Anda di halaman 1dari 38

Penegakan disiplin kedokteran Untuk mencegah malpraktik kedokteran

Mochmad Anwar

Ketua Komisi-IV Senat FakultasKedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Komunitas Health social science


PAJAK ASURANSI

UUkesehatan HAM

PROFESI KEDOKTERAN

Malpraktek

ETIKA

Spesialis
Superspesialis

Hukum

HUBUNGAN DOKTER-PASIEN
SAKRAL PROFESIONAL

Kemanusiaan

RUMAH SAKIT

TRANSAKSI

SOSIAL

SOSIO KOMERSIAL

HUKUM Tertulis dan bersifat obyektip


(Kepastian lebih besar)

ETIKA Tidak tertulis dan bersifat subyektip


(Ketidak pastian lebih besar)

Bersifat lahiriah dan menuntut legalitas

Bersifat batiniah dan tidak menuntut legalitas

Memaksa dan mempunyai sanksi


Didasarkan pada kehendak negara

Tidak memaksa sanksinya bersifat moral


Didasarkan pada norma moral dimasyarakat.

The Hippocratic Oath had been the Medical Ethics standard, since 2,335 yrs ago

Most medical schools routinely administered the Hippocratic Oath to their graduates until relatively recent times

SUMPAH DOKTER
Dalam mukadimah Kode Etik Kedokteran Indonesia tercantum 3 nama : Imhotep (Mesir) Hipokrates (Yunani) Galenus (Roma) Peletak dasar-dasar ilmu kedokteran sejak zaman dahulu kala.

HIPOKRATES
Memisahkan ilmu kedokteran dari filsafat, dimana manusia bukan sebagai fenomena filsafat
Mengubah konsep manusia tentang sakit.

Manusia sakit bukan sebagai orang yang dikutuk.

Prinsip dasar sumpah Hipokrates


1. Consider the wellbeing of the patients.
2. Honor the profession and its tradition. 3. Recognize limitation in the prevention and treatment of diseases. 4. Protect patients secrete. 5. Avoid abuse of the doctor/patient relationship.

PER PRIMUM NON NOCERE

Sejarah Etika Kedokteran


Mesopotamia (2500 tahun sebelum Masehi) Kode etik Hammurabi (Code of conduct) Sumpah Hippocrates ( Abad ke-5 sebelum Masehi) Code of medical ethics (Thomas Percival, 1803)

Perkembangan Kode Etik Kedokteran Internasional


World Medical Association, London, 1949
Deklarasi Helsinki (Penelitian), 1964 Sydney (Kriteria mati), 1968 Oslo (Pengguguran Kandungan), 1970 Munich (Tehnologi administrasi),1973 Tokyo (Obat terlarang), 1975 Brusel (Bayi tabung), 1985 Madrid (Eutanasia dan Rekayasa Genetika), 1987.

TUJUAN PADA KULIAH INI


Memahami layanan kedokteran Memahami UU Praktik Kedokteran dan Akuntabilitas Profesi kedokteran Memahami Malpraktik Kedokteran Pendisiplinan mencegah malpraktik Pendisiplinan vs Non-blaming

ILUSTRASI KASUS

DOKTER MENYUNTIK PASIEN DAN PASIEN MENINGGAL DUNIA. DOKTER TIDAK MEMILIKI S.I.P. SEORANG CALON DOKTER (BELUM LULUS) MENULIS RESEP UNTUK PASIEN.

1. DOKTER BERPRAKTIK TAK SESUAI STANDAR ? 2. BOLEHKAH DOKTER BERPRAKTIK TANPA SIP ? 3. BOLEHKAH BUKAN DOKTER BERPRAKTIK MEDIS ?

NEAR MISS

ERRORS
VIOLATION

Adalah tindakan yg dapat mencederai pasien, tetapi tidak mengakibatkan cedera karena faktor kebetulan, pencegahan atau mitigasi
Setiap cedera yang lebih disebabkan oleh manajemen medis daripada akibat penyakitnya

ADVERSE EVENTS

ACCEPTABLE RISKS

UNFORESENABLE RISKS

DISEASE / COMPLICATION

MEDICAL ERROR
Legal malpractice

Medical liability

Medical malpractice

Internal

External

Ethical malpractice

Justified risk

Medical accident Risk of treatment Judgment error

(Prof.Dr.Bambang Poernomo, SH, 2004)

LAW REFORM :

UU PRAKTIK KEDOKTERAN
DAN AKUNTABILITAS PROFESI

PROFESI KEDOKTERAN

BUKAN SEKEDAR PEKERJAAN, TAPI JUGA PENGABDIAN KEPADA KESEHATAN DAN KESELAMATAN PASIEN MEMPUNYAI HAK ISTIMEWA : KOMPETENSI DAN KEWENANGAN STANDAR DAN ETIK PROFESIONALISME ALTRUISME (MEMENTINGKAN ORANG LAIN) PROFESI YG MENGUTAMAKAN AKUNTABILITAS

AKUNTABILITAS PROFESI
DIDASARKAN KONTRAK SOSIAL

Kontrak antara profesi kedokteran dengan masyarakat umum. Profesi diberi monopoli dalam menggunakan keahliannya dalam pelayanan kepada masyarakat, dengan menimbang otonominya, prestige dan imbalan finansialnya Dan sebaliknya profesi harus menjamin kompetensi mereka, memberikan layanan yang altruistik (mementingkan pasien), berperilaku yang bermoral dan berintegritas.

Cruess SR et al: MJA 2002 177 (4): 208-211

ANCAMAN PROFESI KEDOKTERAN = PUBLIC MISTRUST

Ketidakpercayaan masyarakat terjadi apabila masyarakat menilai bahwa profesi kedokteran gagal melakukan swa-regulasi yang menjamin kompetensi, dan meletakkan kepentingannya di atas kepentingan pasien Atau bila kedokteran melindungi anggotanya yg tidak kompeten dan tidak etis atas nama kolegialitas
Cruess SR et al: MJA 2002 177 (4): 208-211

UU PRAKTIK KEDOKTERAN

DIUNDANGKAN TGL 6 OKT 2004

MULAI BERLAKU TGL 6 OKT 2005

BERTUJUAN:
PERLINDUNGAN PASIEN MENINGKATKAN MUTU LAYANAN MEDIS KEPASTIAN HUKUM BAGI MASYARAKAT DAN DOKTER

UU PRAKTIK KEDOKTERAN

MENGATUR TENTANG SIAPA YG BERHAK PRAKTIK KEDOKTERAN:


LULUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN YG SESUAI DENGAN STANDAR PENDIDIKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI DARI KOLEGIUM SURAT TANDA REGISTRASI (STR dari KKINasional) SURAT IJIN PRAKTIK (SIP dari DINKES, KAB/KOTA) CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (SKP) DIPERBARUI SECARA PERIODIK (5 TAHUN)

UU PRAKTIK KEDOKTERAN

MENGATUR PELAKSANAAN PRAKTIK :

HUBUNGAN PASIEN-DOKTER INFORMED CONSENT REKAM MEDIK RAHASIA KEDOKTERAN STANDAR: PELAYANAN, PROFESI, S.O.P. HAK DAN KEWAJIBAN KENDALI MUTU DAN BIAYA PEMBINAAN, DISIPLIN, PIDANA

KETENTUAN PIDANA

PIDANA 5 TH / DENDA 150 JUTA (Ps 77-78)

BERTINDAK SEOLAH-OLAH DOKTER WNI, PRAKTIK TANPA STR WNA, PRAKTIK TANPA STR SEMENTARA/ BERSYARAT PRAKTIK TANPA SIP TIDAK PASANG PAPAN PRAKTIK TIDAK BUAT REKAM MEDIS TIDAK PENUHI KEWAJIBAN DOKTER MEMPEKERJAKAN DOKTER TANPA SIP BILA KORPORASI: TAMBAH 1/3 + CABUT IJIN

PIDANA 3 TH / DENDA 100 JUTA (Ps 75-76)


PIDANA 1 TH / DENDA 50 JUTA (Ps 79)


PIDANA 10 TH / DENDA 300 JUTA (Ps 80)


Dengan demikian, UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran:

Menjamin kompetensi para dokter dan dokter gigi yang berpraktik, Menjamin bahwa dokter/dokter gigi akan berpraktik sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional, Menjamin bahwa dokter/dokter gigi selalu meningkatkan kompetensi, terbina dan terdisiplinkan apabila melakukan pelanggaran; sehingga akuntabel

PENGERTIAN MALPRAKTIK
KATA MALPRAKTIK TIDAK ADA DALAM PERATURAN PER-UU-AN DI INDONESIA Pasal 55 ayat (1) UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan : setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan.

MALPRAKTEK

Salah mengobati, cara mengobati pasien yang salah. Tindakan yang salah
(Echos dan Shadly, Kamus Inggris Indonesia)

Praktek yang tidak benar atau mencelakakan; tindakan kedokteran atau pembedahan yang tidak trampil atau keliru.

(Kamus Kedokteran Dorland)

What is medical malpractice ?


