dokter/dokter gigi.
Mengambil alih pasien tanpa persetujuan
sejawatnya.
Memuji diri sendiri dihadapan pasien
Memperlakukan teman sejawat tidak
sebagaimana kita ingin diperlakukan.
Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri.
PELANGGARAN
ETIKOLEGAL
Pelanggaran etikolegal berdampak adanya sanksi
hukum yg pdu pidana sejak terbitnya UU Pradok.
Contoh-2 pelanggaran etikolegal :
Pelayanan PK substandar melanggar KODEKI ps 2
dan ps 51 a dg sanksi pidana ps 79 c UU Pradok.
Menerbitkan srt keterangan palsu melanggar ps 7
KODEKI dg sanksi pidana ps 267 KUHP
Membuka rahasia jabatan atau pekerjaan dokter
melanggar pasal 13 KODEKI dan ps 51 c dg sanksi
pidana ps 79 c UU Pradok atau ps 322 KUHP.
PELANGGARAN ETIKOLEGAL
(2)
Tidak pernah mengikuti Diklat dlm
perkembangan Iptekdok melanggar ps 18
KODEKI dan ps 51 c dg sanksi pidana ps 79 c
UU Pradok.
Tidak merujuk pasien kpd yg lebih ahli,
padahal ia tidak mampu melakukan
pemeriksaan atau pengobatan melanggar
ps 11 KODEKI dan ps 51 b dg sanksi pidana ps
79 c UU Pradok.
Tidak melakukan pertolongan darurat, padahal
ia yakin tidak ada orang lain yg mampu
melakukannya melanggar ps 14 KODEKI
dan ps 51 d dg sanksi pidana ps 79 c UU
Pradok.
PELANGGARAN ETIKOLEGAL
(3)

Melakukan abortus provocatus melanggar


KODEKI ps 10 dan ps 15 ayat (1) dan (2) UU
Kesehatan dg sanksi pidana berdasar ps 349
KUHP atau ps 80 ayat (1) UU Kesh.
Melakukan Euthanasia melanggar ps 10
KODEKI dg sanksi pidana ps 344 KUHP.
Melakukan perbuatan a susila melanggar
butir 3 Lafal Sumpah Dokter dg sanksi pidana
ps 289 atau 290 ayat (1) KUHP.
ANCAMAN PIDANA DLM UU

KUHP surat keterangan palsu, euthanasia, aborsi,


malpraktik, penganiayaan.
Undang-Undang No. 23 tahun 1992 pasal 82 ayat (1)
huruf d : melakukan pek kefarmasian tanpa keahlian
dan kewenangan dg sengaja, dipidana dg pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp.100 juta. Cermati ps 35 ayat (1) huruf
j : dokter/drg yg tlh memiliki STR memp wewenang
melk prakt kedokt sesuai dg pendidikan dan
kompetensi yg dimiliki yg td :j. meracik &
menyerahkan obat kpd Px, bagi yg praktik didaerah
terpencil yg tdk ada apotek.
ANCAMAN PIDANA DLM UU (2)

UU No.29/2004 ttg Praktik Kedokteran :


Dipidana dg pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp.50 juta, setiap
dokter/drg yg dg sengaja (pasal 79 a,b dan c) :
Tidak memasang papan nama;
Tidak membuat rekam medis;
Tidak melk yanmed sesuai dg std profesi, std prosedur
operasional serta kebutuhan medis Px.
Tidak merujuk kpd yg lbh ahli, bila tdk mampu;
Melanggar wajib simpan rahasia kedokteran;
Tdk melk pertolongan darurat, pdhal tdk ada org lain
yg mampu;
Tdk menambah penget/mikuti perkemb Iptekdok.
ANCAMAN PIDANA DLM UU (3)
UU Pradok
Dipidana dg pidana penjara paling lama 3
(tiga) tahun atau denda paling banyak Rp.
100 juta, setiap dokter/drg yg dg sengaja :
melk PK tanpa STR (pasal 75);
melk PK tanpa SIP (pasal 76).
Dipidana dg pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun atau denda paling banyak Rp.150
juta, setiap org yg dg sengaja : mgnk alat,
metode, atau cara lain dlm mbrk yan kpd masy
yg mnblk kesan se-olah-2 ybs adl dokter/drg
yg tlh memiliki STR atau SIP (pasal 78)

Anda mungkin juga menyukai