Anda di halaman 1dari 4

RESUME KULIAH FILSAFAT

Analisis Kasus disiplin & Hukum PPDS

Nama/NPM/Prodi : Dany Petra/ 2106796245/Ilmu Kesehatan Mata

Narasumber : Prof.Dr.dr. Agus Purwadianto, SH, MSi, SpF(K)

Hari/Tanggal/Jam : Senin/ 4 April 2022/ 08.00 – 09.40

Pada kasus-kasus disiplin dan hukum PPDS, dokter dapat dipandu dengan ceklist medikolegal.
Ceklist tersebut dapat memberikan panduan kepada dokter yang mengalami kasus dalam
praktik sehari-hari. Ceklist medikolegal akan menganalisa bagaimana tipe kasus lintasan
etikolegal yang terdiri atas error, waste, abuse, dan fraud. Selain itu dalam mengisi checklist
medicolegal juga harus mengindentifikasi posisi hukum yakni D1 (Duty), D2 (Dereliction of
Duty), D3 (Damage), dan D4 (Direct Cause). Kita juga harus bisa menganalisis posisi hukum
berupa doktrin dan cakupan hukum dari kasus tersebut. Berikut adalah cakupan checklist
medikolegal.

• Kriteria Pidana (KUHP) bagi PPDS


- Pelanggaran wajib simpan rahasia kedokteran (pasal 322)
- Euthanasia (pasal 344)
- Melakukan pengguguran atau abortus provocatus (pasal 346-349)
- Penganiayaan (pasal 351).
- Kealpaan sehingga mengakibatkan kematian atau luka-luka berat pada diri
orang lain (pasal 359 hingga 361).
- Penyerangan seksual (pasal 284 – 294)
- Penipuan terhadap penderita atau pasien (pasal 378);
- pembuatan surat keterangan palsu (pasal 263 dan 267 KUHP);
- kesengajaan membiarkan penderita tidak tertolong (pasal 349 KUHP);
- tidak memberikan pertolongan pada orang yang berada dalam
bahaya maut (pasal 267 KUHP);
- pelanggaran kesopanan (pasal 290 ay.1, pasal 294 ay.1, pasal 285 dan 286
KUHP);
- memberikan atau menjual obat palsu (pasal 386 KUHP).
• Kriteria Perdata (KUHP) bagi PPDS
- 1365 KUHPer: penimbul ganti rugi atas diri orang lain → pelakunya harus
membayar ganti rugi.
- 1366 KUHPer: selain kesengajaan → juga akibat kelalaian atau kurang
berhati-hatinya
- 1367 KUHPer: majikan ikut tanggungjawab atas perbuatan orang dibawah
pengawasannya
- 1338 KUHPer : wanprestasi → ganti rugi
- 58 (1) UU Kesehatan No 36/09 : ganti rugi atas kesalahan/lalai
- 66 UU Praktik Kedokteran No 29/04: ganti rugi
- Perbuatan Melawan Hukum
• Hukum Administrasi/Disiplin Medik
- Sertifikat Kompetensi PDSp/KPS
- SK kewenangan klinis
- Surat Tanda Registrasi (spes) – KKI
- STR – kompetensi tambahan (subspes) STR PPDS - KKI
- Surat Ijin Praktik =< 3 TP – PTSP, Dinkes
- Surat Tugas Dinkes (> 3 TP)
- Surat Rekomendasi IDI
- Srt Tugas KPS/Dir RS Dik ke RS Jejaring
- KeDaluwarsa-an / tidak berlaku lagi
- Standar Pelayanan Medik/ SPO – Dir RS terbaru
- Standar asuhan Keperawatan– Dir RS
- Panduan Praktik Klinis – Direktur RS (turunan dari PNPK – Permenkes) -->
clinical pathway
- Standar/Pedoman Perilaku RS – Dir RS
- Standar lain2
- Surat Eligibilitas Peserta JKN
- Kriteria kelengkapan >< Malpraktek (D1-)
• Pembelaan
- Risiko medik : unforeseeability
- Risiko medik (minimal, tidak parah) : laik bayang, tak terhindarkan,
terperhitungkan, terkendalikan
- Risiko tak terhindarkan, satu2nya jalan
- Perjalanan penyakit / komplikasi : tak mungkin dicegah/dihindarkan
- Alasan pemaaf: tekanan situasi-kondisi Darurat/life saving
- Limited resources, nilai manfaat tak Tergantikan
- Kontribusi pasien
• Kelemahan Laik Cegah
- Kekeliruan medik
- Pengobatan substandar
- Monitoring tidak/kurang memadai
- Kurang waspada : rutinitas - KTD yang "langka"
- Penilaian kurang/tidak memadai
- Pengobatan/diagnostik yg perlu, tidak dilakukan
- Komunikasi jelek
- Sistem keselamatan pasien dilanggar
- Gangguan pada lingkungan kerja
• Kelemahan: Tidak Dapat Dicegah
- Kurangnya pendokumentasian (rekam medik)
- Tak adanya pendokumentasian rekam medik
- Perawatan / asuhan medis yang sulit (kompleks)
- Kondisi pasien yang sulit (kompleks)
• Hukum Internal RS
- Peraturan RS: Statuta RS
- Peraturan Internal RS :HBL & Medical Staff Bylaws
- PNPK
- Ketentuan Clinical Pathway/INA-CBG
- MOU/PKS (KONTRAK PROFESI) DR – RS
- Perat.RS/Direksi: wajib asuransi profesi?
- PeratDir/Komdik–pemastian DPJP &tim, response time, on site visite
- Peraturan RS: Statuta RS
- PerDirRS – daftar DR jaga, pengganti
• Pedoman Lain-lain
- Dokumen Konsensus internal mutakhir:
- Panduan monitoring data D/ & Th/
- Panduan D/ & Th/ Pasien Risiko Tinggi
- Dokumen Konsensus lintas spesialis
- Kode disiplin, Kode etik IDI, Fatwa Etik
- Pedoman perilaku RS (code of conduct)
• Pedoman Analisis
- Identifikasi insight/potensi keluhan inti/pokok pengaduan
- Insight hasil penyelidikan Ketua IDI/PDSp
- Kategori motivasi aduan/gugatan pasien
- UPAYA PEMBELAAN ANGGOTA - IDI
- CELETUKAN BERACUN TS LAIN
- Kelalaian nyata (gross negligence): tertinggalnya benda asing (doktrin res ipsa
loquituur), salah potong/operasi
- Fakta medikolegal substansial: Faktor pengalih patofisiologi/risiko medik

Sebaiknya, kita dapat memahami kasus medikolegal yang mungkin terjadi dalam diagnosis
hingga tatalaksana (baik noninvasif maupun invasif). Dalam mencegah munculnya
permasalahan etik < disiplin < hukum, butuh kecermatan dan kehati-hatian, setiap kasus
bersifat individual. Kita juga sebaiknya praktek sesuai kompetensi dan kewenangan klinis,
pendokumentasian yang baik dalam rekam medis sebagai alat bukti, dan menjalankan profesi
sesuai clinical pathway atau aturan internal fasilitas Kesehatan. Selain itu, kita perlu
meningkatkan komunikasi kepada pasien secara jelas dan jujur mengenai risiko setiap tindakan
dan prognosis, tidak melakukan “sugarcoating”

Anda mungkin juga menyukai