Anda di halaman 1dari 60

Prof Dr Hj Qomariyah RS MS PKK AIFM

Fakultas Kedokteran Univ. YARSI


10/11/2020
* Kodeki (Kewajiban Umum)

Pasal 1
Setiap dokter wajib menjunjung tinggi, menghayati
dan mengamalkan sumpah dan janji dokter.
Pasal 2
Seorang dokter wajib selalu melakukan
pengambilan keputusan profesional secara
independen, dan mempertahankan perilaku
profesional dalam ukuran yang tertinggi.
* Kodeki (Kewajiban Umum)

Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter
tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi.
Pasal 4
Seorang dokter wajib menghindarkan diri dari
perbuatan yang bersifat memuji diri.
* Kodeki (Kewajiban Umum)

Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasihat dokter yang mungkin
melemahkan daya tahan psikis maupun fisik,
wajib memperoleh persetujuan
pasien/keluarganya dan hanya diberikan untuk
kepentingan dan kebaikan pasien tersebut.
* Kodeki (Kewajiban Umum)

Pasal 6
Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam
mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan
teknik atau pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat
menimbulkan keresakan masyarakat.
* Kodeki (Kewajiban Umum)

Pasal 7
Seorang dokter wajib hanya memberi surat
keterangan dan pendapat yang telah diperiksa
sendiri kebenarannya
* Kodeki (Kewajiban Umum)

Pasal 8
Seorang dokter wajib, dalam setiap praktik
nedisnya, memberikan pelayanan secara
kompeten dengan kebebesan teknis dan
moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang
(comassion) dan pernghormatan atas
martabat manusia.
* Kodeki (Kewajiban Umum)

Pasal 9
Seorang dokter wajib bersikap jujur dalam
berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,
dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya
pada saat menangani pasien dia ketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi,
atau yang melakukan penipuan atau
penggelapan.
* Kodeki (Kewajiban Umum)

Pasal 10
Seorang dokter wajib menghormati hak-hak
pasien, teman sejawatnya, dan tenaga kesehatan
lainnya, serta wajib menjaga kepercayaan pasien.
Pasal 11
Setiap dokter wajib senantiasa mengingat
kewajiban dirinya melindungi hidup mahkluk
insani.
* Kodeki (Kewajiban Umum)

Pasal 12
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter
wajib memperhatikan keseluruhan aspek
pelayanan kesehatan (promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial-
kultural pasiennya serta berusaha menjadi
pendidik dan pengapdi sejati masyarakat.
* Kodeki (Kewajiban Umum)

Pasal 13
Setiap dokter dalam bekerjasama dengan
pejabat lintas sektoral di bidang kesehatan,
bidang lainnya dan masyarakat, wajib saling
menghormati.
* Kodeki
(Kewajiban Dokter terhadap Pasien)

Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan
mempergunakan seluruh keilmuan dan
ketarampilannya untuk kepentingan pasien,
yang ketika ia tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan dan pengobatan, atas
persetujuan pasien/keluarganya, ia wajib
merujuk pasien kepada dokter yang
mempunyai keahlian untuk itu.
* Kodeki
(Kewajiban Dokter terhadap Pasien)

Pasal 15
Seorang dokter wajib memberikan kesempatan
pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi
dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk
dalam beribadat dan atau penyelesaian
masalah pribadi lainnya.
* Kodeki
(Kewajiban Dokter terhadap Pasien)

Pasal 16
Seorang dokter wajib merahasiakan segala
sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia.
* Kodeki
(Kewajiban Dokter terhadap Pasien)

Pasal 17
Seorang dokter wajib melakukan pertolongan
darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
* Kodeki
(Kewajiban Dokter terhadap Teman Sejawat)

Pasal 18
Setiap dokter melakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 19
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih
pasien dari teman sejawat, kecuali dengan
persetujuan keduanya atau berdasarkan
prosedur yang etis.
* Kodeki
(Kewajiban Dokter terhadap Diri Sendiri)

Pasal 20
Setiap dokter wajib selalu memelihara
kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan
baik.
Pasal 21
Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/kesehatan.
*
Suatu bidang ilmu multidisipliner , yang tidak saja
melibatkan etika kedokteran , tetapi ilmu ilmu hayati
lain , lingkungan hidup , ekonomi, hukum dll.
*
* Etika
* Merupakan bagian ilmu filsafat yang meliputi hidup baik,
menjadi orang yang baik, berbuat baik dan menginginkan
hal yang baik dalam hidup (mempelajari moralitas) …
mengandung permusyawaratan dan argumen eksplisit
untuk membenarkan tindakan tertentu … etika praktis

* Asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik


profesi tertentu … etika normatif

* Etika menjadi alasan untuk memilih nilai yang benar


* Ciri-ciri moralitas :

1. Norma yang sangat penting, lebih bernilai


2. Bersifat universal (dimana, kapan dan siapa saja)
3. Normal rasional dan objektif
4. Menyangkut kebahagiaan orang lain

* Dokter melanggar janji shg datang tidak tepat


waktu … tidak etis
NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

ATURAN
PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN

DISIPLIN

ATURAN
ATURAN
HUKUM
PENERAPAN
KEDOKTERAN
ETIKA
ETIKA HUKUM
KEDOKTERAN
(KODEKI)
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

1. NORMA MORAL 1. NORMA DISIPLIN 1. NORMA HUKUM


- MASALAH MORAL ~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN: 2. PELANGGARAN → 2. PELANGGARAN
DILEMA NORMA LANGGAR STANDAR NORMA HUKUM
INTERNAL PROFESI (BENAR – SALAH)
(BAIK - BURUK) (BENAR - SALAH)
3. DAMPAK 3. KUALITAS PROFESI 3. PENYELESAIAN
- KUALITAS MORAL (LAYANAN, PERILAKU) KONFLIK/
- KEHORMATAN - KEHORMATAN KEDAMAIAN
PROFESI PROFESI
4. LINGKUP 4. KOMPETENSI 4. PERATURAN HK TTG
- PERILAKU ETIK YANMEDIK YAN KEDOKTERAN
PERILAKU PROF
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

5. BENTUK: KODE 5. ATURAN DISIPLIN 5. UU, PP, PERMEN,


ETIK PROFESI KEDOKTERAN KEPPRES DLL
6. DISUSUN: ORG. 6. KOMPILASI OLEH KKI 6. NEGARA (DPR +
PROFESI PEMERINTAH)
7. SANKSI 7. SANKSI 7. SANKSI
- MORAL/HT NURANI ~ TEGURAN - - PID: DENDA/
- NASEHAT/ RE-EDUKASI PENJARA
TEGURAN ~ CABUT STR /SIP - PDT:
- PENGUCILAN GANTI RUGI
- ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
8. YANG MEMERIKSA 8. MKDKI: 8.PENGADILAN:
- MKEK - DOKTER -NEGERI
- MKEKG - DOKTER GIGI -TUN
- ANGG PROFESI - SARJANA HUKUM ANGGOTA: HAKIM
*
 Bertolak dari Childress & Beauchamp yang
memaparkan adanya 4 kaidah dasar moral (KDM atau
moral principle/principle-based ethics atau ethical
guidelines) dalam ”buku suci”nya The Principles of
Biomedical Ethics (1994)

yakni beneficence, non-maleficence, justice dan


autonomy.

kemudian ditinjau melalui etika sehingga merupakan


maxim (kaidah dasar) yang berlaku normatif ketika
dokter menghadapi kasus kongkrit di klinik
 4 KDM  Kaidah Dasar Bioetika (KDB)

 4 KDB:

1. Tindakan berbuat baik


(beneficence)
2. Tidak merugikan (non-maleficence)
3. Keadilan (justice)
4. Otonomi (self determination)
The patient’s contexts for prima facie’s choice
(Agus Purwadianto , 2004)

G eneral benefit Elective, educated,


result, most of bread-w inner, mature
people, person

Beneficence Autonomy

Non Justice
Time maleficence
Vulnerables,
> 1 person, others
emergency, life
similarity, community /
saving, minor
social’s rights
*
ketika kondisi pasien merupakan kondisi yang wajar dan
berlaku pada banyak pasien lainnya, sehingga dokter akan
melakukan yang terbaik untuk kepentingan pasien

dokter telah melakukan kalkulasi dimana kebaikan yang


akan dialami pasiennya akan lebih banyak dibandingkan
dengan kerugiannya.

prinsip prima facienya adalah sesuatu yang berubah


menjadi atau dalam keadaan yang umum
*
* Dalam konteks, prinsip prima-facienya adalah ketika
pasien (berubah menjadi atau dalam keadaan) gawat
darurat dimana diperlukan suatu intervensi medik dalam
rangka penyelamatan nyawanya.

