Anda di halaman 1dari 56

Kaidah Dasar bioetika

dalam profesi kedokteran

Oleh : dr. Yuniar Lestari, MKes

YL- FKG - 2014


PEMBENTUKAN NORMA
• Dalam bermasyarakat, terdapat interaksi
antara satu warga dengan warga lain

• Orang akan menilai suatu perbuatan


tertentu adalah perbuatan yang baik atau
tidak

• Bila kebanyakan orang sudah memiliki


penilaian yg sama maka terjadilah suatu
“nilai”
YL- FKG - 2014
• Masyarakat kemudian menggunakan
“nilai” tersebut dalam kehidupan sehari-
hari, mengajarkannya kepada anaknya,
dst, sehingga menjadi kebiasaan

• Kebiasaan yg sudah diterima secara


umum akan dianggap sebagai suatu
“norma”  kadang memiliki sanksi bila
dilanggar

• Norma tersebut dapat berupa “perintah”,


dapat pula berupa “larangan” dan
“anjuran”
YL- FKG - 2014
NORMA
• NORMA AGAMA
– Mengatur kehidupan transendental
• NORMA KESUSILAAN
– Mengatur hidup orang pribadi
• NORMA KESOPANAN
– Mengatur hidup antar manusia
• NORMA HUKUM
– Mengatur ketertiban hidup masyarakat
YL- FKG - 2014
NORMA AGAMA
• Norma yang “berasal” dari tuhan atau
kitab atau diajarkan oleh pembawa agama

Utama : mengatur hubungan antara


manusia dengan tuhannya

Juga hubungan antar manusia (muamalat)

• Norma agama bersifat umum dan universal

YL- FKG - 2014


NORMA KESUSILAAN

• Norma yg berasal dari hati nurani

• Mengatur cara hidup dan cara berperilaku


orang pribadi
• Berkata jujur
• Berbuat baik
• Menghormati orang tua

• Bersifat umum dan universal

YL- FKG - 2014


NORMA KESOPANAN

• Timbul dalam pergaulan antar manusia


dalam suatu kelompok masyarakat tertentu

• Menghargai orang tua


• Mendahulukan wanita
• Bertutur kata lembut pada
orang tua

• Dapat tidak universal, bergantung kepada


adat istiadat / budaya setempat ( … Kato nan
ampek )
YL- FKG - 2014
NORMA HUKUM

• Dibuat karena untuk menjaga ketertiban


hubungan antar manusia, diperlukan
norma yg tegas dan dapat dipaksakan,
serta memiliki sanksi nyata di dunia

• Norma hukum juga tidak selalu universal,


meskipun ada kecenderungan kesana …
hukum negara, adat…

YL- FKG - 2014


DIMANA LETAK ETIKA ?
• Etika adalah pengetahuan tentang moralitas,
menilai baik buruknya sesuatu perbuatan ditinjau
dari sisi moral

“...ethics is the study of morality – careful and systematic


reflection on and analysis of moral decisions and
behaviour” (WMA)

• Etika dapat mengandung norma kesusilaan (sikap


pribadi) maupun norma kesopanan (perilaku
antar manusia), tetapi dapat dipengaruhi oleh
norma agama dan norma hukum

YL- FKG - 2014


• Etika

– Merupakan bagian ilmu filsafat yang meliputi


hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat
baik dan menginginkan hal yang baik dalam
hidup (mempelajari moralitas) … mengandung
permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk
membenarkan tindakan tertentu … etika
praktis

– Asas yang mengatur karakter manusia ideal


atau kode etik profesi tertentu … etika
normatif

– Etika menjadi alasan untuk memilih nilai yang


benar di tengah belantara norma
YL- FKG - 2014
NORMA Bioetika
Bioetika atau Biomedical Ethics
• merupakan cabang dari etika normatif,
lebih luas dari medical ethics

Medical Ethics
• merupakan etik yang berhubungan dengan
praktek kedokteran dan atau penelitian
dibidang biomedis
YL- FKG - 2014
ETIK dan HUKUM
• Hukum mengatur perilaku manusia dalam
kaitannya dengan ketertiban hubungan antar
manusia, dengan aturan yang tertentu dan baku.