Medical malpractice is defined as a dereliction from medical professional duty or failure to exercice an accepted degree of medical professional skill.

or
practicing medical services which result in injury, loss, or damage.

Pasal 50 UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran : dokter dan dokter gigi berhak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
JADI, YABG DAPAT DIMASUKKAN DALAM MALPRAKTEK BILA TERJADI : KESALAHAN, KELALAIAN, TAK SESUAI STANDAR PROFESI, TAK SESUAI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL ????

BLACKS LAW DICTIONARY

MALPRACTICE

PROFESSIONAL MISCONDUCT OR UNREASONABLE LACK OF SKILL. FAILURE OF ONE RENDERING PROFESSIONAL SERVICES TO EXERCISE THAT DEGREE OF SKILL AND LEARNING COMMONLY APPLIED UNDER ALL THE CIRCUMSTANCES IN THE COMMUNITY BY THE AVERAGE PRUDENT REPUTABLE MEMBER OF THE PROFESSION WITH THE RESULT OF INJURY, LOSS OR DAMAGE TO THE RECIPIENT OF THOSE SERVICES OR TO THOSE ENTITLED TO RELY UPON THEM.

MEDICAL MALPRACTICE

Medical malpractice involves the physicians failure to conform to the standard of care for treatment of the patients condition, or lack of skill, or negligence in providing care to the patient, which is the direct cause of an injury to the patient.
World Medical Association, 1992

MALPRAKTEK

INTENTIONAL

PROFESSIONAL MISCONDUCTS MALFEASANCE, MISFEASANCE, NONFEASANCE (PELANGGARAN JABATAN)

NEGLIGENCE

LACK OF SKILL
DI BAWAH STANDAR KOMPETENSI DI LUAR KOMPETENSI

BAGAIMANA DG PREVENTABLE ADVERSE EVENTS ?

MISCONDUCT

FRAUD / MISREPRESENTASI PELANGGARAN STANDAR SECARA SENGAJA (DELIBERATE VIOLATION) PIDANA UMUM:

KETERANGAN PALSU PENAHANAN PASIEN BUKA RAHASIA KEDOKTERAN TANPA HAK ABORSI ILEGAL EUTHANASIA PENYERANGAN SEKSUAL

JADI, MALPRAKTIK:

DINILAI BUKAN DARI HASIL PERBUATANNYA, MELAINKAN DARI PROSES PERBUATANNYA. Dugaan adanya malpraktik kedokteran harus ditelusuri dan dianalisis terlebih dahulu untuk dapat dipastikan ada atau tidaknya malpraktik, kecuali apabila faktanya sudah membuktikan bahwa telah terdapat kelalaian yaitu pada res ipsa loquitur (the thing speaks for itself)

PENDISIPLINAN
MENCEGAH MALPRAKTIK

MKDKI:

Pasal 1 butir 14 UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran :MKDKI adalah lembaga yang berwenang untuk menentukan ada tidaknya kesalahan yang dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penerapan disiplin ilmu kedokteran dan kedokteran gigi, dan menetapkan sanksi. Sedangkan pasal 55 ayat (1) UU tersebut : untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, dibentuk MKDKI.

MKDKI :

Badan eksekutif yang memeriksa bidang disiplin dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokterannya, Memiliki kewenangan memberikan sanksi disiplin kedokteran kepada dokter dan dokter gigi yang bersalah, Keputusannya mengikat bagi dokter maupun Konsil dan otoritas kesehatan lain. Tidak ditujukan untuk menyelesaikan sengketa antara dokter dengan pasiennya. Bukan badan peradilan dan Keputusannya adalah Keputusan Tata Usaha Negara
Laica Marzoeki, 2006

MANFAAT PENDISIPLINAN

BAGIAN DARI PEMBINAAN YANG DILAKUKAN OLEH KKI-DINAS KESEHATAN ORGANISASI PROFESI EFEK PENJERAAN BAGI PELAKU MAUPUN BUKAN PELAKU PEMBELAJARAN: BELAJAR DARI KESALAHAN

KESIMPULAN

Layanan kedokteran adalah suatu sistem yang kompleks dan rentan akan terjadinya kecelakaan, sehingga harus dilakukan dengan penuh hati-hati oleh orang-orang yang kompeten dan memiliki kewenangan khusus untuk itu, serta bersikap dan perilaku yang sesuai etika profesi dan standar profesi.

KESIMPULAN 2

Pendisiplinan dokter dan dokter gigi dipercaya dapat mendukung budaya belajar dalam membina sikap dan perilaku para dokter dan dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokterannya, serta pada akhirnya dapat mencegah terjadinya malpraktik kedokteran di masa mendatang

Anda mungkin juga menyukai