Anda di halaman 1dari 12

TUGAS CHECKLIS MEDIKOLEGAL

1. Buatlah deskripsi kasus di bidang spesialisasi anda


 Laboratorium parasitologi klinik dapat sampel darah pasien dengan demam, setelah
melakukan perjalanan dari Papua rujukan dari dokter SpPD.
 Sampel diperiksa oleh laboran, ditemukan parasit yang ditulis sebagai Plasmodium
vivax
 Dokter SpParK langsung menandatangani hasil pemeriksaan sampel tersebut
 Hasil laboratorium pasien dikembalikan ke bagian penyakit dalam
 Pasien diterapi sesuai parasit Plasmodium vivax
 Beberapa hari kemudian, pasien mengalami penurunan kesadaran
 Setelah diperiksa kembali, ternyata di darah pasien terdapat parasit Plasmodium
falciparum
 Pasien akhirnya meninggal karena salah penanganan
 Keluarga pasien tidak menerima dan curiga kenapa hasil pemeriksaan darah bisa
berbeda

2. Cari info spesialisasi anda dengan penderitaan/aduan gugatan hukum terbanyak


 Kesalahan membuat preparat, sehingga salah membaca sediaan
 Label nama pasien yang tertukar pada preparat
 Kesalahan penulisan hasil laboratorium dalam rekam medis pasien

3. Uraikan tiga pelanggaran terbanyak di bidang spesialisasi saudara


 Mendelegasikan pada nakes yang tidak kompeten
Dalam hal ini, biasanya dokter SpParK seringkali mendelegasikan tugas pada laboran
untuk analisis sampel, sehingga bisa saja terjadi kesalahan membaca hasil.
 Pengobatan yang berlebihan
Selain di laboratorium, dr SpParK juga menerima pasien di poliklinik, pasien dengan
infeksi parasit, misalnya scabies, diberikan juga antibiotik oleh dokter, padahal tidak
ada infeksi sekunder.
 Tidak kompeten/tidak cakap
Walaupun telah menempuh pendidikan spesialisasi parasitologi klinik, bisa saja
seorang SpParK memiliki kelemahan berupa sikap tidak teliti, sehingga tidak kompeten
dalam membaca sediaan

4. Buat 7 kasus dengan pelanggaran terjarang :


 Menolak/menghentikan pengobatan tanpa alasan yang sah
 Pelecehan seksual, intimidasi, dan kekerasan
 Tidak memberi pertolongan darurat
 Penghentian kehamilan
 Turut serta dalam penyiksaan/hukuman mati
 Pengiklanan yang menyesatkan
 Tidak laksanakan informed consent

5. Deskripsi 4 tipe kasus lintasan etikolegal sesuai bidang spesialisasi saudara


 Kasus kekeliruan  sampel dengan Plasmodium falciparum ditulis sebagai
Plasmodium vivax
 Penanganan medik berlebihan  pasien dengan infeksi Sarcoptes scabiei diberi
antibiotik, padahal tidak ada tanda-tanda infeksi sekunder
 Penyalahgunaan  tagihan berlebih pada pasien di poliklinik, melakukan pemeriksaan
yang tidak perlu dilakukan, pasien sudah jelas terkena skabies, tetapi masih dilakukan
pemeriksaan kerokan kulit
 Fraud  membuat prosedur fiktif pada pasien yang datang ke poliklinik, pasien scabies
dikatakan dilakukan pemeriksaan kerokan kulit, padahal tidak dilakukan sama sekali,
karena diagosis sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik

6. Gambaran lebih lanjut sketsa sederhana kemungkinan aktor-aktor sengketa medik


beserta kasus sesuai kasus tugas 1
Dari sisi pasien, terdapat pasangan pasien yang menuntut dan mencari penyebab
kematian si suami, lalu istri pasien dibantu oleh kuasa hukum untuk mencari akar dari
permasalahan kenapa hasil pemeriksaan bisa berbeda, kenapa dari awal tidak mendapat
terapi yang sesuai. Istri pasien juga meminta LSM untuk membantu kasus ini
Dari sisi dokter, akan dibela oleh RS, didampingi oleh IDI,dan para teman sejawat
7. Silahkan membuat kasus bidang spesialisasi saudara yang dapat menggambarkan
analisis posisi hukum
PPDS parasitologi klinik ditugaskan dalam membuat preparat dari sampel yang dikirim
dari bagian penyakit dalam, tanpa didampingi oleh konsulen SpParK, sementara PPDS
Parklin ini belum kompeten dalam membaca sediaan, sehingga terjadi kesalahan dalam
membaca sediaan, yang mengakibatkan kesalahan diagosis dan terapi dari bagian yang
merujuk si pasien.

