• Seorang anak laki-laki, berusia 2 tahun datang ke RS pada pukul 12.00 dengan keluhan
diare dan dehidrasi sedang, sehingga perlu dirawat inap di RS, dan ditangani oleh dokter A,
spesialis anak. Suhu tubuh saat datang ke RS 370 C. Setelah pasien menjalani rawat inap,
pada pukul 19.00 suhu tubuh naik menjadi 390 C. Kenaikan suhu tersebut sudah
diperkirakan oleh dokter A, sehingga diinstruksikan diberikan Novalgin 0,5 CC dan
Stesolid rectal 5 mg. Instruksi tersebut diberikan pertelepon. 3 jam setelah diberikan
obat-obatan tersebut, pasien mengalami kritis. Perawat menelepon dokter A, dan
diinstruksikan untuk dipindahkan ke ICU. Selama di ruang ICU dokter A tidak datang,
padahal di ruang ICU tidak ada dokter spesialis anak, hingga akhirnya pasien tersebut
meninggal dunia pada pukul 06.00. Orang tua dari pasien menggugat dokter A dengan
gugatan wanprestasi terhadap transaksi terapeutik.
Rumusan
masalah
Etika kedokteran
• Menurut KBBI, etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk, dan tentang hak
dan kewajiban moral, selain itu juga kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak, dan pengertian yang terakhir yaitu nilai yang benar dan salah
yang dianut suatu golongan masyarakat.
• Etik profesi kedokteran ialah seperangkat perilaku para dokter dan dokter gigi dalam
hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, dan mitra kerja.
• Rumusan etik untuk profesi dokter dinamakan Kode Etika Kedokteran Indonesia
(KODEKI).
• Penilaian pelanggaran etik dilakukan oleh Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK).
ASPEK ETIK KEDOKTERAN
ASPEK ETIK KEDOKTERAN
• Pasal 1: Seorang dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah dan atau janji
dokter.
• Pasal 2: Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen,
dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
• Pasal 8: Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten
dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan
penghormatan atas martabat manusia.
• Pasal 10: Seorang dokter wajib menghormati hak-hak pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan
lainnya.
• Pasal 11: Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi makhluk insani.
• Pasal 12: Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek
pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural
pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
• Pasal 17: Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan mampu memberikannya.
ASPEK HUKUM KEDOKTERAN
• Pasal 359 ”Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan matinya orang dihukum penjara
selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun”
• dan 361 KUHP “Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam melakukan
sesuatu jabatan atau pekerjaan, maka hukuman dapat ditambah dengan sepertiganya dan
sitersalah dapat dipecat dari pekerjaannya, dalam waktu mana kejahatan itu dilakukan dan
hakim dapat memerintahkan supaya keputusannya itu diumumkan.”
ASPEK HUKUM KEDOKTERAN
Pasal 1365 KUH Perdata, “Tiap perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut.”
ASPEK DISIPLIN KEDOKTERAN
• Disiplin dokter dan dokter gigi adalah aturan-aturan penerapan keilmuan dalam
pelaksanaan praktik kedokteran di lingkup pendidikan, pelatihan, penelitian dan/atau
pelayanan kesehatan.
• Dibuat atau ditentukan oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).
BENTUK PELANGGARAN ASPEK DISIPLIN PADA
SKENARIO
• Melakukan praktik kedokteran dengan tidak kompeten.
• Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu yang tidak memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.
• Tidak melakukan tindakan atau asuhan medis yang memadai pada situasi tertentu yang dapat
membahayakan pasien.
• Melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien.
• Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis, dan memadai kepada pasien atau keluarganya dalam
melakukan praktik kedokteran.
• Melakukan tindakan atau asuhan medis tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga
dekat, wali, atau pengampunya.
• Tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, padahal tidak membahayakan
dirinya, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK
• Duty
• Dereliction of the duty
• Damage
• Direct control relationship
KESIMPULAN
• Dalam melakukan tugas profesi kedokteran, agar setiap dokter memberikan pelayanan
dengan upaya maksimal, maka setiap dokter berlandaskan pada aspek etika, hukum, dan
disiplin kedokteran. Bila seorang pasien merasa dirugikan atau merasa dokter lalai dalam
melaksanakan tugasnya, maka pasien dapat melaporkan dokter tersebut atas tuntutan
malpraktik.
• Pada skenario ini, kasus ini melanggar ketiga aspek kedokteran yang ada.