• Etik mengatur manusia dalam membuat


keputusan dan dalam berperilaku (profesi),
dengan menggunakan “dialog” antar beberapa
kaidah moral, dengan hasil yang tidak selalu
seragam.
YL- FKG - 2014
Contoh cara berpikir Hukum:

 Dalam meminta persetujuan tindakan medik,


yang penting adalah formulir persetujuan
telah ditandatangani oleh pasien atau “yang
mewakilinya”

 Bila melakukan “kelalaian” maka melakukan


upaya menutupinya, baik di rekam medis
maupun informasi kepada pasien dan
keluarganya agar tidak terjadi tuntutan

YL- FKG - 2014


Contoh cara berpikir Etik

 Dalam meminta persetujuan tindakan medik,


yang penting adalah keputusan pasien dibuat
setelah memahami semua informasi yang
diperlukan dalam membuat keputusan
tersebut.

 Bila melakukan “kelalaian” maka dokter


tetap bersikap akuntabel, baik dalam
dokumentasi di rekam medis maupun
sikapnya kepada pasien dan keluarganya
YL- FKG - 2014
MORAL & ETHICS

Jika Dr berbicara bahwa aborsi merupakan


perbuatan salah (immoral) maka yang sedang
dibicarakannya itu adalah ttg MORAL.

Jika Dr obs-gyn menimbang-nimbang akan


melakukan aborsi atau tdk, karena pasien
hamil dgn penyakit jantung berat, maka yang
sedang ditimbang-timbang itu adalah ttg
ETIKA.

YL- FKG - 2014


MORAL & ETHICS

Jadi dalam etika,


pandangan moral yg menyatakan aborsi
immoral………..

dikritisi, dianalisis secara logis dan rasional


utk ditemukan jastifikasinya pd kasus nyata.

YL- FKG - 2014


• Etika kedokteran mencantumkan
kewajiban/standar profesi. Etik yang
memiliki sanksi moral dipaksa berbaur
dengan keprofesian yang memiliki sanksi
disiplin/administratif

• Para ahli hukum menganggap standar


prosedur dan standar pelayanan medis
sebagai domain hukum. Sementara
profesi menganggap bahwa pemenuhan
standar profesi adalah bagian dari sikap
etis dan profesi.
YL- FKG - 2014
Beberapa pertanyaan
1. Apakah membuka rahasia kedokteran dapat
dibenarkan secara moral?
2. Apakah etis memuji kelebihan diri dibanding dokter
gigi lain?
3. Apakah dapat dibenarkan secara moral, seorang
tenaga kesehatan memberitahukan kepada
seseorang yang dalam stadium terminal bahwa ia
sedang sekarat?
4. Apakah dapat dibenarkan aturan yang
membolehkan tindakan medis apa saja yang diminta
oleh pasien, meskipun tidak ada indikasi?

YL- FKG - 2014


NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

ATURAN
PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN

DISIPLIN

ATURAN ATURAN
PENERAPAN
ETIKA HUKUM HUKUM
ETIKA KEDOKTERAN
KEDOKTERAN
(KODEKI)

YL- FKG - 2014


ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

1. NORMA MORAL 1. NORMA DISIPLIN 1. NORMA HUKUM


- MASALAH MORAL ~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN: 2. PELANGGARAN → 2. PELANGGARAN
DILEMA NORMA LANGGAR STANDAR NORMA HUKUM
INTERNAL PROFESI (BENAR – SALAH)
(BAIK - BURUK) (BENAR - SALAH)
3. DAMPAK 3. KUALITAS PROFESI 3. PENYELESAIAN
- KUALITAS MORAL (LAYANAN, PERILAKU) KONFLIK/
- KEHORMATAN - KEHORMATAN KEDAMAIAN
PROFESI PROFESI
4. LINGKUP 4. KOMPETENSI 4. PERATURAN HK TTG
- PERILAKU ETIK YANMEDIK YAN KEDOKTERAN
PERILAKU PROF
YL- FKG - 2014
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