8. Contreng semua tugas yang relevan dengan ilustrasi tugas 7

Kriteria Pidana (KUHP) bagi Yes No


PPDS

pelanggaran wajib simpan rahasia
kedokteran (pasal 322)

Euthanasia (pasal 344)

Melakukan pengguguran atau
abortus provocatus (pasal 346-
349)

Penganiayaan (pasal 351).

Kealpaan sehingga
mengakibatkan kematian atau
luka-luka berat pada diri orang
lain (pasal 359 hingga 361).
Penyerangan seksual (pasal 284 – √
294)
penipuan terhadap penderita atau √
pasien (pasal 378);
pembuatan surat keterangan palsu √
(pasal 263 dan 267 KUHP);
kesengajaan membiarkan √
penderita tidak tertolong (pasal
349 KUHP);
tidak memberikan pertolongan √
pada orang yang berada dalam
bahaya maut (pasal 267 KUHP);
pelanggaran kesopanan (pasal 290 √
ay.1, pasal 294 ay.1, pasal 285
dan 286 KUHP);
memberikan atau menjual obat √
palsu (pasal 386 KUHP).
Kriteria perdata PPDS yes no
1365 KUHPer: penimbul ganti √
rugi atas diri orang lain
 pelakunya harus
membayar ganti rugi.
1366 KUHPer: selain kesengajaan √
 juga akibat kelalaian atau
kurang berhati-hatinya.
1367 KUHPer: majikan ikut √
tanggungjawab atas perbuatan
orang dibawah pengawasannya.
1338 KUHPer : wanprestasi  √
ganti rugi
58 (1) UU Kesehatan No 36/09 : √
ganti rugi slh/lalai
66 UU Praktik Kedokteran No √
29/04: ganti rugi
Doktrin Perbuatan Melawan √
Hukum  TINDAKAN TANPA
INFORMED CONSENT, SALAH
ORANG / SALAH ORGAN,
PRODUCT LIABILITY
Doktrin Perbuatan Melawan

Hukum : TANPA/<<<
INFORMED CONSENT
Doktrin Perbuatan Melawan

Hukum : TIDAK PATUT /
TELITI/ HATI2
Doktrin Perbuatan Melawan

Hukum : Learner intermediary
(tidak membaca/menyimpangi
insert obat/alkes dari produsen)
Hukum administrasi/Disiplin
Yes No
Medik
Sertifikat Kompetensi PDSp √
Surat Tanda Registrasi (spes) – √
KKI
STR – kompetensi tambahan
(subspes)
STR PPDS - KKI
Surat Ijin Praktik =< 3 TP – √
PTSP, Dinkes
Surat Tugas Dinkes (> 3 TP)

Surat Rekomendasi IDI

Srt Kewenangan Klinis Dir

RS/Klinik
KeDaluwarsa-an / tidak berlaku

lagi (semua)
Standar Pelayanan Medik/ SPO –

Dir RS
Standar asuhan Keperawatan –

Dir RS
Panduan Praktik Klinis – Dir RS

(turunan dari PNPK – Menkes)
Standar Perilaku RS – Dir RS

Standar lain2 :
Surat Eligibilitas Peserta JKN √

Kriteria kelengkapan >< √


Malpraktek (D1-)
Standar Pelayanan Medik/ SPO –

Dir RS
Standar asuhan Keperawatan –

Dir RS
Pembelaan: Buktikan satu
Yes No
unsur kelalaian (D1,2,3,4) tidak
ada
ALASAN PEMBENAR: DAPAT
DITERIMA
RISIKO MEDIK : √
UNFORESEEABILITY
RISIKO MEDIK √
(MINIMAL, TIDAK
PARAH) : LAIK
BAYANG, TAK
TERHINDARKAN,
TERPERHITUNGKAN,
TERKENDALIKAN
RISIKO TAK √
TERHINDARKAN,
SATU2NYA JALAN
PERJALANAN PENYAKIT /