* Atau konteks ketika menghadapi pasien yang rentan,


mudah dimarjinalisasikan dan berasal dari kelompok
anak-anak atau orang uzur ataupun juga kelompok
perempuan (dalam konteks isu jender).
* Dalam konteks autonomy, prima facie disini muncul
(berubah menjadi atau dalam keadaan) pada sosok
pasien yang berpendidikan, pencari nafkah, dewasa
dan berkepribadian matang.
* Prima facienya pada (berubah menjadi atau dalam
keadaan) konteks membahas hak orang lain selain
diri pasien itu sendiri.

* Hak orang lain ini khususnya mereka yang sama


atau setara dalam mengalami gangguan kesehatan
di luar diri pasien, serta membahas hak-hak sosial
masyarakat atau komunitas sekitar pasien.
Permasalahan klinik yg sering dihadapi :

1. Definisi mati dan penetapannya


2. Batas antara pengobatan dan perawatan ,dan bila mana
keduanya dapat dihentikan
3. Kelainan bawaan berat pada bayi baru lahir
4. Deteksi dini kelainan bawaan berat sebelum lahir
5. Beberapa pandangan etis kapan resisutasi
kardiopulmonal masih di perlukan atau kapan
dianggap tidak lagi bermamfaat.
6. Kegawat daruratan dan prediksi keberhasilan
dan kualitas hidup
7. No Not Resuscition (DNR) dan Allow Natural
Death (ADN)
8. Surat wasiat (Advanced Directives dan Living
Wills)
9. Wali/pengampu pengambil keputusan
10.Competency dan Capacity dalam pengambilan
Consent Pasien
11. Surragate Mother
12.Transplantasi ginjal
13.Etika pengguna plasebo dan mitos plasebo
14.Etik terhadapa pasien kanker
15.Resusitasi jantung paru
* Ada 4 KDB yang masing-masing saling berebut untuk
tampil sebagai acuan dasar isu etik melalui prinsip prima
facienya masing-masing sesuai dengan ciri-ciri
konteks ”berubah menjadi” atau ”dalam keadaan
pasien”.

* Prinsip prima facie praktis, menjadi model berpikir kritis


yang dapat diterapkan pada analisis etik pelbagai kasus
konkrit lainnya, (sebagai subyek penelitian, pasien
berdilema etik dalam perawatan yang memerlukan
pemecahan etis ataupun penelusuran pelanggaran etik
profesi )
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan
orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
*
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan
termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)
Kriteria
*
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi)
secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
1. 5S (senyum,salam,sapa,sopandansantun)
2. Memulai sesuatu dgn basmallahdanmengakhirinyadgnhamdallah
3. Menghadirkanseorangperawatataukeluargapasenklmemeriksalawanj
enis
4. Dokter Muslimah selalu memakai jilbab
5. Menetapi janji kalau berjanji
6. Menegakkan kejujuran
7. Mempertanggungjawabkantindakanygdilakukannya
8. Berprinsip:klpasennyasembguhbukandiayangmenyembuh-
kantapiAllahswt
9. Selalumintainformedconsent
10. MengikutiperkembanganIPTEKdgnmenghadiripertemuanilmiah

10/11/2020
11. Melaksanakanibadahmahdhah
12. Mampumenjadiimamshalat,khatibJumatdanmemimpindoa
(bagilulusanlaki-laki)
13. Mampumembericeramahagama
14. MengingatkanpasennyaygMuslimutkmelakukanibadahmahdhah
15. Mengingatkanpasennyautkberobatdgnobathalal
16. Mengingatkanpasennyautkmakan/minumyghalal
17. MampumenjelaskanlandasanalQurandanHadisygrelevanterhadapisuk
edokteran/kesehatanygtelahadafatwanya
18. Dlmhaltidaktahufatwasebuahisukedokteran/kesehatandiaselalumen
ghubungipakardibidangituataubrowsinginternet
19. Mengadakanpengajiankeluarga
20. Menjagakerahasiaaninformasipasennya

10/11/2020
* Azas Etik Kedokteran:

1. Principle of respect to the patients Autonomy /


asas menghormati otonomi pasien.kebebasan
untuk memutuskan / menolak yg akan
dilakukan terhadap nya. Berhak di hormati dan
tidak boleh di paksa. –Informed consent
2. Principle of veracity / asas kejujuran: jujur
terhadap pasien, dirinya sendiri . informasi
disesuaikan dengan pendidikan pasien.
* Azas Etik Kedokteran:

