Pada saat ini perkembangan jaman menimbulkan isu etik, secara umum tenaga
kesehatan harus selalu berbuat kebaikan sebagai profesi yang mulia. Pemicu isu etik adalah
perkembangan opini baru dan hukum. Di dalam Kodeki (Kode Etik Kedokteran Indonesia)
ada cakupan pasal, penjelasan pasal, dan penjelasan cakupan pasal. Nilai personal dan
profesional yang koheren menjaga profesi luhur kedokteran. Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI) merupakan kumpulan peraturan etika profesi yang digunakan sebagai penuntun
perilaku ideal dan penahan godaan penyimpangan profesi para dokter di Indonesia selaku
kelompok profesi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di masyarakat.
Para dokter diminta menerapkan trias peran dokter, yakni dituntut mampu berperan
sebagai agen perubahan (agent of change), agen pembangunan (agent of development), dan
agen pengobatan (agent of treatment). Era Jaminan Kesehatan Nasional mengharuskan
pekerjaan dokter untuk interkolaborasi antar profesi, prudent care, patient centered, dan peka
terhadap efisiensi sumber daya. Profesionalisme dokter misalkan dalam hal perawatan kepada
seorang pasien, dimana pasien perlu dokter yang baik sebagai perhatian utama bagi dokter,
tetapi juga dokter harus kompeten dengan memantau perkembangan akan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan saat ini.
Etika kesejawatan berhubungan dengan hirarki Rumah Sakit, dari spesialis konsultan
senior paling atas hingga koas. Jalur kompetensi dan mobilitas sosial kedokteran pasti
berbeda-beda tiap tingkatan. Kehidupan kesejawatan meliputi hirearki sosiologis mencakup
semua komponen termasuk didalmnya dari konsulen hingga koas. Dari kesejawatan terjalin
kerjasama dari senior maupun junior. Oleh karena itu segitiga hirarki sosiologi tersebut terus
saling berhubungan.
Moralitas akan turun menjadi etik, di mana etika mengatur moralitas dalam situasi
tertentu. Contohnya, secara moral siapapun dilarang untuk membunuh. Akan tetapi dalam
situasi janin yang membahayakan nyawa ibunya makan seorang dokter harus melakukan
tindakan aborsi. Teori etika normatif adalah teori deontologis dan teologis. Deontologis
menganut kewajiban, artinya seseorang melakukan kebaikan karena nuraninya mengatakan
bahwa hal itu adalah hal yang tepat dilakukan, sedangkan teologis berhubungan dengan sebab
akibat atau hubungan timbal balik perilaku baik antar individu.
Sumber prinsip kaidah dasar moral bioetika adalah sikap berbuat baik, tidak
merugikan orang lain, berbuat keadilan, dan menghargai autonomy pasien. Moral ideals
adalah prinsip seseorang dalam mengambil tindakan sesuai dengan etikanya. Dalam dunia
kedokteran dapat diartikan dengan pemilihan prinsip prima facie. Sedangkan moral rules
diartikan sebagai pengambilan keputusan berdasarkan apa yang benar dan apa yang salah
secara peraturan yang berlaku.
Tindakan secara moral cocok atau tidak ontology, adalah modern rules, tidak ingin
melakukan kepada pasien jika kita tidak mau melakukan. Dari awal perbuatan kepada pasien
harus baik. Harus lihat apa yang bis akita lakukan hingga konsekuensinya apa. Semua
memerlukan suatu diskusi dan refleksi. Kewajiban dari suatu kebaikan secara moral dapat
diuji coba dengan kotak kebaikan, dikategorikan secara mutlak dari kotak kebaikan. Azas
pertama adalah dilihat dari kewajiban dan tindakan. Dokter adalah manusia yang rasional
dapat mengatur dirinya sendiri.
Metaetika adalah yang biasa dipakai oleh lawyer contoh jika ada orang mengatakan
euthanasia itu buruk, maka dapat dilihat dari berbagai hal, baik atau buruk keduanya harus
dipertimbangakan. Kasus yang konkrit ketika memecahkan masalah etik harus teliti di
kodeki, jika hanya kasus pemicu maka kita kan bingung, oleh karena itu kita harus tahu
detail, dan pentingnya wawancara. Kodeki diperuntukkan untuk kepentingan pasien terutama
dan tuntunan perilaku professional.
Dalam era JKN, Rumah Sakit sangat berisiko untuk rugi sehingga perlu kesadaran
etik, kejujuran ilmiah, dan kematangan bioetik untuk mencegah jatuhnya moral ke arah
deprofesionalisme profesi kedokteran. Adalah sebuah tantangan bagi seorang dokter harus
menjaga keseimbangan antara memberikan pelayanan pasien dan harus sesuai dengan
pengelolaan JKN.