KOMPLIKASI : TAK
MUNGKIN
DICEGAH/DIHINDARKAN
ALASAN PEMAAF: TEKANAN √
SITUASI-KONDISI
DARURAT/LIFE SAVING
LIMITED RESOURCES, √
NILAI MANFAAT TAK
TERGANTIKAN
KONTRIBUSI PASIEN √
Kelemahan: sesuatu laik cegah Yes No
KEKELIRUAN MEDIK

PENGOBATAN SUBSTANDAR

MONITORING

TIDAK/KURANG MEMADAI
KURANG WASPADA :
RUTINITAS - KTD YANG
"LANGKA"
PENILAIAN KURANG/TIDAK

MEMADAI
PENGOBATAN/DIAGNOSTIK

YG PERLU, TIDAK
DILAKUKAN
KOMUNIKASI JELEK

SISTEM KESELAMATAN

PASIEN DILANGGAR
GANGGUAN PADA

LINGKUNGAN KERJA
Kelemahan: sesuatu tak dapat Yes No
dicegah
KURANGNYA

PENDOKUMENTASIAN
(REKAM MEDIK)
TAK ADANYA

PENDOKUMENTASIAN
REKAM MEDIK
PERAWATAN / ASUHAN

MEDIS YANG SULIT
(KOMPLEKS)
KONDISI PASIEN YANG

SULIT (KOMPLEKS)
Hukum Internal RS Yes No
- Peraturan RS : Statuta RS

- Peraturan Internal RS :

HBL & Medical Staff
Bylaws
PNPK

KETENTUAN CLINICAL

PATHWAY/INA-CBG
MOU/PKS (KONTRAK

PROFESI) DR – RS
• Perat.RS/Direksi: wajib

asuransi profesi ?
• Perat Dir/Komdik – ttg

rawat bersama, response
time, on site,
Tanggung jawab ppds: sesuai Yes No
dasar kompetensi dan
kewenangan – tanggung
renteng dengan DPJP/Dosen
klinik&RS DIK
PENGAYAAN : PPDS TIDAK

KOMPETEN, DPJP
SEPENUHNYA
MAGANG : SEBATAS

KOMPETENSINYA, DPJP :
"SISA" SEMUA KOMPETENSI
DI LUAR KOMPETENSI PPDS
MANDIRI : SETARA

KOMPETENSINYA DENGAN
DPJP KECUALI DINYATAKAN
SEBALIKNYA, HANYA DI RS
PENDIDIKAN (UTAMA,
AFILIASI, SATELIT) -
KEWENANGAN BELUM ADA
DAFTAR JAGA , SERTIFIKAT

KOMPETENSI & SURAT
TUGAS DARI KPS ATAS
NAMA DEKAN FK
KEWENANGAN KLINIS DARI

DIREKSI RS
SURAT KETERANGAN

TERTENTU DARI
KOMKORDIK
Pedoman lain-lain Yes No
Dokumen Konsensus internal √
mutakhir:
Panduan monitoring data D/ & √
Th/
Panduan D/ & Th/ Pasien Risiko √
Tinggi
Dokumen Konsensus lintas √
spesialis
Kode disiplin, Kode etik IDI, √
Fatwa Etik
Pedoman perilaku RS (code of √
conduct)
Keputusan PN/PT/MA, MK √
Keputusan MKDKI, MKEK, √
DPK, dll
Pedoman analisis: Dini Yes No
Identifikasi insight/potensi √
keluhan inti / pokok pengaduan
Insight hasil penyelidikan Ketua √
IDI/PDSp
Kategori motivasi aduan/gugatan √
pasien
UPAYA PEMBELAAN

