MENEGAKKAN DISIPLIN

DOKTER DAN DOKTER GIGI

DALAM PENYELENGGARAAN
PRAKTIK KEDOKTERAN
REF
UU KES NO 36 TH 20014
UUPK N O . 29 T H 2004
UU NO 44/2009 TTG RS
PERKONSIL 50 TH2017
PERKNSIL 4 TAHUN2011

Drg Gatot Suseno MM. FICD. CMC

Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga norma yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lainnya, yaitu :
1. Norma Etika,
2. Norma Disiplin
3. Norma Hukum.

Norma Etika mengatur Etika profesi sebagai Ethical of conduct.

Norna Disiplin profesi merupakan Professional conduct yang

menjadi Standard Profesi kedokteran.

Norma Hukum adalah semua aturan hukum di bidang kesehatan.

Ketiga norma ini saling berhubungan sehingga ada unsur-unsur

yang merupakan gabungan dari masingmasing norma
 NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN
ATURAN PENERAPAN
ETIKA KEDOKTERAN
(KODEKI), KEDOKTERAN
GIGI (KODEKGI) ETIKA

ATURAN
PENERAPAN
DISIPLIN KEILMUAN
KEDOKTERAN

ATURAN HUKUM
KEDOKTERAN
HUKUM

Hubungan ideal etika, disiplin dan hukum kedokteran

 NORMA
DALAM PRAKTIK KEDOKTERAN

ATURAN
PENERAPAN
KEILMUAN
KEDOKTERAN

DISIPLIN
ATURAN
HUKUM
ATURAN KEDOKTERAN
PENERAPAN ETIKA HUKUM
KEDOKTERAN
(KODEKI),KEDOKGI
ETIKA
(KODEKGI)

Realita hubungan antara etika, disiplin, dan hukum kedokteran

 ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

1. NORMA MORAL 1. NORMA DISIPLIN 1. NORMA HUKUM

- MASALAH MORAL ~ STD PROFESI
(KOMPETENSI,
YAN, PRLKU)
2. PELANGGARAN: 2. PELANGGARAN → 2. PELANGGARAN
DILEMA NORMA LANGGAR STANDAR NORMA HUKUM
INTERNAL PROFESI (BENAR – SALAH)
(BAIK - BURUK) (BENAR - SALAH)
3. DAMPAK 3. KUALITAS PROFESI 3. KONFLIK/
- KUALITAS MORAL (LAYANAN, PERILAKU) KEDAMAIAN
- KEHORMATAN - KEHORMATAN
PROFESI PROFESI
4. LINGKUP 4. KOMPETENSI 4. PERATURAN HK TTG
- PERILAKU ETIK YANMEDIK YAN KEDOKTERAN
PERILAKU PROF
ETIKA DOK DISIPLIN DOK HUKUM DOK

5. BENTUK: KODE 5. ATURAN DISIPLIN 5. UU, PP, PERMEN,

ETIK PROFESI KEDOKTERAN KEPPRES DLL
6. DISUSUN: ORG. 6. KOMPILASI OLEH KKI 6. NEGARA (DPR +
PROFESI PEMERINTAH)
7. SANKSI 7. SANKSI 7. SANKSI
- MORAL/HT NURANI ~ TEGURAN - - PID: DENDA/
- NASEHAT/ REEDUKASI PENJARA
TEGURAN ~ CABUT STR /SIP - PDT:
- PENGUCILAN GANTI RUGI
- ADMINISTRASI:
PENCABUTAN
8. YANG MEMERIKSA 8. MKDKI: 8.PENGADILAN:
- MKEK - DOKTER -NEGERI
- MKEKG - DOKTER GIGI -TUN
- ANGG PROFESI - SARJANA HUKUM ANGGOTA: HAKIM
Disiplin profesi tidak bisa dilepaskan dari : kompetensi,
tanggung jawab dan prilaku yang harus ditunjukkan
seorang dokter dalam menjalankan profesinya.

Disiplin dalam Kode Etik Kedokteran (KODEKI/KODEKGI)

