Edukasi Prilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Usia Dini Untuk
Pencegahan Transmisi Penyakit
Uswatun Hasanah1 , Dwi Rizki Mahardika2
1
Manajemen Perbankan Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cirendeu, 15419
2
Argoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Cirendeu, 15419
*Email : uussrays@gmail.com
ABSTRAK
Anak usia dini mempunyai kebiasaan kurang memperhatikan perilaku mencuci tangan terutama di linkungan
bermain. Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) measih menjadi perhatian dunia karena masih ditemukan
masyarakat yang melupakan mencuci tangan. Fokus kegiatan CTPS adalah anak usia dini karena merekalah yang
akan menjadi agen perubahan di masa yang akan datang. Dalam kegiatan ini akan dilakukan edukasi cuci tangan
pakai sabun kepada anak-anak dalam bentuk penyuluhan di dalam ruangan dan dilanjutkan dengan simulasi di
lapangan dengan berpedoman pada 7 langkah cuci tangan. Sebelum melakukan kegiatan mereka sama sekali
belum mengetahui bagaimana cuci tangan pakai sabun yang baik dan benar. Sehingga kegiatan ini dianggap
berhasil 100%, hal ini disebabkan karena anak-anak tersebut dapat mempraktekan cuci tangan menggunakan
sabun dengan baik dan benar.
Kata kunci: Edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun: Anak Usia Dini: Pencegahan Penyakit
ABSTRACT
Early childhood has the habit of paying less attention to hand washing behavior, especially in the play
environment. Hands washing with Soap, habit is still a global concern because there are still people who forget
to wash their hands. The focus of this agenda activities is early childhood because they will be the agents of
change in the future. In this activity education will be carried out washing hands with soap to children in the
form of counseling in the room and followed by simulation in the field guided by the 7 steps of hand washing.
Before carrying out their activities they did not know how to wash their hands with soap properly. So that this
activity is considered 100% successful, this is because these children can practice washing their hands using soap
properly.
dalam penularan penyakit. Pandemi COVID- iritasi kulit, biang keringat, radang
19 yang saat ini terjadi merupakan ancaman tenggorokan, mata merah, jerawat, bau badan
terhadap kesehatan dan kesejahteraan dan tifus. Berdasarkan sebuah studi yang
masyarakat dan telah menyebabkan gangguan dilakuakan oleh Curtis V. Cairncross, mencuci
besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi tangan pakai sabun dapat menurunkan risiko
bangsa. Menyadari dampak dan akibatnya diare hingga 47 persen. "Menurut catatan
terhadap seluruh aspek kehidupan maka upaya Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare
dari seluruh komponen masyarakat sangat membunuh 2,5 juta Balita di dunia setiap tahun
dibutuhkan untuk mengelola, mengurangi dan kira-kira satu dari lima anak yang
dampak, dan mencegah penularan pandemi, terserang diare berakhir dengan kematian,"
serta menyiapkan langkah untuk kembali ke tambahnya. Berdasarkan data dari Indeks
kondisi sebelum pandemi yang Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)
memungkinkan orang-orang untuk menjalani 2010 menunjukkan persentase rumah tangga
kehidupan mereka dan berpartisipasi dalam yang memenuhi kriteria Perilaku Hidup Bersih
aktivitas sosial dan ekonomi. Virus ini dapat dan Sehat (PHBS) dengan kategori baik secara
ditularkan dari manusia ke manusia dan telah rata-rata nasional hanya 35,7 persen.
menyebar secara luas di China dan lebih dari Sedangkan persentase penduduk yang
190 negara dan teritori lainnya. Pada 12 Maret berperilaku benar dalam CTPS secara rata-rata
2020, WHO mengumumkan COVID-19 nasional hanya 24,5 persen. "Meski upaya ini
sebagai pandemik.6 Hingga tanggal 29 Maret mudah dan murah, belum banyak masyarakat
2020, terdapat 634.835 kasus dan 33.106 yang menjadikan cuci tangan pakai sabun
jumlah kematian di seluruh dunia.5 Sementara (CTPS) sebagai kebiasaan untuk menjaga
di Indonesia sudah ditetapkan 1.528 kasus kesehatan," sambung Eka Sugiarto, Brand
dengan positif COVID-19 dan 136 kasus Building Director Skin & Cleansing PT
kematian. Unilever Indonesia..
