Anda di halaman 1dari 33

EKHSUMASI

Agusti Tri Hidayati Antonius Fransiskus


Firda Anggraini Lubis Jeriksar Parhusip
Leo Suganda Maulida Apsari
Putri Ramadhini Suci Purnama Sari
Yayang Mahardika Yolanda Harianja
Definisi
 Ekshumasi = penggalian mayat
 “ex” dalam bahasa latin artinya keluar dan “humus” yang
berarti tanah
 Ekshumasi adalah suatu tindakan medis yang dilakukan atas
dasar undang-undang dalam rangka pembuktian suatu
tindakan pidana dengan menggali kembali jenazah yang sudah
dikuburkan dan berdasarkan permintaan penyidik
 Penggalian mayat dilakukan kembali karena adanya
kecurigaan bahwa mayat mati secara tidak wajar dan terdapat
laporan bahwa pemeriksaan mayat yang telah dilakukan
sebelumnya tidak akurat.
Tujuan

• Untuk kepentingan penyidikan kepolisian .


• Terjadi atas dasar laporan atau pengaduan
masyarakat agar polisi dapat melakukan
penyidikan
• Kadang-kadang korban suatu pembunuhan
Peradilan atau tidak kejahatan lain dimana korban
dikubur disuatu tempat atau suatu kematian
yang pada waktu itu dianggap atau dibuat
seolah-olah kematian wajar sehingga pada
waktu itu tidak dimintakan Visum et
Repertum.
Tujuan

• Untuk keperluan kota-kota,


pengembangan gedung-gedung, dan
sebagainya atas perintah dari
Bukan penguasa pemerintah setempat.
• Atas kemauan keluarga sendiri
Peradilan untuk memindahkan kuburan
seseorang ke kuburan lain atau
kekota lain.
• Untuk identifikasi.
Alasan Ekshumasu
 Tertangkapnya terdakwa
 Pengakuan terdakwa sudah membunuh dan mengubur
seseorang
 Adanya kecurigaan tindak pidana
 Pemeriksaan ulang atas permintaan hakim, karena pada
awalnya sudah diperiksa tetapi hanya pemeriksaan luar. Tetapi
kemudian ada kecurigaan penyebab kematian karena tindak
pidana maka dilakukan autopsi.
 Awalnya dianggap mati wajar, kemudian ditemukan bukti
bahwa penyebab mati tidak wajar.
Indikasi
Terdakwa mengaku telah membunuh dan
menguburnya disuatu tempat

Jenazah setelah dikubur beberapa hari baru


kemudian ada kecurigaan bahwa jenazah meninggal
secara tidak wajar

Atas perintah hakim untuk melakukan


pemeriksaan ulang
Indikasi
Penguburan mayat secara ilegal untuk menyembunykan
kematian atau karena alasan kriminal

Kasus dimana sebab kematian yang tertera dalam surat


kematian tidak jelas dan menimbulkan pertanyaan

Pada kasus kriminal untuk menentukan penyebab kematian


yang diragukan

Identitas mayat yang dikubur tidak jelas kebenarannya atau


diragukan
Persiapan penggalian kuburan
 Dokter harus mendapat keterangan lengkap tentang peristiwa
kematian agar dapat memusatkan perhatian dan pemeriksaan
pada hal yang dicurigai
 Harus disiapkan tenda lengkap dengan dinding penutup, meja
pemeriksaan, air wadah, dan perlengkapan pengangkatan
mayat
Perlengkapan
Perlengkapan Perlengkapan Perlengkapan
Kendaraan
penggalian otopsi otopsi
• Seperti mobil • Cangkul • Pisau dapur • Gelas
jenazah, mobil, • Ganco • Scalpel pengukur
truk, dan • Linggis • Gunting • Alat penggaris
sebagainya • Ember
• Secrop. • Pinset
• Gergaji • Stoples berisi
• Jarum (jarum alkohol 95%
karung goni) (bila ada
indikasi mati
• Benang
oleh
• Timbangan keracunan)
berat
• Stoples berisi
formalin 10%.
Waktu yang baik
 Jika mayatnya masih baru maka di lakukan secepat mungkin
 Penetapan batas waktu ekshumasi di India, Inggris dan
Indonesia tidak mempunyai batas waktu
 Waktu penggalian dilakukan pada pagi hari untuk
mendapatkan cahaya yang cukup terang, udara masih segar,
matahari belum terlalu terik dan untuk menghindari
kerumunan masyarakat yang sering mengganggu
pemeriksaan. Bila tidak memungkinkan dilakukan pada pagi
hari, pemeriksaan dilakukan pada siang hari dengan cuaca
yang baik. Penggalian mayat pada sore hari sebaiknya
dihindari.
Kehadiran petugas dan keamanan
Penyidik atau polisi Pemerintah
Dokter beserta
beserta pihak setempat / pemuka
pembantunya
keamanan masyarakat.

Petugas
Keluarga korban /
pengamanan/ Penggali kuburan
ahli waris korban
penjaga kuburan.
Proses penggalian kuburan
 Untuk menentukan lokasi, bila di kuburan umum, adalah
keluarga atau juru kunci kuburan. Bila letaknya tersembunyi
maka tersangka yang menunjukan. Kadang tersangka sulit
menunjukkan letaknya secara pasti sehingga penggalian dapat
mengalami kegagalan.
 Saat peti diangkat ke atas, penutup peti sebaiknya dibuka sedikit
dengan membuka mur atau engsel peti agar gas-gas di dalamnya
bias dikeluarkan ke udara bebas. Selanjutnya peti dikirim ke
kamar mayat, apabila terjadi pembusukan maka ditempatkan
potongan kayu atau kerangka fiberglass di dasarnya. Tanah dan
lumpur harus dipindahkan sebelum peti dikirim ke kamar otopsi
untuk menghindari pencemaran.
Pemeriksaan Luar
Tutup dan
Label mayat Pakaian
pengbungkus mayat

Identifikasi umum :
Tanda – tanda
Perhiasan usia, jenis kelamin,
kematian
TB

Pemeriksaan local : kepala,


Identifikasi khusus : rambut, mata, telinga,
tato, tahi lalat, mulut, leher, dada, perut, Pemeriksaan luka
kelainan bawaan ekstremitas, alat kelamin,
punggung dan dubur.
Pemeriksaan Dalam
 Pembukaan jaringan kulit dan otot
 Pembukaan rongga tubuh, dapat dilakukan dengan dua metode
yaitu insisi I dan insisi Y
 Pengeluaran organ dalam tubuh, dapat dilakukan dengan teknik :
 Teknik Virchow, yang paling sering dilakukan dengan ketelitian
yang lebih rendah.
 Teknik Rokitansky
 Teknik Letulle
 Teknik Gohn
Prosedur
Persiapan
 Surat persetujuan dari keluarga yang meninggal.
 Surat pernyataan dari keluarga, juru kubur, petugas
pemerintah setempat atau saksi – saksi lain.
 Surat penyitaan dari kuburan yang akan digali sebagai barang
bukti yang dikuasai oleh penyidik ( Kepolisian ) untuk
sementara
 Surat permintaan Visum et Repertum
 Berita acara pembongkaran kuburan
 Peralatan dan sarana lain yang diperlukan
Pelaksanaan
 Dihadiri oleh dokter, penyidik, pemuka masyarakat setempat,
pihak keamanan, petugas pemakaman dan penggali kuburan
 Memastikan kuburan yang harus digali
 Sebelum penggalian, sekitar kuburan harus ditutup dengan
tabir
 Mencatat kronologis acara pembongkaran kuburan
 Seandainya autopsi akan dilakukan di Rumah Sakit maka
mayat atau peti mayat sebagai barang bukti harus dibungkus,
disegel, dan sebagainya sebelum dikirim ke Rumah Sakit dan
harus disertai dengan Berita Acara dan sebagainya
Kronologis
Jam berapa peti mayat atau papan penutup diangkat,
atau bila tidak ada peti, jenazah diangkat dari liang lahat.

Bagaimana keadaan jenazah, posisi mayat, keadaan kain


kafan dan lain lain

Saat dokter mulai mengadakan pemeriksaan ( autopsi )


sampai selesai.
Materi – materi tersebut harus dikumpulkan
sebelum dan selama proses ekshumasi
 sampel tanah dari permukaan atas kubur.
 sampel tanah diatas dan didalam kubur.
 sampel tanah dari tiap sisi kubur.
 sampel tanah dibawah kubur ( jika dibawah kubur itu ada air,
sampel air juga harus diambil ).
 sampel kontrol tanah dari bagian pemakaman lainnya.
 Sampel – sampel tersebut di atas harus di segel dan diberi
label.
Pemeriksaan autopsi pada ekshumasi
1. Identifikasi ( setiap hal harus direkam atau dibuat dokumentasi )
 Batu nisan.
 Gambaran kuburan.
 Berat, jenis kelamin, jaringan parut, sidik jari , dan lain – lain.
 Jika identitas jenazah telah diketahui maka tahap identifikasi ini tidak perlu
dilakukan.
2. Penyebab kematian
 Lakukan foto rontgen atas tubuh jenazah.
 Tubuh jenazah harus di foto.
 Autopsi seluruh tubuh harus dilakukan dan jaringan tubuh di ambil untuk
pemeriksaan histologi, lalu diawetkan. Pengawet terbaik adalah alkohol.
 Semua jaringan harus dikirim untuk diperiksa. Pada kasus – kasus ekshumasi
sebaiknya disimpan semua jaringan, juga semua cairan dari kubur, rambu,
kuku, dan kulit.
Autopsi di Tempat

Transportasi yang Mendapat hasil


sulit atau tidak Penghematan waktu pemeriksaan lebih
memungkinkan cepat.

Menghindari
kesalahpahaman Mempermudah
pandangan penguburan kembali
masyarakat
Autopsi di Rumah Sakit

Pemeriksaan dapat dilakukan


Diharapkan lebih teliti
dengan tenang

Mendapat hasil lebih baik


karena dapat dilakukan
pemeriksaan yang lebih
lengkap seperti pemeriksaan
histopatologik dan
toksikologik.
Penyerahan ke Penyidik
 Penyerahan kembali ke penyidik bahwa pemeriksaan terhadap
jenazah telah selesai. Dimana selanjutnya akan dibuat berita
acara pemakaman kembali dan berita acara penyerahan
kembali kuburan kepada keluarga. Selanjutnya jenazah yang
telah diotopsi dimakamkan kembali.
Aspek Hukum
KUHAP Pasal 135
 Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan
penggalian mayat, dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 133 ayat (2) dan pasal 134 ayat (1) undang-
undang ini.

KUHAP Pasal 222


 Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalangi, atau
menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan dihukum
dengan penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-
banyaknya tiga ratus ribu rupiah.
KUHAP Pasal 133
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani
seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan
dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat
dan atau pemeriksaan bedah mayat.yat yang dikirim kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap
mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat,
dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki
atau bagian lain badan mayat.
KUHAP Pasal 134
(1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan
pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari,
penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
keluarga korban.
(2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan
dengan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu
dilakukannya pembedahan tersebut.
(3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apapun
dari keluarga atau pihak yang diberi tahu tidak
diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-
undang ini.
KUHAP Pasal 136
 Semua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan
pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam bagian kedua
BAB XIV ditanggunga oleh Negara.

KUHAP Pasal 7 Ayat 1H


(1) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara.
KUHAP Pasal 180
(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya
persoalan yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua
sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta
agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.
(2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa
atau penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hakim
memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang.
(3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk
dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat
(2).
KESIMPULAN
Tujuan penggalian mayat untuk menemukan kasus-kasus kriminal
dalam membantu proses peradilan tentang identifikasi mayat dan
kemungkinan sebab-sebab kematian.

Pemeriksaan terhadap mayat yang telah dikubur tidak lebih baik


apabila mayat tersebut diperiksa ketika masih segar.

Penggalian mayat dilakukan bila dicurigai kematian meninggalkan


kecurigaan atau pelaku tindak kejahatan tertangkap dan mengakui
ada penguburan terhadap korban di suatu tempat
TERIMA KASIH
Daftar pustaka
 Gordon. I, H. A. Sharpiro dan S. D Berson, Forensic
Medicine (a guide to principles) third edition, Chirchill
Livingstone, 1988
 Parikh C. K, Parikhs textbook of Medical Jurisprudence and
Toxicology, Medical Publication, Bombay – India,1979,
pp.126.
 Modi NJ, Medical Jurisprudence and Toksikologi, 18 th
Edition, Bombay- India, 1972, pp.88.

Anda mungkin juga menyukai