Anda di halaman 1dari 28

Oleh : Mardhatillah Marsa

 Etika
 Merupakan bagian ilmu filsafat yang meliputi
hidup baik, menjadi orang yang baik, berbuat
baik dan menginginkan hal yang baik dalam hidup
(mempelajari moralitas) … mengandung
permusyawaratan dan argumen eksplisit untuk
membenarkan tindakan tertentu … etika praktis

 Asas yang mengatur karakter manusia ideal atau


kode etik profesi tertentu … etika normatif

 Etika menjadi alasan untuk memilih nilai yang


benar di tengah belantara norma
 Ciri-ciri moralitas :

1. Norma yang sangat penting, lebih bernilai


2. Bersifat universal (dimana, kapan dan siapa
saja)
3. Normal rasional dan objektif
4. Menyangkut kebahagiaan orang lain

 Dokter melanggar janji shg datang tidak


tepat waktu … tidak etis

 Dokter meracuni pasiennya … tidak bermoral


Bioetika atau Biomedical Ethics
 merupakan cabang dari etika normatif
 merupakan etik yang berhubungan
dengan praktek kedokteran dan atau
penelitian dibidang biomedis
 Hukum mengatur perilaku manusia dalam
kaitannya dengan ketertiban hubungan antar
manusia, dengan aturan yang tertentu dan
baku.

 Etik
mengatur manusia dalam membuat
keputusan dan dalam berperilaku (profesi),
dengan menggunakan “dialog” antar
beberapa kaidah moral, dengan hasil yang
tidak selalu seragam.
 Contoh cara berpikir Hukum:
 Dalam meminta persetujuan tindakan medik,
yang penting adalah formulir persetujuan telah
ditandatangani oleh pasien atau “yang
mewakilinya”

 Contoh cara berpikir etik


 Dalam meminta persetujuan tindakan medik,
yang penting adalah keputusan pasien dibuat
setelah memahami semua informasi yang
diperlukan dalam membuat keputusan tersebut.
NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

ATURAN
PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN

DISIPLIN

ATURAN
ATURAN
HUKUM
PENERAPAN
KEDOKTERAN
ETIKA
ETIKA HUKUM
KEDOKTERAN
(KODEKI)
 Etika kedokteran yang mencantumkan
kewajiban memiliki standar profesi. Etik
yang memiliki sanksi moral dipaksa berbaur
dengan keprofesian yang memiliki sanksi
disiplin/administratif

 Paraahli hukum menganggap standar


prosedur dan standar pelayanan medis
sebagai domain hukum. Sementara profesi
menganggap bahwa pemenuhan standar
profesi adalah bagian dari sikap etis dan
profesi.
1. Apakah membuka rahasia kedokteran dapat
dibenarkan secara moral?
2. Apakah euthanasia dapat dibenarkan secara
moral?
3. Apakah dibenarkan secara etik apabila dibuat
hukum yang mengharuskan memasukkan
seorang penderita penyakit jiwa ke RS
meskipun bertentangan dengan keinginan
pasien?
4. Apakah dapat dibenarkan aturan yang
membolehkan tindakan medis apa saja yang
diminta oleh pasien, meskipun tidak ada
indikasi?
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

1. NORMA MORAL 1. NORMA DISIPLIN 1. NORMA HUKUM


- MASALAH MORAL ~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN: 2. PELANGGARAN → 2. PELANGGARAN
DILEMA NORMA LANGGAR STANDAR NORMA HUKUM
INTERNAL PROFESI (BENAR – SALAH)
(BAIK - BURUK) (BENAR - SALAH)
3. DAMPAK 3. KUALITAS PROFESI 3. PENYELESAIAN
- KUALITAS MORAL (LAYANAN, PERILAKU) KONFLIK/
- KEHORMATAN - KEHORMATAN KEDAMAIAN
PROFESI PROFESI
4. LINGKUP 4. KOMPETENSI 4. PERATURAN HK TTG
- PERILAKU ETIK YANMEDIK YAN KEDOKTERAN
PERILAKU PROF
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

5. BENTUK: KODE 5. ATURAN DISIPLIN 5. UU, PP, PERMEN,


ETIK PROFESI KEDOKTERAN KEPPRES DLL
6. DISUSUN: ORG. 6. KOMPILASI OLEH KKI 6. NEGARA (DPR +
PROFESI PEMERINTAH)
7. SANKSI 7. SANKSI 7. SANKSI
- MORAL/HT NURANI ~ TEGURAN - - PID: DENDA/
- NASEHAT/ REEDUKASI PENJARA
TEGURAN ~ CABUT STR /SIP - PDT:
- PENGUCILAN GANTI RUGI
- ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
8. YANG MEMERIKSA 8. MKDKI: 8.PENGADILAN:
- MKEK - DOKTER -NEGERI
- MKEKG - DOKTER GIGI -TUN
- ANGG PROFESI - SARJANA HUKUM ANGGOTA: HAKIM
 Bertolak dari Childress & Beauchamp yang
memaparkan adanya 4 kaidah dasar moral
(KDM atau moral principle/principle-based
ethics atau ethical guidelines) dalam ”buku
suci”nya The Principles of Biomedical Ethics
(1994)

yakni beneficence, non-maleficence, justice dan


autonomy.

kemudian ditinjau melalui etika sehingga


merupakan maxim (kaidah dasar) yang berlaku
normatif ketika dokter menghadapi kasus
kongkrit di klinik
4 KDM  Kaidah Dasar Bioetika (KDB)

