Anda di halaman 1dari 25

TUGAS

Etika profesi
 Etika profesi adalah sikap suatu sikap etis yang dimiliki
seorang profesional yakni sebagai bagian integral dari sikap
hidup dalam mengemban tugasnya dan juga menerapkan
norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus
(profesi).

 Norma yang berlaku bagi tenaga kesehatan profesi tertentu,


yang tercantum dalam kode etik masing-masing profesi.
Perbedaan Etika Kedokteran, Disiplin
Kedokteran dan Hukum Kedokteran
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

1. NORMA MORAL 1. NORMA DISIPLIN 1. NORMA HUKUM


- MASALAH MORAL ~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN: 2. PELANGGARAN → 2. PELANGGARAN
DILEMA NORMA LANGGAR STANDAR NORMA HUKUM
INTERNAL PROFESI (BENAR – SALAH)
(BAIK - BURUK) (BENAR - SALAH)

3. DAMPAK 3. KUALITAS PROFESI 3. PENYELESAIAN


- KUALITAS MORAL (LAYANAN, PERILAKU) KONFLIK/
- KEHORMATAN - KEHORMATAN KEDAMAIAN
PROFESI PROFESI
4. LINGKUP 4. KOMPETENSI 4. PERATURAN HK TTG
- PERILAKU ETIK YANMEDIK YAN KEDOKTERAN
PERILAKU PROF
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

5. BENTUK: KODE 5. ATURAN DISIPLIN 5. UU, PP, PERMEN,


ETIK PROFESI KEDOKTERAN KEPPRES DLL

6. DISUSUN: IDI 6. KOMPILASI OLEH KKI 6. NEGARA (DPR +


PEMERINTAH)
7. SANKSI 7. SANKSI 7. SANKSI
- MORAL/HT NURANI ~ TEGURAN - - PID: DENDA/
- NASEHAT/ RE-EDUKASI PENJARA
TEGURAN ~ CABUT STR /SIP - PDT:
- PENGUCILAN GANTI RUGI
- ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
8. YANG MEMERIKSA 8. MKDKI: 8.PENGADILAN:
- MKEK - DOKTER -NEGERI
- MKEKG - DOKTER GIGI -TUN
- ANGG PROFESI - SARJANA HUKUM ANGGOTA: HAKIM
SANKSI PELANGGARAN ETIKA
Tujuan pemberian sanksi :

1.Sebagai
hukuman bagi 3. Untuk
orang yang melindungi
melakukan masyarakat
pelanggaran
4. Sebagai panutan
2. Sebagai sarana bagi anggota lain
untuk mendidik dalam kelompok
dan melakukan yang sama dan
rehabilitasi terikat aturan yang
sama
Sanksi pelanggaran etika :
•Sanksi moral
•Nasehat/teguran secara lisan ataupun tulisan
•Pengucilan
•Penundaan kenaikan gaji atau pangkat
•Dicabut ijin praktik dokter untuk sementara atau
selam-lamanya
• penurunan gaji atau pangkat setingkat lebih rendah
•Pada kasus-kasus pelanggaran etikolegal diberikan
hukuman sesuai peraturan kepegawaian yang berlaku
dan diproses ke pengadilan
Contoh Kasus Pelanggaran Etika
1. dr.P adalah dokter spesialis obgyn yang berpengalaman.
Beliau didatangi oleh seorang pasien wanita muda yang
datang dengan ibunya untuk berobat. Si pasien lalu
menceritakan keluhannya yaitu mengalami perdarahan
pervaginam dan sangat kesakitan. dr.P kemudian melakukan
pemeriksaan dan menduga bahwa kemungkinan pasien
mengalami keguguran dan mencoba melakukan aborsi. dr.P
segera melakukan dilatasi dan curretage. Tidak lama kemudian
dr.Q datang untuk menggantikan dr.P, yang langsung pulang
tanpa berbicara kepada pasien.
dr.P melakukan pelanggaran yaitu :
 tidak melakukan persetujuan tindakan kedokteran atau informed
consent sebelum melakukan dilatasi dan curratage pada pasien.
 dr.P lnagsung pulang tanpa berbicara pada pasien.

