Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KASUS SEORANG DOKTER YANG

MENGAKIBATKAN PASIEN MENINGGAL DUNIA


SESUAI DENGAN ASPEK ETIKA, HUKUM, DAN
DISIPLIN KEDOKTERAN
SKENARIO 5

• Seorang anak laki-laki, berusia 2 tahun datang ke RS pada pukul 12.00 dengan keluhan
diare dan dehidrasi sedang, sehingga perlu dirawat inap di RS, dan ditangani oleh dokter A,
spesialis anak. Suhu tubuh saat datang ke RS 370 C. Setelah pasien menjalani rawat inap,
pada pukul 19.00 suhu tubuh naik menjadi 390 C. Kenaikan suhu tersebut sudah
diperkirakan oleh dokter A, sehingga diinstruksikan diberikan Novalgin 0,5 CC dan
Stesolid rectal 5 mg. Instruksi tersebut diberikan pertelepon. 3 jam setelah diberikan
obat-obatan tersebut, pasien mengalami kritis. Perawat menelepon dokter A, dan
diinstruksikan untuk dipindahkan ke ICU. Selama di ruang ICU dokter A tidak datang,
padahal di ruang ICU tidak ada dokter spesialis anak, hingga akhirnya pasien tersebut
meninggal dunia pada pukul 06.00. Orang tua dari pasien menggugat dokter A dengan
gugatan wanprestasi terhadap transaksi terapeutik.
Rumusan
masalah
Etika kedokteran

Anak laki-laki usia 2 tahun meninggal RM Hukum kedokteran


karena kelalaian dokter A, SpA. Orang tua
dari anak menggugat dr A, SpA dengan
gugatan wanprestasi terhadap terapeutik.
Disiplin kedokteran
ASPEK ETIKA KEDOKTERAN

• Menurut KBBI, etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk, dan tentang hak
dan kewajiban moral, selain itu juga kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak, dan pengertian yang terakhir yaitu nilai yang benar dan salah
yang dianut suatu golongan masyarakat.
• Etik profesi kedokteran ialah seperangkat perilaku para dokter dan dokter gigi dalam
hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, dan mitra kerja.
• Rumusan etik untuk profesi dokter dinamakan Kode Etika Kedokteran Indonesia
(KODEKI).
• Penilaian pelanggaran etik dilakukan oleh Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK).
ASPEK ETIK KEDOKTERAN
ASPEK ETIK KEDOKTERAN

 Kode Etik Kedokteran Indonesia


1. Kewajiban umum (1-13)
2. Kewajiban dokter terhadap pasien (14-17)
3. Kewajiban dokter terhadap teman sejawat (18-19)
4. Kewajiban dokter terhadap diri sendiri (20-21)
PELANGGARAN KODE ETIK PADA SKENARIO

• Pasal 1: Seorang dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan sumpah dan atau janji
dokter.
• Pasal 2: Seorang dokter wajib selalu melakukan pengambilan keputusan profesional secara independen,
dan mempertahankan perilaku profesional dalam ukuran yang tertinggi.
• Pasal 8: Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara kompeten
dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan
penghormatan atas martabat manusia.
• Pasal 10: Seorang dokter wajib menghormati hak-hak pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan
lainnya.
• Pasal 11: Setiap dokter wajib senantiasa mengingat kewajiban dirinya melindungi makhluk insani.
• Pasal 12: Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter wajib memperhatikan keseluruhan aspek
pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-kultural
pasiennya serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi sejati masyarakat.
• Pasal 17: Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan,
kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan mampu memberikannya.
ASPEK HUKUM KEDOKTERAN

 Untuk menegakan pelaksanaan etik kedokteran.


 Hak pasien berdasarkan UU RI no 29 thn 2004 pasal 52:
• Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 45 ayat.
• Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain.
• Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis.
• Menolak tindakan medis.
• Mendapatkan isi rekam medis,
PELANGGARAN ASPEK HUKUM PADA SKENARIO

• Pasal 359 ”Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan matinya orang dihukum penjara
selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun”
• dan 361 KUHP “Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam melakukan
sesuatu jabatan atau pekerjaan, maka hukuman dapat ditambah dengan sepertiganya dan
sitersalah dapat dipecat dari pekerjaannya, dalam waktu mana kejahatan itu dilakukan dan
hakim dapat memerintahkan supaya keputusannya itu diumumkan.”
ASPEK HUKUM KEDOKTERAN

 Berdasarkan pasal 1339 KUH Perdata, dikatakan wanprestasi apabila:


• Tidak melakukan apa yang disepakati.
• Melakukan apa yang di sepakati tetapi terlambat.
• Melakukan apa yang di sepakati tetapi tidak sebagaimana yang di perjanjiakan.
• Melakukaan surat perbuatan yang menurut hakikatnya perjanjian itu tidak di perbolehkan.