Penyakit saluran pernapasan seperti Mencegah penularan COVID-19 dengan
COVID-19 yang disebabkan coronavirus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
menyebar ketika percikan dahak yang merupakan hal yang sangat penting dalam
mengandung virus masuk ke dalam tubuh kondisi ini. Meskipun upaya keras telah
melalui mata, hidung, atau tenggorokan. Akan diusahakan oleh Pemerintah dan mitra
tetapi, yang paling sering terjadi adalah pembangunan dalam rangka mengurangi
melalui tangan. penyebaran virus, kasus positif COVID-19
Selama pandemi global terjadi, salah secara nasional dilaporkan meningkat hampir
satu cara paling mudah, penting, dan tanpa mencapai angka 3.300 kasus terlapor pada
biaya untuk mencegah penyebaran virus adalah tanggal 9 April, dimana penyebaran terbesar
dengan rutin cuci tangan pakai sabun dan diamati pada kelompok wilayah Jakarta dan
air. Ahli gizi komunitas Tan Shot Yen sekitarnya (Jabodetabek).
mengatakan, cuci tangan harus menggunakan Mencuci tangan dengan air saja lebih
sabun dan dikeringkan. Menurut Tan, ada dua umum dilakukan, tetapi hal ini terbukti tidak
alasan kenapa kita harus cuci tangan dengan efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan
sabun. "Pertama, sabun punya kemampuan dengan CTPS. Menggunakan sabun dalam
amphipatic, yakni membawa molekul yang mencuci tangan sebenarnya menyebabkan
saling melarutkan seperti gula dalam air dan orang harus mengalokasikan waktunya lebih
yang tidak saling larut seperti minyak dan air," banyak saat mencuci tangan, tetapi
kata Tan kepada Kompas.com melalui pesan penggunaan sabun menjadi efektif karena
singkat, Sabtu (7/3/2020). Alasan kedua, lemak dan kotoran yang menempel akan
tangan bersabun otomatis membuat kulit terlepas saat tangan digosok dan bergesek
terpapar air lebih lama untuk membilasnya. dalam upaya melepasnya. Di dalam lemak dan
Hal ini secara tidak langsung membantu kotoran yang menempel inilah kuman penyakit
menghilangkan lebih banyak kuman dan hidup.
kotoran. Semua jenis virus termasuk Covid19
CPTS adalah salah satu cara yang paling bisa dapat aktif di luar tubuh manusia selama
efektif untuk mencegah sedikitnya 10 penyakit berjam-jam, bahkan berhari-hari. Mereka bisa
seperti diare, masalah saluran napas, disentri, menyebar melalui droplets, seperti saat bersin,
2
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
batuk, atau saat pengidapnya berbicara. dibutuhkan bahan kimia keras untuk
Desinfektan, cairan hand sanitizer, tisu basah, melepaskan mereka satu sama lain.
gel, dan krim yang mengandung alkohol Kesehatan merupakan hal yang sangat
semuanya berguna untuk membunuh virus ini, penting bagi semua manusia karena tanpa
tetapi tidak seefektif sabun. Saat beraktivitas kesehatan yang baik, maka setiap manusia
sehari-hari, akan sulit bagi tangan untuk akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya
menghindari virus, bakteri, atau kuman. sehari-hari. Kesehatan adalah suatu kondisi
Penyebabnya, mata tidak mampu melihat perasaan yang sempurna, baik secara fisik atau
virusnya langsung, sehingga mencuci tangan mental maupun lingkungan. Terutama dalam
adalah langkah terbaik untuk menghindari memegang atau menyentuh barang atau
tertular penyakit. Segala jenis sabun dapat makanan, visrus corona merupakan virus yang
digunakan untuk mencuci tangan baik itu muda tersebar dan salah satu penyebaran
sabun (mandi) biasa, sabun antiseptik, ataupun tersebut melalui persentuhan dari satu tangan
sabun cair. Namun sabun antiseptik/ anti ke tangan lainnya.
