Anda di halaman 1dari 22

Etika dan Hukum kedokter

Kelompok 2
 Seorang dokter dalam menjalankan tugasnya
mempunyai alasan yang mulia, yaitu berusaha
untuk menyehatkan tubuh pasien, atau setidak-
tidaknya berbuat untuk mengurangi penderitaan
pasien.
 Oleh karenanya dengan alasan yang demikian
wajarlah apabila apa yang dilakukan oleh dokter itu
layak untuk mendapatkan perlindungan hukum
sampai batas-batas tertentu. Sampai batas mana
perbuatan dokter itu dapat dilindungi oleh hukum,
inilah yang menjadi permasalahan.
 Mengetahui batas tindakan yang diperbolehkan
menurut hukum, merupakan hal yang sangat penting,
baik bagi dokter itu sendiri maupun bagi pasien dan
para aparat penegak hukum.
 Jika seorang dokter tidak mengetahui tentang batas
tindakan yang diperbolehkan oleh hukum dan
menjalankan tugas perawatannya, sudah barang tentu
dia akan ragu-ragu dalam melakukan tugas tersebut,
terutama untuk memberikan diagnosis dan terapi
terhadap penyakit yang diderita oleh pasien.
 Disadari sepenuhnya bahwa pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh seorang dokter kepada pasien tidak
selamanya berhasil dengan baik.
 Etika dan Hukum mempunyai tujuan yang sama:
mengatur ketertiban
mengatur ketentraman
pergaulan masyarakat
Etika berasal dari ethos ( = yang baik, yang layak))
Etika dan hukum merupakan

 Norma-norma
 Nilai-nilai
 Pola tingkah laku
kelompok masyarakat tertentu dalam memberi pelayanan dan
jasa pd masyarakat
Profesi ( pengakuan) Kesehatan

 Dokter
 Dokter gigi
 Farmasi
 Kesehatan masyarakat
 Keperawatan
 Kesehatan lingkungan
 Dll
Etik Kedokteran

 Tertua
 Prinsip-prinsip moral
 Azas-azas akhlak
yang harus diterapkan dokter pada pasien
teman sejawat
masyarakat pada umumnya
Ciri-ciri profesi

 Mengikuti pendidikan sesuai standar nasional


 Pekerjaannya berlandas etik profesi
 Mengutamakan kemanusiaan dari keuntungan
 Legal, melalui perizinan
 Belajar sepanjang hayat
 Terorganisasi
Landasan Etik Kedokteran

 Sumpah Hippokrates (460 – 377 SM)


 Deklarasi Geneva (!948)
 International Code of Medical ethics(1949)
 Lafal Sumpah Dokter Indonesia (1960)
 Kode Etik Kedokteran Indonesia (1983)
 Deklarasi World Medical Association
Hukum Kesehatan

 Masih muda, dimulai dari World Congress of Medical Law di


Belgia, 1967
 Dikembangkan melalui World Congress of The Association for
Medical Law periodik
 Kelompok Studi Hukum Kedokteran FKUI, 1982
 PERHUKI, Jakata tahun 1987
 PERHUKI SUMUT, 1986, Medan
Hukum Kesehatan melingkupi

 H. Kedokteran
 H. Kedokteran Gigi
 H. Keperawatan
 H. Farmasi klinik
 H. Rumah Sakit
 H. Kesehatan Masyarakat
 H. Kesehatan Lingkungan
 Dan sebagainya
Hukum Kedokteran

 Merupakan bagian H. Kesehatan


 Mengenai medical care / services
Hak dan kewajiban pasien, dokter, Rumah Sakit, Masyarakat
baik penerima maupun pemberi layanan dalam aspek organisasi,
sarana, pedoman standar pelayanan medik, ilmu pengetahuan
kesehatan.
Persamaan Etik dan Hukum
Kedokteran
 Alat utk mengatur ketertiban masyarakat
 Objeknya adalah tingkah laku manusia
 Mengandung hak dan kewajiban anggota
 Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
 Sumber hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para senior
Perbedaan