Berdasarkan etika, dr.P sudah melanggar hak pasien sesuai dengan pasal
(10) yaitu “seorang dokter wajib menghormati hak-hak
pasien..”
yang termasuk hak-hak pasien :
- memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari
dokter yang mengobatinya
- menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan,
bahkan dapat menarik diri dari kontrak terapeutik.
SOAL 2
Seorang perempuan berusia 20 tahun Bersama pacarnya datang ke tempat pratik
dokter umum untuk memeriksakan dirinya. Setelah diperisa oleh dokter
tersebut,pasien didiagnosis menderita penyakit menular seksual pasien berpesan
terhadap dokter tersebut untuk tidak memberitahukan kepada siapapun tentang
penyaitnya. Doter tersebut tertawa seakan mengejek dan memandang penuh
prasanga terhadap pasiennya. Kemudian sang pacar masuk ke ruangan dokter dan
menanyakan kepada dokter apa penyakit pacarnya dokter langsung
memberitahukan penyakit pasien tersebut dan menanyakan kepada pacar pasien
apakah pernah berhubungan intim dengan pasien yang juga merupahkan pacarnya.
dokter juga menasihati pacar pasien untu memerisakan diri dan menjalani
pengobatan.
Yang dilanggar oleh dokter secara etika
A. Nonmaleficence (Tidak merugikan)
 Dokter tidak boleh melakukan sesuatu yang merugikan atau melakukan hal yang
kurang baik bagi pasien.
 Prinsip ini berkaitan dengan Hak asasi manusia seperti :
Hak untuk tidak dibuka rahasia kepada orang lain
 Pada kasus diatas dokter telah memberitahukan penyakit pasien kepada orang
lain yang dapat merugikan pasien secara immaterial.
B. Beneficence (berbuat baik)
 Berbuat baik sebagai cita-cita moral yang khusus
 berbuat baik yang dibahas disini adalah kewajiban dokter atau tenaga medis yaitu
merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga
setelah pasien itu meninggal dunia (pasal 51 uu nomor 29 tahun 2004)
 pada kasus tersebut dokter tidak bisa menjaga rahasia pasien
C. Menghormati otonomi pasien
 pasien mempunyai hak sepenuhnya terhadap dirinya dan keputusan dilakukan
tindakan medis terhadap dirinya setelah diindikasikan oleh dokter
 Pada kasus tersebut tidak disinggung apakah dokter memaksa pasien untuk
melakukan pemeriksaan atau pasien yang memutuskan sendiri untuk melakukan
pemeriksaan setelah mendapatkan inform consent
D. Keadilan
 memberikan kepada setiap orang apa yang menjadi haknya
 Dokter berperilaku adil karena memberikan pelayanan kepada pasien yang
terdiri dari pemeriksaan fisik maupun laboratorium dan pengobatan sesuai
dengan penyakit pasien
 Dokter juga berperilaku tidak adil karena tidak memberikan perlindungan
kepada pasien mengenai penyakit yang dideritanya
Kekurangan dan kelebihan dalam
skenario
 Kekurangan
 Dokter :
- Tidak memberikan penjelasan mengenai penyakit yang
diderita pasien (PMS ) dari segi penularan dan komplikasi dan
pencegahan
-Tertawa seakan mengejek dan berprasangka terhadap pasien
-Memberitahu tentang hasil pemeriksaan pasien kepada
orang lain tanpa seizin pasien
 Pasien :
-Tidak bersifat terbuka kepada dokter atau kurang
komunikatif tentang riwayat sosialnya (apakah sudah melakukan
hubungan seksual dan suka berganti-ganti pasangan)
 Kelebihan
 Dokter
-Menggunakan pengetahuannya untuk kepentingan sesama
manusia dan peduli terhadap sesama manusia (dokter mencurigai
bahwa pasangannya memiliki farktor resiko untuk terkena PMS
sehingga menyarankan untuk memeriksakan diri dan berobat)
 Pasien
-Memerisakan diri kepada dokter sehingga dokter masih bisa
menangani penyakit yang diderita dengan baik
-Bekerjasama dengan dokter dalam hal pemeriksaan sehingga
diagnosis dapat ditegakkan
Penyelesaian masalah
 Inti masalah pada kasus yaitu pelanggaran etik oleh dokter yaitu
1. Tertawa kepda pasien atau tidak menunjukan sikap empati pada
pasien sehingga membuat pasien tidak nyaman.
2. Memberitahukan penyakit pasien kepada pacarnya tanpa seizin
pasien
 Penyelesaian :
Jika dokter sudah terlanjur memberitahukan penyakit pasien
kepada orang lain, maka dokter tersebut harus mengkomunikasikan
kembali kepada pasien dan pacarnya secara bersama-sama mengenai
prognosis, resiko, komplikasi, pentingnya dilakukan pemeriksaan dan