5. BENTUK: KODE 5. ATURAN DISIPLIN 5. UU, PP, PERMEN,


ETIK PROFESI KEDOKTERAN KEPPRES DLL
6. DISUSUN: ORG. 6. KOMPILASI OLEH KKI 6. NEGARA (DPR +
PROFESI PEMERINTAH)
7. SANKSI 7. SANKSI 7. SANKSI
- MORAL/HT NURANI ~ TEGURAN - - PID: DENDA/
- NASEHAT/ REEDUKASI PENJARA
TEGURAN ~ CABUT STR /SIP - PDT:
- PENGUCILAN GANTI RUGI
- ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
8. YANG MEMERIKSA 8. MKDKI: 8.PENGADILAN:
- MKEK - DOKTER -NEGERI
- MKEKG - DOKTER GIGI -TUN
- ANGG PROFESI - SARJANA HUKUM ANGGOTA: HAKIM

YL- FKG - 2014


Kaidah Dasar bioetika
 Bertolak dari Childress & Beauchamp yang
memaparkan adanya 4 kaidah dasar moral
(KDM atau moral principle/principle-based
ethics atau ethical guidelines) dalam ”buku
suci”nya The Principles of Biomedical Ethics
(1994)

yakni beneficence, non-maleficence, justice


dan autonomy.

kemudian ditinjau melalui etika sehingga


merupakan maxim (kaidah dasar) yang
berlaku normatif ketika dokter menghadapi
kasus kongkrit di klinik
YL- FKG - 2014
4 KDM  Kaidah Dasar Bioetika (KDB)

4 KDB:
1. Tindakan berbuat baik (beneficence)
2. Tidak merugikan (non-maleficence)
3. Keadilan (justice)
4. Otonomi (self determination)

YL- FKG - 2014


Prinsip turunan

1. Kejujuran
2. Kesetiaan
3. Privacy
4. Konfidensialitas
5. Menghormati kontrak
6. Ketulusan
7. Menghindari membunuh

YL- FKG - 2014


beneficence
• ketika kondisi pasien merupakan kondisi yang
wajar dan berlaku pada banyak pasien lainnya,
sehingga dokter akan melakukan yang terbaik
untuk kepentingan pasien

• dokter telah melakukan kalkulasi dimana


kebaikan yang akan dialami pasiennya akan
lebih banyak dibandingkan dengan
kerugiannya.

YL- FKG - 2014


Kriteria
Beneficence
Kriteria
1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan
orang lain)
2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sebagai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle

YL- FKG - 2014


non maleficence

• Konteks ketika menghadapi pasien yang


rentan, mudah dimarjinalisasikan dan berasal
dari kelompok anak-anak atau orang uzur
ataupun juga kelompok perempuan (dalam
konteks isu jender).

YL- FKG - 2014


Non-maleficence
Kriteria
1. Menolong pasien emergensi :
Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan
YL- FKG - 2014
autonomy
Kriteria
1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan
termasuk keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non
emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)

YL- FKG - 2014


justice
Kriteria
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi)
secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan
kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb
YL- FKG - 2014
Membangun Keputusan Klinik

Pertimbangan Pertimbangan
Etik
Keputusan
Medik
Klinik
K

YL- FKG - 2014


permasalahan
Pembuatan keputusan klinis pada kasus
konkrit

– Tidak mudah  Situasi dilematis


Ancaman etikolegal

Teknik pengobatan pasien


adalah “seni” Ketidak pastian

YL- FKG - 2014


Tergopoh-gopoh spt ini, benar atau tidak ?
YL- FKG - 2014
Kalau yang ini 1 dari ratusan
korban tsunami, lumpur panas
YL- FKG - 2014 ?? (di luar RS >>)
MORAL & ETHICS

Dalam etika,
pandangan moral yg menyatakan suatu
tindakan adalah immoral………..

dikritisi, dianalisis secara logis dan rasional


utk ditemukan jastifikasinya pd kasus nyata.

YL- FKG - 2014


PRIMA FACIE
DAN TELAAH KASUS ETIK

Oleh : dr. Yuniar Lestari, MKes

YL- FKG - 2014


PASIEN
 Orang yg menginginkan agar masalah
kesehatannya dapat diatasi oleh dokter.

 Umumnya tidak faham ilmu kedokteran.

 Tidak memiliki kemampuan mengontrol


kinerja dan prilaku dokter, sehingga
mereka termasuk gol rentan (vulnerable
group).

 Maka perlu diberi perlindungan (melalui


Moral, Etika, Hukum dan
YL- FKG - 2014 Sumpah dokter).
Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia
Hasil Kongres PDGI XXIII tahun 2008 (SKEP/034/PB
PDGI/V/2008), a.l :
• bekerja dengan penuh pengabdian
• berjiwa Pancasila dokter gigi berkewajiban
menjunjung tinggi norma hidup yang luhur
• Tidak : memuji diri sendiri, menarik perhatian
umum yang tidak wajar, tindakan kedokteran
gigi tanpa indikasi … keuntungan?, tarif
pengobatan yang tidak wajar, gelar yang tidak
menjadi haknya, tindakan-tindakan yang bersifat
asusila
• Aturan papan nama praktik
• memberikan keterangan yang benar
YL- FKG - 2014
• KODEKGI 2008-2011.pdf

YL- FKG - 2014


DILEMA ETIK
Suatu tindakan tertentu:
o Jika sesuai norma moral maka
tindakan tsb benar-benar ETIS.

o Jika tidak sesuai norma moral berarti ada


DILEMA ETIK.

Oleh sebab itu harus dilakukan kritisi dan


analisis secara logis dan rasional utk
ditentukan jastifikasi / keetisannya.

YL- FKG - 2014


• Dilema etik.docx

YL- FKG - 2014


Isu etik
• Isu etik adalah titik awal pembahasan masalah
etika klinis

• Isu etik dapat ditarik dari KDB ( moral


principle/principle-based ethics/ PBE )
1. Beneficence
2. Nonmaleficence
3. Justice
4. Autonomy

YL- FKG - 2014


Isu etik sering sudah nampak jelas pada kasus
(insight), karena adanya satu KDB yang
dominan mewarnai kasus tsb.

Contoh kasus sederhana :


perlunya informed consent, jelas isu etiknya
adalah keberlakuan KDB otonomi.

YL- FKG - 2014


• Konflik berkepanjangan sering disebabkan
karena klinisi tidak trampil menguak aspek
etik pasien yang dihadapinya

• Bagaimana dengan kasus berikut ?

YL- FKG - 2014


Sukma Ayu’s (movie star) case
 medical futility, similar with Karen Quinlan case

RELEVANSI

YL- FKG - 2014


• KDB akan membingkai kasus di atas.
• KDB memberi pegangan pembenaran
moral bagi dokter.

• Kemutlakan pemberlakuan 1 KDB atas 1


kasus konkrit dikenal dengan ketegaran
moral (moral stringency)

YL- FKG - 2014


Mahasiswa ???
• Seorang mahasiswa kedokteran diharap
mampu dengan cepat mengungkap isu etik
dari sebuah kasus.

• Tidak jarang pada 1 kasus klinis terdapat saling


pengaruh lebih dari 1 KDB.
Mana yang akan dimenangkan ?

Mengasah ketrampilan TERGANTUNG !!!


kritis logis mahasiswa
YL- FKG - 2014
Mengapa ???
Dalam pandangan etikolegal, tindakan etis
merupakan lingkup atau rangkaian pola tindakan
hukum.

Tindakan etis sekaligus dasar tindakan hukum


pada kasus klinis mewarnai pilihan konkrit
kebebasan profesi yang dapat dibenarkan secara
moral dan doktrin hukum dalam bentuk
kewajiban etis (moral duty)

Dengan sendirinya sulit atau tidak mungkin


dokter/rumah sakit dijatuhi sanksi, baik etik,
disiplin maupun hukum.
YL- FKG - 2014
Asas Prima Facie
• Merupakan pemilihan 1 KDB ter”absah” sesuai
konteks (data) yang ada pada kasus.

• Dalam penanganan pasien di klinik, setelah


indikasi medik, pengelolaan juga ditentukan oleh
“seni” berbasis KDB.

• Asas prima facie mengisyaratkan KDB yang lama


akan ditinggalkan, diganti dengan KDB baru yang
lebih absah.