 Pasal 1365 KUH Perdata, “Tiap perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti
kerugian tersebut.”
ASPEK DISIPLIN KEDOKTERAN

• Disiplin dokter dan dokter gigi adalah aturan-aturan penerapan keilmuan dalam
pelaksanaan praktik kedokteran di lingkup pendidikan, pelatihan, penelitian dan/atau
pelayanan kesehatan.
• Dibuat atau ditentukan oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).
BENTUK PELANGGARAN ASPEK DISIPLIN PADA
SKENARIO
• Melakukan praktik kedokteran dengan tidak kompeten.
• Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu yang tidak memiliki kompetensi untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.

• Tidak melakukan tindakan atau asuhan medis yang memadai pada situasi tertentu yang dapat
membahayakan pasien.
• Melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien.
• Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis, dan memadai kepada pasien atau keluarganya dalam
melakukan praktik kedokteran.

• Melakukan tindakan atau asuhan medis tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga
dekat, wali, atau pengampunya.
• Tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, padahal tidak membahayakan
dirinya, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

1. NORMA MORAL 1. NORMA DISIPLIN 1. NORMA HUKUM


- MASALAH MORAL ~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN: 2. PELANGGARAN → 2. PELANGGARAN
DILEMA NORMA LANGGAR STANDAR NORMA HUKUM
INTERNAL PROFESI (BENAR – SALAH)
(BAIK - BURUK) (BENAR - SALAH)
3. DAMPAK 3. KUALITAS PROFESI 3. PENYELESAIAN
- KUALITAS MORAL (LAYANAN, PERILAKU) KONFLIK/
- KEHORMATAN - KEHORMATAN KEDAMAIAN
PROFESI PROFESI
4. LINGKUP 4. KOMPETENSI 4. PERATURAN HK TTG
- PERILAKU ETIK YANMEDIK YAN KEDOKTERAN
PERILAKU PROF
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK
5. BENTUK: KODE 5. ATURAN DISIPLIN 5. UU, PP, PERMEN,
ETIK PROFESI KEDOKTERAN KEPPRES DLL
6. DISUSUN: ORG. 6. KOMPILASI OLEH 6. NEGARA (DPR +
PROFESI KKI PEMERINTAH)
7. SANKSI 7. SANKSI
- MORAL/HT 7. SANKSI - PID: DENDA/
NURANI ~ TEGURAN - PENJARA
- NASEHAT/ REEDUKASI - PDT:
TEGURAN ~ CABUT STR /SIP GANTI RUGI
- PENGUCILAN - ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
8.PENGADILAN:
8. YANG MEMERIKSA 8. MKDKI: -NEGERI
- MKEK - DOKTER -TUN
- MKEKG - DOKTER GIGI ANGGOTA: HAKIM
- ANGG PROFESI - SARJANA HUKUM
MALPRAKTIK

• Menurut Black’s Law Dictionary yaitu malpraktik sebagai “professional misconduct or


unreasonable lack of skill” atau “failure of one rendering proffesional services to exercise that
degree of skill and learning commonly applied under all the circumstances in the community by
the average prudent reputable member of the proffesion with the result of injury, loss or damage
to the recipient of those services or to those entitled to rely upon them”.
• Dapat ditarik pemahaman bahwa malpraktik dapat terjadi karena suatu tindakan yang
disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence),
ataupun suatu tindakan tidak kompeten yang tidak beralasan.
• Kelalaian dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu malfeasance, misfeasance dan nonfeasance.
UNSUR PEMBUKTIAN KELALAIAN

• Duty
• Dereliction of the duty
• Damage
• Direct control relationship
KESIMPULAN

• Dalam melakukan tugas profesi kedokteran, agar setiap dokter memberikan pelayanan
dengan upaya maksimal, maka setiap dokter berlandaskan pada aspek etika, hukum, dan
disiplin kedokteran. Bila seorang pasien merasa dirugikan atau merasa dokter lalai dalam
melaksanakan tugasnya, maka pasien dapat melaporkan dokter tersebut atas tuntutan
malpraktik.
• Pada skenario ini, kasus ini melanggar ketiga aspek kedokteran yang ada.

Anda mungkin juga menyukai