4 KDB:
1. Tindakan berbuat baik (beneficence)
2. Tidak merugikan (non-maleficence)
3. Keadilan (justice)
4. Otonomi (self determination)
Prinsip turunan

1. Kejujuran
2. Kesetiaan
3. Privacy
4. Konfidensialitas
5. Menghormati kontrak
6. Ketulusan
7. Menghindari membunuh
Pertimbangan Pertimbangan
Etik
Keputusan
Medik
Klinik
K
Pembuatan keputusan klinis pada kasus konkrit

 Tidak mudah

 Situasi dilematis
Ancaman etikolegal

Teknik pengobatan
pasien adalah “seni”
Ketidak pastian
 Isu etik adalah titik awal pembahasan
masalah etika klinis
 Konflik berkepanjangan sering disebabkan
karena klinisi tidak trampil menguak aspek
etik pasien yang dihadapinya
 Isu etik dapat ditarik dari KDB ( moral
principle/principle-based ethics/ PBE )
 KDB memberi pegangan pembenaran moral
bagi dokter.
1. Medical Indication
( terkait prosedur diagnostik dan terapi yang sesuai …
dari sisi etik kaidah yang digunakan adalah beneficence
dan nonmaleficence )
2. Patient Preferrence
(terkait nilai dan penilaian pasien tentang manfaat dan
beban yang akan diterimanya … cerminan kaidah
otonomi)
3. Quality of Life
(aktualisasi salah satu tujuan kedokteran :memperbaiki,
menjaga atau meningkatkan kualitas hidup insani …
terkait dengan beneficence, nonmaleficence & otonomi)
4. Contextual Features
(menyangkut aspek non medis yang mempengaruhi
pembuatan keputusan, spt faktor keluarga, ekonomi,
budaya … kaidah terkait justice )
 Isu etik sering sudah nampak jelas pada kasus
(insight), karena adanya satu KDB yang dominan
mewarnai kasus tsb.

 Contoh kasus sederhana : perlunya informed


consent, jelas isu etiknya adalah keberlakuan
KDB otonomi.

 KDB ini yang akan membingkai kasus di atas.

 Kemutlakan pemberlakuan 1 KDB atas 1 kasus


konkrit dikenal dengan ketegaran moral (moral
stringency)
 Merupakan pemilihan 1 KDB ter”absah”
sesuai konteks (data) yang ada pada kasus.

 Dalam penanganan pasien di klinik, setelah


indikasi medik, pengelolaan juga ditentukan
oleh “seni” berbasis KDB.

 Asas prima facie mengisyaratkan KDB yang


lama akan ditinggalkan, diganti dengan KDB
baru yang lebih absah.
The patient’s contexts for prima facie’s choice
(Agus Purwadianto , 2004)

General benefit Elective, educated,


result, most of bread-winner, mature
people, person

Beneficence Autonomy

Non Justice
Time maleficence
Vulnerables,
> 1 person, others
emergency, life
similarity, community /
saving, minor
social’s rights
 ketika kondisi pasien merupakan kondisi yang
wajar dan berlaku pada banyak pasien lainnya,
sehingga dokter akan melakukan yang terbaik
untuk kepentingan pasien

 dokter telah melakukan kalkulasi dimana


kebaikan yang akan dialami pasiennya akan lebih
banyak dibandingkan dengan kerugiannya.

 prinsip prima facienya adalah sesuatu yang


berubah menjadi atau dalam keadaan yang
umum
 Dalam konteks, prinsip prima-facienya
adalah ketika pasien (berubah menjadi atau
dalam keadaan) gawat darurat dimana
diperlukan suatu intervensi medik dalam
rangka penyelamatan nyawanya.

 Atau konteks ketika menghadapi pasien yang


rentan, mudah dimarjinalisasikan dan berasal
dari kelompok anak-anak atau orang uzur
ataupun juga kelompok perempuan (dalam
konteks isu jender).
 Dalamkonteks autonomy, prima facie disini
muncul (berubah menjadi atau dalam
keadaan) pada sosok pasien yang
berpendidikan, pencari nafkah, dewasa dan
berkepribadian matang.
 Primafacienya pada (berubah menjadi atau
dalam keadaan) konteks membahas hak
orang lain selain diri pasien itu sendiri.

 Hakorang lain ini khususnya mereka yang


sama atau setara dalam mengalami gangguan
kesehatan di luar diri pasien, serta
membahas hak-hak sosial masyarakat atau
komunitas sekitar pasien.
 Kaidah Dasar Bioetika (Principle-based
ethics) merupakan metode tangguh
memunculkan isu etik pasien, sebagai
pendamping isu medik dalam penanganan
klinik.

 Hal ini akan memberi dampak cara berpikir


kritis rasional dalam melakukan analisis
pembenaran moral sekaligus ketegaran
moral.
 Ada4 KDB yang masing-masing saling berebut
untuk tampil sebagai acuan dasar isu etik
melalui prinsip prima facienya masing-masing
sesuai dengan ciri-ciri konteks ”berubah
menjadi” atau ”dalam keadaan pasien”.

 Prinsipprima facie praktis, menjadi model


berpikir kritis yang dapat diterapkan pada
analisis etik pelbagai kasus konkrit lainnya,
(sebagai subyek penelitian, pasien berdilema
etik dalam perawatan yang memerlukan
pemecahan etis ataupun penelusuran
pelanggaran etik profesi )

Anda mungkin juga menyukai