diatur secara rinci dalam profesionalisme yaitu :
Seorang dokter wajib dalam setiap praktek medisnya,
memberikan pelayanan secara berkompeten dengan
disertai rasa kasih sayang (compassion) dan
penghormatan atas martabat manusia
Disiplin adalah suatu kepatuhan seseorang
dlm mengikuti peraturan/tata tertib,
didorong oleh kesadaran yg ada pada
dirinya tanpa ada paksaan dari pihak luar
( Suharsimi Arikunto )
Standar prilaku profesi (standard of professional
conduct) dlm norma Disiplin, dijabarkan menjadi bbrp
yaitu :
1. Altruism : menjalankan profesi untuk kepentingan/
kesejahteraan orang banyak
2. Humanis : profesi berdasarkan rasa hormat, rasa kasih sayang,
emphati, tindakan terhormat dan integritas.
3. Accountability : mengembangkan hubungan dokter pasien
bersifat kontrak sosial dan transaksi terapeuitik.
4. Excellence : pelayanan berdasarkan kompetensi, sesuai dengan
prinsip-prinsip Etika Kedokteran, mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan dan memberikan pelayanan
sesuai dengan standar pelayanan
5. Competencies : kompetensi yang diaplikasikan, disamping
kompetensi klinis tetapi juga kompetensi komunikasi dan
mengerti terhadap Etiko-legal
Norma hukum merupakan aturan-aturan hukum yang
mengatur disiplin kedokteran. Secara mengkhusus
standard profesi yang menjadi unsur disiplin, diatur dalam
pasal 13 ayat 3 UU No.44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, sebagai berikut :

“Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah

Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan Rumah Sakit, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi,
menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien”. Kompetensi dan standar profesi,
juga diatur dalam UU RI No.36 tahun 2009 tentang
kesehatan, khususnya pasal 22, 23 dan 24.
 MKDKI
ADALAH LEMBAGA YANG BERWENANG
UNTUK:
1. MENENTUKAN ADA TIDAKNYA KESALAHAN
YANG DILAKUKAN DOKTER DAN DOKTER
GIGI DALAM PENERAPAN DISIPLIN ILMU
KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN GIGI, DAN
2. MENETAPKAN SANKSI
SUMBER: UUPK DAN PERKONSIL
3. Merupakan Lembaga otonom
4. Bersifat independent
5. Bertanggung jawab kepada KKI

1. Menerima pengaduan, memeriksa dan memutus

kasus pelanggaran disiplin dr dan drg.

2. Menyusun pedoman dan tata cara penanganan

kasus

SUMBER: UUPK DAN PERKONSIL

 PELANGGARAN & CARA
PENANGANAN

ETIKA
MKEK
DR DISIPLIN
MKDKI
DRG
SENGKETA HUKUM PERADILAN PIDANA
PERADILAN PERDATA

SENGKETA PERADILAN TUN

NON HUKUM
LEMBAGA MEDIASI
(ADR)
 DISIPLIN KEDOKTERAN
KEPATUHAN THD ATURAN – ATURAN/ KETENTUAN DLM
PENERAPAN KEILMUAN PD PELAKSANAAN PELAYANAN
KEPADA PASIEN.
LEBIH KHUSUS: KEPATUHAN MENERAPKAN KAIDAH-
KAIDAH PENATALAKSANAAN KLINIS (ASUHAN MEDIS)
YANG MENCAKUP:
~ PENEGAKAN DIAGNOSIS
~ TINDAKAN PENGOBATAN (TREATMENT)
~ MENETAPKAN PROGNOSIS
- PENANGANAN KOMPLIKASI
DENGAN STANDAR/ INDIKATOR:
- STANDAR KOMPETENSI, STD PERILAKU
ETIS, STD ASUHAN MEDIS DAN STD KLINIS.
 DISIPLIN KEDOKTERAN MERUPAKAN
KEPATUHAN MEMENUHI
- STANDARD OF CARE
- CLINICAL STANDARD
- STANDARD OF COMPETENCE
- STANDARD OF PROFESSIONAL
ATTITUDE
- DAN ATURAN/ KETENTUAN TERKAIT
DALAM ASUHAN MEDIS
(PENATALAKSANAAN KLINIS PASIEN)
 PELANGGARAN DISIPLIN (SERIOUS
PROFESSIONAL MISCONDUCT)

KEGAGALAN PENATALAKSANAAN PASIEN :

- KETIDAKCAKAPAN (INCOMPETENCE)
- KELALAIAN (GROSS NEGLIGENCE)
PERILAKU TERCELA (MENURUT UKURAN PROFESI)
KETIDAKLAIKAN FISIK & MENTAL (UNFIT TO PRACTICE)

ATAU DENGAN KATA LAIN

TIDAK MEMENUHI:
- STANDARD OF CARE, CLINICAL STANDARD
- STANDARD OF COMPETENCE
- STANDARD OF PROFESSIONAL ATTITUDE
- DAN ATURAN/ KETENTUAN TERKAIT
 FILOSOFI PENEGAKAN DISIPLIN