 Etika adalah pengaturan diri oleh komunitas moral tertentu


terhadap warganya sendiri (self imposed regulation).
 Hukum formal adalah pengaturan oleh negara yang berlaku untuk
semua warga negara dan juga warga asing yang berada dalam
wilayah hukum negara.
Etika dan Hukum

 Etika profesi medis menuntut dokter berkewajiban untuk berbuat


hal positif terhadap pasien.
 Hukum menuntut standar moral yang minimum dari warga
negara. Hukum lebih banyak memuat apa yang tidak boleh
dilakukan, dan jarang menuntut kewajiban positif dari seorang
terhadap orang lain.
 Etika menetapkan norma perilaku seseorang. Namun, norma etika
tidak mengikat secara yuridis.
 Dalam hal norma etika tertentu bertentangan dengan hukum,
yang harus diberlakukan adalah ketentuan hukum.
NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

ATURAN
PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN

DISIPLIN

ATURAN
ATURAN
HUKUM
PENERAPAN
KEDOKTERAN
ETIKA
ETIKA HUKUM
KEDOKTERAN
(KODEKI)
ETIKA KEDOKTERAN DISIPLIN HUKUM KEDOKTERAN
KEDOKTERAN
1. NORMA MORAL 1. NORMA DISIPLIN 1. NORMA HUKUM
- MASALAH MORAL ~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN: 2. PELANGGARAN → 2. PELANGGARAN
DILEMA NORMA LANGGAR STANDAR NORMA HUKUM
INTERNAL PROFESI (BENAR – SALAH)
(BAIK - BURUK) (BENAR - SALAH)
3. DAMPAK 3. KUALITAS PROFESI 3. PENYELESAIAN
- KUALITAS MORAL (LAYANAN, KONFLIK/
- KEHORMATAN PERILAKU) KEDAMAIAN
PROFESI - KEHORMATAN
4. LINGKUP PROFESI 4. PERATURAN HK TTG
- PERILAKU ETIK 4. KOMPETENSI YAN
YANMEDIK KEDOKTERAN
PERILAKU PROF
ETIKA KEDOKTERAN DISIPLIN KEDOKTERAN HUKUM
KEDOKTERAN
5. BENTUK: KODE 5. ATURAN DISIPLIN 5. UU, PP, PERMEN,
ETIK PROFESI KEDOKTERAN KEPPRES DLL
6. DISUSUN: ORG. 6. KOMPILASI OLEH 6. NEGARA (DPR +
PROFESI KKI PEMERINTAH)
7. SANKSI 7. SANKSI
- MORAL/HT 7. SANKSI - PID: DENDA/
NURANI ~ TEGURAN - PENJARA
- NASEHAT/ REEDUKASI - PDT:
TEGURAN ~ CABUT STR /SIP GANTI RUGI
- PENGUCILAN - ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
8.PENGADILAN:
8. YANG MEMERIKSA 8. MKDKI: -NEGERI
- MKEK - DOKTER -TUN
- MKEKG - DOKTER GIGI ANGGOTA: HAKIM
- ANGG PROFESI - SARJANA HUKUM
Rangkuman
 Etika sebagai falsafah, pengetahuan, dan pedoman praktis adalah
penting karena :
 Etika mengajar manusia membuat keputusan yang tepat dalam
kehidupan sehari-hari.
 Etika membuat orang berpikir, memilih, dan bertindak bijaksana.
 Sedang hukum berfungsi dan bertujuan:
 Mengatur hubungan bermasyarakat, kegiatan serta
tindakan masyarakat, agar kehidupan tertib, aman, dan
adil.
 Hukum melindungi manusia dan integritasnya,
melindungi dari kesewenang-wenangan kekuasaan.
 Hukum menetapkan ‘aturan main’ dalam masyarakat.
 Lembaga hukum memberikan bantuan hukum untuk
mewujudkan atau membela hak manusia.
 Dalam profesi medis, etika kedokteran dan hukum kesehatan
dapat saling mengisi agar profesi itu dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, bagi pasien maupun bagi dokter.

Anda mungkin juga menyukai