3. Principle of non maleficence / asas tidak


merugikan : mengutamakan tindakan yg tidak
merugikan pasien, serta mengutamakan
supaya resiko fisik, psikologi, sosial akibat
tindakan tersebut seminimal mungkin.
4. Principle of beneficence /asas mamfaat :
tindakan dokter harus bermamfaat bagi
pasien untuk menmgurangi penderitaan atau
memperpanjang hidupnya.
* Azas Etik Kedokteran:

5. Principle of confidentiality / asas kerahasiaan :


menghormati kerahasiaan pasien walaupun
sudah meninggal.
6. Principle of justice / asas keadilan : harus
berlaku adil dalam merawat pasien.
* Etik Medik

1. Altruism sikap mementingkan pasien dari


pada dirinya sendiri
2. Akuntabel :Penuh tanggung jawab pada
penderita dan keluarganya, masyarakat,
dirinya sendiri dan profesinya
3. Excellence : berkomitmen untuk belajar terus
menerus
4. Duty / on call : dapat dihubungi dan
responsif.
* Etik Medik

5. Menjaga kehormatan dan integritas sebagai


dokter
6. Respect for others : menghormati sesama
* Fase Emosi Pasien dalam
Keadaan Gawat Darurat
Ler Ross 1970:
1. Penolakan dan isolasi / denial and Isolation
2. Marah / anger
3. Tawar Menawar / bargaining
4. Depresi /Depression
5. Menerima / Acceptance
* Komunikasi dokter pasien

 Empati : Mengerti dan berbagi rasa


dengan orang lain lebih obyektif
 Simpati : Mengerti dan berbagi rasa
dengan orang lain lebih subyektif .
* Aspek etik komunikasi dokter
pasien

1. Autonomi
2. Veracity
3. Non Maleficence
4. Beneficence
5. Confidentiality
6. Justice
* Hak Pasien

1. Hak informasi
2. Hak untuk memberikan persetujuan
3. Hak atas rahasia kedokteran
4. Hak untuk mendapat pendapat kedua.
* Informed Concent

Pihak yg menyatakan persetujuan / penolakan


1. Pasien sendiri. bila pasien >21 th atau telah menikah
2. bila < 21 th
a. Ayah / ibu kandung
b. Saudara-Saudara kandung
* Informed Concent

3. bila < 21 tahun, tdk punya orang tua atau orang tua
berhalangan hadir
a. Ayah/ ibu adopsi
b. saudara2 kandung
c. induk semang
* Informed Concent

4. Dewasa dengan gangguan mental


a. ayah/ ibu kandung
b. wali yg syah
c. saudara2 kandung
5. Dewasa dibawah pengampuan :
a. Wali
b. Kurator
* Informed Concent

6. Pasien dewasa yg telah menikah :


a. Suami / istri
b. Ayah/ ibu kandung
c. Anak anak kandung
d. Saudara2 kandung.
* Informed Concent

Cara penyampaian :
*Lisan bila tindakan medis resiko tidak tinggi
*Tulis :bila tindakan medis resiko tinggi
*Perluasan tindakan medis selain yg telah disetujui,
tidak dibenarkan dilakukan dengan alasan apapun
juga, Kecuali bila perluasan tindakan medis tsb
terpaksa dilakukan untuk menyelamatkan nyawa
pasien.
* Deontologis , pandangan etika normatif yg menilai moralitas
atas dasar kepatuhan pada peraturan..benar atau salah
* Tindakan berbuat baik krn baik untuk dirinya merupakan
kewajiban , tindakan buruk baginya –bukan kewajiban.
* Teleologi dgn dasar baik atau jahat

Your footnote
*

* Kaidah Dasar Bioetika (Principle-based ethics)


merupakan metode tangguh memunculkan isu
etik pasien, sebagai pendamping isu medik dalam
penanganan klinik.

* Hal ini akan memberi dampak cara berpikir kritis


rasional dalam melakukan analisis pembenaran
moral sekaligus ketegaran moral.
*KEPUSTAKAAN:

1.Yuniar Lestari , kaidah dasar bioetika dalam


membingkai profesi kedokteran.
2. Bartens , bioetika asal usul tujuan dan
cakupannya.
3. Qomariyah, Basbeth F, bioetika isu dan
dilema.
4. Qomariyah, Seminar Etik Kegawatdaruratan
10/11/2020
*

Anda mungkin juga menyukai