TUJUAN PENEGAKAN DISIPLIN

UTAMA : PROTEKSI PASIEN

LAIN-LAIN :
1. JAGA MUTU DR/ DRG
2. JAGA KEHORMATAN PROFESI

KEDOKTERAN/ KEDOKTERAN GIGI

 TAHAP PENEGAKAN DISIPLIN
OLEH MKDKI
TAHAP INVESTIGATIONAL STAGE (TAHAP
1: INVESTIGASI)
- PENGADUAN (ADMISSION)
~ VERIFIKASI
- PEMERIKSAAN AWAL OLEH MPD
~ INVESTIGASI (INQUIRY)
TAHAP ADJUDICATORY STAGE
2: (PEMERIKSAAN DAN
KEPUTUSAN)
- PEMERIKSAAN DISIPLIN OLEH MPD
~ PEMBUKTIAN
- PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TAHAP 3: DISPOSITIONAL STAGE (PENYAMPAIAN
KEPUTUSAN)
- PEMBACAAN KEPUTUSAN
- PENGAJUAN KEBERATAN TERADU (JIKA ADA)
- PENYAMPAIAN KEPUTUSAN KEPADA PIHAK
TERKAIT
PENGADUAN (PASAL 66 UU PRADOK)

SETIAP ORANG YANG MENGETAHUI ATAU

KEPENTINGANNYA DIRUGIKAN ATAS TINDAKAN
DOKTER ATAU DOKTER GIGI DALAM MENJALANKAN
PRAKTIK KEDOKTERAN DAPAT MENGADUKAN
SECARA TERTULIS KEPADA KETUA MKDKI

PENGADUAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD TIDAK

MENGHILANGKAN HAK SETIAP ORANG UNTUK
MELAPORKAN ADANYA DUGAAN TINDAK PIDANA
KEPADA PIHAK YANG BERWENANG DAN/ATAU
MENGUGAT KERUGIAN PERDATA KE PENGADILAN.
 ALAT BUKTI

SURAT-SURAT/DOKUMEN TERTULIS
KETERANGAN SAKSI
PENGAKUAN /KET TERADU
KETERANGAN AHLI
BARANG BUKTI
 SIFAT SIDANG

SIDANG MAJELIS PEMERIKSA

DISIPLIN : TERTUTUP
SIDANG PEMBACAAN AMAR
KEPUTUSAN MAJELIS PEMERIKSA
DISIPLIN : TERBUKA
 MACAM KEPUTUSAN
# TIDAK BERSALAH
# BERSALAH : DENGAN SANKSI:
- PERINGATAN TERTULIS
- REKOMENDASI PENCABUTAN STR
ATAU SIP, SEMENTARA (MAX 1 TH)
ATAU SELAMANYA
- DAN ATAU KEWAJIBAN MENGIKUTI
PENDIDIKAN/ PELATIHAN
 SIFAT SANKSI DISIPLIN
KEPUTUSAN SANKSI DISIPLIN OLEH MKDKI
MERUPAKAN KEPUTUSAN BERSIFAT
FINAL (BESCHIKKING) :( final, individu, konkrit)
(PSL 82 Perkonsil 50)

MENGIKAT DR, DRG DAN KKI.

PENGAJUAN KEBERATAN BILA ADA BUKTI
BARU ( permohonan pemeriksaan ulang)
 SIFAT SANKSI DISIPLIN
Disiplin ditegakkan sebagai internal audit bagi profesi
dokter sehingga masyarakat semakin percaya dan
meyakini profesi dokter. Penerapan sanksi sebagai
pendisiplinan dan pembinaan kepada profesi adalah
salah satu bentuk penegakan disiplin. Bayles MD
dalam Professional Ethics, 1981 menekankan :
“Enforcement of Professional Norms, by
sanctioning Professionals for violation of them”
Sanksi terhadap pelanggaran disiplin adalah pelaksanaan
dari norma profesi yang dilanggar.
Dapat di pokkan dlm 3 hal yaitu :

1. Tidak kompeten
2. Tidak melaksanakan tugas profesi dng baik
3. Perilaku tercela
 28 BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN
KEDOKTERAN
1. TIDAK KOMPETEN/ CAKAP
2. TIDAK MERUJUK
3. PENDELEGASIAN KPD NAKES YG TDK KOMPETEN
4. DR/ DRG PENGGANTI TDK MEMILIKI
MKOMPETENSI DAN KEWENANGAN YG SESUAI
DAN TIDAK BERITAHU KE PASIEN, TDK PUNYA
SIP
5. TDK LAIK PRAKTIK (KESEHATAN FISIK & MENTAL)
6. TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN/ASUHAN MEDIS YG
MEMADAI
7. PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN BERLEBIHAN
TIDAK SESUAI KEBUTUHAN PASIEN
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