bakteri sering kali dipromosikan lebih banyak Tangan merupakan pembawa utama
pada publik. Jenis sabun pun bukan merupakan kuman penyakit, oleh karena itu sangat penting
hal yang penting, hal ini karena Covid19 untuk diketahui dan diingat bahwa perilaku
adalah virus, jadi sabun tangan antibakteri cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku
tidak memberi keunggulan tambahan sehat yang sangat efektif untuk mencegah
dibandingkan jenis sabun yang lain. penyebaran berbagai penyakit menular seperti
Mencuci dengan air saja jauh lebih kecil diare. Praktek CTPS juga dapat mencegah
kemungkinannya untuk memindahkan virus infeksi kulit, mata dan memudahkan
dari permukaan kulit. Jadi, cucilah tangan kehidupan Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
dengan sabun (CTPS) karena ia mengandung Sekolah sebagai lembaga yang memiliki
senyawa seperti lemak yang disebut organisasi yang meiliki kurikulum sebagai
amphiphiles, yang mirip dengan lipid yang bentuk aktivitas yang direncanakan dan
ditemukan dalam membran virus. Ketika sabun disusun dengan rapi. Pendidikan Kesehatan
bersentuhan dengan zat berlemak ini, sabun (PENKES) diberikan kepada anak dengan
mengikatnya dan menyebabkannya terlepas tujuan meningkatkan kebiasan hidup sehat
dari virus. Ini juga memaksa virus melepaskan sehingga dapat dipertanggung jawabkan pada
diri dari kulit. Bagaimana mencuci tangan diri sendiri dan lingkungannya juga ikut serta
yang benar? Yang pertama dan wajib adalah pada kegiatan yang berhubungan dengan
mencuci tangan dengan sabun dan air kesehatan.
mengalir. Pastikan juga Anda mencuci tangan Adapun tujuan pelaksanaan pendidikan
minimal 20 detik. Anda juga dilarang kesehatan adalah memberikan informasi
menyentuh hidung, mulut, dan mata sebelum mengenai prinsip hidup sehat, menumbuhkan
mencuci tangan. Virus merupakan partikel sikap dan perilaku hidup sehat serta
nano dengan bagian terlemah berupa lemak membentuk kebiasaan untuk hidup sehat.
yang disebut lipid bilayer. Sementara sabun Salah satu cara masuknya bakteri dari udara
melarutkan membran lemak virus sehingga maupun debu ke dalam tubuh anak yakni
bisa menghancurkan virus atau melaui tangan. Kotoran manusia, hewan
mematikannya. atau cairan tubuh (contoh: ingus) yang
Secara lebih detail, virus sebenarnya bersentuhan langsung dengan tangan dapat
terbentuk dari tiga komponen utama, menjadi media berpindahnya parasit seperti
yakni ribonucleic acid (RNA), protein, dan bakteri dan virus ke dalam tubuh manusia.
lipid (lemak). Sel tubuh yang terinfeksi virus Akibatnya, banyak penyakit yang bersarang di
kemudian memproduksi ketiga komponen dalam tubuh dan untuk mencegahnya melalui
tersebut yang pada akhirnya akan membentuk tindakan cuci tangan menggunakan sabun
virus yang baru. Saat sel tubuh yang Budaya cuci tangan belum diterapkan
dihinggapi virus sudah mati, maka virus-virus sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia.
ini akan menginfeksi sel lainnya hingga Kebiasan yang terlihat bahwa mencuci tangan
berakhir di saluran paru-paru. Dari hasil dengan sabun justru dilakukan setelah makan.
penelitian, ketiga bahan yang membentuk virus Idealnya perilaku tersebut dilakukan sebelum
itu tidak terikat secara kuat, sehingga tidak makan agar mengurangi bakteri pada tangan.
3
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
4
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
yang melakukan CTPS setelah buang air besar, Menggunakan sabun saat mencuci
14 % sebelum makan, 9% setelah menceboki tangan diketahui sebagai salah satu upaya
anak dan 6 % sebelum menyiapkan makanan. pencegahan penyakit dan penularan penyakit.
Penelitian yang dilakukan Retno mengenai Hal ini dilakukan karena tangan merupakan
hubungan antara perilaku mencuci tangan agen yang membawa kuman dan menyebabkan
dengan insiden diare pada anak usia sekolah di patogen berpindah dari satu orang ke orang
kabupaten jember. Hasil penelitiannya lain, baik dengan kontak tidak langsung
mendapatkan bahwa hubungan antara perilaku maupun kontak langsung (menggunakan
cuci tangan dan insiden diare diperoleh nilai p permukaan lain seperti handuk dan gelas)
= 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 dan r = (Kemenkes RI, 2013).