pengobatan terhadap penyakit serta pencegahannya sehingga pasien
mengerti mengenai keadaanya dan bisa menerima penyakitnya
saran
 Jika dokter mendapati pasien dengan penyakit menular
seksual,dokter harus lebih komunikatif dalam melakukan
anamnesis yaitu mencari tahu tentang riwayat hubungan seksual
pasien dan kondisi psikologis pasien
 Dokter harus menunjukan sikap empati terhadap pasien sehingga
pasien merasa nyaman dan membangun kepercayaan pasien kepada
dokter sehingga pasien bisa terbuka dan menjelaskan mengenai
keluhan dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh dokter
untuk kepentingan diagnosis dan pengobatan serta mencari
sumber penularan dari PMS sehingga bisa memutus rantai
menyebaran penyakit.
Kasus 3
Seorang dokter spesialis bedah melakukan operasi dengan skala besar pada
seorang pasien. Dalam proses operasi tersebut dokter melihat adanya
pertimbangan perluasan operasi dikarenakan kerusakan daerah dan/atau
organ lain akibat diagnosis primer sebelumnya. Dokter bedah memutuskan
untuk melakukan perluasan operasi tanpa dilakukan informed consent terlebih
dahulu kepada keluarga yang berkompeten bertanggung jawab terhadap
pasien yang menjadi subyek operasi. Setelah selesai operasi pasien mati.
Keluarga mempertanyakan penyebab kematian pasien, namun dokter
penanggung jawab pasien tersebut tidak menjelaskan apa yang menjadi
permintaan keluarga, sebab dokter tersebut sibuk dengan jadwal operasi
lainnya. 3 hari setelah kematian pasien, keluarga mendengar cerita dari
seorang perawat kamar operasi yang sedang bergosip ria di kantin rumah
sakit bahwa kematian pasien kemungkinan diakibatkan oleh salah potong
yang dilakukan oleh dokter operator. Keluarga pasien menuntut rumah
sakit beserta dokter dan perawat yang menceritakan pasien tersebut dengan
delik aduan melakukan malpraktik.
Termasuk kasuk bioetika atau hukum
kedokteran?
 Kasus bioetika dan hukum kedokteran
 Pada saat ini, posisi “informed consent” merupakan suatu
kewajiban karena diatur dengan Undang-undang, namun pada
hakekatnya dan teknisnya lebih banyak menyangkut etika.
Apa saja yang dilanggar?
 KODEKI : Kewajiban Umum
Pasal 7c : “Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak
sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan.”
 Hak Pasien Pasal 32 UU No. 44/2009 tentang Rumah Sakit pada
poin j) dan k)
 Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
 Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
 UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran :
 Pasal 45 :
1) Setiap tindakan kedokteran yang akan dilakukan oleh dokter terhadap pasien harus
mendapat persetujuan
2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1) diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan secara lengkap
3) Penjelasan sebagaimana dimaksud ayat 2) sekurang-kurangnya mencakup:
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis
b. Tujuan tindakan medis
c. Alternatif tindakan lain dan resikonya
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
 Pasal 52 : Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran,
mempunyai hak:
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud
dalam pasal 45 ayat 3
b. Meminta pendapat dokter lain
Bagaimana proses penyelesaian yang
seharusnya?
 Dokter seharusnya memberikan informasi medis yang
meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
kesimpulan
 Kasus ini merupakan kasus bioetika dan hukum kedokteran.
 Inti permasalahan : tidak melakukan informed consent
 Masalah ini melanggar KODEKI, UU No. 44 tahun 2009
Pasal 32, dan UU No. 24 tahun 2009
 Proses penyelesaian seharusnya dokter memberikan
informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
saran
 Dokter
 Dokter seharusnya melakukan informed consent kepada pasien
saat hendak melakukan tindakan medis.
 Dokter harus memberikan informasi penyebab kematian kepada
keluarga pasien.
 Perawat
 Perawat harus menjaga kerahasiaan medis dari pasien.
 Keluarga pasien
 Keluarga pasien seharusnya tidak mempercayai pembicaraan
perawat, sebaiknya mendengarkannya langsung dari dokter yang
menangani.

Anda mungkin juga menyukai