8. TDK BERIKAN INFORMASI YG JUJUR, ETIS DAN MEMADAI

9. TDK ADA INFORMED CONSENT
10. TDK BUAT/ SIMPAN REKAM MEDIK
11. PENGHENTIAN KEHAMILAN TANPA INDIKASI MEDIS
12. TINDAKAN MENGAKHIRI KEHIDUPAN PASIEN/EUTHANASIA
13. PENERAPAN PELAYANAN YG BLM DITERIMA KEDOKTERAN, TIDAK
LAYAK
14. PENELITIAN KLINIS TANPA PERSETUJUAN ETIK
15. TDK MEMBERI PERTOLONGAN DARURAT
16. MENOLAK/ MENGHENTIKAN PENGOBATAN TANPA ALASAN YG SAH
17. MEMBUKA RAHASIA MEDIS TANPA IZIN
18. BUAT KETERANGAN MEDIS TDK BENAR
19. IKUT SERTA TINDAKAN PENYIKSAAN
BENTUK PELANGGARAN DISIPLIN KEDOKTERAN

20. PERESEPAN OBAT PSIKOTROPIK/NARKOTIK TANPA INDIKASI

THD PASIEN
21. PELECEHAN SEKSUAL, INTIMIDASI, KEKERASAN
22. PENGGUNAAN GELAR AKADEMIK/ SEBUTAN PROFESI, PALSU
23. MENERIMA IMBALAN THD RUJUKAN/ PERESEPAN
24. PENGIKLANAN DIRI YG MENYESATKAN
25. KETERGANTUNGAN NAPZA
26. MENGGUNAKAN STR, SIP, SERTIFIKAT KOMPETENSI TDK SAH
27. IMBAL JASA TDK SESUAI TINDAKAN
28. TDK BERIKAN DATA/ INFORMASI ATAS PERMINTAAN
MKDKI
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER

HAK DOKTER ATAU DOKTER GIGI

MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HUKUM
MEMBERIKAN YANMED SESUAI STD PROFESI/PROSEDUR/OPERASI
MEMPEROLEH INFO YG LENGKAP,JUJUR DARI PASIEN
MENERIMA IMBALAN

KEWAJIBAN DOKTER ATAU DOKTER GIGI

MEMBERIKAN YANMED SESUAI STD PROFESI/PROSEDUR/OPS
MERUJUK PASIEN BILA TIDAK MAMPU
MERAHASIAKAN SEGALA SESUATU YG DIKETAHUI TTG PASIEN
MEMBERIKAN PERTOLONGAN DARURAT
MENAMBAH ILMU PENGETAHUAN
 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

 Binwas Penerapan UU /Peraturan perlu scr

kontinyu
 Melibatkan peran kemenkes n jajr Pemda, OP
 Eval Out put pembinaan dan pengawasan
 Mengatur materi pembinaan dan pengawasan
 Mengikut sertakan Dir dan Kakomed RS
 Meningkatkan pemahaman ttg etika,
disiplin dan hukum kerdok bagi tenaga
medis
 KETENTUAN PIDANA
 jenis pelanggaran pidana sehubungan
dengan penerapan UU ini :
-Surat Tanda Regristrasi denda paling banyak 100 juta)
-Surat Izin Praktik (sanksi sama STR)
-Sarana kesehatan yang mempekerjakan dokter/dokter
gigi tanpa memiliki SIP ( denda 300 jt)
Pidana paling banyak Rp.50 jt :
- tidak pasang papan nama
- tidak mmembuat rekam medik
- tidak memenuhi kewajiban
-Penggunaan identitas menyerupai dokter/dokter gigi (
denda 150 jt)-
-Penggunaan alat, metode dan cara menyerupai
dokter/dokter gigi (sanksi sama)
 KESIMPULAN

Dokter dan dokter gigi dalam memberikan

pelayanan kesehatan terdapat tiga norma
yang tidak bisa dipisahkan, yaitu :
1. Norma Etika,
2. Norma Disiplin
3. Norma Hukum.
 KESIMPULAN
Etika kedokteran berkaitan erat dengan
Disiplin dan hukum, tetapi masing2
tidaklah identik.

Etika, disiplin dan hukum kedokteran

saling melengkapi dan setiap kesalahan
tenaga medis yang tidak sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan akan
dikenakan sanksi,
perbuatan melawan hukum, juga
dengan sendirinya melawan etika
dan disiplin kedokteran.

Penerapan sanksi sebagai pendisiplinan

dan pembinaan kepada tenega medis
adalah salah satu bentuk penegakan
disiplin dan demi kohormatan profesi
kedokteran.
DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK KEDOKTERAN,
HARUS DILAKUKAN SESUAI DENGAN :
1. STANDAR PELAYANAN,
2. STANDAR PROFESI
3. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
4. STANDAR KOMPETENSI
5. ATURAN-ATURAN YG TERKAIT