0,792, maka secara statistik membuktikan ada Hal ini mengindikasikan bahwa perilaku
hubungan yang signifikan antara perilaku cuci cuci tangan menggunakan sabun merupakan
tangan dan insiden diare. Penyuluhan suatu upaya yang memiliki dampak besar bagi
kesehatan disekolah diartikan sebagai kegiatan pencegahan penyakit-penyakit menular seperti
pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan diare dan ISPA, namun mencuci tangan masih
cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan belum menjadi kebiasaan pada masyarakat.
keyakinan. Dengan demikian anak tidak hanya Tentunya hal ini masih dipengaruhi oleh
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan banyak hal diantaranya karena rendahnya
dapat melakukan anjuran yang berhubungan pengetahuan, pendidikan dan kesadaran
dengan kesehatan. Tujuan penyuluhan terhadap perilaku cuci tangan pakai sabun.
kesehatan disekolah adalah mengubah perilaku Menurut penelitian yang telah dilakukan
anak kearah perilaku sehat sehingga tercapai oleh Grayson et al pada tahun 2009, mencuci
derajat kesehatan yang optimal. tangan menggunakan sabun maupun dengan
Materi yang disampaikan hendaknya menggunakan pencuci tangan berbasis alkohol
disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari memberikan efektifi tas dalam mengurangi
anak usia sekolah. Kebiasaan cuci tangan tidak konsentrasi virus pada tangan. Pada penelitian
timbul begitu saja, tetapi harus dibiasakan yang dilakukan Rahim (2007), juga
sejak kecil. Anak- anak merupakan agen mengungkapkan bahwa cuci tangan pakai
perubahan untuk memberikan edukasi baik sabun (CTPS) dapat mencegah infeksi
untuk diri sendiri dan lingkungannya sekaligus cacingan (Mustika, 2011). Bila tidak mencuci
mengajarkan pola hidup bersih dan sehat. tangan menggunakan sabun, dapat menularkan
Anak-anak juga cukup efektif dalam infeksi pada diri sendiri terhadap bakteri dan
memberikan contoh terhadap orang yang lebih virus dengan memegang bagian hidung, mata
tua khususnya mencuci tangan yang selama ini dan mulut. Selain itu juga dapat menyebarkan
dianggap tidak penting Kegiatan promosi atau menularkan bakteri kepada orang lain.
kesehatan berupa penyuluhan dilakukan Penyakit infeksi biasanya terjangkit melalui
dengan metode ceramah dan pembagian leftlet kontak tangan ke tangan termasuk fl u dan
dapat meningkatkan pengetahan siswa SD common cold. Pada tangan yang kurang bersih
mengenai CTPS. Hasil penelitian tidak hanya dapat menyebabkan ISPA dan
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan diare tetapi juga dapat menimbulkan penyakit
hasil pengetahuan sesudah dilakukan promosi terkait infeksi bakteri Salmonella dan E.coli
kesehatan, nilai p = 0,001, dapat disimpulkan (Lestari, 2008)
bahwa promosi kesehatan dapat meningkatkan Berdasarkan latar belakang tersebut
pengetahuan siswa. maka dilakukanlah kegiatan pengabdian
Berdasarkan hasil survey yang kepada masyarakat dalam bentuk “Edukasi
dilakukan di lokasi terdapat siswa yang tidak Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun” pada
mencuci tangan menggunakan sabun sebelum siswa TPQ Al-Amanah.
makan pada air yang tidak mengalir. Oleh
karena itu edukasi perilaku cuci tangan pakai 2. METODE PELAKSANAAN
sabun perlu dilakukan untuk menghindari Kegiatan diikuti oleh 30 orang siswa
angka kesakitan yang timbul akibat bakteri TPQ Al-Amanah Pelaksanaan kegiatan
yang menempel ditangan terutama untuk “Edukasi Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun”
pencegahan penyebaran terjadinya virus covid- dilaksanakan melalui beberapa kegiatan,
19 pada saat ini. sebagai berikut :
5
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
6
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
7
Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat E-ISSN: 2714-6286
https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/mod
erat/art icle/view/2709
Wiryono, Si. (2020) Genjot Ekonomi Di
Tengah Covid-19, Pemkot Tangerang
Kembangkan UMKM Digital,
Kompas.com. Available at:
https://megapolitan.kompas.com/read/20
20/06/03/09270121/genjot-ekonomi-di-
tengah-covid-19-pemkot-tangerang-
kembangkan-umkm.
8
TOPIK:
Website: http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit E-ISSN: YYYY-
YYYY