YL- FKG - 2014


The patient’s contexts for prima facie’s choice
(Agus Purwadianto , 2004)

G eneral benefit Elective, educated,


result, most of bread-w inner, mature
people, person

Beneficence Autonomy

Non Justice
Time maleficence
Vulnerables,
> 1 person, others
emergency, life
similarity, community /
saving, minor YL- FKG - 2014
social’s rights
Kapan ??
• Prinsip prima facie Beneficence adalah
sesuatu kondisi yang kemudian berubah
menjadi atau dalam keadaan yang umum

• Dalam konteks Non maleficence, prinsip


prima-facienya adalah ketika pasien (berubah
menjadi atau dalam keadaan) gawat darurat
dimana diperlukan suatu intervensi medik
dalam rangka penyelamatan nyawanya.

YL- FKG - 2014


• Dalam konteks autonomy, prima facie disini
muncul (berubah menjadi atau dalam
keadaan) pada sosok pasien yang
berpendidikan, pencari nafkah, dewasa dan
berkepribadian matang.

YL- FKG - 2014


Justice
• Prima facienya pada (berubah menjadi atau
dalam keadaan) konteks membahas hak orang
lain selain diri pasien itu sendiri.

• Hak orang lain ini khususnya mereka yang


sama atau setara dalam mengalami gangguan
kesehatan di luar diri pasien, serta membahas
hak-hak sosial masyarakat atau komunitas
sekitar pasien.

YL- FKG - 2014


kesimpulan

• Kaidah Dasar Bioetika (Principle-based ethics)


merupakan metode tangguh memunculkan
isu etik pasien, sebagai pendamping isu medik
dalam penanganan klinik.
• Ada 4 KDB yang masing-masing saling berebut
untuk tampil sebagai acuan dasar isu etik
melalui prinsip prima facienya masing-masing
sesuai dengan ciri-ciri konteks ”berubah
menjadi” atau ”dalam keadaan pasien”.

YL- FKG - 2014


• Memahami Prima facie akan memberi dampak
cara berpikir kritis rasional dalam melakukan
analisis pembenaran moral sekaligus ketegaran
moral.

• Prinsip prima facie praktis, menjadi model


berpikir kritis yang dapat diterapkan pada
analisis etik pelbagai kasus konkrit lainnya,
(sebagai subyek penelitian, pasien berdilema
etik dalam perawatan yang memerlukan
pemecahan etis ataupun penelusuran
pelanggaran etik profesi )
YL- FKG - 2014
CONTOH SKENARIO

Dokter Medi harus menghentikan prakteknya dan bergegas menuju Puskesmas.. ..Setelah
pemeriksaan dan pemberian pertolongan dasar, Dokter Medi menjelaskan kepada pasien
dan keluarga bahwa berdasarkan kondisi pasien dan lokasi rumah sakit yang jauh, ia
bermaksud untuk melakukan kuretase secara manual sebelum melakukan rujukan. Dokter
Medi meminta persetujuan pasien secara tertulis.

Setelah itu Dokter Medi kembali ke prakteknya. Seorang Ibu muda meminta didahulukan
gilirannya karena ada keperluan lain. Ia akan terlambat, karena tadi Dokter Medi
menghentikan praktek. Namun Dokter Medi meminta Ibu tersebut untuk antri sesuai
urutan, meskipun Ibu tadi terlihat kesal. Ia menyuruh pasien berikutnya seorang laki-laki 48
tahun masuk. Pasien ini mengeluh sejak dibukanya tambang batubara di utara desa, ia dan
keluarganya terkena gatal-gatal di kulit karena sungai sumber air mereka sudah tercemar.
Bagaimana tanggung jawab pemilik tambang atas akibat kegiatan mereka. Tampak Dokter
Medi mengangguk-anggukan kepala sambil terus memeriksa pasien.
STR , SIP, MKDKI, MKEK atau di tuntut di depan pengadilan.

Anak dokter Medi memandangi ayahnya dengan kagum, karena menjalankan praktek dengan
prinsip yang tegas. Bagaimana sebenarnya prinsip moral, hukum dan kemanusiaan dalam
praktek dokter seperti yang disampaikan ayahnya tadi beserta konsekuensinya ?

YL- FKG - 2014

Anda mungkin juga menyukai