ANGGOTA - IDI
CELETUKAN BERACUN TS

LAIN
Kelalaian nyata (gross √
negligence) : tertinggalnya benda
asing (doktrin res ipsa loquituur),
salah potong/operasi
FAKTA MEDIKOLEGAL √
SUBSTANSIAL:
FAKTOR PENGALIH
PATOFIS/RISIKO MEDIK
Pedoman analisis: administratif Yes No
status administratif teradu (ijin √
praktek, anggota POGI,
validitas kewenangan
klinik)
status kerja di RS : kontrak, √
parowaktu, purnawaktu dll).
masuk kategori dokter bermasalah √
?
Adakah fenomena the slippery √
slope ? = disotonomi DR
Validitas asuransi profesi √
Dukungan/rapport dgn peer group √
Hubungan dokter-pasien Yes No
Ada kontrak terapeutik √
status & hubungan hukum :
pasien
pribadi/kontrol/rujukan,
bersama, alih rawat
dokter pengganti: setara/tidak
setara
doktrin captain of the ship (prima
facie penanggungjawab
utama tim dokter),
jadwal jaga/dinas
(dokter, perawat),
kewajiban dokter/RS, dll.
Pasien : belum dewasa dan uzur ?
Analisis kasus Yes No
Diagnosis / Indikasi medik √
: tepatkah (tujuannya) ?
adakah penyimpangan
atau perluasan ? (peran
peer review atau second
opinion, adakah
kesengajaan : ingat teori
fraud/white collar crime
ditunjang oleh
pertanggungjawaban
pidana).
Konteks-situasi : gawat ? √
darurat ? (ingat etika
situasi); kasus sulit atau
biasa ? perubahan situasi :
dari elektif menjadi segera
? ketiadaan
alat/obat/dokter ?
Analisis kasus: diagnosis Yes No
Upaya penegakan diagnosis √
keseluruhan, sistematis (SOAP)?
Kepatutan, ketelitian/kehati- √
hatian dalam penegakan diagnosis
: bukti ilmiah (evidence) yang
digunakan
kelaziman (best practice) :
substandar ? overstandar ? (peran
ahli selingkung),
Delegasi : kompetensi pelaksana √
lapangan (bidan/perawat)
bawahan
Analisis kasus: prognosis Yes No
foreseeability yang lazim (adverse √
events) = "can it causality" 
“disease-rate”
Avoidability = "will it causality" √
 persiapan antisipatif risiko tsb
pd kasus
Sistem rujukan ke mana ? √
Kontrak dgn pusat rujukan √
Kondisi khusus pasien : Alergi, √
imuno-kompromais, dll
Kontra indikasi ? √
Analisis : terapi Yes No
mekanisme kontrol akurasi (alat, √
SOP, penunjang lain, sistem) ?
Rawat bersama : captain of the √
ship?
kompetensi & inkapasitas √
pelaksana,
product liability:daluwarsa, insert √
warning
deteksi dini penyulit durante √
tindakan? = superseding cause
Tepatkah (kategori, cara) simpul √
penyulit
Modalitas/alternatif terapi √
Analisis kasus: komunikasi yes No
informasi
Setlh yg umum : msh perlu √
informed consent khusus (form
kasus spesifik)?,
Adakah mispersepsi/mitos ? √
Contextual features (anak mahal
dll) + quality of life
Keluasan info : Reasonable √
person or DR’s standard ?
perubahan status medik (situasi) : √
kegawatan/kedaruratan
Biaya + syarat peserta asuransi √
Proxy + spouse consent ? √
Analisis kasus: hambatan/ ggn Yes No
proses medik (diagnosis,
prognosis, terapi)
pasien non-otonom : anak/uzur, √
pasien tak mampu; √
adakah iatrogenik atau risiko √
adakh andil kesalahan √
pasien/keluarganya ?
Miskomunikasi/tdk puas ec rusak √
harapan
Dilema etik / konflik etikolegal √
persisten
Evaluasi check point pengelolaan √
Evaluasi on going “did it √
causality”

Kategori umum kasus yes No


“Putih”/ “abu2” / “hitam” √
Penyingkiran mslh litigious legal √
procedures  BHP2A, asuransi
profesi
Pengedepanan pembelaan terbatas √
Rencana pendisiplinan √
Koordinasi dgn Dewan √
Kehormatan PDSp,
MKEK/MDTK, dll
Saksi ahli "PENCERAH" √
(pemahaman)
Sahli “selingkung” utk menera
normalitas
Pembenar, pemaaf, kesempatan √
bela
9. Apa refleksi saudara tentang medikolegal dan hukum kedokteran

Dokter adalah profesi yang menyangkut hidup orang lain. Menjadi dokter diharuskan untuk
teliti, kompeten, melakukan upaya terbaik untuk penanganan penyakit pasien. Karena hal
ini, harus ada aturan yang mengatur bagaimana seharusnya seorang dokter bertindak,
bagaimana mengedepankan keselamatan pasien. Melakukan hal-hal yang tidak
mengutamakan komersialisasi. Untuk itu, diperlukan hukum yang mengatur hal tersebut,
bertujuan untuk menyelamatkan pasien dan dokter itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai