Anda di halaman 1dari 24

DISKUSI

Kelompok III
KEJAHATAN SEKSUAL (SEXUAL ASSAULT)

WIDI MAS GUNANTHI


KOKO GUSTRAWAN
PRAYOGA ARIGUNA
ROZAN FIKRI
Skenario :
Seorang anak wanita, umur 6 tahun diajak oleh orangtuanya ke
IRD Rumah Sakit karena dicurigai telah terjadi pelecehan seksual
oleh tetangganya. Orang tua korban sudah melapor ke Polisi dan
dating ke rumah sakit dengan membawa Surat permintaan Visum
(SPV). Pada heteroanamnesis, orang tua korban menyatakan
melihat anaknya dipangku dalam keadaan telanjang oleh
tetangganya sekitar empat jam sebelum ke rumah sakit. Pada
pemeriksaan fisik keadaan umum anak dalam batas normal. Pada
pemeriksaan gynekologis ditemukan bercak pada hymen arah
jam 6 sesuai dengan arah jarum jam.
Assignments
1. Informasi apa saja yang masih perlu digali
sehubungan kasus diatas
Anamnesis umum Anamnesis khusus

umur, waktu kejadian (tanggal,


tempat, tanggal lahir korban, jam),
status perkawinan, tempat kejadian
siklus haid, kasus pelecehan (biasanya
penyakit kelamin dan dilaporkan cepat),
penyakit lainnya, adakah perlawanan
apakah pernah bersetubuh korban,
sebelumnya, kapan terakhir korban pingsan/sadar,
kali,
ada penetrasi & ejakulasi,
dengan apa (kondom)?
setelah kejadian sempat
mencuci/mandi atau
mengganti pakaian
2. Pemeriksaan apa saja yang dilakukan untuk
memberikan bukti medis kasus kejahatan seksual
tersebut diatas.

*Pemeriksaan pakaian : pakaian diteliti (termasuk pakaian dalam),


adakah robekan lama/baru pada jahitan/melintang, kancing terputus
akibat tarikan, bercak darah, mani, lumpur (penanda tempat),dll
Pemeriksaan tubuh : umum & khusus ( umum :
penampilanwajah & rambut, rapi/kusut, emosionaltenang,
sedih/gelisah, tanda bekas kehilangan kesadaran needle marks,
tanda kekerasan). (Khusus Genitaliavulva, selaput dara.)
*Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan sel mani/cairan mani dlm
lendir vagina, pemeriksaan N. Gonorhea, tes kehamilan dan
toksikologisesuai indikasi
Pemeriksaan pelaku : pemeriksaan pakaian, bercak semen, dll.
3. Jelaskan bagaimana cara pemeriksaan gynekologis
pada korban diatas dan jelaskan alasan prosedur
tersebut.
Pemeriksaan genitalia (pemeriksaan khusus) :
Inform consent
Persiapkan posisi korban (litotomi yg sering digunakan)
Inspeksi rambut kemaluan adakah saling menempel karena air mani
yg mengering gunting (bahan pemeriksaan laboratorium)
Apabila ada bercak mani swab (dgn kapas lidi yg dibasahi garam
fisiologis)
Periksa vulva melihat tanda kekerasan
Periksa selaput dara (jenis, ada ruptur/tdk, lokasi dan arah ruptur,
tentukan ukuran lingkaran orifisium dgn memasukkan ujung
kelingking/telunjuk)
Pemeriksaan vagina dan serviks dgn spekulum (bila keadaan alat genital
memungkinkan, biasanya pada dewasa)
Adakah tanda penyakit kelamin sekret
Pada anak-anak/selaput dara utuh pengambilan bahan dari
vestibulum saja!
3. Jelaskan bagaimana cara pemeriksaan gynekologis
pada korban diatas dan jelaskan alasan prosedur
tersebut.
Pada anak-anak, posisi pemeriksaan minimal dengan dua posisi
(posisinya dapat dengan litotomi , lateral traksi,maupun posisi lutut
dada) untuk menyakinkan kelainan yang ditemukan.
Lateral traksi bentuk & karakteristik selaput dara yg bervariasi yg
dpt menyerupai lipatan2 seperti robekan-
Traksi lateral dari labia minora secara perlahan, diikuti penelusuran
tepi selaput dara dgn lidi kapas kecil . Hasil penelusuranlipatan
umumnya akan menghilang, sdgkan robekan akan tampak dgn tepi
tajam
Litotomi robekan hymen, untuk menentukan lokasi & arah
robekan
Posisi lutut dada, posisi lutut dan dada menempel (menungging).
Posisi ini kurang lazim dibandingkan posisi yg lain.
4. Kelainan-kelainan apa saja yang mungkin
didapatkan pada pemeriksaan genitalia dan pada
hymen (selaput dara) pada korban anak tersebut

Pada hymen :
*ruptur/tdk
Pada vulva,
*bila
adakah tanda- rupturlama/bar
Pada pemeriksaan tanda kekerasan :
genitalia u, lokasi ruptur,
(eksterna): *hiperemi hingga
*edema insertio/tdk?
- rambut
kemaluan yg *memar *catat ukuran
saling melekat lingkaran orifisium
air mani yg *luka lecet (perawan2,5 cm;
mengering persetubuhanmi
n.9cm)
- adakah bercak
mani sekitar alat
kelamin
5. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan dalam
pembuktian kasus tersebut

Pemeriksaan penunjang dengan sampel dari korban


maupun pelaku
Laboratorium
Cairan / sekret vagina
Ambil cairan dari forniks posterior
Atau swab vagina dengan kapas lidi
Buat sediaan hapus, untuk pemeriksaan sperma & GO
Pemeriksaan darah & urin (bila dicurigai pemberian obat-
obatan)
Tes kehamilan (bila dicurigai)
Pemeriksaan pria tersangka
Pemeriksaan golongan darah
Menentukan adanya sel epitel vagina pada glans penis,
Pemeriksaan sekret uretra
Dalam cairan tubuh (cairan mani, keringat,liur) mengandung
golongan darah
Jika bersetubuhejakulasigol darah pada tubuh korban
Ejakulasi yang mengandung sel sperma meninggalkan jejak
DNA pelaku
Pemeriksaan DNA siapa dan berapa orang pelaku
6. Jelaskan akibat yang mungkin terjadi pada kasus
kejahatan seksual

Ditinjau dari fisik & psikis


Fisik
Cedera
Luka internal atau perdarahan
Infeksi
Pelecehan seksual pada anak dapat menyebabkan
infeksi dan penyakit menular seksual
Kerusakan Neurologis
Stres traumatis, termasuk stres yang disebabkan
oleh pelecehan seksual menyebabkan perubahan penting
dalam fungsi dan perkembangan otak.
Psikis
- Jangka pendek
depresi
stres pasca trauma
gelisah
gangguan makan
merasa rendah diri
- Jangka panjang
stigma pada korban dan keluarga
perilaku anti sosial
masalah sekolah /belajar
perilaku bunuh diri
Self Assessment :
1. Apakah definisi Kejahatan seksual

Secara hukum di Indonesia, kejahatan seksual adalah kejahatan


yang menentang kehendak (crime against will) atau kejahatan
terhadap kepemilikan (crime against property).
Kejahatan yang menentang kehendak apabila hubungan seksual
dilakukan tanpa persetujuan (without consent) atau diperoleh
dari persetujuan yang tidak sah. Persetujuan yang sah harus
memenuhi syarat Alamiah (natural),spontan,tidak ada keraguan
(unequivocal) dan atas keinginan sendiri (volunteer). Persetujuan
tidak sah bila diperoleh dengan kekerasan (force),ancaman
kekerasan (fear) dan tipu daya (fraud).
2. Jelaskan aspek Mediko Legal kejahatan
seksual

Aspek Mediko Legal kejahatan seksual ada 2:


Mengumpulkan bukti-bukti persetubuhan
Robekan selaput dara
Adanya cairan mani dan atau sel mani
Mencari tanda-tanda kekerasan
Riwayat kehilangan kesadaran
Luka-luka
3.Jelaskan bukti-bukti pada korban yang membuktikan
kedewasaan

Tanda kedewasaan untuk membuktikan


kompeten atau tidaknya korban dalam
memberikan persetujuan dilakukannya hubungan
seksual. Tanda kedewasaan bisa dilihat dari umur
korban.
Umur pada anak ini adalah 6 tahun, ini
menunjukkan anak ini tidak kompeten dalam
memberikan persetujuan.
4. Jelaskan bukti-bukti pada korban yang menunjukkan tanda
kekerasan
Tanda kekerasan adalah bukti medis yang
menunjukkan korban tidak setuju (without consent)
yang dapat berupa luka-luka terutama pada daerah
extra-aerogen atau tanda keracunan yang
menurunkan kesadaran korban
Pada kasus ini pemeriksaan fisik keadaan umum anak
dalam batas normal. Tidak ada luka-luka yang
menunjukkan tanda kekerasan.
5. Jelaskan bukti-bukti pada korban yang menunjukkan tanda
persetubuhan
Bukti persetubuhan dapat berupa tanda penetrasi dan atau tanda
ejakulasi.
Pada pemeriksaan gynekologis anak ini ditemukan bercak pada
hymen arah jam 6 sesuai dengan arah jarum jam.
6. Jelaskan pengertian penetrasi partial/minimal dan penetrasi
komplit
Penetrasi minimal adalah menggesekkan penis di antara
labia pada vulva tanpa memasukkan ke dalam vagina,
adanya luka lecet, hiperemi, atau memar pada vulva
dapat ditemukan pada penetrasi minimal.
Penetrasi total adalah menggesekkan penis dengan
memasukkan penis kedalam vagina. Hal yang dapat
ditemukan adalah robekan pada selaput dara, tanda
penyembuhan luka berupa jaringan parut yang halus
disepanjang dinding vagina, pada anak yang prepubertas
dapat mengalami trauma genital yang berat yang
memerlukan tindakan surgical repair, serta ditemukan
ejakulat yang mengandung spermatozoa bila disertai
dengan ejakulasi.
7. Jelaskan bukti-bukti yang signifikans
membuktikan kejahatan seksual
Pemeriksaan Umum :
1. rambut dan wajah dapat dilihat rapi atau kusut,
keadaan emosional, tenang atau sedih
2. Adakah tanda bekas kehilangan kesadaran atau
diberikan obat bius
3. Perlu diperhatikan pula tanda kekerasan berupa
memar atau luka lecet pada daerah mulut, leher,
pergelangan tangan, lengan, paha bagian dalam
dan pinggang.
Pemeriksaan Khusus :
1. ada tidaknya rambut kemaluan yang melekat karena air mani yang
mengering, bercak air mani di sekitar alat kelamin
2. Pada vulva adanya tanda kekerasan seperti hiperemi, edema,
memar dan luka lecet.
3. Terdapatnya ruptur pada selaput dara, perlu dicatat ruptur
tersebut baru atau lama dan dimana lokasinya apakah sampai ke
insersio atau tidak. Besar lingkaran orifisium minimal 9 cm dimana
pada perawan kira-kira 2,5 cm
4. Pada frenulum labiorum pudendi dan comissura labiorum
posterior tidak utuh.
Laboratorium :
pengambilan lendir vagina menggunakan pipet pasteur atau dengan ose
batang gelas, atau swab diambil dari forniks posterior untuk
mengetahui adanya cairan atau sel mani.
Pemeriksaan Pelaku
a. Pemeriksaan tubuh
Untuk mengetahui apakah seorang pria baru melakukan
persetubuhan, dapat dilakukan pemeriksaan ada tidaknya sel epitel
vagina pada glans penis. Perlu juga dilakukan pemeriksaan sekret
uretra untuk menentukan adanya penyakit kelamin.
b. Pemeriksaan pakaian
Pada pemeriksaan pakaian, catat adanya bercak semen, darah, dan
sebagainya. Darah mempunyai nilai karena kemungkinan berasal
dari darah deflorasi. Di sini penentuan golongan darah penting
untuk dilakukan. Trace evidence pada pakaian yang dipakai ketika
terjadi persetubuhan harus diperiksa. Bila fasilitas untuk
pemeriksaan tidak ada, kirim ke laboratorium forensik di kepolisian
atau bagian Ilmu Kedokteran Forensik, dibungkus, segel, serta dibuat
berita acara pembungkusan dan penyegelan.
8. Jelaskan bukti-bukti yang membuktikan
waktu terjadinya persetubuhan
Dalam waktu 4-5 jam postkoital sperma di dalam liang vagina
masih dapat bergerak; sperma masih dapat ditemukan namun
tidak bergerak sampai sekitar 24-36 jam postkoital, dan masih
dapat ditemukan sampai 7-8 hari bila wanita yang menjadi
korban meninggal. Perkiraan saat terjadinya persetubuhan juga
dapat ditentukan dari proses penyembuhan selaput dara yang
robek. Pada umumnya penyembuhan tersebut dicapai dalam
waktu 7-10 hari postkoital.
9. Jelaskan pemeriksaan anus dan temuan yang
mungkin didapatkan.

Pemeriksaan anus
Kemungkinan bila terjadi hubungan seksual secara anal akan
menyebabkan luka pada anal berupa robekan, dan keadaan
fissura. Pemeriksaan perubahan anatomi dan spingter anus serta
pemeriksaan reflex anus dimana dapat terjadi pendataran pada
lipat anus akibat relaksasi sfingter eksterna. Kasus sodomi
berulang akan menimbulkan luka pada anus atau fisura sampai
mukosa. Bentuk anus berubah menyerupai corong (funnel shape)
dengan kelelahan anus (anal laxity) akibat kehilangan lemak
bokong (waste of gluteal fat).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai